All Chapters of Idol Menyebalkan itu Mantan Pacarku : Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

Bab 21: Kita jajan Kue Saja?

Zeyon menghela napas dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup liar di dalam dada. Jemarinya gemetar saat ia mengambil ponselnya dari saku, ibu jarinya ragu-ragu bergerak di layar sebelum akhirnya menekan nama kakaknya.Dengan satu tarikan napas panjang, ia menempelkan ponselnya ke telinga. "Ka-Kakak..." panggilnya pelan, suara bergetar. Napasnya memburu, bukan hanya karena ketakutan, tetapi juga karena merasakan tekanan berat dari tatapan Kaelen yang tak lepas darinya. Sorot mata biru laut pria itu tampak tenang, namun di balik ketenangan itu, ada kekuatan yang membuat Zeyon merasa seperti ditelanjangi sepenuhnya.Suara di seberang telepon terdengar dengan jelas, penuh percaya diri, tanpa sedikit pun keraguan."Zeyon, ada apa? Kau sudah siap menjalankan tugasmu?"Zeyon menelan ludah. Tangannya mencengkeram ponsel lebih erat, seolah itu satu-satunya pegangan di tengah badai yang berkecamuk dalam dirinya."Kakak, soal permintaan kakak untuk merusak kostum merman Kak Kae
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 22: Kalian Ikut Mama Atau Papa?

Di ruang latihan, suasana terasa nyaman saat para member ZZB dan Leonhart duduk melingkar di lantai. Di depan mereka, kue-kue yang baru saja dibelikan Kaelen sudah tersaji, aroma manisnya mengisi ruangan. Sesekali terdengar suara kunyahan dan tegukan minuman, menciptakan keheningan yang sedikit canggung setelah kegaduhan yang terjadi sebelumnya.Reyford akhirnya membuka suara, memecah keheningan. "Zeyon, ada apa dengan Kak Kaelen? Kenapa dia tiba-tiba menggendongmu dan mentraktir kami semua?" tanyanya dengan alis sedikit terangkat.Zeyon menelan ludah, belum sempat menjawab, suara Leonhart lebih dulu menyela. "Mungkin mood Kaelen sedang bagus," ujarnya santai, sebelum menambahkan dengan nada menggoda, "Dia itu mood-nya mudah berubah-ubah, seperti wanita yang sedang menstruasi."Ruangan langsung dipenuhi suara tawa tertahan. Beberapa member ZZB bahkan menutup mulut mereka, berusaha menahan tawa agar tidak meledak.Namun, tawa itu seketika menghilan
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 23: Tidak Ada Yang Waras Di Agensi Ini

Setelah Zeyon menceritakan tentang kakaknya yang menyuruhnya menyabotase kostum Kaelen—dan bagaimana ia memilih untuk menolaknya—semuanya seakan membeku sesaat. Namun, detik berikutnya, tepuk tangan bergemuruh dari teman-temannya.Reyford tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Ia segera menarik Zeyon ke dalam pelukan hangat. “Pilihan hebat, Zeyon!” katanya dengan penuh semangat. “Pantas saja kak Kaelen sangat senang hingga mentraktir kita semua.” Suaranya sarat dengan kebahagiaan, mencerminkan betapa ia benar-benar menghargai keputusan Zeyon.Di sisi lain, Jaxiel menyeringai kecil, jemarinya memainkan rantai yang terikat di celananya dengan santai. "Benar, seharusnya kakakmu menyuruhmu melakukan hal aneh saja setiap hari, lalu kau menolaknya mentah-mentah di depan mama Kaelen," ujarnya dengan nada seolah menemukan strategi baru. "Biar kita semua dapat kue gratis tiap hari."Seketika, tatapan sinis meluncur ke arahnya dari seluruh member ZZB. Seolah-olah satu kesalahan kecil saja dan
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 24: Parfum Polo Blue

