“Mulutnya tolong dikondisikan, ya, Mik!”Kanya dan Mika memang menempati meja paling pojok. Kafe sedang terbilang sepi dan kebetulan memang tidak ada pelanggan yang memilih duduk di dekat meja mereka.Meski begitu, setiap kali mengobrol tentang lika-liku rumah tangga, suara dua sahabat itu otomatis pasti pelan, bahkan tak jarang sengaja bisik-bisik.Namun, pertanyaan yang dilontarkan Kanya beberapa saat lalu sungguh membuat Mika tak bisa mengontrol reaksinya.Kanya buru-buru meminta maaf sambil tersenyum canggung pada sejumlah pelanggan yang langsung menoleh ke arah mereka.“Aku cuma tanya doang, ya, Mik. Ini nggak kayak yang kamu pikirkan,” kata Kanya setelah beres dengan urusannya sebagai pemilik kafe.Mika menyilangkan tangan. Memicingkan mata, tatapannya penuh ketidakpercayaan.Sebelum menyerahkan naskah kepada editor, Kanya tak pernah melupakan pentingnya penyuntingan mandiri. Dia akan membaca ulang tulisannya, lalu memotong bagian yang barangkali memang sebaiknya ditiadakan.Ada
Last Updated : 2025-02-18 Read more