Home / Romansa / Berandal Misterius Itu Suamiku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Berandal Misterius Itu Suamiku: Chapter 111 - Chapter 120

127 Chapters

Part 111

“Berhenti di toko jam!” titah Vikram.“Siap, Mas!” Pengawal di balik kemudi mengangguk patuh. Mobil bergerak pelan menuju ke toko besar.Vikram lebih suka dipanggil dengan sebutan ‘Mas’ ketimbang panggila ‘Tuan’ atau apalah sejenisnya. Panggilan ‘Mas’ lebih fleksibel dan tidak memberi jarak antara bos dan anak buah.“Hei, kenapa berhenti di sini?” Vikram menatap ke luar, tidak sesuai dengan arahannya.“Bukankah Mas Vikram minta berhenti di toko jam?” “Oh ya ampun, ini toko jam dinding. Maksudku jam tangan.”“Astaghfirullah.. maaf, Mas.” Mobil kembali bergerak menuju ke toko yang disebutkan, tak jauh berbelok karena toko bersebelahan. Pengawal di belakang tertawa kecil.Mobil berbelok dan diparkirkan di halaman toko, pengawal membukakan pintu untuk Viza, bergantian membukakan untuk Vikram.“Terima kasih,” ucap Viza sesaat setelah pintunya dibukakan oleh pengawal.Vikram mengajak Viza memasuki toko jam tangan. Seperti biasa, pria itu memberi akses kepada Viza untuk berjalan di depan.
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Part 112

Hati Viza kembali gundah. Perasaan bahagia kini bercabang. Antara meragukan cinta Vikram, namun juga merasa sedang jatuh cinta.Suara pintu tertutup di sebelah menyadarkan Viza kalau suaminya sudah duduk di samping.Mobil melaju.“Aku ingin mengajakmu bulan madu, ke luar negeri. Belum pernah ke Mesir kan?” tanya Vikram menatap Viza dengan tatapan hangat.“Belum,” jawab Viza agak malu. Ditatap seintens ini oleh suami membuatnya jadi salah tingkah.“Kalau begitu kita ke Mesir, kita ke Alexandria, kuil abu simbel, piramida, benteng salahudin, luxor dan banyak lagi. Setelah itu ke Libya. Dan ke Arab. Mau?” sambung Vikram.Kota impian. Arab. Sejak dulu Viza sangat ingin menginjakkan kaki ke sana. Ini kesempatan emas. “Mau banget, Mas,” jawab Viza senang.“Kalau begitu kita akan persiapkan semuanya lebih cepat. Satu minggu lagi kita terbang ke Mesir.” Vikram melihat sekilas ke jam tangan yang menampilkan kalender. Tanggal 20 kita berangkat.”Viza tersenyum senang sekali. “Mimpi apa aku b
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Part 113

“Viza, akhir-akhir ini Vikram sibuk banget ngurusin persiapan bulan madu kalian ke luar negeri. Duh, pokoknya dia tuh nanyain inilah, itulah, pokoknya minta bantu mama buat ngurusin ini dan itu,” jelas Fairuz amtusias. “Loh, kok Mas Vikram nggak minta bantuin aku aja, Mas? Malah ngerepotin ibu?” tanya Viza sambil mencuil-cuil kepiting, sejak tadi si kepiting nyebelin ini dicuil tapi tak berhasil. “Kamu tugasnya cuma terima bersih, jangan malah ikutan repot,” sahut Vikram. Ia mendekatkan badannya ke arah Viza sambil mengambil alih garpu dan pisau di tangan Viza. “Gini caranya.” Vikram membantu mengeluarkan daging kepiting dari cangkangnya. Viza menatap wajah Vikram dari jarak dekat. Sebenarnya Viza sayang sekali pada Vikram, bahkan disaat mereka di posisi sangat dekat begini, jantung Viza betdebar-debar. Tatapan Viza beralih ke tangan Vikram yang sibuk mengeluarkan semua daging kepiting dari cangkangnya. Berhasil, semua sudah terpisah. “Kamu tinggal makan sekarang.” Vikram kemb
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Part 114

