All Chapters of SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI: Chapter 21 - Chapter 30

40 Chapters

Bab 21

"Permisi," ucap laki-laki itu yang sudah berada di hadapan Dania dan anak-anaknya.Mereka pun menoleh heran."Iya?" ucap Meli, dan Dania sedikit menoleh tanpa ikut bertanya."Perkenalkan, saya Danar Prasetyo," katanya, sambil mengulurkan tangan kekarnya yang bening ke arah Meli dan Dania.Meli mengulurkan tangan dan menanggapi dengan menyebutkan namanya, sementara Dania hanya terdiam, seperti wanita yang trauma dengan laki-laki."Hallo, Om. Aku Raihan. Ini adikku, Om, Hafiz," kata Raihan, yang tiba-tiba berbicara memperkenalkan dirinya.Hafiz terlihat bersembunyi di balik tubuh Dania, seperti ketakutan melihat orang baru, membuat Dania khawatir."Kamu ini siapa? Kami tidak ada yang mengenalmu. Apa tujuan kamu?" Dania menatap sinis."Saya sama seperti kalian. Saya barusan habis berziarah ke makam orang tua saya.""Iya, terus? Kenapa tiba-tiba kamu menghampiri saya dan keluarga saya?""Tidak apa-apa,
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 22

"Aw... sakit!" Meli menjerit kesakitan."Anggi?!" ucapnya lagi.Terlihat Anggi menjambak rambut Meli dengan kencang, tanpa ada celah sedikit pun untuk melepasnya."Di mana Dania? Lo pasti tahu, kan?!""Lepasin rambut gue, pelakor!""Anggi...!!" terdengar suara laki-laki yang tak asing di telinganya."Mas Rizal?""Kamu, ini apa-apaan sih?!""Oh, jadi lo berdua sengaja, iya?! Lakinya manggil gue, bininya jambak gue waktu gue lengah. Serasi lo berdua! Lepasin rambut gue, atau...""Atau apa? Lo kasih tahu di mana Dania, baru gue lepas!" ucap Anggi yang semakin bringas mengencangkan jambakannya."Lepaskan tangan kotormu dari rambut Meli!"Danar, yang baru balik dari toilet, memerintahkan Anggi untuk melepaskan rambut Meli yang masih dicengkeramnya.Rizal yang berada di tempat itu terperangah melihat kehadiran Danar. Ia seperti pernah bertemu dengannya, tapi tidak terlalu ingat. Akhirnya
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 23

Danar enggan menjawab, tetapi ia mengeluarkan sesuatu yang sudah ia persiapkan dan hendak diperlihatkan pada Dania.Terlihat Danar mengeluarkan sebuah buku. Namun, saat dibuka, di dalamnya terdapat foto-foto mereka waktu kecil. Halaman demi halaman dibuka, dan melihat foto lucu mereka, Dania terlihat tersenyum, tertawa kecil, hingga terbahak-bahak."Ih, lo kok masih ada aja foto ini, sih," ucap Dania sambil terus membalik halaman.Entah apa yang salah, ia seketika berhenti membalik halaman itu. Lalu ia seperti kebingungan dan menatap Danar heran."Lo? Danar temen kecil gue? Yang waktu kecil kita tetanggaan?""Hmm, menurut kamu gimana?" tanyanya balik."Kebiasaan, kalo ditanya selalu nanya balik.""Iya, ini saya, Danar. Peluk dong!" ucap Danar yang memang senang menjahili Dania."Yeh, apa sih, lo?"Dania berkata sinis sambil menatap tajam ke arah Danar. Terpancar sedikit syok di raut wajahnya, dan ada ra
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 24

