Home / Urban / Sang PENEMBUS Batas / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Sang PENEMBUS Batas: Chapter 81 - Chapter 90

246 Chapters

Bab 081. AMUKKAN WONG SEPASAR

Tentu saja para pedagang kuliner di blok itu, banyak yang merasa kaget dan heran. Sebab selama ini mereka telah membayarkannya, pada pengelola pasar yang resmi. Namun karena mereka tak mau terjadi keributan, maka terpaksa mereka memberikan uang yang diminta oleh ketiga preman tersebut. Hingga sampailah ketiga preman sangar itu, di lapak sang nenek dan cucunya itu, “Nek..! Untuk lapak Nenek kena 30 ribu perhari. Mana uangnya..?!” seru salah seorang dari mereka, yang berambut cepak dan bertato ‘jangkar’ di bagian lengannya. “Waduhh Masse. Dagangan saya belum banyak lakunya, baru ada 15 ribu yang masuk,” sahut sang nenek, merasa keberatan membayar uang yang diminta ketiga preman itu. “Haahh! Masa sih 30 ribu saja nggak ada..! Apa kau nggak bawa uang dari rumah?!” bentak si Tato jangkar lagi. “Belum ada Mas. Atau nanti siangan mas ke sini lagi, mudah-mudahan sudah ada,” sahut sang nenek tetap berusaha tenang, walau hatinya berdebar panik. Braghh.! Brakk ! Prangg..!!Kedua teman si
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 082. HARU BIRU HATI ELANG

“Arrgghkksskh..!!” Terdengar suara teriakkan narsis kesakitan 11 oktav, yang dilantunkan oleh duo preman itu bersamaan. “Hahh..!!” seru para pedagang dan pengunjung, yang menyaksikan hal itu. Ya, tadinya mereka semua menyangka tubuh Elang akan terluka parah. Akibat sabetan dan tusukkan dua preman illegal itu. Namun yang mereka lihat ternyata berkebalikkan, dari apa yang mereka bayangkan. Justru kedua preman itulah, yang kini berkelojotan menahan sakit. Nampak ketiga preman nyasar itu kini memegangi pergelangan tangan kanan mereka masing-masing, yang terjuntai bagai tanpa otot itu.Seolah sepakat, para pedagang lelaki maju serentak, mengeroyok ketiga preman pasar ilegal tersebut. "Hajaarrr..!!" seru para pedagang serentak.Bakk..! Bukk..! ... Deziggh..! Dughh! Prang..!Segala jenis pukulan, tendangan, maupun gaplokkan benda apa saja di sekitar pasar pun, menghujani tubuh ketiga preman dadakkan itu. “Adduuhhhh..!! Ammpyuuunnn biyung..!” teriakkan minta ampun ketiganya pun tak d
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 083. BERTUKAR KISAH

“Duh Gusti..! Maturnembahnuwun ..! Nama lengkapmu pasti Elang Prayoga cucuku..! Tsk, tsk..! Huhuhuu..” tak terbendung lagi sang nenek mempererat pelukannya pada Elang, sambil mengucapkan terimakasihnya pada Sang Pencipta. Air mata membanjiri pipi keriputnya tanpa henti. Sudah hampir habis rasanya upaya sang Nenek. Dalam mencari Wulandari, Putri kesayangannya selama puluhan tahun. Hampir seluruh waktu, harta benda, bahkan status dia korbankan. Demi untuk menemukan putrinya, yang hilang tak tentu rimba itu. Wulandari adalah anak pertama dari ke 3 anaknya. Putri yang merupakan tumpuan dan harapan, serta kebanggaan bagi keluarga mereka. Kehidupan keluarga sang nenek dulu sangatlah berkecukupan. Baroto suaminya adalah seorang pemborong yang cukup ternama di kota Jogja. Namun setelah hilangnya kabar tentang putri mereka Wulandari. Maka gonjang ganjing dalam keluarganya pun dimulai. Setiap telepon mereka tak pernah diangkat oleh putrinya. Menantunya Sukanta pun tak pernah lagi datang k
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 084. TAGIHAN SEWA KONTRAK

