Home / Romansa / Malam Pertamaku yang Kedua / Chapter 11 - Chapter 16

All Chapters of Malam Pertamaku yang Kedua: Chapter 11 - Chapter 16

16 Chapters

Aldi meminta imbalan

Rania mendongak dengan mata yang melotot. Dia bahkan lebih percaya orang-orang di sana daripada memastikan lebih dulu bahwa bukan Rania lah yang mencuri."Bapak juga memfitnah saya?" tekan Rania, satu bulir air mata menetes di pipi wanita itu. Melihat itu membuat Aldi tidak tega, ia berdehem agar sedikit lebih kalem lagi. "Bukan... Bukan begitu maksud saya. Tapi—""Alahh mana ada sih, Pak, maling ngaku!""Iya, Pak. Udah jelas-jelas semua barang teman-teman kita ada di tas dia semua.""Diam! Ini kenapa kalian berdua yang ribut dari tadi. Memangnya barang kalian juga ada di tas dia?" sentak Aldi. Siska dan Nita hanya bisa menunduk dan menggeleng mendengar Aldi yang sudah mulai marah. "Sudah, kalian kembali bekerja. Urusan Rania, biar saya yang urus. Dan kita lihat, siapa pelaku sebenarnya. Jika memang bukan Rania yang mencuri, maka orang itu akan saya pecat tanpa pesangon!"Nita dan Siska mendongak dengan mata yang melotot. Mereka saling pandang dengan isyarat mata. Habis sudah jik
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Perhatian Rania

Ia meminta semuanya untuk kumpul dan melihat kejadian yang sebenarnya. Kapan waktu orang itu mengambil barang, dan saat itu sedang di mana Rania berada. Semua orang di sana mengangguk dan merasa bersalah karena telah terlanjur menuduh Rania. Sebagian dari mereka ada yang meminta maaf, tapi juga yang hanya diam dan menganggap semua ini hanya keisengan semata. Aldi meminta mereka untuk kembali bekerja. Sedangkan Siska dan Nita diam-diam mengacungkan jempol satu sama lain. Mereka berpikir mereka itu pintar karena terpikir lebih dulu untuk tidak menampakan wajah. "Kamu ikuti saya." Rania dengan malas membuntuti suaminya itu. Di dalam, Aldi tersenyum penuh arti, sedangkan Rania menatap dengan bingung karena suaminya itu senyum-senyum sendiri sedari tadi. "Ada apa?" tanya Rania, ia tidak ingin lama-lama ada di ruangan berdua dengan suaminya itu. "Kamu lupa perjanjian kita?""Enggak," kata Rania. "Bagus kalau begitu. Ya udah, langsung aja. Aku mau....""Mau apa? Kan perjanjiannya juga
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Kedatangan seorang wanita

"Katanya Bu Linda sudah kembali.""Iyakah? Wah, berarti sekarang Pak Aldi gak bakalan kesepian lagi. Hihi.""Iya bener banget. Pasti mereka bakalan selalu pergi berduaan diam-diam. Padahal kita semua tau kalau mereka ada hubungan khusus."Rania mendengar itu jadi tak fokus pada pekerjaannya. Ia menggeser kursi mendekat pada Anisa yang sibuk berkutik dengan laptopnya."Siapa Bu Linda itu?" "Hah?" Anisa yang tak mendengar gosip mereka, ia membenarkan kacamatanya mencerna lagi apa yang Rania katakan. "Bu Linda siapa?""Bu Linda? Oh... dia. Itu, asisten Pak Aldi. Dia sempat cuti seminggu kayaknya gak tau kenapa. Dengar-dengar sih sekarang bakalan datang ke kantor.""Owh... emang ada hubungan apa dia sama Pak Aldi?" Anisa yang mendengar itu tersenyum penuh curiga pada Rania. Ia mendekatkan wajahnya sambil berbisik, "Kamu cemburu yaaa.""Ishhh, apaan sih. Aku kan cuma nanya, itu dengar-dengar katanya mereka ada hubungan spesial.""Hmm... Gak tau juga sih. Tapi biasanya mereka emang suka
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Rania Panik

