All Chapters of Idol Menyebalkan itu Mantan Pacarku : Chapter 11 - Chapter 20

53 Chapters

Bab 11: Mengiris ego Bleon

Jeremiah muncul dengan tergesa, raut wajahnya menunjukkan kecemasan yang sulit disembunyikan. "Bleon, owner GS Entertainment memintamu untuk segera menghadapnya!" katanya cepat, nada suaranya tegas.Bleon, yang tengah sibuk memikirkan rencana liciknya, langsung mendongak. Wajahnya berubah pucat seketika. "Apa? Owner memanggilku langsung? Ada apa ini?" tanyanya dengan nada panik. Ia menatap Jeremiah penuh kecurigaan. "Apa si Agus matre itu sudah disogok oleh Kaelen?" Ia mulai gelisah, tangannya tak henti bergerak, mencengkeram sisi kursinya.Jeremiah menggeleng pelan, mencoba tetap tenang meski dirinya pun diliputi keresahan. "Aku tidak tahu detailnya," jawabnya, suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya. "Yang jelas, kita harus segera menemui owner sebelum semuanya menjadi lebih rumit. Kau tahu sendiri bagaimana sifatnya, kan? Agus itu sangat emosional dan tidak sabaran. Kalau kita terlambat, bisa-bisa kau tidak punya waktu untuk membela dirimu."Bleon
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 12: Korupsi dan suap

Jeremiah perlahan mengeluarkan ponselnya dari saku. Di layar, sebuah video diputar. Suaranya menggema di ruangan itu, memenuhi setiap sudut dengan kenyataan pahit yang sulit diabaikan.“Oh, halo Kaelen! Apa kabar? Baik? Oh, iya! Apa? Kau bilang yang menyebarkan video ciuman Bleon adalah dirimu? Kenapa melakukan itu, Kaelen? Apa saldo rekeningku? Bertambah? Hahaha... Tentu saja, Nak Kaelen. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan menyuruh si Bleon itu untuk melakukan klarifikasi. Tidak masalah. Ini bukan salahmu. Ini salah Bleon sendiri yang tidak bisa berhati-hati. Baik, Nak! Selamat malam! Semoga harimu menyenangkan! Sukses selalu!”Ruangan itu langsung dipenuhi dengan keheningan mencekam setelah suara di video berhenti. Jeremiah menatap Agus dengan pandangan dingin, mata pria itu menyiratkan ancaman terselubung yang tak terelakkan. Ia menekan tombol pause di ponselnya dengan gerakan lambat, seakan memberi waktu pada Agus untuk mencerna apa yang baru saja didengarnya.
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 13: Situasi berpotensi berbahaya

“Jadi, untuk video ini...” Jeremiah berkata sambil mengangkat kembali ponselnya, menampilkan layar yang menampilkan rekaman yang begitu sensitif. Suaranya terdengar santai, namun ada nada tajam yang tak bisa disembunyikan, seperti seseorang yang tahu bahwa dirinya memegang kendali penuh.Agus mendesah berat, kedua tangannya mengepal di atas meja. Amarah dan frustrasi jelas terpancar dari raut wajahnya. “Apa lagi yang kalian inginkan?” tanyanya dengan nada keras, nyaris berteriak. “Saya sudah menyetujui kalian untuk membalas dendam pada Kaelen, asalkan kalian tidak membawa-bawa nama agency ini. Jadi apa lagi yang kalian mau sekarang?”Bleon menyandarkan tubuhnya dengan santai di kursinya, senyum miring menghiasi wajahnya. Matanya bersinar dengan kepuasan licik. “Tentu saja bagian,” katanya, suaranya terdengar tenang namun penuh provokasi.“Bagian?” Agus mengulangi dengan nada bingung, namun kecurigaan jelas terasa.“Sesuai dengan yang aku katakan s
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 14: Live chat

