Semua Bab SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI: Bab 11 - Bab 17

17 Bab

Bab 11

"Sial, belum apa-apa sudah berani membentakku! Perempuan murahan!" gumam Linda yang terlihat jengkel dengan omongan Anggi tadi.Keesokan paginya, mereka bangun untuk bersiap menjalankan aktivitas seperti biasanya. Rizal, yang tengah bersiap bekerja di sebuah perusahaan kecil, menjabat sebagai staf keuangan. Sedangkan Linda, ia hanya mengurus anak satu-satunya di rumah. Meskipun suaminya jarang pulang, ia tetap diberi uang untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama anaknya."Mah, aku mau berangkat sekolah dulu," kata Radit sambil turun dengan tergesa-gesa."Sebentar, Mamah lagi nyiapin sarapan, Dit. Tunggu ya, sebentar lagi matang," teriak Linda dari dalam dapur yang sibuk memasak sarapan untuk anaknya dan yang lain.Sarapan sudah jadi. Linda memorsikan ke dalam tiga piring—untuk dirinya, anaknya, dan Amarta. Amarta adalah adik Rizal dan Linda yang baru saja bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan magang. Ia memiliki karakter yang pendiam dan tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 12

Mereka pun langsung mengarahkan pandangan menuju pintu tersebut."Rizal...!" suara Linda memanggil adik laki-lakinya itu."E-eh, iya, Kak," Rizal bergegas menuju pintu. Ternyata, tanpa sengaja pintu terkunci oleh mereka berdua."Lama banget sih! Lagian, kenapa pintu harus dikunci? Biasanya Kakak gak pernah ngunci-ngunci pintu!""Iya, Kak. Sepertinya tadi tidak sengaja terkunci."Rizal dan Linda berlalu ke kamar mereka masing-masing. Sementara itu, Anggi, yang masih terlihat kesal dengan Rizal, pun memilih untuk tiduran di ranjang.---Sementara itu, Dania dan anak-anak mereka sedang bersiap. Dania harus pergi ke rumah sakit untuk kontrol terakhir jahitan bekas operasinya. Sementara Raihan dan Hafiz, sebelum mendaftar di sekolah baru, mereka akan berlibur bersama Salma ke kampung halaman yang sudah direncanakan jauh sebelum Dania harus melahirkan mendadak.Dania tidak mau merepotkan Salma, yang hanya sendiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 13

"Lho! Itu kan..." ungkap Meli sambil menunjuk perempuan pelakor itu."Siapa sih, Mel?""Anggi!" Meli menyahut dengan mata yang masih tertuju pada wanita tersebut.Dengan langkah terburu-buru, Anggi sepertinya sedang mencari seseorang. Dania melihat penampilannya yang begitu serba minim."Pantas saja Mas Rizal tertarik dengannya," pekik Dania dalam hati."Ya sudah, yuk! Ngapain kita berhenti di sini, Mel?" Raut wajah dendam mulai muncul di wajah cantik Dania."Tapi kok dia sendirian, ya? Si Rizal ke mana? Kan nggak mungkin dia sendirian doang, iya kan?" Meli masih saja nyerocos tentang perempuan jalang itu."Iya... mana gue tahu."Tepat sebelum dekat dengan tempat Meli dan Dania berada, Anggi berhenti seketika. Ia mengeluarkan ponsel dan terlihat sedang menghubungi seseorang yang entah siapa.Tanpa mau berlama-lama, Dania mengajak Meli pergi dari situ. Namun, Meli menolak karena ia ingin mengetahui siapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 14

