All Chapters of Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa: Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

Kesepakatan

Eleanor mengulas senyum tipis untuk meredam sejenak gelebah dalam dada. Lalu, beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Meskipun hatinya merapuh, kewajiban menghidangkan makanan untuk sang suami tetap utama. Bagi wanita itu bentakan dan amarah yang datang dari Darren masih lebih baik dibanding saat Helena dan Agatha yang melakukannya. Kedua wanita yang telah mengambil seluruh hati sang ayah itu telah berhasil memporakpondakan kehidupannya. Namun, Eleanor terus berusaha untuk kuat dan tegar. Asalkan masih bisa tinggal dan hidup di rumah bersama Danu. Sepuluh menit berselang, Eleanor baru selesai membuat ayam panggang. Dia menatap pintu ruang kerja sang suami sebelum menghela napas berat. Lalu, kembali menyelesaikan masakan sebelum menatanya di nampan. Eleanor menarik napas panjang dan mengembuskannya berulang kali sebelum mengetuk pintu ruang kerja Darren. Lalu, membuka pintu dan masuk perlahan. Dia melirik sekilas sang suami yang fokus menatap kertas di tangannya sambil meletakkan
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Pembalasan Eleanor

Eleanor tiba setelah hampir satu setengah jam terjebak di jalan karena macet. Bertepatan dengan itu, Danu keluar rumah bersama Helena. Melihat sang anak datang, pria yang memakai kemeja abu-abu itu tersenyum.Eleanor mempercepat langkah dan hendak menyalami sang ayah, tetapi Helena menghadang.“Bukankah kamu buru-buru, Pa? Ayo, jalan sekarang daripada nanti kejebak macet.”“Tapi, Ma. Elea baru saja datang. Lagipula masih ada sepuluh menit lagi, enggak apa-apa, kan?”Helena mendengkus kesal sebelum berlalu ke dalam rumah, sedangkan Danu menyambut kedatangan sang anak sambil tersenyum.“Ayah mau balik ke kantor? Maaf, kalau aku datang sekarang. Ada yang mau aku kasih ke Ayah.”“Enggak apa-apa, Elea. Kita masuk, ya?”Eleanor menggamit lengan sang ayah dan mengajaknya masuk. Lalu, duduk di ruang tamu. Wanita itu segera membuka kotak yang dibawa dan membukanya.“Selamat ulang tahun, Ayah. Semoga sehat selalu.”“Terima kasih, Elea. Seharusnya tidak perlu repot begini.”“Ini hanya
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Keputusan Eleanor

Eleanor segera berjalan ke lemari untuk mengambil gelas, kemudian mengisinya dengan air. Sementara, Darren bersikap biasa sambil merapikan kotak obat. Setelahnya, tatapan pria itu mengarah kepada sang tamubyang tak lain adalah Kakek William.“Ada perlu apa Kakek ke sini?”“Kenapa? Tak bolehkah Kakek mengunjungi cucunya?” tanya Kakek William balik sambil terkekeh saat melihat Eleanor salah tingkah di depan kompor. “Oh, apakah Kakek harus menghubungi dulu sebelum ke sini? Takutnya hal seperti tadi terjadi lagi?”Eleanor menunduk dalam sambil memejamkan mata mendengar celoteh Kakek William. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus sekarang. Berulang kali dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan sebelum mengambil cangkir dan membuat teh hangat. Lalu, menghidangkannya kepada pria dengan rambut keperakan itu.“Terima kasih, Elea. Duduklah! Ada yang mau Kakek tanyakan padamu.”Eleanor menurut. Dia segera menarik kursi yang ada di samping sang suami sebelum mengempaskan bobo
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Rasa yang Menyesakkan