Mobil sport Kaelen berhenti perlahan di depan gang sempit yang menuju rumah Kamila. Cahaya lampu jalan yang redup menciptakan bayangan panjang di aspal, menambah kesan suram di sekitar mereka."Sampai sini saja!" ujar Kamila dengan tegas.Kaelen menatap gang gelap itu dengan dahi berkerut. "Kau yakin? Sepertinya jalanan di sana gelap."Kamila menghela napas panjang, lelah. "Tidak masalah. Aku terlalu capek untuk menghadapi beribu pertanyaan dari orang tuaku kalau mereka tahu aku diantar sampai ke rumah."Kaelen terkekeh pelan. "Baiklah. Hati-hati di jalan."Kamila tersenyum tipis. "Baik, sampai jumpa!"Tanpa menoleh lagi, ia melangkah masuk ke gang, membiarkan kegelapan menyambutnya. Kaelen memandang punggungnya yang semakin jauh, napasnya terdengar berat."Kamila... Kau masih tinggal di rumah itu rupanya?" pikirnya dalam hati, sedikit rasa bersalah menghantui benaknya.Ia akhirnya menghela napas, menekan pedal
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 15: Komentar Live Chat

Kaelen menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya dengan santai menelusuri layar ponselnya. Jari-jarinya yang ramping menggulir komentar demi komentar yang membanjiri live chat yang sudah selesai. Matanya menyipit, membaca dengan teliti. Ia tersenyum kecil, ekspresi penuh kemenangan tergambar jelas di wajahnya."Kaelen, aku tetap percaya padamu! Kau tidak seperti pria murahan yang berciuman dengan MUA sendiri! Aku menyayangimu, Kaelen!""Astaga! Jangan tag Bleon!""Tag Bleon! @Bleonactorofficial Dia sampai sekarang belum melakukan klarifikasi!"Kaelen mengangkat alisnya. Nama itu muncul berkali-kali di antara komentar penggemarnya. "Ah, rupanya skandal terbaru di dunia hiburan kini berputar di sekitar aktor itu.""Benar juga! Bleon belum melakukan klarifikasi sampai sekarang.""Berbeda dengan Kaelen kita yang langsung melakukan live chat dan menjelaskan semua kesalahpahaman kita, Bleon seperti menggantung fansnya."
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 16: Permainan Klarifikasi

Bleon berdiri tegap di depan kamera, mencoba menampilkan wajah yang tenang dan percaya diri. Maleta berdiri di sampingnya, tersenyum dengan anggun, seolah mendukung setiap kata yang akan keluar dari mulut pria itu."Fansku," Bleon memulai dengan nada hangat, mencoba meniru karisma Kaelen. "Kalian tidak boleh cemburu seperti itu, sayang-sayangku. Aku dan Maleta tidak ada hubungan apa-apa."Ia melirik ke arah Maleta, memberikan kesempatan padanya untuk berbicara."Benar," Maleta tersenyum lembut, matanya menatap langsung ke kamera. "Bleon adalah aktor yang sangat profesional. Sebelum melakukan adegan, dia sudah lebih dulu berlatih."Bleon mengangguk mantap, tangannya bergerak santai, menegaskan pernyataannya. "Sama seperti saat aku berakting menjadi seorang pria perokok, aku berlatih merokok selama beberapa bulan untuk mendalami peran. Begitu juga dengan drama romantis yang sebentar lagi akan aku bintangi."Ia menatap kamera dengan penuh ke
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 17: Rencana Merusak Kostum

Di ruangan yang remang, aroma parfum mahal bercampur dengan ketegangan yang tak kasat mata. Bleon duduk di sofa, melipat kedua tangannya di dada dengan ekspresi penuh perhitungan. Matanya menyipit, menatap orang-orang di sekitarnya dengan aura dominan. Maleta, yang duduk di sampingnya, menyandarkan siku ke meja, memperhatikannya dengan penasaran.“Jadi, bagaimana rencanamu untuk merusak akuarium yang akan digunakan Kaelen saat konser?” tanya Maleta, suaranya terdengar setengah berbisik, seakan menyembunyikan konspirasi besar.Bleon terkekeh pelan, sorot matanya penuh kelicikan. “Tentunya kita tidak bisa merusak akuarium itu secara langsung. Kita butuh seseorang yang memang berada di atas panggung.”Jeremiah, yang berdiri di dekat jendela, melirik tajam. “Saya mendapat informasi bahwa Kaelen beserta idol lainnya setiap tahun secara rutin mengadakan konser di stadion Hanantara. Kebetulan saya punya beberapa kenalan operator stasion itu.”Maleta menyilangkan tangannya, ragu. “Tapi biasan
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 18: Dilema Zeyon

