Dengan plester penurun panas di kening, Sekar menikmati makan malam atas paksaan Mbok Nanik. Sejak dari kampus, dia hanya tidur. Obatnya saja tidak diminum, Sekar bangun karena Mbok Nanik terus berisik mengganggunya. "Setelah makan Mbak bisa tidur lagi. Jadi, lekas habiskan, Mbok tidak akan pergi sampai Mbak Sekar menghabiskan bubur itu," jelas wanita paruh baya itu, yang sudah mengganggap seperti putrinya sendiri. "Mbok, tidak bisakah makan sesuatu yang pedas gitu. Seperti mie pedas," pintanya. "Tidak. Terakhir kali makan mie, salah masak mie gandum, berakhir di rumah sakit. Bukankah lusa akan berangkat KKN, jadi jaga kesehatan Mbak Sekar." Dari tempatnya Sekar menirukan ucapan Mbok Nanik tanpa bersuara, seakan tau kata-kata apa yang akan keluar dari mulut orang tua asuhnya itu. "Hehe ... tidak, Mbok. Aduh ... kepalaku sedikit sakit, aku selesai makannya." Sekar mengeser mangkuk bubur itu karena tidak nafsu makan, padahal baru juga beberapa suap, Sekar sudah merasa kenyang. Seka
Terakhir Diperbarui : 2025-03-28 Baca selengkapnya