Semua Bab Idol Menyebalkan itu Mantan Pacarku : Bab 31 - Bab 40

53 Bab

Bab 31: Rencana Licik

Sehari setelah sesi pemotretan parfum Polo Blue dari LightGlow Cosmetics, para idol kembali berkumpul di ruang latihan. Suasana ruangan penuh dengan energi, setiap sudut dipenuhi suara langkah kaki yang mengikuti irama musik dan suara tawa yang sesekali terdengar di sela-sela latihan. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk konser ulang tahun TLM Entertainment, yang sekaligus menjadi perayaan ulang tahun Kaelen.Konser besar ini tinggal seminggu lagi, dan tak ada waktu untuk bersantai.Di sudut ruangan, para manajer idol berkumpul, berdiskusi mengenai jadwal latihan."Semua, jadwal idol kalian kosong selama minggu ini, kan?" tanya Tommy, suaranya tegas dan penuh harap."Tentu," jawab Leonhart, yang merupakan manajer boyband ZZB. "Jadi semua member ZZB bisa mengikuti sesi latihan intensif dengan Kaelen."Sementara para idol sibuk dengan koreografi mereka, di sisi lain ruangan, tim MUA tengah menyiapkan perlengkapan rias. Berbagai palet warn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 32: Apa kau mau membuat masalah sampai viral

Bleon melangkah masuk ke dalam gedung TLM Entertainment, auranya dipenuhi rasa percaya diri yang berlebihan. Dia tahu kedatangannya mungkin akan mengundang ketegangan, tapi dia tidak peduli. Baginya, ini adalah langkah pertama untuk menegaskan kendalinya atas Zeyon.Ketika mencapai lobi, tatapan tajam Leonhart langsung menyambutnya. Manajer itu berdiri tegap, kedua lengannya bersedekap di depan dada, seolah menjadi benteng yang tak bisa ditembus."Permisi, boleh saya bertemu dengan Zeyon?" Bleon bertanya dengan suara ramah yang dibuat-buat.Namun, ekspresi Leonhart tetap dingin. Dia sudah cukup banyak mendengar tentang Bleon dari Kaelen, dan tidak ada satu pun kabar baik yang membuatnya tertarik untuk bersikap lebih lunak."Maaf, idol termuda kami sedang sibuk latihan. Harap jangan mengganggu," jawabnya tegas, lalu berbalik, berniat meninggalkan pria itu tanpa basa-basi lebih lanjut.Namun, Bleon bukan tipe yang mudah menyerah. Bibirnya melengkung membentuk senyum licik sebelum dia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 33: Yang tidak ia sadari adalah...

Di lobi yang sepi, hanya ada Bleon dan Zeyon di ruangan itu. Suasana hening terasa mencekam, berbeda dari biasanya. Hari ini, seluruh idol tengah disibukkan dengan latihan intensif untuk persiapan konser besar tahunan TLM Entertainment. Tidak ada staf yang lalu-lalang, tidak ada suara obrolan riuh, hanya dua bersaudara yang saling berhadapan dalam situasi yang terasa lebih seperti medan perang daripada pertemuan keluarga.Bleon tersenyum ramah—atau lebih tepatnya, pura-pura ramah. Senyumannya tidak pernah bisa dipercaya oleh Zeyon. Ada sesuatu yang selalu terasa manipulatif dalam ekspresinya."Halo, Zeyon! Bagaimana kabarmu?" sapanya dengan nada hangat yang terdengar begitu dibuat-buat. Dia mengulurkan tangan dan menepuk bahu Zeyon dengan lembut, seolah benar-benar peduli.Zeyon menundukkan sedikit kepalanya, menatap tangan kakaknya yang bertengger di bahunya. Ada dorongan kuat untuk menepisnya, tapi dia menahan diri. Sebagai gantinya, dia bergumam pelan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 34: Pesan misterius

