FAIOrang bilang tangisan tanpa suara adalah tangisan paling menyedihkan. Itulah yang terjadi pada Cataleya. Tidak ada isakan yang kudengar dari mulutnya, tapi air matanya mengalir tiada henti.Setelah muntah di dalam pelukanku, Cataleya tertidur. Jejak-jejak panjang air mata membayang di pipinya yang mulus. Aku mengecupnya lalu merapatkan selimut ke tubuhnya. Setelahnya, aku keluar dari kamar menuju kamar Devanka.“Ke luar yuk, mumet gue di sini.” Devanka mengajakku pergi.“Gue nggak bisa lama-lama ninggalin Leya, Dev, takut kalo di kebangun.”“Nggak jauh. Di depan ada resto, tomyam di sana enak katanya. Gue laper.”Aku terpaksa menuruti keinginan Devanka karena sesungguhnya perutku juga minta diisi.Lima belas menit kemudian kami sudah berada di tempat itu menyantap makanan yang dimaksud Devanka tadi.“Gimana keadaan Leya?” Devanka menatapku di sela-sela kunyahan.“Tadi dia bangun, nangis, nanya Alan di ma
Last Updated : 2025-03-09 Read more