Rania langsung lari keluar dan kembali duduk di tempat kerjanya dengan perasaan yang berkecamuk. Anisa yang melihat itu hanya bengong, bertanya-tanya ada apa dengan temannya itu. Sementara napas Rania masih belum stabil, ia mengusap dadanya berusaha untuk tenang. Namun, hal itu justru membuat orang-orang di sana memperhatikan dia. Karena dengan secara tiba-tiba berlari dari ruangan bos seperti melarikan diri dari kejaran anji*ng.Anisa yang melihat karyawan lain saling berbisik, ia mendekat pada wanita itu. "Are you oke?""Hmm." Rania mengangguk dan berusaha bersikap biasa saja."Kamu yakin? Wajah kamu pucat, gak abis dimarahin kan?""Hah? Eng—enggak. Aku cuma... Ahh, takut tadi ada kecoa. Iya, makanya aku kabur," elak Rania. Mana mungkin ia mengatakan bawah habis mendapatkan kecupan dari sang bos secara brutal. "Owalah... Kirain kenapa. Ya udah, lanjut kerja. Kalau Bu Linda tau kita suka ngerumpi, bisa habis dimarahi.""Iya." Rania tersenyum pada temannya itu, padahal jantungnya ma
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Azka anak yang kuat

"Es teehhh!" jawab Rania sebal. Bisa-bisanya dia memanggil seperti itu, bahkan di tempat umum begini. Kan dia jadi malu. Aldi kembali setelah memesan, ia duduk sambil menatap danau yang di ujungnya dipenuhi lampu-lampu dari penduduk sana. Semilir angin menabrak wajahnya, entah kenapa ia sangat menyukai tempat itu. Baginya, tempat itu tenang dan damai, bisa membuat mood jadi baik. Walaupun ramai orang yang berkunjung juga di sana. Pria itu yang tak sengaja melirik sang istri, Rania nampak mengusap-usap tangannya karena merasa dingin. Baju dengan lengan pendek yang ia kenakan, membuat angin dengan lembut menyentuhnya. Tanpa basa-basi Aldi berdiri dan membuka jaz-nya, ia menyelimuti sang istri, membuat Rania menatapnya dengan terheran-heran. Kenapa dia biasa sangat peka, padahal Rania tidak berkata apa-apa. "Makasih," ujarnya serius. "Sama-sama." Aldi tersenyum menanggapi. Tak lama makanan datang, disambut oleh Rania dengan mata yang berbinar. Ini makanan yang dia rindukan. Sudah
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Tangis pilu Rania

Tapi apa boleh buat, ia bekerja juga untuk menghidupi sang anak. Dalam situasi ini Rania dilema. Jika berhenti, ia tak mau kalau sampai Aldi menanggung kebutuhan mereka semuanya. Apalagi sekarang Mbok Nem juga ikut kerja di rumah Aldi setelah mereka pindah rumah. "Makasih, Bu. Akan saya usahakan untuk dekat dengan Azka."Sang guru tersenyum sambil mengusap punggung Rania. Ia kemudian izin pergi. Wanita itu duduk termenung. Melihat anak-anak yang lain nampak senang sekali bermain dan bercanda dengan ayah-ayah mereka. Hanya Azka yang bermain mengikuti teman-temannya yang sedang bercanda. Ia meneteskan air mata, andai saja sang suami masih ada. Mungkin sekarang mereka sedang bersenang-senang."Azka, ayah kamu gak datang?""Iya, kok kamu sering gak sama ayah kamu sih.""Ayah aku dong, kalau ke mana-mana selalu ajak aku."Teman-temannya yang sering mengolok-olok itu mendekat, membuat Azka tak nyaman dan berlari. Namun, ia bertabrakan dengan seseorang, sampai anak itu mendongak dan kemud
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status