Share

Pembalasan Eleanor

Author: Afnasya
last update Last Updated: 2025-03-05 22:02:45

Eleanor tiba setelah hampir satu setengah jam terjebak di jalan karena macet. Bertepatan dengan itu, Danu keluar rumah bersama Helena. Melihat sang anak datang, pria yang memakai kemeja abu-abu itu tersenyum.

Eleanor mempercepat langkah dan hendak menyalami sang ayah, tetapi Helena menghadang.

“Bukankah kamu buru-buru, Pa? Ayo, jalan sekarang daripada nanti kejebak macet.”

“Tapi, Ma. Elea baru saja datang. Lagipula masih ada sepuluh menit lagi, enggak apa-apa, kan?”

Helena mendengkus kesal sebelum berlalu ke dalam rumah, sedangkan Danu menyambut kedatangan sang anak sambil tersenyum.

“Ayah mau balik ke kantor? Maaf, kalau aku datang sekarang. Ada yang mau aku kasih ke Ayah.”

“Enggak apa-apa, Elea. Kita masuk, ya?”

Eleanor menggamit lengan sang ayah dan mengajaknya masuk. Lalu, duduk di ruang tamu. Wanita itu segera membuka kotak yang dibawa dan membukanya.

“Selamat ulang tahun, Ayah. Semoga sehat selalu.”

“Terima kasih, Elea. Seharusnya tidak perlu repot begini.”

“Ini hanya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Keputusan Eleanor

    Eleanor segera berjalan ke lemari untuk mengambil gelas, kemudian mengisinya dengan air. Sementara, Darren bersikap biasa sambil merapikan kotak obat. Setelahnya, tatapan pria itu mengarah kepada sang tamubyang tak lain adalah Kakek William.“Ada perlu apa Kakek ke sini?”“Kenapa? Tak bolehkah Kakek mengunjungi cucunya?” tanya Kakek William balik sambil terkekeh saat melihat Eleanor salah tingkah di depan kompor. “Oh, apakah Kakek harus menghubungi dulu sebelum ke sini? Takutnya hal seperti tadi terjadi lagi?”Eleanor menunduk dalam sambil memejamkan mata mendengar celoteh Kakek William. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus sekarang. Berulang kali dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan sebelum mengambil cangkir dan membuat teh hangat. Lalu, menghidangkannya kepada pria dengan rambut keperakan itu.“Terima kasih, Elea. Duduklah! Ada yang mau Kakek tanyakan padamu.”Eleanor menurut. Dia segera menarik kursi yang ada di samping sang suami sebelum mengempaskan bobo

    Last Updated : 2025-03-05
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Rasa yang Menyesakkan

    Eleanor setengah berlari memasuki sebuah ruangan begitu sampai. Dia mengedarkan pandangan sebelum berjalan tergesa-gesa ke sudut ruangan di mana seorang pria sedang ditemani dua orang wanita.“Ayah enggak apa-apa?” tanya Eleanor begitu sampai. Dia hendak memeluk Danu, tetapi Helena segera menyeretnya keluar ruangan.“Masih berani kamu ke sini, Elea? Ayah kamu begini gara-gara kamu!”“Maksud Mama apa? Kenapa gara-gara aku?”Helena mendengkus kesal sebelum menatap tajam sang anak tirinya. “Bukannya kamu disuruh minta maaf tadi? Kenapa enggak kamu lakukan?”Helena merasa dibatas awan melihat kedua mata Eleanor memerah karena menahan tangis. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda itu tersenyum sinis sebelum melanjutkan ucapannya. “Kerjaan Ayah kamu sudah banyak, ditambah kamu yang membangkang sekarang. Jadinya kepikiran dan kurang fokus mengemudi. Untung saja mobilnya cuma masuk parit, coba kalau lebih fatal lagi. Apa enggak menyesal kamu, Elea?”“Cukup, M

    Last Updated : 2025-03-06
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pesta Pernikahan Agatha

