Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100

113 Chapters

Part 91

“Ya? Silakan!” Dokter mempersilakan. Dia yakin sosok asing yang memasuki ruang kerjanya itu adalah orang berwenang. Hanya orang tertentu saja yang diijinkan memasuki wilayah itu.“Saya kemari untuk mengantarkan pakaian dan jilbab untuk Nyonya Vikram,” jelas wanita berpakaian rapi bak pramugari. Dia menyerahkan plastik berisi pakaian.“Terima kasih!” Viza menerima meski agak bingung. Dia menduga pasti pakaian itu dari Vikram.“Silakan pakaiannya diganti!” Dokter tersenyum. Ia dan para perawat melangkah keluar sambil menarik tirai putih sebagai pembatas.Viza segera menukar baju miliknya dengan baju baru. Wah, bajunya bagus sekali. Pasti mahal. Eh, tapi Vikram ternyata bisa tahu ukuran badan Viza. Buktinya pakaian itu pas di badan mungil Viza.Dokter dan perawat kembali membuka tirai ketika Viza telah selesai memakai baju. Hanya jilbab saja yang belum terpasang.Pintu tiba-tiba terbuka, sosok pria bertubuh gagah berjalan gontai memasuki ruangan. Sungguh dia terlihat sangat berwibawa, kh
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Part 92

“Hei, kenapa kalian mengikutiku!” geram Viza.“Maaf, Mbak! Kami hanya menjalankan perintah!” sahut salah seorang pria dengan sopan.Sungguh Viza tak menyangka, para manusia berbadan tegap dan gagah itu rupanya suaranya bisa lembut juga.“Perintah?” Viza polos sekali.“Perintah Mas Vikram.”“Ngapain aku dikuntitin? Perintah apa itu maksudnya? Enggak enggak, kalian jangan bikin masalah sama aku ya! Justru aku malah dalam masalah kalau kalian menguntitiku.”“Ini bukan menguntiti, Mbak. Tapi ini atas perintah Mas Vikram demi keamanan Mbak Viza.” Pria paling depan menyahuti dengan sangat sopan, setengah membungkukkan badan.“Justru kalau aku diikuti banyak lelaki gini, aku jadinya malah nggak aman. Aku ini perempuan, sendirian, kemudian dikelilingi banyak lelaki, itu malah membahayakan. Aku risih dong gabung sama kalian yang bukan mahram gini!”“Jadi maunya Mbak Viza bagaimana?” tanya pria paling depan sopan.“Jangan ikuti aku lagi.”“Itu sama saja kami melalaikan tugas!”Ya ampun para lel
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Part 93

Melihat Viza yang tampal berpikir, si pemhawal pun berkata, “Barang kali Mbak Viza mau mampir buat belanja, beli makanan, beli baju, atau apa?”Baru saja Viza hendak menjawab, terdengar suara chat masuk ke ponselnya. Klung.Lagi-lagi u-ang berjumlah besar masuk ke reke-ningnya.Nominalnya seratus tiga puluh ju-ta. “Hah?” Viza kaget sambil menutup mulutnya.“Ada apa, Mbak?” Pengawal sampai menegakkan punggung menoleh ke belakang, waspada, mengira ada hal burui yang mengancam majikannya.“Eh mm… enggak kok. Nggak apa-apa. Ini cuma… aku kaget aja.” Viza tersenyum salah tingkah.Kembali pandangan Viza terarah ke ponsel. Menyusul chat masuk berikutnya.Melihat nama yang muncul di layar atas adalah Vikram, Viza langsung menekan chat tersebut dan membacanya.(Itu uang bulanan untukmu. Pakai untuk keperluanmu. Bayar listrik, bayar ART, belanja rumah, semua sudah diurus sama ibu. Itu u-ang hanya untuk keperluanmu saja!)Viza masih memaku menyadari u-ang sebanyak itu masuk ke rekeningnya. Ba
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Part 94

