Home / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kuro Dan Naga Warisan: Chapter 111 - Chapter 120

155 Chapters

Amarah Naga Hitam

Angin malam berhembus kencang, menerbangkan debu dan dedaunan di sekitar mereka. Kuro, Sylva, dan Kaien berdiri di hadapan Raizen yang tersenyum penuh kemenangan. Di belakangnya, Naga Kegelapan mengangkat kepalanya yang besar, mengeluarkan suara geraman rendah yang menggema di seluruh lembah."Kau bisa memilih menyerah, atau mati," ucap Raizen dengan nada meremehkan.Kuro menatap lawannya tajam, lalu menghunus pedangnya. "Kami tidak akan menyerah begitu saja!"Tanpa peringatan, Naga Kegelapan mengibaskan ekornya, menciptakan gelombang energi hitam yang menghantam tanah dengan keras. Kaien melompat ke samping untuk menghindar, sementara Sylva dengan cepat menyiapkan mantra perlindungan."Kita harus memisahkan mereka!" teriak Kaien sambil menghindari serangan tombak Raizen.Kuro mengangguk. "Aku akan menangani Raizen, kalian berdua urus naganya!"Kaien dan Sylva tak membuang waktu. Kaien berlari ke arah sisi kanan naga, mencoba mencari celah untuk menyerang. Sylva mengangkat tongkatnya
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Kuil Naga Perak

Fajar menyingsing, menyapu lembah dengan cahaya keemasan yang perlahan mengusir kegelapan malam. Kuro, Sylva, dan Kaien berdiri di puncak bukit, memandangi jejak pertempuran semalam. Tubuh Naga Kegelapan yang telah tumbang masih terbaring diam, meninggalkan hawa dingin yang menggantung di udara."Kita harus segera berangkat," kata Kuro, menyarungkan pedangnya. "Raizen pasti belum menyerah, dan kita tidak tahu kapan dia akan kembali."Sylva mengangguk. "Kuil Naga Perak berada di Pegunungan Eldoria. Butuh waktu dua hari perjalanan jika kita bergerak tanpa henti."Kaien menatap ke arah utara, tempat gunung-gunung menjulang tinggi dengan kabut menyelimuti puncaknya. "Kita tidak punya pilihan lain. Semakin cepat kita sampai, semakin baik."Tanpa membuang waktu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan. Jalur menuju Eldoria tidak mudah. Hutan lebat yang mereka lalui dipenuhi akar-akar besar dan tanaman merambat. Sinar matahari hanya sedikit menembus celah dedaunan, menciptakan suasana suram di
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Pertarungan Terakhir

Keberangkatan mereka dari Kuil Naga Perak membawa harapan baru, namun tidak ada satu pun dari ketiganya yang merasa tenang. Dalam hati, Kuro, Sylva, dan Kaien tahu bahwa mereka telah memperolehnya sebuah kekuatan yang luar biasa, tetapi kekuatan talan bukanlah segalanya. Mereka menghadapi Raizen, sosok yang terampil tidak hanya dalam bertarung fisik, tetapi juga dalam strategi, kebohongan, dan manipulasi.Di ujung jalan ke desa terdekat, mereka bisa melihat kabut mencapai puncak. Kuro memiliki perasaan bahwa waktu mereka semakin singkat. Pengalaman bertempur melawan Naga Kegelapan masih terasa menyakitkan di ingatannya, dan saat itu, mereka tak ingin menghadapi nasib serupa."Saya berharap kita tidak terlambat," kata Kuro, mempercepat langkahnya. "Tapi aku berjanji, kita tidak akan menyerah."Sylva menanggapi, "Kita harus tetap waspada. Raizen tidak akan menghentikan niatnya, anggap saja dia sedang mempersiapkan rencananya untuk melakukan serangan yang lebih besar."Kaien memandang ke
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Panggilan dari Kegelapan