Mulai saat ini, Viza merasa sangat terhormat di tengah-tengah para staf yang mayoritas berubah sikap. Semuanya hormat dan tampak segan kepadanya.Mereka semua bahkan menganggukkan kepala saat melintas di depan meja yang diduduki Viza. Pembimbing Viza sudah berganti, bukan Mawar lagi. Mawar sudah dipecat. Sikap para staf jauh berubah, msemuanya sangat santun pada Viza. Bahkan saat Viza berdehem katena tenggorokannya gatal, seorang staf langsung mengambilkan air mineral dan ditaruh ke meja Viza, mempersilakan Viza meminumnya.Segitu besarnya perubahan sikap mereka. Vikram benar-benar telah mengangkat derajat Viza. Rasanya hati Viza tersanjung, tak cukup kata untuk menguraikan bagaimana buncahan rasa dalam benak Viza di tengah kondisinya yang seperti ini. Ruangan luas dengan jumlah puluhan staf yang biasanya ramai oleh suara canda tawa, obrolan gabut dan mulut-mulut bergibah, kini hening, hanya terdengar suara tust tust keyboar, printer, dan gesekan kertas. Formal sekali.Keberadaan V
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Part 115

Terlalu pahit rasa ini untuk ditelan. Tapi Viza harus bisa menerima kenyataan, bahwa ternyata memang lelaki yang telah membuainya dengan cinta itu tidaklah mencintainya. Bahwa benar cinta Vikram sesungguhnya hanya untuk Mones. Entah apa yang diinginkan pria itu dari Viza sampai harus membuat skenario ini.Tangis Viza pecah. Air matanya tak henti bergulir. Matanya bengkak. Dia bahkan menghabiskan waktu sangat lama di ruangan itu hanya untuk menangis sesenggukan. Kalau saja Vikram tak memberinya harapan tinggi, tentu ia tak akan sesakit ini. Viza keluar ruangan setelah memastikan kalau air matanya tidak lagi mengalir. Hanya saja, ia lupa kalau wajahnya sembab dan matanya bengkak.Dua pengawal sudah berdiri di depan pintu saat ia keluar, membuatnya terkejut saja.Beginilah setelah ia diumumkan menjadi istri bos. Seakan tak ada privasi lagi, kemana-mana ketemu pengawal. Mereka pasti diutus Vikram untuk menjaga Viza.Huh, entah tujuan para pengawal ini untuk menjaga Viza atau malah mema
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Part 116

“Bolehkah aku minta tolong, Bu?” “Apa?” “Tolong pesankan pasta. Aku lapar.” Fairuz mengangguk. “Tentu.” Fairuz menuju ke meja telepon. Ia menelepon menggunakan telepon yang disediakan dan menghubungi nomer yang tertera di meja, tak lain nomer yang menghubungkan ke meja resepsionis. Selagi Fairuz sibuk menelepon, Viza mengambil hp Fairuz yang ada di meja, lalu mengaktifkan mode pesawat dan menonaktifkan kartu, tak akan ada yang bisa menghubungi ponsel ibunya. Demikian ponsel Viza yang juga dimatikan dengan mode yang sama. Vikram mungkin sedang menunggunya di restoran sekarang, pria itu mengadakan janji dengannya untuk makan malam berdua sebelum keberangkatan Viza ke luar negeri. Lebih tepatnya mungkin Vikram sedang membuat momen makan berdua terakhir. Huh! “Ibu sudah pesankan untukmu. Sabar menunggu. Biasanya agak lama,” ucap Fairuz sambil mengambil posisi kembali duduk di kursi dekat Fauza. Viza mengangguk. “Besok adalah tanggal keberangkatan kita, jam tujuh pagi sudah har
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Part 117

Fairuz dan Viza serentak menatap pintu. Siapa yang mengetuk pintu? Keduanya membisu. Fairuz bangkit berdiri hendak membuka pintu, namun Viza menahan lengannya. Lalu menggeleng. “Jangan, Bu!” larang Viza. Fairuz menurut. Ia kembali duduk. Saat ini Faituz tak ingin membuat putrinya merasa sendirian. Jadi, apa pun yang diminta Viza, pasti akan dia turuti. Termasuk saat Viza memintanya tidak membuka pintu. Viza butuh sosok yang mensupportnya. Hal kecil ini pun pasti akan membuatnya merasa mendapat dukungan. “Aku nggak mau siapa pun datang kemari, saat ini aku hanya mau berdua sama ibu saja. Jangan ada yang menggangguku,” pinta Viza. Ia meyakini bahwa orang di luar adalah Vikram atau pun suruhan Vikram. “Kamu beranggapan bahwa orang diluar itu adalah Vikram?” tanya Fairuz. “Bisa jadi orang suruhannya.” “Vikram nggak akan tahu kalau kita di sini.” Viza terdiam. Benar juga. Vikram tentu tak tahu dimana keberadaan Viza. Tok tok… Ketukan pintu kembali terdengar dari arah
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Part 118