"Sayang, kenapa bisa kamu dan adikmu pergi tanpa seizin Ibu, Nak?" ucap Dania, penasaran dengan alasan anak-anaknya bisa sampai pergi bersama Rizal dan Anggi.Mereka sempat terdiam. Nampak rasa khawatir di wajah Raihan, anak tertua Dania.“Gak apa-apa, Nak, ngomong sama Ibu, ya?”“Tadi, sewaktu aku bermain di taman, Ayah datang dan bilang kalau Ibu terluka di jalan. Aku sempat bertanya, tapi...” Raihan terdiam sejenak, namun tidak melanjutkan pembicaraannya.“Tapi? Tapi apa, Sayang?”“Tapi ante yang sedang bersama Ayah tadi tidak memberiku kesempatan untuk mendengarkan cerita Ayah, Bu,” jawabnya lesu.Dania tidak heran. Dirinya sudah menduga kalau Raihan dan Hafiz tidak akan melanggar aturan yang selalu ia ingatkan pada kedua putranya tersebut.“Ya sudah, gak apa-apa. Lain kali, kalau diajak dan diberi informasi apa pun tentang Ibu oleh orang lain, jangan mudah percaya, ya, Sayang.”Raihan mengangguk paham. Kemu
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 25

[Dania, bagaimana? Kamu sudah lihatkan cv ku? Jadi, kapan kamu bisa menghubungiku untuk wawancara kerja?] "Siapa, ya? Perasaan aku tidak pernah membuka lowongan pekerjaan," gumam Dania dalam hati. Ia sedang mengingat, namun dirinya yakin kalau tidak pernah membuka lowongan pekerjaan.Disaat yang bersamaan, "Dania.." ucap Rizal memanggil. "Masuk," sahutnya dengan datar. "Aku, mau mengambil berkas yang tadi kuberikan." ucapnya sambil mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan Dania. "Oh, iya. Belum saya tanda tangani." dengan menyilangkan kedua tangan di dada, Dania memerhatikan gerak-gerik Rizal. "Yasudah, kamu tinggal tanda tangani saja," Rizal terlihat gusar, ia menyadari kalau Dania memerhatikan dirinya yang sedang mencari keberadaan Danar. "Nih, kamu bawa keluar berkasnya!" Dania menyodorkan beberapa berkas ke tangan Rizal dan mempersilahkan laki-laki itu untuk segera keluar dari ruangannya.
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 26

"Kamu siapa?" tanya Linda heran.Anggi tercengang dengan kedatangan laki-laki itu yang bertepatan dengan dirinya sedang ribut bersama Linda."Bukan urusanmu!" Anggi menarik laki-laki itu pergi menjauh dari lingkungan sekitar rumah Linda.Linda yang menatap heran sedari tadi menerka-nerka siapa laki-laki itu sebenarnya. Ia mencoba mencari tahu dengan menanyakan pada adiknya, Rizal."Siapa ya? Apa jangan-jangan..." Linda tersenyum lebar nan sinis. Ia bergegas berjalan menuju kamar Rizal.Dug... Dug..."Zal..." Linda memanggil Rizal dengan suara keras. Sejak tadi dipanggil, Rizal tidak menyahutinya."Iya, kenapa, Kak?" ucapnya dari dalam kamar tanpa membukakan pintu atau menyuruh Linda masuk."Pintunya dikunci, nggak? Kakak masuk, ya?" Linda menawarkan diri untuk masuk.Tanpa ada jawaban, Rizal membuka pintunya. "Ada apa, Kak?""Kamu itu kenapa? Terus kenapa Anggi marah-marah?""Ya biasa,
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 27

"Mas, ini aku, Anggi. Bukan Dania!"Anggi berdecak kesal."I-iya, maaf. Kamu di mana?" ujar Rizal sambil memijat pelipisnya.Tut... Tut...Sambungan telepon dimatikan sepihak. Rizal tahu Anggi pasti merasa kesal."Kacau lo, Zal," gumamnya.Rizal duduk di sofa dan menundukkan kepalanya. Fikirannya tidak fokus. Ia pusing memikirkan ke mana Anggi pergi, dan di sisi lain, ia penasaran dengan kehidupan mantan istrinya, Dania, yang sekarang.Setelah beberapa menit menunggu Anggi yang tak kunjung pulang, Rizal berniat beristirahat di kamar.Dug... Dug... Dug...Suara ketukan pintu yang cukup keras membuat telinga Rizal terasa pengang."Iya, tunggu!" sahutnya. "Siapa sih?""Anggi, kamu ke mana saja?" tanyanya setelah membuka pintu. Anggi berdiri di sana dengan raut wajah jengkel.Anggi tidak menjawab pertanyaan suaminya dan langsung masuk ke kamar. Rizal memutuskan membiarkan istrinya tena
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 28

