Suasana di dalam ruangan itu menegang. Semua mata tertuju pada Kaelen dan Bleon, dua sosok yang berdiri tegap di tengah ruangan, menatap satu sama lain seakan saling mengukur langkah berikutnya."Kau duluan yang sebutkan keputusanmu!" suara Bleon memecah keheningan. Nada suaranya penuh gengsi, tetapi ada sedikit getaran halus di sana. Seolah, meskipun ingin terlihat kuat, hatinya masih dipenuhi bara dendam yang belum padam.Namun, Kaelen hanya menatapnya dengan senyum miring. Ia menyilangkan tangan di dadanya, sikapnya santai tetapi jelas mengundang. "Oh?" katanya sambil terkekeh pelan, "Melihat ekspresi kesalmu, kau pasti memilih untuk berdamai saja, kan?"Kaelen mulai melangkah maju, mempersempit jarak di antara mereka. Pandangannya tajam, tetapi bibirnya tetap melengkung dalam seringai penuh ejekan. "Kenapa?" lanjutnya, suaranya lebih rendah, lebih menekan, "Kau pasti tidak ingin kariermu hancur. Makanya lebih memilih untuk berdamai saja, ya?"Bleon mengepalkan tangannya, jari-jari
Last Updated : 2025-02-11 Read more