"Tidak Nenek. Kalian sudah cukup lama menderita, karena mencari kami. Kini saatnya Elang atas nama Ayah dan Ibu, membalas perhatian dan kasih sayang kalian. Mohon jangan menolak ya Nenek sayang,” ucap Elang penuh haru, sambil mencium kedua pipi sang nenek. Pipi keriput sang Nenek yang kembali merembeskan air mata. Melihat keberuntungan putrinya Wulandari, memiliki anak yang berbudi seperti Elang. Sang Nenek demikian bahagia. Walau di satu sisi dia bersedih, mendengar kabar kematian putri dan menantunya. Namun dia memang sudah lama bersiap mendengar kabar terburuk sekalipun, soal putrinya itu. Yang penting baginya saat ini, adalah kejelasan soal keadaan putrinya telah terjawab. Hal ini sangat melegakan tanda tanya bathinnya selama ini. Dan hal yang terpenting saat ini, dia kini mempunyai seorang cucu yang bisa di banggakan. Untuk menggantikan putrinya yang telah tiada. Kemarau selama belasan tahun dalam pencarian Setyowati. Kini bagai hilang tersapu musim semi yang menghangatkan
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 085. KELUARGAMU ADALAH KELUARGAKU

"Wah..! Kamu sudah kembali Elang..? Cepat sekali,” ucap Darman, yang datang bersama Wiwik. Darman baru saja membawa Wiwik ke warung, untuk jajan es krim kesukaannya. “Iya Paman,” sahut Elang. “O iya, Paman. Apakah paman menguasai seluk beluk seni ukir kayu dan woodpanel?” tanya Elang. “Wah, kebetulan dulu paman suka membuat woodcarving dan woodpanel Elang. Saat mendiang Ayah masih jadi pemborong. Ada apakah menanyakan hal itu pada paman, Elang?” tanya Darman heran. “Ahh, nggak kok Paman. Siapa tahu Paman berminat bekerja di perusahaan teman Elang,” sahut Elang senang, mengetahui pamannya menguasai tehnik woodcarving dan woodpanel. “Wah, kalau memang tenaga paman di butuhkan, paman siap Elang,” ucap sang paman, yang dulu memang pernah bercita-cita menjadi seniman kayu. “Iya Paman, coba nanti Elang tanyakan pada teman Elang,” ucap Elang. “Baik Elang, semoga saja masih ada lowongan buat orang seumuran paman ini,” ucap sang paman, terlihat agak pesimis soal umurnya. “Mudah-mudah
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 086. JAMBRET DAN GANK STREETS BAT

"Baiklah Nadya, semoga tidak merepotkan ya,” ucap Elang menyetujui usulan Nadya. “Ya nggaklah Mas Elang,” ucap Nadya tersenyum. *** Ke esokkan harinya, Elang, Nadya, Nenek, dan Darman serta Wiwik telah berada dalam mobil Nadya. Mereka meluncur ke bank yang telah disepakati dengan pemilik rumah. Setelah beberapa lama, transaksi senilai 860 juta rupiah pun berhasil di pindah rekeningkan, ke rekening pemilik rumah. SHM atas tanah dan bangunan serta kunci rumah pun langsung diserahkan pada Nenek. Dan selanjutnya mereka langsung ke tempat Notaris PPAT, yang letaknya tak jauh dari bank tersebut. Tak lama kemudian urusan pun selesai, rumah itu sudah syah menjadi milik Nenek. Kini mereka tinggal menunggu Akta Jual beli yang dibuat petugas PPAT selesai. Nenek dan Wiwik tampak akur dengan Nadya. Sementara hati Darman juga bertambah kagum, dengan Elang keponakkannya ini. ‘Elang, kamu memang gagah, ganteng, dan berkharisma seperti Ayahmu. Pantaslah jika banyak wanita
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 087. KEINA YOSHIDA

Elang mengambil tiga buah kerikil seukuran kelereng. Dialirkannya seperempat saja tenaga dalamnya, ke arah jari tangan kanannya. Dan saat Elang merasa ke tiga motor itu, sudah berada dalam jarak lentingan tenaga dalamnya. Maka... Sethh..! Slekh..! Seeth..!Tiga butir kerikil agak tajam melesat cepat bagai cahaya. Lalu menghantam keras ketiga helm, pengendara motor anggota gank ‘Streets Bat’ itu. Praghh..! Pragh..! Pragk..!Ketiga kaca helm visor transitions, yang dikenakan ketiga pengendara itu pun langsung berlubang. Nampak retakkan menjalar disertai rona merah darah, di sekitar lubang masuknya kerikil. Braaghks..!! Sraaghkks....! Sraakg..ghs..!!“Arrghkss..!! Aaarkhhs..!! Addaawwhsk..!!” Motor ketiga berandalan itu jatuh terseret deras di aspal, bersama pengendara dan yang memboncengnya. Akibat ketiga pengendaranya lepas kendali. Karena tangan mereka reflek memegangi bagian wajah mereka, yang terasa sangat perih, pedih, dan berlumuran dengan darah. Kejadian itu berlangsung
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 088. MAKSUD BAIK TAPI SALAH ORANG

