Malam telah larut, dan cahaya bulan menggantung di langit, menyinari desa kecil yang sunyi. Angin malam berhembus lembut, menggoyangkan daun-daun bambu di sekitar penginapan sederhana tempat Pertapa Shan dan muridnya, Jing Wu, menginap. Di teras penginapan, seorang pria tua berjubah abu-abu duduk dengan tenang. Di hadapannya, sebuah meja kayu sederhana telah dipenuhi hidangan makan malam—dua piring nasi hangat, semangkuk sup sayur, dan ikan bakar yang masih mengepulkan asap. Pertapa Shan melipat tangannya di dada sambil menatap makanan itu, namun pikirannya melayang ke muridnya. Jing Wu telah pergi sejak pagi untuk berlatih di kaki gunung, dan hingga kini, pemuda itu belum juga kembali. "Anak itu terlalu bersemangat," gumamnya pelan. Ia menatap bulan yang bersinar terang di langit. Sejak pertama kali bertemu Jing Wu, ia sudah melihat potensi luar biasa dalam diri pemuda itu. Namun, bakat saja tidak cukup. Ia butuh disiplin, pengendalian diri, dan pemahaman mendalam akan kekuat
Last Updated : 2025-03-07 Read more