"Lancang mulutmu itu, ya! Baru bercerai saja sudah berani menjelekkan aku. Kamu pikir kamu bisa apa tanpa Rizal, hah?!" cecar Linda dengan emosi yang menggebu. Dania terlihat memegang pipinya yang memerah. Ia berjalan maju menghampiri Linda. Perlahan ia melangkahkan kakinya sambil menatap wajah Linda dengan penuh dendam. "Kamu dengar ini baik-baik! Pertama, mulut saya tidak akan lancang kalau mulutmu bisa dijaga!" Linda berjalan mundur, dan tubuhnya mentok pada tembok bercat putih tulang yang berada di belakangnya. "Kedua, kapan saya bilang tidak berani menjelekkanmu? Sebelumnya, saya menghargai kamu sebagai ipar, tapi sekarang tidak! Kamu bagaikan sampah, sama seperti adikmu!" Dania menghentikan langkahnya. Ia tepat berada persis di depan tubuh Linda yang terhenti karena sudah mentok tembok. Dania semakin emosi. "Dan saya akan pastikan, saya mampu hidup dan membiayai anak-anak saya sendiri tanpa bantuan kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 15

Mereka seperti orang suruhan yang diperintah untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.Meli dan Dania memperhatikan dari dalam mobil. Sepuluh menit sudah mereka memerhatikan Linda, hingga akhirnya Linda pergi meninggalkan mereka bertiga. Sebelum pergi, Linda memberikan sebuah amplop kecil berwarna cokelat, yang entah berisi apa. Namun, ketebalan amplop itu cukup mencolok."Itu apaan, ya, yang dikasih Linda ke orang-orang itu?" tanya Meli heran."Gue rasa sih uang. Tapi nggak tahu untuk apa," jawab Dania."Lagi pula, palingan dia nyuruh orang-orang itu buat ngelakuin sesuatu ke gue," ujar Dania lagi."Yah elah, masih aja pakai cash. Zaman udah canggih, lho," kata Meli sambil cekikikan kecil."Mel, justru kayaknya kalau urusan begini emang rata-rata pakai cash, deh. Nggak ada yang transfer-transfer gitu, soalnya bakal ketahuan.""Lo tahu dari mana, emang?""Lihat di film-film." Dania tertawa terbahak-bahak hi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 16

"Mas, kalau tidak, kamu dekati saja perempuan itu. Cucu pemilik perusahaan tempatmu bekerja. Tapi hanya untuk kamu kuasai hartanya."Rizal masih terngiang dengan ide konyol yang Anggi tadi ucapkan. Saat Anggi berkata seperti itu, dirinya tampak terkejut hingga membelalakkan kedua bola matanya tanpa berucap sekata dua kata pun.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur dan melanjutkan pembicaraan esok hari setelah Rizal pulang bekerja.Keesokan paginya pukul 07.30, Rizal yang masih terlelap tidur pun terbangun tiba-tiba setelah mendengar suara alarm ponselnya yang berbunyi persis di samping telinga kanannya.Ia terbangun dengan hati gelisah setelah melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi."Sial, aku kesiangan," decaknya kesal.Rizal bergegas cuci muka dan sikat gigi. Kali ini ia tidak mandi karena sudah kesiangan dan pasti akan terlambat sampai kantor."Anggi...""Sayang...?"Rizal memangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 17

"Hallo, Mel?"Setelah tidak mendapat jawaban dan mengetahui bahwa ponselnya lobet, Dania segera mengecasnya di dalam mobil yang ia kendarai. Tidak lama setelah telepon tadi, Dania sudah selesai mengerjakan semua tugas-tugasnya dan bergegas pulang.Ia sudah menjadi wanita mandiri pada umumnya. Kali ini, ia siap kembali ke kehidupan nyata tanpa harus bersembunyi, walaupun tetap menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya saat ini.Malam harinya, sekitar jam tujuh malam, Dania menelepon Meli untuk melanjutkan pembahasan tadi."Hallo, Mel," Dania menyapa ketika teleponnya diangkat."Iya, hallo, Dania. Ih, lo kenapa tadi tiba-tiba hape lo mati?" Meli terdengar cemas."Iya, sorry. Tadi baterai hape gue habis. Udah, tenang aja, gue nggak apa-apa kok. Makasih ya udah cemasin gue.""Itu gimana? Jadi nggak lo ngajakin ketemu nih?" tanya Dania lagi."Ini lo udah di rumah? Besok aja deh, Dania. Lo istirahat aja dulu, ya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status