    Lima hari pasca dirawat, Danu sudah diperbolehkan pulang. Bertepatan dengan itu, dia disibukkan dengan pesta pernikahan antara Agatha dengan Alden. Kaki yang masih dibalut perban menyebabkannya hanya bisa duduk sambil memperhatikan sekitar. Senyum tak pernah lepas dari bibir pria itu saat para tamu yang datang mengucapkan selamat. Tak berselang lama, rombongan keluarga besar Wijaya memasuki ruangan. Tampak Alden diapit oleh kedua orang tuanya, Roni dan Erina. Di belakang mereka ada Kakek William yang menggenggam erat tongkat di tangan kanannya. Lalu, di barisan paling belakang ada Eleanor yang menggamit lengan suaminya, Darren. Danu menatap lekat Eleanor yang memilih duduk di barisan paling depan bersama para tamu. Ada setitik bahagia di hati kala melihat sang anak tersenyum sumringah. Lima menit berselang, Helena memasuki ruangan sambil menggandeng Agatha yang berbalut kebaya putih. Riasan wanita itu tampak lebih tegas dengan pemilihan lipstik berwarna merah terang. Senyum tak p

    Last Updated : 2025-03-07
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Rencana Agatha

    “Apa maksud kamu, Alden? Pisah? “ Agatha menatap penuh tanya pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya. Namun, bukan jawaban yang didapat, melainkan kepergian Alden. Agatha berang. Dia berdecak marah sebelum menyusul suaminya. “Mau ke mana kamu, Sayang?” tanya Agatha berusaha meredam emosinya. Senyumnya tersumir samar di bibir sambil berusaha memegang lengan Alden. “Bukan urusan kamu. Aku tidak mau satu kamar denganmu.” Alden menepis kasar tangan Agatha sebelum memutar gagang pintu. Namun, belum sampai pintu terbuka, Agatha kembali berkata. “Apa kamu lupa dengan ucapan Kakek William, Sayang? Apa perlu aku ingatkan sekarang?” Alden menarik tangannya dari gagang pintu dan menghela napas berat. Dia menunduk dalam sambil mengepalkan tangan. Lalu, memejamkan mata sebelum menyugar rambutnya kasar. Sementara di belakang, Agatha tersenyum puas karena usahanya berhasil untuk mencegah kepergian suaminya. Dia memegang lengan Alden dan membawanya duduj di tepi ranjang.

    Last Updated : 2025-03-08
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kado Istimewa

    “Apa kabar, Tha? Makin cantik aja kamu.” Agatha menatap tak percaya pria di depannya. Senyum pria itu masih sama saat terakhir kali bertemu. Mendapat pujian, wanita itu tersenyum simpul sambil menyematkan rambut ke belakang telinga. “Kamu bisa aja. Aku baik, kok. Kamu sendiri gimana?” “Aku juga baik, Tha. Kamu ada acara di sini?” Agatha mengangguk sambil terus memamerkan senyum manisnya. “Mau ketemu sama Mama. Kamu sendiri?” “Oh, aku ada rapat sama klien. Andai enggak buru-buru, aku mau minum teh bareng kamu.” Pria itu mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada Agatha. “Kalau ada waktu, hubungi aku, Tha.” Agatha menerima benda itu dan segera membacanya. Lalu, kembali menatap pria di depannya sebelum mengangguk. Setelahnya, dia menatap pria itu berlalu hingga hilang di balik pintu kaca. Dia masih menimang kartu itu sebelum memasukkan asal ke dalam tas. Agatha melanjutkan langkah dan langsung memeluk sang ibu begitu sampai. “Udah lama, Ma? Maaf kalau lama nung

    Last Updated : 2025-03-09
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Rencana Licik

    “Orang kampungan seperti kalian tak pantas ada di sini. Ini, kan, restoran mahal. Mana sanggup kalian bayar?” Eleanor menghela napas panjang sebelum berbalik. Lalu, menatap tajam dua wanita yang sedang tertawa mengejeknya. “Sudah selesai menghinanya belum? Kalau sudah silakan pergi! Sesama orang kampungan dilarang menghina. Lagian memangnya cuma kalian yang bisa makan di sini? Aku juga. Iya, kan, Sayang?” Eleanor langsung menarik tangan Darren usai tertawa di depan Helena dan Agatha yang memelongo karena ucapannya. Dia segera masuk dan melambaikan tangan di depan ibu dan saudara tirinya itu. “Sialan! Berani banget dia sekarang, Ma! Dapat uang dari mana, sih, dia!” “Iya, Tha. Mama juga heran. Padahal suaminya itu pengangguran, kok, bisa ke sini terus dapat ruangan VVIP lagi.” “Kita harus selidiki nanti, Ma.” Agatha langsung menggandeng Helena dan pergi dari sana. Kedua wanita itu mendengkus kesal sebelum menaiki taksi online yang tadi sudah dipesan. Sementara di rua

    Last Updated : 2025-03-11
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Ciuman Pertama

