All Chapters of Terjerat Cinta Sang Fotografer: Chapter 71 - Chapter 80

97 Chapters

Surprise

CATALEYA"Nanti kalau kandungan kamu udah tujuh bulan Mama berencana mengadakan acara syukuran kehamilan kamu," ucap Mama Nuri pagi ini saat kami sarapan bersama bertiga dengan Alan."Gimana menurut kamu, Lan?""Setuju, Ma. Kalau perlu acaranya diadakan besar-besaran," jawab Alan menyuarakan pendapatnya."Ya iya dong. Jangan mau kalah dari orang-orang. Apalagi kalian kan susah punya anak," ucap Mama Nuri lagi.Aku yang meskipun menunduk menekuri oatmeal di dalam mangkok tapi bisa merasakan tatapannya tertuju padaku saat ini."Mama sangat bersyukur Leya akhirnya hamil. Kalau enggak kita bakal jadi bulan-bulanan orang-orang."Aku masih diam tidak menanggapi tapi telingaku menyimak dengan khidmat."Nanti setelah anak kalian lahir nggak perlu nunggu lama-lama buat anak kedua. Kalau perlu nggak usah KB-KB-an, langsung gas aja."Aku sontak mengangkat kepala. Tidak setuju pada rencana itu. Memangnya aku mesin produksi anak apa?"Ma, aku nggak mungkin langsung hamil lagi," kataku menyatakan k
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Selalu Ada Jalan Untuk Cinta

FAIKalau ditanya apa yang menjadi kebahagiaan terbesarku saat ini, jawabannya bukanlah pencapaian-pencapaian dalam dunia fotografi. Bukan juga memiliki kebebasan finansial yang tidak dimiliki oleh semua orang di usia semudaku. Namun jawabannya adalah Cataleya.Bisa memeluk Cataleya dan menciuminya bertubi-tubi seperti saat ini merupakan kebahagiaan yang tiada duanya dan tidak akan pernah mau kutukar dengan apa pun.Aku baru melepaskannya dari dekapan setelah puas melepas rindu. Aku membawanya duduk. Bukan di kursi atau tempat lainnya yang bisa diduduki, melainkan di atas pangkuanku.“I’m speechless.” Itu satu-satunya perkataan Cataleya yang kudengar setelah dia datang tadi dan terkaget-kaget melihat keberadaanku.“Yakin nggak salah ucap? Seharusnya aku yang bilang begitu,” kataku menimpali.Ya, seharusnya akulah yang syok melihat keadaan ini. Perut Cataleya yang biasanya ramping dan rata saat ini begitu membola. Namun sama sekali tidak mengurangi kadar kecantikannya. Bukannya terliha
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Nekat

Mengambil ponsel, aku menelepon Kenzio. Hanya menunggu beberapa detik, aku mendengar suaranya.“Zio, ini gue Fai.”“I know, gue nggak delete nomer lo kok.”Aku tertawa. “Kali lo lagi nggak fokus.”“Tumben lo nelfon gue? Kenapa, Fai?”“Zio, gue lagi di Jakarta sekarang. Gue mau konsultasi sama lo tapi gue nggak bisa ke Bali. Jadi via phone aja ya.”“Serius amat, kenapa sih? Gue juga lagi di Jakarta.”Ini yang namanya kebetulan yang sangat kebetulan. Di saat aku butuh, Kenzio ternyata berada tidak jauh dariku.“Kalo lo lagi nggak sibuk gue mau ketemu. Gue mau minta bantuan lo mengurus perceraian Cataleya.”Kenzio terdiam beberapa jenak. Mungkin sedang mencerna kata-kataku.“Ini yang lo maksud Cataleya cewek lo dulu?”“Yeah, dia. Leya mau cerai sama suaminya.”“Terus apa hubungannya sama lo? Kenapa lo yang repot?” Kenzio terheran-heran.“Soalnya dia bakal nikah sama gue.”“Fai, lo?”“Iya, sama gue, Zio. Lo nggak salah dengar. Ceritanya panjang. Makanya gue mau ketemu langsung sama lo. Bi
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Taktik

