Sorak-sorai menggema di arena saat tubuh Tangan Baja menghantam dinding. Debu dan pecahan batu berjatuhan, menambah kesan dramatis pada pertarungan yang baru saja terjadi. Jing Wu berdiri tegak di tengah arena, napasnya sedikit memburu, tetapi matanya tetap tajam, penuh kewaspadaan. Di bangku para juri, Mei Ying menyeringai, matanya berbinar penuh ketertarikan. "Anak itu tidak hanya cepat, tapi juga cerdik," gumamnya. Sebaliknya, Shu Zuu tampak cemas. Tangannya mencengkeram erat lengan kursinya. "Si Tangan Baja lebih berbahaya," katanya lirih. "Jing Wu harus berhati-hati. Lawannya masih bisa bangkit." Tuan rumah turnamen, Zheng Shen, mengalihkan pandangannya ke Liang Fu. "Siapa anak muda itu?" tanyanya dengan suara pelan, tetapi sarat akan rasa ingin tahu. Liang Fu tersenyum tipis. "Namanya Jing Wu. Dia tidak memiliki perguruan, tetapi berasal dari desa Huang." Zheng Shen mengernyit. Desa Huang? Ia pun menoleh ke arah Yang Zhao yang duduk tak jauh darinya. Ia tahu betul bahwa Yan
Last Updated : 2025-03-17 Read more