“Vikram itu yatim piatu sejak kecil. Dia hidup geland4ngan, nggak punya rumah. Nggak punya apa-apa,” sambung Fairuz. “Dia dilahirkan dari hubungan gelap antara seorang pejabat dan wanita biasa. Pejabat sudah punya istri, jadi nggak mungkin bertanggung jawab atas hubungan gelap mereka. Perempuan ini membuang Vikram kecil setelah melahirkan ke jalan. Rupanya dia meninggal setelah membuang bayinya. Dan nggak lama si pejabat juga menyusul ke liang lahat.”Fairuz menjeda. Kembali meneguk minum.Ia lalu melanjutkan, “Vikram dibesarkan di panti asuhan. Di usia dua belas tahun, dia kabur karena nggak kuat dibuli teman-temannya. Saat itulah ibu ketemu dia.”Viza tertarik dengan cerita ibunya. Sampai-sampai kunyahannya terhenti.“Nasib ibu dan Vikram sama, sama-sama terpukul oleh keadaan. Ibu yang saat itu depresi berat, ketemu sama Vikram yang sedang memikul masalah. Bedanya, ibu dalam keadaan depresi, sedangkan Vikram dalam keadaan memendam rasa ingin membungkam perbuatan teman-temannya. Vikr
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Part 95

“Kalau begitu aku ajak kamu bulan madu, mau?” tanya Vikram.Viza menegang mendengar pertanyaan suaminya. Berani-beraninya Vikram bertanya begitu di depan ibu. Bikin salah tingkah saja.Fairuz mengulum senyum, melirik Viza yang menunduk dengan muka merona.“Ya sudah, sana gih kalau kalian mau dua-duaan. Ibu mau istirahat dulu.” Faitu, melenggang pergi dengan senyum yang lebar.Sunyi.Viza membisu. Gara-gara pembicaraan mengenai bulan madu, ia jadi salah tingkah. Grogi. Lalu sekarang mereka harus berbuat apa? Diam-diaman?Vikram tersenyum menatap istrinya yang hanya diam menunduk saja. Usia mereka terpaut cukup jauh. Beda sepuluh tahun. Wajar jika keduanya memiliki jauh perbedaan sikap. Vikram terlihat santai sekali dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan adegan dewasa, sedangkan Viza yang masih dua puluh satu tahun dan belum genap dua puluh dua tahun itu tentu canggung dan tak biasa. “Mas Vikram kok pulang cepat? Ini kan masih jam tiga. Jam kantor belum selesai. Biasanya pulang
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Part 96

Ya ampun, untung saja mereka berada di ruangan bawah tanah, jadi teriakan Viza tak terdengar siapa pun kecuali mereka berdua saja. Bisa-bisanya Viza berteriak terus di tengah keadaan ini. Padahal tadi Vikram sudah membaca basmallah lengkap dengan doanya, kok malah istrinya teriak-teriak begitu?Vikram hendak memulai lagi."Aaaaa...."Lagi-lagi Viza berteriak.Vikram tersenyum. “Kalau kamu teriak lagi, aku akan menggigitmu.”Viza membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan. “Jangan teriak ya!” lembut Vikram.Viza tak menjawab. Ia bahkan tak yakin apakah mulutnya bisa terhindar dari teriakan atau tidak. “Ini harus dibiasakan ya!” Vikram berbisik. “Kamu akan menjadi istri seutuhnya untukku.”Vikram mesti mengajak Viza mengobrol di tengah situasi menegangkan, namun juga sangat manis. “Aaaa…. mmmpth.”Jeritan Viza kali ini langsung terhenti saat Vikram membungkam dengan mulutnya. Ini memang sulit bagi Viza, namun Vikram berhasil menenangkan gadis itu, mereka memadu kasih dalam balu
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Part 97

Tentu saja itu bukan sembarang tuduhan, mereka menyaksikan bagaimana Mulan menyelinap masuk menggunakan seragam OB dibantu oleh Runa melalui rekaman cctv.Runa menunduk cemas. “Kalau kau hamil anaknya Leo, maka mintalah Leo bertanggung jawab, bukan malah minta pada pemilik perusahaan ini. Kau pikir pemilik perusahaan ini bernama Leo?” ledek salah seorang keamanan.“Kau mempermalukan dirimu sendiri dengan menyebut Leo sebagai owner di sini. Lagi pula, mana mungkin owner bersedia menyentuh perempuan selevel OB.”“Ha haa haaa…”Ledekan terus membahana.Ada banyak orang yang menyaksikan kejadian itu. Mereka mengerumuni demi bisa menyaksikan dua perempuan yang sedang dipermalukan.“Pakai segala mau tes DNA, pakai pengumuman pula di depan para pejabat tinggi perusahaan. Memalukan sekali!”“Kalau mau mengumumkan anakmu hamil di luar nikah, jangan di acara penting seperti tadi, di pasar sana! Paling diketawain orang!”“Pasti mereka ini korban dari kibulan orang nih, ada yang namanya Leo ngak
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Part 98

