"Ahh..." Reva terlonjak kaget. Karena tidak dipersilakan duduk, ia memilih tetap berdiri dengan canggung.Aaris terkekeh pelan, menikmati kepanikan yang tersirat di wajah gadis itu. "Duduklah," ucapnya akhirnya."Terima kasih, Pak," balas Reva sambil menarik kursi dengan hati-hati dan duduk di hadapan Aaris."Jadi, ada apa Bapak memanggil saya? Apa saya melakukan kesalahan?" tanyanya dengan nada waswas.Aaris menyandarkan tubuhnya ke kursi, menautkan jari-jarinya di atas meja. "Memangnya kalau saya memanggilmu, itu berarti kamu pasti punya kesalahan?" tanyanya santai.Reva mengerjap, lalu buru-buru menggeleng. "Ehh, bukan begitu, Pak. Saya hanya takut kalau saya tidak sengaja melakukan kesalahan, makanya Bapak memanggil saya. Kalau memang saya punya kesalahan, saya mohon maaf, Pak. Tapi, saya mohon… jangan pecat saya," ujarnya dengan suara nyaris berbisik, penuh harap.Melihat ekspresi takut-takut Reva, Aaris justru mendadak geli
Last Updated : 2025-03-28 Read more