Hazel mengerjap, dadanya terasa sesak tanpa alasan yang jelas. “Nick, kita sudah melewati banyak hal. Aku—”“Aku tahu,” potong Nick cepat. Ia menggenggam kedua tangan Hazel, seolah takut Hazel akan menjauh. “Aku akan lupakan segalanya, maksudku, kesalahanmu di masa lalu. Aku tidak akan pernah mengungkitnya sama sekali.”Hazel terdiam, jari-jarinya sedikit gemetar dalam genggaman Nick.“Kalau kau butuh waktu, aku akan menunggu,” lanjut Nick dengan suara lebih lembut. “Tapi aku ingin kau tahu… aku serius, Hazel.”Hening.Hazel menelan ludahnya, mencoba merangkai kata-kata di kepalanya. Namun sebelum ia sempat merespons, suara petir menggelegar di luar sana, disusul oleh rintik hujan yang mulai turun deras.Nick menoleh ke arah jendela sebelum kembali menatap Hazel. “Bolehkah aku masuk?”Hazel terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk dan melangkah ke samping, membiarkan Nick masuk ke dalam apartemennya.Nick berjalan masuk, melirik sekeliling ruangan sebelum matanya tertuju pada tr
Terakhir Diperbarui : 2025-03-09 Baca selengkapnya