Vikram berjalan dengan langkah lebar menyusul Leo. Sedangkan langkah kaki Leo kecil, kalah cepat oleh kaki Vikram yang jenjang. Dalam hitungan detik, Vikram berhasil menyusul supirnya itu.Baju belakang Leo ditarik oleh Vikram.Bugh! Punggung Leo membentur dinding sesaat setelah didorong.Plak!Kertas dilempar oleh Vikram ke wajah Leo.“Diam-diam rupanya kau membantu perekonomian Runa! Kau tahu kalau tujuanku selama ini adalah untuk menghancurkan mereka yang sudah menyakiti Bu Fairuz dan Viza. Kau yang selama ini ada di pihakku, malah sekarang mendukung mereka! Ini sama saja kau bertentangan denganku,” geram Vikram menunjuk kertas yang baru saja dia lempar ke lantai.Leo menatap struk. Ah ya ampun, dia lupa membuang struk itu. Kenapa dia harus menyimpannya? Kenapa tidak dibuang saja? Dimana pula kertas itu terjatuh? Struk menunjukkan nominal g4ji miliknya yang ditransfer kepada Runa. Nominalnya juga tidak sedikit, hampir seluruh gajinya dikirim untuk Runa.“Apa yang ada di pikiran
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Part 99

“Mas, kasian Leo.” Viza meraih lengan suaminya. Tatapan Vikram tertuju ke lengan yang dipegangi istrinya. Oh ya ampun, ia padahal tak ingin memberi kesempatan pada orang yang dianggap berkhianat, tapi entah kenapa suara Viza mampu membuaynya luluh. “Baiklah, Leo. Kau selamat. Setir mobilnya sekarang! Kita ke mall.” Vikram melempar kunci lalu melenggang. Spontan Leo menangkap kunci. Untung ia tangkas hingga kunci tepat sasaran. Leo bangkit, menghampiri Viza. “Makasih banyak, Mbak.” “Tolong, apa pun yang menjado kehendak Mas Vikram supaya dituruti. Jangan ulang lagi! Kepercayaan itu sulit dibangun!” ucap Viza. “Baik, Mbak. Insyaa Allah.” Leo beranjak keluar dan membukakan pintu mobil untuk Vikram dan Viza. *** “Ini mau?” Vikram mengambil salah satu tas dari tempatnya, mengangkat untuk dipetlihatkan kepada Viza. Pandangan Viza terpaku pada tas cantik yang ia pun tak tahu harganya berapa. Kemudian, tatapan Viza mengedar pada seisi toko. Semua tas yang terpajang di dalam kaca tam
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Part 100

“Baiklah, kalau kamu tidak mau beli tas, kita beli jam tangan saja ya?” tawar Vikram. “Enggak mau. Lain kali saja.”Vikram menghela napas. Ia memahami sikap Viza yang enggan membeli barang mahal karena belum terbiasa, pasti rasanya mubajir.Uang segitu hanya dihabiskan untuk beli barang mahal, kalau dipakai untuk memberi makan orang, pasti sudah bisa membuat perut ratusan orang menjadi kenyang.Ini juga sama seperti pemikiran Vikram dulu. Iya, itu dulu.“Ayo keluar, Mas!” Viza menarik lengan Vikram keluar toko.Sebenarnya Vikram bisa saja menolak tarikan Viza. Mudah saja baginya menyentak lengan Viza yang tenaganya tak ada apa-apa dibanding dirinya. Tapi ini bukan soal tenaga, ini soal hati. Vikram selalu saja mengalah pada wanita ini.Vikram menurut saja digandeng Viza menuju ke eskalator. Biarlah perjalanannya keliling mall sia-sia, yang penting bisa dapet gandengan dari tangan istri. Jarang-jarang bisa digandeng begini oleh Viza. Pada akhirnya mereka menuju ke restoran setelah m
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status