Leonhart menepuk bahu Zeyon dengan lembut, sorot matanya penuh perhatian. "Bagaimana pembicaraanmu dengan kakakmu, Bleon?" tanyanya, nada suaranya terdengar santai, tapi ada sedikit ketajaman di dalamnya.Zeyon mengangkat bahu, berusaha terlihat setenang mungkin. "Kakakku hanya mengatakan bahwa dia merindukanku," jawabnya dengan nada datar. "Kakak datang ke sini untuk memberiku semangat untuk konser besar TLM Entertainment nanti."Kaelen yang sejak tadi mengamati Zeyon tersenyum tipis. "Sepertinya kakakmu memang sangat menyayangimu," komentarnya, tapi ada sesuatu dalam tatapannya—sesuatu yang menyiratkan bahwa dia tidak sepenuhnya percaya pada apa yang baru saja dikatakan Zeyon.Tommy, yang berdiri di samping mereka, menepuk punggung Zeyon dengan ramah. "Baiklah, sekarang pergilah ke ruang ganti! Pakaianmu sudah basah dengan keringat," katanya. "Kalau kau merasa tidak nyaman dengan pakaianmu sendiri, kau tidak akan bisa nyaman berlatih."Zeyon tersenyum kecil. "Baik, terima kasih, Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 35: Kita tidak hanya sedang diawasi

Kamila berjalan cepat menghampiri Kaelen yang masih menunggu gilirannya berlatih menari. Napasnya sedikit memburu, tapi langkahnya tetap stabil. Matanya menyapu ruangan dengan waspada, memastikan tidak ada yang memperhatikannya sebelum akhirnya berhenti tepat di depan Kaelen.Kaelen, yang sejak tadi bersandar santai di dinding dengan tangan terlipat di dada, menatap Kamila dengan ekspresi penasaran. Namun, begitu melihat sorot mata gadis itu yang serius, Kaelen menyeringai, seolah-olah momen ini masih bisa dinikmati dengan kelakar khasnya."Kak Kaelen!" panggil Kamila dengan nada mendesak.Kaelen menaikkan sebelah alis, tetap mempertahankan senyum sombongnya. "Ada apa, Kamila?" tanyanya, sebelum lekas menambahkan dengan nada menggoda, "Jangan bilang kau sudah sangat merindukanku meskipun kau hanya ke ruang rias sebentar? Yah… Aku mengerti. Aku memang pria tampan yang selalu membuat semua wanita rindu menatap ketampanan wajahku. Sudah seperti tujuh keajaiban dunia, harus dijaga dan dil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 36: Mereka dalam masalah besar

Di tengah kesibukan lokasi syuting yang riuh, Bleon duduk dengan santai di kursinya, kakinya terjulur ke depan dengan ekspresi penuh percaya diri. Para kru sibuk berlalu-lalang, mengatur pencahayaan dan kamera untuk adegan berikutnya, sementara Maleta berdiri di sampingnya, tangannya cekatan merapikan riasan di wajah Bleon."Akhirnya aku bisa kembali berakting!" seru Bleon dengan nada puas, sembari menatap pantulan dirinya di cermin. "Drama ini terlalu memfokuskan karakter utama wanita hingga karakter utama pria sering tidak terpakai!"Maleta hanya terkekeh kecil, menyapukan kuas dengan lihai ke pipi Bleon. "Sudahlah, anggap saja itu sebagai waktu liburan untukmu."Tapi Bleon bukan tipe orang yang bisa diam begitu saja. Dia menoleh ke arah Maleta dengan tatapan penuh arti, suaranya sedikit lebih rendah saat bertanya, "Omong-omong, apa kau sudah melakukan apa yang aku perintahkan?"Maleta tersenyum penuh keyakinan, matanya berkilat puas. "Tentu saja sudah," jawabnya tanpa ragu. "Aku su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 37: Mainan baru member ZZB

Suara tawa memenuhi ruangan. Di ruang pribadi Kaelen, Kamila terbahak-bahak, menutupi mulutnya dengan tangan, namun matanya bersinar penuh kepuasan. "Lucu sekali! Aku sangat penasaran seperti apa wajah Maleta saat dia melihat pesan chat yang aku kirimkan padanya," katanya di sela tawa. Kaelen bersandar santai di kursinya, menatap Kamila dengan ekspresi penuh kemenangan. Bibirnya melengkung membentuk senyuman sinis. "Mereka menakut-nakuti kita dengan cara seperti itu, maka kita juga harus menakut-nakuti mereka dengan cara yang sama," ujarnya, nada suaranya tenang tapi menusuk. Tommy, yang sejak tadi menyimak, menyandarkan tubuhnya ke meja dengan ekspresi serius. "Benar. Tapi alat perekam suara itu juga bisa kita gunakan sebagai bukti. Untuk sekarang, simpan saja benda itu di tempat yang aman agar kita bisa menggunakannya suatu saat nanti," katanya sambil menyilangkan tangan di dadanya. Kamila mengangguk paham, namun kemudian keragu-raguan tergambar di wajahnya. Matanya beralih ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 38: Supir tak dikenal