    “Puas kamu sekarang, Agatha?”Alden segera berlalu setelah menuang semua isi jeruk hangat ke lantai dan mengembalikan paksa gelas ke tangan Agatha. Sedangkan, wanita itu bergeming karena kejadian yang baru saja terjadi.Agatha mendengkus kesal dan menumpahkan semua amarahnya dengan membanting gelas di tangannya. “Aaargh! Sialan kamu, Alden!”Agatha menjambak rambut lantas berjalan mondar-mandir sambil menggigit kukunya. Dia kembali berpikir cara apalagi yang harus digunakannya untuk menaklukkan Alden. Namun, makin dipikir maka makin berat kepala wanita itu. Akhirnya dia keluar kamar dan memanggil asisten rumah tangga untuk membersihkan serpihan gelas yang berhamburan di lantai.Agatha masih meradang, tetapi melihat Alden yang duduk menyendiri di halaman belakang sambil menyesap rokok, dia mengesampingkan sejenak amarahnya. Lalu, menghela napas panjang sebelum berjalan mendekati suaminya.“Sayang, maafin aku kalau tadi terlalu maksa kamu, ya? Aku cuma khawatir aja sama keadaan kam

    Last Updated : 2025-03-12
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Cepatlah Pulang

    Eleanor terjaga saat mendengar suara alarm. Dia meraih ponsel dan mematikan alarmnya. Lalu, duduk dan meregangkan otot sebelum mengedarkan pandangan. Wanita itu tersenyum simpul kala mendapati dirinya sedang berada di kamarnya sendiri. Saat menoleh, tatapannya tertuju kepada teko kaca bermotif bunga di nakas. Ingatannya langsung kembali pada kejadian semalam.“Perasaan ada yang aneh, tapi apa, ya?”Eleanor langsung menggeleng sebelum bangkit dari ranjang dan berjalan menuju balkon. Dia merentangkan tangan sambil menghirup udara segar pagi itu. Senyumnya tersumir di bibir saat mendapati kabut lumayan pekat. Namun, senyum itu semakin lebar ketika matanya menangkap seseorang sedang berjalan menuju ruang olah raga yang terletak di samping kolam.Sontak Eleanor langsung memegang bibirnya kala ingatannya tentang ciuman yang dilakukan Darren berputar di kepala. Senyumnya seketika pudar dan berganti dengan perasaan yang entah.“Ada apa denganku? Kenapa jantungku rasanya enggak karuan, ya?

    Last Updated : 2025-03-14

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kelesah

    Derap langkah terdengar memenuhi lorong kala Darren dan Eleanor berjalan tergesa sambil mengedarkan pandangan mencari ruangan yang dituju. Setelah sepuluh menit mencari akhirnya mereka menemukannya. Lima meter sebelum tiba, tampak dua pria dan dua wanita sedang berdiri sambil menatap pintu kaca di depannya.“Bagaimana keadaan Kakek?”Spontan empat orang yang tadi berdiri di depan pintu langsung menoleh saat mendengar tanya dari mulut Darren. Mereka hanya menatap sekilas Darren dan Eleanor sebelum kembali menatap pintu di depannya.Sementara itu, Darren mendengkus kesal karena pertanyaannya belum mendapat jawaban. Dia memejamkan mata sejenak untuk meredam amarah yang telah membuncah. Di saat bersamaan, Eleanor mendekat dan mengusap lembut lengan suaminya.“Sebaiknya kita tunggu saja, mungkin belum ada kabar dari dokternya, Sayang.”Spontan Alden menoleh saat mendengar kata terakhir yang diucapkan Eleanor. Dia mendengkus kesal sebelum kembali mengalihkan tatapan. Selanjutnya, henin

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   59

    Sepeninggal Darren, orang yang tadi masuk kembali ke kamar. Kakek William hanya tersenyum tipis sambil menatapnya lekat.“Masih penasaran kenapa aku memberinya kunci itu, kan?” Kakek William kembali tersenyum sebelum merebah, tetapi tatapannya masih terpaku kepada orang yang berdiri di samping ranjang. “Dia juga ahli warisku, jika kamu lupa.”“Apa Papa juga lupa skandal tentang keluarganya?”Kakek William menggeleng sebelum tersenyum tipis dan menatap langit-langit kamarnya. “Aku yakin semua berita itu bohong. Mereka sengaja dihasut agar mudah disingkirkan. Sayangnya, aku tidak tidur dan masih mencari kebenaran untuk mereka sampai sekarang.”“Terserah Papa saja. Aku sudah memberikan kebenaran, tetapi Papa masih saja ragu. Jika nanti ada apa-apa, aku tidak akan membantu.”Kakek William terkekeh sebelum miring ke arah tembok dan membelakangi Roni. “Jika sudah tidak ada yang mau kamu katakan lagi, pergilah! Aku mau tidur.”Roni mendengkus kesal sebelum memutar tumit dan keluar kama