Kamila dan Kaelen akhirnya tiba di sebuah studio yang telah disiapkan oleh brand parfum terbaru. Meskipun brand ini sudah lama dikenal sebagai produsen kosmetik dan skincare ternama di Dwipantara, mereka baru kali ini merambah ke dunia parfum. Peluncuran ini menjadi langkah besar bagi perusahaan, dan Kaelen dipilih sebagai wajah utama untuk mewakili aroma eksklusif mereka.Parfum pertama mereka memiliki aroma yang begitu memikat—segar seperti Polo Sport, namun tetap mempertahankan sentuhan elegan khas Bulgaria Aqua. Perpaduan ini menciptakan karakter wangi yang sempurna: maskulin, segar, dan berkelas. Dan entah kebetulan atau tidak, parfum ini seolah memang diciptakan khusus untuk Kaelen. Dengan fisik dan auranya yang begitu kuat, parfum tersebut menyatu sempurna dengan dirinya.Di bawah sorot lampu studio, Kaelen berdiri tegap di depan kamera, setiap gerakannya memancarkan karisma yang memikat. Ia mengenakan jas biru tua yang senada dengan warna rambut dan matanya, menciptakan kesan
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 25: Women Fight Women

Latar pemotretan kini berpindah ke sebuah pantai yang memukau. Hamparan pasir putih membentang luas, ombak bergulung lembut, menciptakan irama alami yang menenangkan. Lautan terbentang sejauh mata memandang, warnanya sebiru pupil mata Kaelen, dalam dan misterius. Di atasnya, langit bersinar cerah, memancarkan warna biru muda yang begitu jernih—begitu mirip dengan warna mata Nursyid.Angin pantai berembus lembut, membawa aroma asin laut yang berpadu dengan harumnya parfum yang sedang dipromosikan.Kaelen menoleh ke arah Nursyid, senyum tipis terukir di wajahnya. "Bagaimana kalau kita berfoto berdua saja?" tanyanya, nada suaranya terdengar setengah bercanda, setengah serius.Nursyid, yang tengah memperhatikan hamparan lautan, hanya terkekeh ringan sebelum menjawab santai, "Tidak, terima kasih. Nanti saja kalau aku sudah menciptakan aroma parfum yang cocok untuk diriku sendiri."Matanya berbinar seolah sudah mendapatkan ide. "Bagaimana kalau… perpaduan aroma Bulgaria Extreme dan Baccarat
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 26: Dunia Memang Tidak Adil

Setelah memastikan setiap detail riasan Kaelen sempurna, Kamila melangkah mundur, membiarkan pria itu kembali menjadi pusat perhatian. Di bawah sinar matahari yang terik, dengan lautan biru yang membentang luas di belakangnya, Kaelen berdiri di atas pasir putih yang halus.Angin pantai berhembus pelan, mengibarkan ujung kemeja putih yang dikenakannya. Tatapannya mengarah ke garis cakrawala, seolah sedang menikmati ketenangan laut yang terbentang tanpa batas. Namun, bagi lensa kamera, pemandangan itu lebih dari sekadar keindahan alami—Kaelen tampak seperti pangeran laut yang tersesat dalam dunianya sendiri, misterius dan tak tersentuh.Setiap sudut pengambilan gambar menghasilkan potret yang sempurna. Tidak peduli dari mana fotografer mengambil angle, hasilnya tetap menampilkan sosok yang luar biasa menawan, seakan-akan Kaelen bukan manusia biasa, melainkan bagian dari lautan itu sendiri—seorang merman yang sedang menikmati kesendiriannya di dunia fana.Sesi foto berakhir, dan suara te
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 27: SAY IT LOUDER, SIS!

Saat sesi makan siang, suasana di pantai terasa lebih santai. Para kru duduk di atas pasir putih, menikmati paket nasi ayam sederhana seharga sepuluh ribu. Meskipun makanan mereka tidak mewah, angin laut yang sejuk dan suara ombak yang berkejaran menciptakan suasana yang menyenangkan. Di tengah-tengah suara dentingan sendok dan ocehan ringan, Kaelen tiba-tiba bergumam, suaranya nyaris tertelan oleh deburan ombak. "Aku mau seafood..." Namun, meski mengeluh, tangannya tetap menyuap nasi ayam ke mulutnya tanpa protes lebih lanjut. Kemudian, seakan teringat sesuatu, dia menoleh ke Kamila yang duduk di dekatnya. "Setelah pulang dari sini, ayo kita jajan seafood, Kamila!" ajaknya santai, seolah menganggap itu hal biasa. Namun, kata-kata Kaelen seketika menjadi pemicu kehebohan yang tak terduga. Para kru wanita yang duduk tak jauh dari mereka langsung terdiam. Seakan alarm darurat berbunyi dalam kepala mereka, kepal
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 28: Kalau ada orang lain, kenapa harus aku?!