FAIAku dan Cataleya akhirnya tiba di kantor Star Managemen milik Alan. Aku tahu kedatangan kami akan menarik perhatian orang-orang. Aku bertemu dengan beberapa model yang pernah kutangani dulu. Mereka mengerubungiku seperti semut saat melihatku muncul.“Oh, my gosh, Fai! Kamu di sini?!” Nadia berteriak histeris menyaksikanku berada di hadapannya. Lalu tanpa kuduga dia menghambur memelukku dan menghujani pipiku dengan ciuman. Gerakannya yang tiba-tiba membuatku tidak sempat menghindar.Aku terpaksa mendorong tubuh Nadia agar melepaskanku karena dekapannya begitu erat.“Baru beberapa bulan pisah tapi kangenku udah setinggi gunung,” ucapnya lebay sambil menatapku penuh damba.Aku tersenyum kaku tanpa berkata apa-apa.“Makin cakep aja sih,”pujinya dengan mata yang tidak lepas mengawasiku.“Apa kabar, Nad?” kata-kata itu kupilih sebagai bentuk basa-basi.“Sepi nggak ada kamu. Fotografer yang gantiin kamu nggak asyik banget. Iya kan Ca?” tanyanya sambil meminta dukungan pada Caca, model la
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Melepas Rindu

FAI“Fai, kata asistennya besok sore Alan akan ke Bangkok. Aku juga udah minta nomor penerbangannya dan hotel tempat dia stay di sana.”“Good, Leya. Tapi kamu nggak lupa bilang sama asistennya itu untuk merahasiakan kalau kamu minta info ini kan?”“Udah. Winda bisa dipercaya kok orangnya.”Aku mengacungkan jempol.“Terus gimana? Apa rencana kita?”“Nanti aku kasih tahu ya, sekarang kita pulang dulu.”“Fai, jangan bikin penasaran deh. Kenapa harus nanti kalo bisa sekarang?” Cataleya memberengut menyatakan protes atas sikapku.“Pokoknya nanti, aku masih kangen sama kamu jadi mau kangen-kangenan dulu.”Bersamaan dengan itu lampu merah menyala. Aku berhenti. Ikut antri bersama kendaraan lainnya.Aku memiringkan duduk mengarah pada Cataleya.“Leya, kamu ingat nggak apa yang sering kita lakuin kalau lagi di lampu merah kayak gini?” tanyaku.“Nunggu lampunya sampe mati.”Aku tertawa mendengar jawaban polosnya.“Itu sudah pasti, Sayang. Semua orang yang ada di sini pasti menunggu sampe lampun
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Kamu Yang Di Atas

CATALEYAFai adalah kesalahan terindah dalam hidupku. Dia satu-satunya kesalahan yang tidak akan pernah kusesali.Dia mengecup pipiku, bibirku, dahiku, alisku, hidungku, yang kemudian merambat ke leherku.Sekujur tubuhku meremang ketika bibir dinginnya menyentuh puncak dadaku yang membuatku refleks merenggangkan kedua kaki.Lidahnya lalu menyapu perutku. Begitu tiba di puncaknya yang tinggi, Fai menaikkan pandangannya menatapku.Aku membelai kepalanya memintanya untuk lanjut.Fai masih menatapku dengan mesra lalu berucap yang membuat pipiku merona.“Kamu yang di atas ya?”Tentu aku tidak akan menolak permintaannya.Fai mengecup keningku lalu kembali berbaring di sebelahku. Aku bangun dari berbaring lalu memosisikan diri di atas tubuhnya.Fai menuntun tanganku memasukkan miliknya. Setelah posisinya berada pas di dalamku, dia mencengkram pinggulku. Dia mengisiku dengan penuh, menyesakiku tanpa me
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Healing

CATALEYAAku dan Fai masih berada di hotel. Kami berbaring berdua berpelukan tanpa ada yang menutupi walau hanya selembar selimut. Setelah percintaan kami tadi, kami melanjutkannya dengan afterplay. Satu hal yang kucatat dari Fai adalah dia tidak pernah meninggalkanku tidur setelah kami selesai bercinta. Dia akan memelukku, mencium, serta memanjakan dengan usapan dan sentuhan-sentuhannya yang memabukkan.“Kamu belum cerita apa rencana kita selanjutnya.” Aku menagih janji Fai di mobil tadi.“Kita ikuti Alan ke Bangkok.”“Hah?” Aku mengernyit mendengar jawaban Fai. “Buat apa ngikutin dia?” tanyaku masih belum paham.“Aku hanya ingin tahu apa yang dilakukannya di sana.”“Paling hanya main, happy-happy sama Handi dan temannya yang lain.”“Handi itu siapa?” tanya Fai.“Handi itu teman dekat Alan,” jawabku.“Jadi Alan punya banyak teman dekat selain Devanka?”“Bisa dibilang begitu. Tapi Alan jauh lebih akrab dengan Handi dibanding Devanka.”Dengan Handi, Alan hampir setiap hari berinteraksi
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Yakin