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Kunci

    “Akhirnya kamu sadar juga, Agatha.” Kalimat itulah yang pertama kali didengar Agatha begitu membuka mata. Dia beringsut duduk dan mengedarkan pandangan begitu melihat sedang berada di ruangan yang asing baginya. “Saya di mana?” tanyanya sambil memegang pelipis karena sedikit nyeri. “Mana Alden?” “Kamu ada di kamar tempat saya menginap, Agatha. Alden dan lainnya sedang menunggu di luar.” Wanita yang diketahui sebagai istri Pak Hendra dan sejak tadi duduk di tepi ranjang menemani Agatha segera menyerahkan gelas berisi air kepadanya. “Lebih baik kamu minum dulu, Agatha. Atau mau saya panggilkan dokter supaya kamu diperiksa?” “Tidak usah, Bu. Saya sudah lebih baik.” Agatha menerima gelas berisi air dan segera meneguknya hingga tersisa separuh. “Saya mau pulang saja, soalnya kepala saya sedikit pusing.” Agatha meletakkan gelas ke nakas sebelum berusaha untuk bangkit sambil dibantu istri Pak Hendra. Lalu, beranjak keluar kamar dan melihat beberapa pria sedang duduk melingkar t

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kejutan di Pesta

    Agatha menelan ludah dengan susah payah sebelum mengengguk lemah di hadapan Alden. Lalu, menatap pria itu menjauh hingga keluar dari kamar. Setelahnya, wanita itu menggeram kesal sambil memukul ranjang.“Aku harus lakukan sesuatu.”Usai keluar kamar, Alden berlalu menuju ruang kerja sang ayah. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memegang bahunya. Dia menoleh dan melihat sang ayah yang sedang membawa secangkir kopi.“Satu jam lagi ikut Papa, Alden.”“Ke mana, Pa? Alden capek.”“Papa ada undangan anniversary wedding salah satu rekanan bisnis Wijaya Grup. Kamu harus ikut, jangan lupa ajak Agatha.”“Tapi, Pa ....”Roni segera berlalu sambil melambaikan tangan. Sementara, Alden mendengkus kesal sebelum kembali berlalu menuju kamar. Dia langsung mendekati ranjang begitu mengetahui Agatha sedang berbaring sambil memainkan ponsel.“Bersiaplah, Agatha. Satu jam lagi Papa mengajakmu menghadiri anniversary wedding salah satu rekanan bisnisnya.”Agatha segera duduk dan mengerjap pe

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Tes DNA

    “Belum saatnya, Kek. Tolong sabar sebentar lagi.”Kakek William manggut-manggut sambil menghela napas panjang. Pria tua itu menyandarkan punggung dan menatap langit-langit ruangan. Mata tuanya tampak lelah dan menahan sakit.“Sebelum kamu kembali, Kakek takut tidak ada umur lagi, Darren.”“Jangan bilang begitu, Kek. Aku yakin Kakek pasti panjang umur.”Kakek William kembali menghela napas panjang sebelum menegakkan punggung, kemudian kembali menyesap teh hingga tandas dan bangkit dari duduk. Dia menepuk bahu kanan sang cucu sambil mengulas senyum tipis sebelum memutar tumit. Namun, saat hendak melangkah, tubuh pria tua itu oleng dan hampir saja terjatuh jika Darren tak menangkapnya.“Sakit Kakek kambuh lagi?” tanya Darren sambil memapah sang kakek untuk kembali duduk di kursi. “Biar aku telepon Dokter Cipta.”“Kakek tidak apa-apa, Darren.” Kakek William memegang lengan Darren bermaksud untuk mencegahnya menelepon dokter keluarga. “Kakek hanya butuh istirahat saja.”Darren mengh