"Sudah! Sudah! Sekarang semuanya lanjutkan makan saja! Nanti kita lanjutkan sesi foto selanjutnya setelah makan!" ucap Nursyid, berusaha meredakan pertarungan sengit woman vs women yang hampir tak terkendali.Kamila menghela napas sebelum akhirnya kembali duduk. Emosinya mereda dengan cepat, seolah tak pernah terjadi apa-apa. Tanpa ragu, ia kembali melahap makanannya dengan lahap. Baginya, selama dirinya tidak diganggu, ia tidak akan membuat masalah dengan orang lain.Sementara itu, para kru wanita menatap Kamila dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dari luar, mereka terlihat diam dan seolah sudah menyerah. Namun, di dalam lubuk hati mereka, kemarahan masih membara. Harga diri mereka telah diinjak-injak di depan Nursyid dan Kaelen, dan mereka tak terima begitu saja.Meski tidak menunjukkan ekspresi marah, ada kilatan penuh niat tersembunyi di mata mereka. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk membalas.Setelah beberapa menit, semua orang a
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 29: Menyala Ilmu Kamila

Akhirnya, prosesi pemotretan kembali berlanjut. Keputusan dadakan Nursyid untuk menambahkan model wanita ternyata menjadi titik balik tak terduga. Konsep yang semula sederhana kini menjelma menjadi sesuatu yang jauh lebih dramatis, lebih hidup—bahkan lebih memukau dari rencana awal.Di atas punggung kuda putih yang gagah, Kamila duduk anggun. Dress putih panjangnya melayang lembut tertiup angin pantai, menciptakan ilusi seolah dirinya adalah seorang tuan putri yang baru saja turun dari negeri dongeng. Rambut cokelat bergelombangnya berkibar liar, menangkap kilau matahari yang memancar di atas mereka.Di sisinya, Kaelen berdiri tegap, satu tangannya mantap menggenggam kendali kuda, sementara lengan satunya melingkar di pinggang Kamila. Erat. Tegas. Seakan ingin memastikan bahwa gadis itu tidak akan jatuh, tidak akan terlepas darinya. Pada satu titik, ia menoleh, matanya menangkap wajah Kamila dalam diam.Adegan itu nyaris terlalu sempurna untuk disebut hanya sekadar pemotretan produk.
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 30: Ujian Untuk Kru Wanita

Kaelen menatap hasil fotonya bersama Kamila dengan ekspresi puas. Senyum sombong terukir di wajahnya, memperlihatkan keyakinan diri yang begitu tinggi. Dengan penuh percaya diri, ia mengangkat dagunya sedikit dan berkata,“Oh, tentu saja hasilnya bisa sebagus ini. Siapa dulu modelnya? Aku!”Kamila ikut memperhatikan layar, matanya terpaku pada bayangannya sendiri. Ia tampak sangat cantik—begitu anggun dan alami, seolah seorang model profesional. Padahal, ia hanya mengenakan makeup tipis dan pakaian yang sudah dipakainya sejak awal.“Ternyata aku punya bakat jadi model juga…” gumamnya pelan, masih tak percaya.Tiba-tiba, Kaelen mengulurkan tangan dan mengusap rambut Kamila dengan lembut. Namun, dalam sekejap, belaian itu berubah menjadi gerakan jahil. Dengan gemas, ia mengacak-acak rambut Kamila hingga beberapa helai berantakan.“Kenapa baru sadar sekarang?” tanyanya dengan nada menegur, tapi penuh kehangatan. “Sejak SMK juga kau sudah cantik. Hanya saja kau kurang percaya diri. Kurang
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status