"Tunggu," ucap Linda sambil menarik tangan Danar dengan cepat dan keluar ruangan.Dania terbelalak dan ia mengikuti ke mana langkah Linda membawa sahabat laki-lakinya itu."Perhatian!"Langkah Linda terhenti di ruang kerja para karyawan yang pagi itu sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing.Dua puluh pasang mata pun tertuju pada Linda. Ada yang menghampiri dan mendekat ke arahnya. Rizal, saat itu, tidak berada di kantor. Ia ditugaskan untuk mengecek pembangunan kantor baru.Linda melepaskan genggaman tangan Danar dan melipat kedua tangannya di dada."Perhatian, perkenalkan, saya Linda. Saya adalah kakak ipar bos besar kalian, Dania," ucap Linda dengan bangganya.Danar yang berada di dekat Linda menunjukkan ekspresi wajah yang acuh.Sedangkan Dania, yang memperhatikan dari jauh, hanya menyunggingkan senyum melihat mantan kakak iparnya itu akan segera mempermalukan dirinya sendiri di hadapan banyak orang.
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 29

Danar memerhatikan dengan saksama. Untuk meyakinkan dirinya, saat lampu merah, ia mengarahkan mobilnya menepi dekat trotoar yang tadi dilewati kedua anak laki-laki itu. Kemudian, Danar turun tanpa memberitahu Dania terlebih dahulu."Danar, kamu mau ke mana?" tanya Dania terheran.Kebisingan jalan raya membuat Danar tidak mendengar pertanyaan Dania, terlebih lagi ia sedang fokus mencari kedua anak laki-laki tadi.Dania ikut turun, namun hanya beberapa langkah saja meninggalkan mobil karena ia telah kehilangan jejak Danar."Ke mana ya perginya? Anak yang tadi mirip seperti anaknya Dania?" Danar bergumam pelan.Kurang lebih lima menit mencari, tidak ketemu juga, Danar memutuskan kembali ke mobil.Danar melangkah dengan pandangan tetap mengitari sekeliling trotoar. Kedua anak itu pun terlihat kembali; mereka keluar dari suatu gang kecil yang sempit."Ra... Raihan, Hafiz!" Danar memanggil nama mereka, awalnya ragu karena ia s
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 30

"Jadi orang itu, jangan sok sibuk. Ditelepon kok nggak diangkat," ujar Dania sambil membuang pandangannya ke arah kaca mobil yang sedang melaju pelan."Kan sudah kubilang, itu bukan dari orang penting. Jadi, kenapa aku harus menerima teleponnya?" sahut Danar sambil sesekali melirik raut wajah Dania yang terlihat semakin masam."Ah, alasan!" gumam Dania pelan."Kamu kenapa, ya? Bau-bau-nya seperti bau..." Danar meledek Dania."Hih, bau apa?" Dania mengendus-endus dirinya sendiri, terlihat kelabakan saat dibilang bau oleh Danar.Danar tertawa kecil. "Bau-bau orang cemburu, maksudku." Danar mengacak-acak poni Dania yang terlihat masih gusar sambil memastikan dirinya benar-benar tidak bau."Ih, tuh kan, ngeselin!" Dania melipat kedua tangannya dan menatap keluar jendela mobil lagi."Lagian, siapa juga yang cemburu. Berisik tahu itu, bunyi-bunyi terus!"Belasan kali telepon tidak diangkat, kemudian muncul beberapa no
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status