FAISuara ketukan yang cukup keras di depan pintu membangunkanku. Pasti Kenzio yang datang.Aku menarik diri begitu perlahan agar tidak membangunkan Cataleya yang tidur pulas di sebelahku lalu mengambil selimut yang sejak tadi tidak kami gunakan untuk menutupi tubuh polosnya.Saat membuka pintu aku dibuat kaget karena bukan Kenzio yang datang melainkan Devanka.“Sorry gue ngeganggu,” ucapnya saat melihatku bertelanjang dada.“Kayak orang lain aja lo, Dev, kenapa sih?”“Gue udah urus semuanya. Kita tinggal terbang.”Aku baru ingat kalau tadi meminta bantuan Devanka untuk mengurus penerbangan kami ke Bangkok besok. Aku juga mengajak Devanka karena dia cukup tahu seluk-beluk Thailand serta culture-nya."Good job, Dev. Thanks, Man." Aku menepuk pundaknya senang. Devanka selalu bisa diandalkan dalam hal apa pun."Ya udah, gue cabut. Lanjutin lagi kalo gitu," ucapnya meledekku.Aku tertawa ringan.Devanka berlalu pergi meninggalkanku."Dev!" Aku memanggilnya sebelum dia benar-benar lenyap d
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Syok

FAIKami tiba di Bangkok dengan selamat. Dari bandara kami menuju hotel yang sama dengan tempat Alan menginap. Berkat Devanka kami mendapat dua kamar yang berada satu lantai dengan Alan.“Kenapa sih kita kayak stalker begini? Gimana kalau misalnya ketahuan?” tanya Cataleya cemas.“Nggak akan. Aku dan Devanka udah atur semua serapi mungkin,” jawabku menenangkan.“Aku beneran nggak ngerti tujuan kita menguntit Alan sampai sekarang.”Aku dan Devanka bertukar pandang menyikapi ucapan Cataleya. Devanka mengangkat bahu menyerahkan semua padaku.“Nanti kamu akan tahu, Leya. Sabar ya, hanya sedikit lagi.””Cataleya memutar bola matanya tidak sabar yang membuatku dan Devanka tersenyum geli.“Fai, lo bawa Leya istirahat dulu deh sekalian healing biar nggak terlalu tegang,” ucap Devanka meledekku.Cataleya refleks melebarkan matanya penuh protes atas kata ‘healing’ yang baru didengarnya. Pasti dia mengira aku menc
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Tertangkap Basah

CATALEYAAku mengikuti arah telunjuk Fai dengan mataku. Butuh waktu beberapa detik bagiku untuk mengenali sosok di sana. sampai akhirnya aku benar-benar mengetahui siapa dia. Sekujur tubuhku terasa lemah. Sendi-sendi yang menyanggah seakan lepas dari tempat seharusnya. Aku merasa akan pingsan saat menyaksikan dengan mataku sendiri pemandangan di depan sana."F—Fai, itu Al—lan?" tanyaku tergagap.Fai merangkulku. Tangannya menyanggah tubuhku yang tidak sanggup lagi berdiri."Stay strong, Leya," ucapnya memintaku untuk tetap kuat."Jadi beneran itu Alan?" lirihku sekali lagi."Iya, itu Alan."“Tapi kenapa dia di sini?"Fai dan Devanka saling memandang seakan sedang mempertimbangkan siapa yang akan menjelaskan. Lalu aku mendengar suara Devanka."Alan ada di sini karena dia ... gay."Aku menatap Devanka lekat dengan sorot tak percaya. Dia membalas pandanganku."Sejak kapan, Dev?" Suaraku hampir tak terdengar saking syoknya."Sudah lama, Leya.""Sudah lama dan kamu baru bilang ke aku sekar
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status