Mobil melaju di tengah kota yang mulai diselimuti kegelapan malam. Jalanan tampak lengang, hanya sesekali kendaraan melintas di sisi lain, menciptakan siluet kelam di jendela mobil. Suara mesin mendengung pelan, berpadu dengan desahan napas para penumpang yang dipenuhi ketegangan. Di dalam kabin, suasana begitu tegang, seolah udara yang mereka hirup semakin menipis. Bleon, Maleta, dan Jeremiah duduk dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya. Namun, ketenangan itu terpecah saat Maleta tiba-tiba berbisik, suaranya nyaris tak terdengar. "Bleon..." Dia merapatkan tubuhnya ke arah Bleon, tangannya menyodorkan ponselnya dengan gemetar. Wajahnya pucat, matanya dipenuhi kecemasan. Bleon melirik layar ponsel Maleta, dan dalam sekejap, matanya membelalak lebar. Otot-otot di rahangnya menegang, dadanya naik-turun menahan gelombang amarah yang seketika meledak dalam dirinya. Dengan gerakan kasar, dia mengepalkan tangannya da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 39: Apa yang Bleon ingin lakukan pada Kamila?

Mobil itu berhenti dengan perlahan di depan sebuah gedung bercat abu-abu dengan tulisan besar di atasnya: Kantor Polisi.Di dalam mobil, Maleta, Bleon, dan Jeremiah langsung saling berpandangan, napas mereka tercekat. Ini bukan tempat yang seharusnya mereka tuju. Ini bukan tempat yang aman.Dari kursi pengemudi, pria yang sejak tadi mereka kira sebagai supir mereka menarik topi hitam yang dikenakannya. Rambut hitam pekatnya terurai, wajah tampannya kini menampilkan seringai penuh arti."Halo semua!" sapanya ringan, seolah mereka hanyalah teman lama yang sedang berkumpul dalam suasana santai.Jeremiah langsung menatapnya tajam, ekspresi terkejut sekaligus marah terlihat jelas di wajahnya. "Kau! Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan dengan Pak Asep, supir kami?"Pria itu—Kevin—hanya mengangkat bahu dengan santai, seakan pertanyaan itu sama sekali tidak mengusiknya. "Oh, dia? Aku hanya memberinya sedikit uang supaya pulang lebih awal. Kurasa dia tidak keberatan. Lagipula, aku hanya menggan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 40: Dan kami punya saksi di sini!

"Bukan urusanmu!" jawab Bleon dengan lantang, suaranya menggema di ruangan yang penuh ketegangan.Kaelen tidak tinggal diam. Dalam hitungan detik, ia melangkah cepat ke arah Bleon, menarik kerah bajunya dengan kasar. Mata biru lautnya yang tajam bersinar penuh amarah, mencerminkan kobaran emosi yang selama ini ditahannya. Nafasnya memburu, menggambarkan betapa ia menahan diri untuk tidak melepaskan pukulan ke wajah pria itu."Jawab selagi aku masih bertanya denganmu baik-baik!" suaranya nyaring, membuat beberapa orang menahan napas.Polisi bernama Asep dengan sigap merelai mereka, menarik Kaelen menjauh dari Bleon sebelum situasi semakin memanas. "Kalian semua! Jelaskan saja di dalam!" perintahnya, suaranya penuh otoritas.Kaelen menghela napas kasar, lalu berbalik dengan ekspresi kesal. Dia menggenggam tangan Kamila, menariknya masuk ke dalam kantor polisi tanpa sepatah kata pun. Tommy, manajernya, mengikuti dari belakang, wajahnya tampak cemas.Sementara itu, di sisi lain ruangan, M
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status