Di tengah malam yang pekat, Kuro dan timnya berdiri di tepi dermaga, menatap lautan luas yang mencekam. Angin dingin bertiup membawa bisikan samar, seolah membisikkan peringatan akan bahaya yang menanti mereka di Pulau Hitam. Pulau itu bukan sekadar tempat terpencil, tetapi sebuah tanah terkutuk yang menyimpan legenda Naga Kegelapan."Jadi, kita benar-benar akan pergi ke sana?" tanya Sylva dengan nada waspada.Kuro mengangguk mantap. "Kita tidak punya pilihan lain. Jika legenda itu benar, maka ancaman yang lebih besar akan datang."Kaien menatap cakrawala dengan penuh tekad. "Kalau begitu, mari kita berangkat sebelum terlambat."Mereka menaiki kapal kecil yang telah disiapkan oleh seorang nelayan tua bernama Goro, satu-satunya orang yang bersedia membantu mereka menyeberang ke Pulau Hitam. Wajah Goro menunjukkan ketakutan yang sulit disembunyikan, tetapi ia tetap setia pada tugasnya."Aku sudah tua, dan aku tahu kalian bukan orang biasa," kata Goro sambil mengarahkan kapalnya ke tenga
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bayangan di Kegelapan

Angin malam berhembus tajam, membawa bisikan yang terdengar seperti rintihan dari dalam kegelapan. Kuro, Sylva, dan Kaien berjalan perlahan melewati jalan setapak yang dipenuhi pepohonan hitam dengan cabang-cabang yang menjulang seperti cakar monster. Cahaya bulan redup berusaha menembus awan gelap yang menggantung di langit, tetapi hanya sedikit sinar yang berhasil menyinari jalur yang mereka tempuh.Kuro menggenggam pedangnya erat, merasakan hawa dingin yang semakin menusuk. “Ada sesuatu yang mengawasi kita.”Sylva berhenti sejenak, matanya menyipit menembus kegelapan. “Aku bisa merasakan keberadaan mereka. Aura gelap yang sangat kuat.”Tiba-tiba, dari balik pepohonan, sesosok makhluk muncul dengan mata merah menyala. Ia melompat ke arah Kuro dengan kecepatan yang hampir tidak dapat diikuti mata biasa. Kuro berkelit dengan lompatan ke samping dan menebas dengan cepat.Makhluk itu menghilang sebelum pedang Kuro menyentuhnya, seolah-olah hanya bayangan. Namun, sebelum mereka bisa bern
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Gerbang Yang Terkunci

Mereka tiba di sebuah gerbang batu raksasa yang dihiasi ukiran naga. Batu-batu besar itu tampak seolah-olah pernah dipahat oleh tangan dewa, setiap detail ukiran menggambarkan kekuatan dan keanggunan makhluk mitos tersebut. Namun, meski keindahannya tak tertandingi, satu hal yang jelas: pintu itu terkunci rapat. Di tengahnya terdapat tiga lubang berbentuk batu permata, yang seakan-akan menunggu untuk diisi."Kita harus menemukan permata ini untuk membukanya," kata Kuro, matanya meneliti setiap ukiran di sekitar gerbang. Nada suaranya penuh ketegangan, mencerminkan betapa pentingnya misi ini bagi mereka.Kaien, yang selalu menjadi pengamat cermat, mengangguk. "Tapi di mana kita bisa menemukan permata-permata itu? Prasasti yang kita temukan sebelumnya mungkin bisa memberi petunjuk."Dengan semangat yang baru, mereka berkumpul untuk membahas strategi. Prasasti yang mereka temukan di gua sebelumnya menyebutkan tentang kekuatan alam dan keberanian, mengisyaratkan bahwa setiap permata mungk
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Ujian Sang Kesatria

Di dalam gua yang gelap, Kuro melangkah dengan hati-hati, obor di tangannya menyinari jalan setapak yang dipenuhi batu-batu tajam. Suara tetesan air dan gema langkahnya mengisi kesunyian. Dia tahu bahwa untuk mendapatkan permata api, dia harus menghadapi tantangan yang tak terduga. Hatinya berdebar kencang, tetapi tekadnya tak tergoyahkan.Setelah berjalan beberapa saat, dia tiba di sebuah ruangan luas yang dipenuhi bayangan. Di tengah ruangan, berdiri sosok bayangan tinggi dengan mata yang bersinar merah. Penjaga roh itu terlihat angkuh dan kuat, seolah-olah emanasi dari kegelapan itu sendiri."Untuk mendapatkan ini," kata penjaga itu dengan suara menggema, "kau harus mengalahkanku dalam duel sejati."Kuro tidak ragu. Dia tahu bahwa ini adalah ujian yang harus dia hadapi. "Aku siap," jawabnya tegas, mempersiapkan dirinya untuk pertarungan yang tak terhindarkan.Pertarungan dimulai dengan cepat. Kuro menggerakkan pedangnya, memfokuskan energi dalam dirinya. Dia mengingat jurus-jurus y
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Hutan Yang Berbisik