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Permohonan Kakek William

    Kedua pria itu saling berjabat tangan sebelum salah satunya pergi meninggalkan tempat, sedangkan pria yang masih di sana tampak tersenyum penuh arti sambil menatap ke depan. Tak lama ponselnya berdering nyaring. Dia bergegas menjawab panggilan setelah melihat nama yang tertera di layar.“Iya, Pa? Baik, aku ke sana sekarang.”Alden bergegas bangkit dan berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat menuju gedung Wijaya Grup yang letaknya hanya terpisah oleh dua bangunan. Setibanya di ruang kerjanya, Alden melihat Roni dan Kakek William sudah duduk di sofa. Tampak jelas raut penuh kekesalan terpancar di wajah keduanya. Dengan ragu, Alden mendekat dan duduk di depan kedua pria beda generasi itu.“Dari mana kamu? Bisa-bisanya keluar pada saat jam kerja. Mau memberi contoh buruk pada karyawanmu, hah!” sembur Roni begitu melihat Alden duduk di depannya. Pria paruh baya itu menghela napas panjang sebelum melemparkan setumpuk berkas ke meja. “Kamu mau bikin kita rugi, Alden? Apa-apaan itu, semu

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Tugas

    Pagi itu mentari masih meringkuk di balik awan yang kelabu. Semburat jingganya hanya sedikit yang terlihat. Titik air bekas hujan semalam bahkan masih belum sepenuhnya hilang. Namun, Eleanor sudah terjaga sejam yang lalu untuk membersihkan diri dan sekarang sedang duduk di depan rias sambil memegang hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Melihat pergerakan sang suami, Eleanor menoleh dan tersenyum tipis. “Selamat pagi, Sayang. Tidurmu nyenyak semalam?” Darren menjawab dengan tersenyum sambil mengangguk kecil. Lalu, beringsut duduk dan menatap sang istri yang masih duduk di depan meja rias. “Kenapa tidak membangunkanku, Sayang?” “Tidurmu sangat nyenyak, aku jadi tidak tega membangunkanmu.” Eleanor mulai menyalakan hair dryer dan hendak mengaplikasikan ke rambut. “Biar aku saja. Tunggu sebentar.” Darren turun dari ranjang, menyambar celana boxer dan memakainya sebelum berjalan tergesa-gesa menghampiri istrinya. Darren mengambil alih hair dryer dari tangan s

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kesempatan Kedua

    “Yang bener? Proyek kamu berhasil? Aaargh, aku seneng banget!” teriak Agatha sambil meloncat kegirangan sebelum memeluk Kevin. “Jangan lupa sama aku, ya?”“Tentu saja, Sayang.” Kevin mengecup kening Agatha sebelum turun ke bibirnya. “Bisakah kita rayakan kebahagiaan ini sekarang, Sayang?”Agatha hanya mengulas senyum sebelum mengalungkan kedua lengannya ke leher Kevin. Malam itu kedua insan yang dimabuk cinta kembali mengulang dosa yang sama hingga kelelahan di sofa.Agatha memeluk erat Kevin sambil memejamkan mata. Bibirnya terus mengumbar senyum. Peluh masih membanjiri tubuh mereka.“Aku lelah sekali, Kevin. Kamu memang benar-benar nakal.”Kevin hanya tergelak sebelum beringsut duduk untuk mengambil celana boxer yang tergeletak di lantai. Lalu, memakai dan berjalan ke dapur.“Mau kubustkan kopi, Sayang? Siapa tahu kamu mau menginap di sini?”“Memangnya jam berapa ini?” tanya Agatha sambil melempar tatapan ke jam dinding. “Sialan! Sudah jam setengah sepuluh. Aku harus pulang s

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Ambisi Helena

    Waktu terasa seperti berhenti berputar saat Eleanor mendapati sang ayah tersungkur di dekat Helena. Dia bergegas mendekati dan merengkuh kepala sangvayah untuk dibaringkan di pahanya. Tangannya bergetar saat mengusap pipi pria yang menjadi cinta pertamanya. Suaranya bahkan tersapu oleh kencangnya isak tangis.“Ayah, bangun. Ayah kenapa?”Eleanor masih berusaha membangunkan sang ayah meskipun tak ada respon. Dia bahkan berontak ketika Helena berusaha menyingkirkannya.“Mau apa kamu ke sini, Elea? Mau apa!” bentak Agatha setelah melihat sang ibu dan Eleanor berusaha memeluk Danu. “Bikin kacau saja!”Melihat keributan yang terjadi, Darren yang baru masuk setelah memarkir mobil segera mendekati ayah mertuanya. Pria itu memeriksa Danu sebelum mengusap bahu sang istri untuk menenangkan.“Ayah hanya pingsan, Elea. Kita bawa ke kamar, nantibaku telepon dokter buat ke sini.”Eleanor segera menyusut air matanya, kemudian berusaha mengangkat tubuh sang ayah bersama Darren dan Helena. Semen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status