Keesokan hari, Viza memutuskan untuk kembali ke rumah bersama dengan Fairuz. Selain ia sudah merasa jauh lebih tenang, ia juga tak punya baju ganti. Mau beli baju ke toko juga malas, beli baju online pun mager. Satu-satuhya jalan adalah kembali ke rumah. Viza sudah siap mendengar alasan apa pun dari Vikram. Ya, apa pun itu. Kalau memang harus berakhir, maka ia pun siap. Jodoh itu Allah yang tentukan. “Mas Vikram ada di rumah?” tanya Viza pada Mbok Parmi yang berpapasan di teras. Wanita paruh baya itu membawa kain lap. “Nggak ada, Mbak. Mm… Mas Vikram sejak kemarin di rumah saja seharian, baru beberapa jam tadi pergi. Nggak pakai jas, pakai sendal dan kaos saja.” Kemana Vikram dengan penampilan seperti itu? Pria itu memang terbiasa berpenampilan seperti berandal, tampil asal. Jadi sulit ditebak kepergiannya kemana dengan tampilan begitu. Vikram hanya akan memakai stelan jas saat ada meeting dengan klien penting serta rapat penting pula. “Oh,” sahut Viza singkat. “Di dalam se
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Part 119

“Ucapanku ini berlaku jika memang tuduhanmu benar, tapi kenyataannya tuduhanmu ini keliru. Kamu salah paham, Viza.” “Kalau begitu jelaskan dan luruskan dimana letak kesalahpahamanku supaya aku mengerti.” Mones mengusap air mata, tangisnya sudah terhenti. Ia menarik napas untuk menenangkan diri. “Memang benar aku mencintai Vikram sejak lama, aku menyimpan perasaan itu, aku memendamnya karena takut persahabatan kami akan rusak oleh perasaan yang nggak seharusnya. Juga karena aku takut dia akan menjauhiku saat tahu aku mencintainya,” jelas Mones. “Setahuku, Vikram hanya mencintaimu. Dia nggak pernah mencintaiku. Bahkan setelah dia mendengar pengakuanku di restoran waktu itu, bahwa aku mencintainya, responnya sangat datar. Dia bilang supaya aku profesional kerja. Sebab dia sudah beristri.” “Lalu, kartu undangan itu apa?” Viza menunjuk kartu undangan di tangan Mones. “Ini?” Mones mengangkat kartu itu. “Ini adalah salah satu bentuk dan caraku menuangkan rasa cintaku ke Vikram. Ini car
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Part 120

Hening.Beberapa detik benar-benar sunyi.Lalu terdengar suara sepatu melangkah mendekat. Vikram berada tepat di belakang Viza.Caruk leher Viza sempurna meremang. Ia kemudian bangkit berdiri, memutar badan hingga menghadap dengan Vikram. Mereka bertukar pandang.Wajah Vikram tak seperti biasanya. Pria yang selalu terlihat manis dan hangat, kini dingin. Tatapannya pun dingin.“Mas, aku…”“Aku bahkan telah membatalkan meeting dengan dua klien besar untuk makan malam kita di restoran kemarin,” potong Vikram datar. Viza semakin merasa bersalah. Aduh, bagaimana ini? Vikram pasti merasa sangat kecewa. Begitu banyak hal besar telah dia korbankan demi hal kecil bersama dengan keluarga kecilnya, tapi istrinya ini malah memporak-porandakannya.Demi apa Vikram melakukan hal itu? Tentu demi rasa sayangnya pada Viza. Huh, kenapa Viza bisa termakan ucapan si pengirim surat kaleng itu?“Maaf, aku sudah mengacaukan semuanya.” Viza berucap lirih.“Tidak ada bulan madu ke Mesir, tidak ada pesta.”“Ta
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
PREV
1
...
8910111213
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status