Sylva melangkah masuk ke dalam hutan yang lebat, pepohonan tinggi menjulang di sekelilingnya, menciptakan suasana magis yang sekaligus menakutkan. Cahaya matahari berusaha menembus dedaunan, membentuk pola-pola indah di tanah, tetapi bayangan yang dalam dan misterius tetap mendominasi. Dia merasakan aura aneh mengelilinginya, seolah hutan itu sendiri memiliki kepribadian dan keinginan.Setelah beberapa saat menjelajahi hutan, dia tiba di sebuah area yang lebih terbuka. Di tengah tempat itu, di bawah cahaya lembut, Sylva melihat sesuatu yang berkilau. “Permata kedua,” gumamnya, matanya bersinar penuh harapan.Namun, saat dia mendekat, suasana berubah. Alam di sekelilingnya mulai bergetar, dan bayangan-bayangan aneh muncul, menggoda pikirannya. Tiba-tiba, suara-suara bisikan memenuhi udara, mengelilinginya dalam kebisingan yang membingungkan.“Ini semua hanya bayangan,” Sylva berbisik pada dirinya sendiri, berusaha untuk tetap fokus. Dia tahu bahwa ilusi adalah salah satu senjata hutan
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Kuil Yang Tenggelam

Kaien melangkah dengan hati-hati di tepi rawa yang luas, airnya berkilau di bawah sinar matahari, tetapi di balik keindahan itu, dia merasakan aura kegelapan yang mengintai. Di kejauhan, sebuah kuil tua terlihat hampir tenggelam, hanya sebagian atapnya yang tampak di atas permukaan. Kuil itu terlihat angkuh meski sudah pudar, dengan ukiran-ukiran kuno yang bercerita tentang sejarah yang telah lama terlupakan.Dia tahu permata terakhir—permata tanah—ada di dalam kuil itu. Namun, saat dia mendekat, dia merasakan getaran di dalam air. “Aku tidak bisa bertarung di air seperti ini,” gerutunya. Dia ingat betul bahwa dia tidak memiliki keahlian untuk bertarung di medan yang tidak menguntungkan.Dengan tekad yang kuat, Kaien memutuskan untuk memikirkan strategi yang lebih cerdas. Dia tidak boleh membiarkan ketidakpastian menghalangi misinya. Setelah memeriksa sekeliling, dia melihat beberapa batu besar di dekatnya. “Kalau begitu, aku harus memancing makhluk itu keluar dari air,” pikirnya.Kai
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Kebangkitan Yang Terlarang

Dengan tiga permata di tangan, Kuro, Sylva, dan Kaien berdiri di depan gerbang batu raksasa yang telah lama terkunci. Ketiga permata—merah, biru, dan hijau—berkilau dalam genggaman mereka, memancarkan cahaya yang memancar ke sekitar. Dengan rasa penuh harapan dan ketegangan, mereka saling memandang sebelum memasukkan permata ke dalam lubang yang telah disiapkan di tengah gerbang.“Sekarang!” seru Kuro, dan dengan hati-hati, mereka menempatkan masing-masing permata. Segera setelah itu, suara gemuruh terdengar, dan gerbang batu mulai terbuka perlahan, menampakkan isi di baliknya.Di dalamnya, sebuah altar besar berdiri megah, dikelilingi oleh ukiran-ukiran kuno yang bercerita tentang kebangkitan kekuatan. Namun, yang paling mencolok adalah segel sihir yang hampir hancur, bergetar seolah-olah berusaha menahan kekuatan yang terpendam di baliknya.“Segelnya melemah,” kata Sylva, mengamati dengan cermat. “Seseorang telah mencoba membangkitkannya.”Kata-katanya menggantung di udara, dan keti
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status