Slekh..! “Wahh..! Indah sekali cincin ini,” Keina berseru takjub, melihat kilau biru dan merah pada mata cincin yang dikenakan Elang. Sejenak pandangannya terpaku menatap cincin Elang, lalu perlahan matanya pun menjadi sayu. Cepat sekali reaksi kutukkan Naga Asmara merasuk pada diri Keina. Karena Keina langsung merasakan sesuatu yang geli dan menghangat, di bagian bawah tubuhnya. Buah dadanya pun perlahan mengeras dan mencuat kencang ke atas. Wajah cantik Keina pun nampak semakin segar, dengan bibir merah merekah, serta lesung pipit samar yang menghias kedua pipinya. Dengan rambut basah yang sedikit berombak terurai sebatas bahu. Rona pipinya juga sedikit memerah, menandakan ada bagian tubuhnya yang memanas. Hmm, Keina semakin tampak menggairahkan malam itu.Sebagai putri kesayangan dari Hiroshi Yoshida, pemilik ‘Yoshida Corporation’. Perusahaan yang termasuk 5 perusahaan terbesar di Jepang. Tentulah biaya perawatan kondisi tubuh dan kulit Keina, bukanlah soal besar baginya. K
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 089. YOSHIDA CORPORATION

"Maksudnya sih baik, tapi sayang dia bertemu dengan orang yang salah’, bathin Elang, agak menyesal juga tadi dia mengerjai Keina. Sementara itu ‘burung’nya masih menancap kokoh di liang basah milik Keina. Elang mendiamkan saja kondisi itu, sambil perlahan mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Di ciumnya bibir merah Keina yang membalas dengan lumatan hangat, lambat laun lumatan itu pun kem,bali menjadi panas kembali. “Mmfhh...mas El..langg..Keina enak lagihh..uhhss!” seru Keina sambil mulai menggoyangkan kembali pinggulnya, mengimbangi goyangan pinggul Elang di bawahnya. Elang berdiri sambil kedua tangannya mengangkat bokong Keina yang bergayut erat di belakang leher Elang. Elang membawa tubuh Keina ke atas ranjang hotel. Direbahkannya tubuh putih mulus dan kencang milik Keina di ranjang. Elang mulai menyusuri tubuh Keina dengan bibir dan lidahnya. Disedotnya kuat-kuat puncak gunung kembar Keina bergantian. Dan desahan Keina pun terdengar, dengan tubuh tersentak-sentak menahan
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 090. JATIDIRI DAN JANJI

"Barusan Ayah Keina menelpon ya?” tanya Elang, yang baru keluar dari kamar mandi. Kini tubuhnya terasa sangat segar. “Iya Mas Elang. Mas Elang alamatnya di mana ya?” tanya Keina. “Saya tak punya tempat tinggal tetap Keina. Saya cuma seorang perantau,” sahut Elang apa adanya. “Wah, Enaknya bebas lepas Mas Elang. Keina jadi iri.” “Untuk apa iri Keina. Kehidupanmu sudah nyaman kelihatannya.” “Yang terlihat dari luar, kadang tak seperti yang dirasakan oleh hati, Mas Elang,” ucap Keina dengan wajah agak muram. “Nampaknya memang begitu Keina,” Elang membenarkan ucapan Keina. Dan diam-diam Elang mulai menerapkan aji wisik sukmanya, untuk menyelami isi hati Keina. Elang pun mulai menatap Keina. ‘Andai kau tahu Mas Elang, kehidupanku sangatlah membosankan. Ayah dan Ibuku adalah orang-orang pekerja keras. Waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup untuk mereka. Bahkan bisa makan bersama dalam satu meja saja, adalah hal yang ‘aneh’ jika bisa terjadi. Kami serumah, tapi hati kami masing-masi
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
25
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status