Ruangan latihan terasa sunyi. Hanya suara dentingan jam di dinding yang terdengar samar, seolah ikut menegaskan kesepian yang menyelimuti tempat itu. Zeyon duduk sendirian di sudut ruangan, bahunya sedikit membungkuk. Anak yang biasanya begitu ceria, suka bercanda dan mengganggu anggota lainnya, kini tampak murung. Tatapan matanya kosong, pikirannya seperti melayang jauh."Zey, ada apa? Kenapa diam saja?"Suara seseorang memecah kesunyian. Seorang pria muda berusia delapan belas tahun berjalan mendekat, matanya menatap penuh selidik. Pria itu adalah Reyford, atau lebih akrab dipanggil Rey, dengan rambut hitamnya yang selalu tampak rapi dan ekspresi tegas yang menjadi ciri khasnya.Zeyon menengadah, menatap ke arah Rey yang kini berdiri di hadapannya. Matanya sedikit berkaca-kaca, seolah ingin mengungkapkan sesuatu tapi tertahan. "Kak Rey..." suaranya terdengar lemah.Rey mengerutkan kening. "Apa kau sakit? Kalau sakit, istirahatlah dulu. Jangan memaksakan diri. Kita punya konser yang
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 19: Apa Yang Akan Terjadi Pada Zeyon?

Fajar mulai menyingsing, menyapu langit dengan semburat oranye keemasan. Di dalam ruang rias yang masih sepi, hanya ada Kamila dan Kaelen. Cahaya matahari pagi menembus tirai jendela, menciptakan siluet samar di cermin besar yang memantulkan bayangan mereka berdua.Kamila berdiri di depan Kaelen, tangannya cekatan merias wajah pria itu dengan kuas yang bergerak lincah dan lembut. Hari ini, Kaelen akan membintangi iklan parfum terkenal di negara mereka, dan segalanya harus terlihat sempurna.Sambil memejamkan mata, Kaelen akhirnya membuka suara. "Supirku mengantarkanmu ke rumah dengan selamat, kan?" tanyanya, suaranya terdengar santai namun penuh perhatian.Kamila mengangguk pelan, sesekali melirik ekspresi Kaelen. "Tentu, dia mengantarku sampai depan gang," jawabnya, tetap fokus pada pekerjaannya.Kaelen mengangkat sebelah kelopak matanya, menatap Kamila dengan sedikit curiga. "Dia tidak melakukan hal yang buruk padamu, kan?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada lebih serius.Kamila te
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 20: Keputusan Ada Di Tanganmu

"Baiklah, aku pergi!" Kamila bergegas melangkah menuju pintu, ingin segera keluar dari ruang rias.Namun, sebelum ia sempat meraih gagang pintu, sebuah tangan kuat mencengkeram lengannya. "Tunggu dulu!"Tarikan mendadak itu membuatnya tersentak. Kamila menoleh dengan kaget, hanya untuk menemukan tatapan tajam Kaelen mengunci pergerakannya. "Jangan lari dari tanggung jawabmu, Kamila!" ucap pria itu dengan nada yang tak terbantahkan. "Yang tahu jelas apa yang Zeyon katakan semalam adalah dirimu. Kau harus ikut juga sebagai saksi!"Kamila terdiam, tubuhnya menegang. "Aku sangat menyesal sekarang," gumamnya pelan, hampir seperti bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.Tak lama kemudian, pintu ruang rias terbuka perlahan. Zeyon muncul dari balik pintu, langkahnya ragu-ragu saat memasuki ruangan. Kaos putih yang melekat di tubuhnya sedikit basah oleh keringat, menandakan ia baru saja menyelesaikan sesi latihan. Celana training hitamnya se
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status