Eleanor setengah berlari memasuki sebuah ruangan begitu sampai. Dia mengedarkan pandangan sebelum berjalan tergesa-gesa ke sudut ruangan di mana seorang pria sedang ditemani dua orang wanita.“Ayah enggak apa-apa?” tanya Eleanor begitu sampai. Dia hendak memeluk Danu, tetapi Helena segera menyeretnya keluar ruangan.“Masih berani kamu ke sini, Elea? Ayah kamu begini gara-gara kamu!”“Maksud Mama apa? Kenapa gara-gara aku?”Helena mendengkus kesal sebelum menatap tajam sang anak tirinya. “Bukannya kamu disuruh minta maaf tadi? Kenapa enggak kamu lakukan?”Helena merasa dibatas awan melihat kedua mata Eleanor memerah karena menahan tangis. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda itu tersenyum sinis sebelum melanjutkan ucapannya. “Kerjaan Ayah kamu sudah banyak, ditambah kamu yang membangkang sekarang. Jadinya kepikiran dan kurang fokus mengemudi. Untung saja mobilnya cuma masuk parit, coba kalau lebih fatal lagi. Apa enggak menyesal kamu, Elea?”“Cukup, M
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Pesta Pernikahan Agatha

Lima hari pasca dirawat, Danu sudah diperbolehkan pulang. Bertepatan dengan itu, dia disibukkan dengan pesta pernikahan antara Agatha dengan Alden. Kaki yang masih dibalut perban menyebabkannya hanya bisa duduk sambil memperhatikan sekitar. Senyum tak pernah lepas dari bibir pria itu saat para tamu yang datang mengucapkan selamat. Tak berselang lama, rombongan keluarga besar Wijaya memasuki ruangan. Tampak Alden diapit oleh kedua orang tuanya, Roni dan Erina. Di belakang mereka ada Kakek William yang menggenggam erat tongkat di tangan kanannya. Lalu, di barisan paling belakang ada Eleanor yang menggamit lengan suaminya, Darren. Danu menatap lekat Eleanor yang memilih duduk di barisan paling depan bersama para tamu. Ada setitik bahagia di hati kala melihat sang anak tersenyum sumringah. Lima menit berselang, Helena memasuki ruangan sambil menggandeng Agatha yang berbalut kebaya putih. Riasan wanita itu tampak lebih tegas dengan pemilihan lipstik berwarna merah terang. Senyum tak p
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Rencana Agatha

“Apa maksud kamu, Alden? Pisah? “ Agatha menatap penuh tanya pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya. Namun, bukan jawaban yang didapat, melainkan kepergian Alden. Agatha berang. Dia berdecak marah sebelum menyusul suaminya. “Mau ke mana kamu, Sayang?” tanya Agatha berusaha meredam emosinya. Senyumnya tersumir samar di bibir sambil berusaha memegang lengan Alden. “Bukan urusan kamu. Aku tidak mau satu kamar denganmu.” Alden menepis kasar tangan Agatha sebelum memutar gagang pintu. Namun, belum sampai pintu terbuka, Agatha kembali berkata. “Apa kamu lupa dengan ucapan Kakek William, Sayang? Apa perlu aku ingatkan sekarang?” Alden menarik tangannya dari gagang pintu dan menghela napas berat. Dia menunduk dalam sambil mengepalkan tangan. Lalu, memejamkan mata sebelum menyugar rambutnya kasar. Sementara di belakang, Agatha tersenyum puas karena usahanya berhasil untuk mencegah kepergian suaminya. Dia memegang lengan Alden dan membawanya duduj di tepi ranjang.
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Kado Istimewa

“Apa kabar, Tha? Makin cantik aja kamu.” Agatha menatap tak percaya pria di depannya. Senyum pria itu masih sama saat terakhir kali bertemu. Mendapat pujian, wanita itu tersenyum simpul sambil menyematkan rambut ke belakang telinga. “Kamu bisa aja. Aku baik, kok. Kamu sendiri gimana?” “Aku juga baik, Tha. Kamu ada acara di sini?” Agatha mengangguk sambil terus memamerkan senyum manisnya. “Mau ketemu sama Mama. Kamu sendiri?” “Oh, aku ada rapat sama klien. Andai enggak buru-buru, aku mau minum teh bareng kamu.” Pria itu mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada Agatha. “Kalau ada waktu, hubungi aku, Tha.” Agatha menerima benda itu dan segera membacanya. Lalu, kembali menatap pria di depannya sebelum mengangguk. Setelahnya, dia menatap pria itu berlalu hingga hilang di balik pintu kaca. Dia masih menimang kartu itu sebelum memasukkan asal ke dalam tas. Agatha melanjutkan langkah dan langsung memeluk sang ibu begitu sampai. “Udah lama, Ma? Maaf kalau lama nung
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Rencana Licik

“Orang kampungan seperti kalian tak pantas ada di sini. Ini, kan, restoran mahal. Mana sanggup kalian bayar?” Eleanor menghela napas panjang sebelum berbalik. Lalu, menatap tajam dua wanita yang sedang tertawa mengejeknya. “Sudah selesai menghinanya belum? Kalau sudah silakan pergi! Sesama orang kampungan dilarang menghina. Lagian memangnya cuma kalian yang bisa makan di sini? Aku juga. Iya, kan, Sayang?” Eleanor langsung menarik tangan Darren usai tertawa di depan Helena dan Agatha yang memelongo karena ucapannya. Dia segera masuk dan melambaikan tangan di depan ibu dan saudara tirinya itu. “Sialan! Berani banget dia sekarang, Ma! Dapat uang dari mana, sih, dia!” “Iya, Tha. Mama juga heran. Padahal suaminya itu pengangguran, kok, bisa ke sini terus dapat ruangan VVIP lagi.” “Kita harus selidiki nanti, Ma.” Agatha langsung menggandeng Helena dan pergi dari sana. Kedua wanita itu mendengkus kesal sebelum menaiki taksi online yang tadi sudah dipesan. Sementara di rua
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Ciuman Pertama

“Puas kamu sekarang, Agatha?”Alden segera berlalu setelah menuang semua isi jeruk hangat ke lantai dan mengembalikan paksa gelas ke tangan Agatha. Sedangkan, wanita itu bergeming karena kejadian yang baru saja terjadi.Agatha mendengkus kesal dan menumpahkan semua amarahnya dengan membanting gelas di tangannya. “Aaargh! Sialan kamu, Alden!”Agatha menjambak rambut lantas berjalan mondar-mandir sambil menggigit kukunya. Dia kembali berpikir cara apalagi yang harus digunakannya untuk menaklukkan Alden. Namun, makin dipikir maka makin berat kepala wanita itu. Akhirnya dia keluar kamar dan memanggil asisten rumah tangga untuk membersihkan serpihan gelas yang berhamburan di lantai.Agatha masih meradang, tetapi melihat Alden yang duduk menyendiri di halaman belakang sambil menyesap rokok, dia mengesampingkan sejenak amarahnya. Lalu, menghela napas panjang sebelum berjalan mendekati suaminya.“Sayang, maafin aku kalau tadi terlalu maksa kamu, ya? Aku cuma khawatir aja sama keadaan kam
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Cepatlah Pulang

Eleanor terjaga saat mendengar suara alarm. Dia meraih ponsel dan mematikan alarmnya. Lalu, duduk dan meregangkan otot sebelum mengedarkan pandangan. Wanita itu tersenyum simpul kala mendapati dirinya sedang berada di kamarnya sendiri. Saat menoleh, tatapannya tertuju kepada teko kaca bermotif bunga di nakas. Ingatannya langsung kembali pada kejadian semalam.“Perasaan ada yang aneh, tapi apa, ya?”Eleanor langsung menggeleng sebelum bangkit dari ranjang dan berjalan menuju balkon. Dia merentangkan tangan sambil menghirup udara segar pagi itu. Senyumnya tersumir di bibir saat mendapati kabut lumayan pekat. Namun, senyum itu semakin lebar ketika matanya menangkap seseorang sedang berjalan menuju ruang olah raga yang terletak di samping kolam.Sontak Eleanor langsung memegang bibirnya kala ingatannya tentang ciuman yang dilakukan Darren berputar di kepala. Senyumnya seketika pudar dan berganti dengan perasaan yang entah.“Ada apa denganku? Kenapa jantungku rasanya enggak karuan, ya?
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status