/ Romansa / Setelah Menonton Video / 챕터 11 - 챕터 20

Setelah Menonton Video의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

78 챕터

11. Nikah Siri

PoV DavidAku sudah sampai di rumah jam tujuh malam. Mama dan papa mertuaku sedang tidak ada di rumah. Hanya ada bibik dan juga Meta; adik iparku yang masih SMA, tapi remaja itu pun sudah berada di kamarnya. Aku makan sendirian di ruang makan sambil terus memikirkan jawaban apa yang akan aku berikan untuk istriku, perihal uwang yang aku transfer. Kring! KringNomor Sri memanggil. Langsung saja aku mengangkatnya karena aku memang perlu bicara dengan Sri. "Halo, Sri.""Halo, Mas David kirim uang lagi? Untuk apa? Saya udah bilang gak usah kirim saya uang. ""Iya, i-itu honor. Eh, bukan, itu pesangon yang diberikan mama untuk kamu. Kata mama buat nambahin biaya berobat.""Oh, gitu, jadi uangnya dari Bu Eva ya.""Iya, kamu GR sekali saya kirim uang terus! Oh, iya, nanti kalau Mayang telepon kamu, bilang uangnya dari mama untuk kamu berobat. Paham'kan? Istriku soalnya cemburu sama kamu.""Oh, iya, Mas, makasih. Sampaikan salam saya untuk ibu.""Iya, oke, kamu udah sehat? Halo, halo!" sam
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

12. Ada Tamu

Aku menekan kenop pintu kamar Robi. Adikku yang berusia dua puluh tahun itu sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Ia tersenyum di depan ponsel, lalu ia menoleh ke arahku sebentar."Kenapa, Mas?" tanya Robi. Aku melangkah masuk dan ikut duduk di ranjang ukuran single miliknya."Kamu kenapa?""Gak papa. Pasti Mas David ada di tim mama ya?" aku tertawa pelan."Gak ada di tim siapa-siapa. Emangnya mama kenapa? Soalnya tadi mama gak cerita. Mama suruh aku tanya langsung sama kamu.""Robi kehilangan banget mbak Sri, Mas. Robi rasa, Robi naksir mbak Sri. Emangnya gak boleh?" aku menghela napas. Otak Robi sepertinya sedang tidak baik-baik saja."Ini Robi lagi wa-an sama mbak Sri. Nanya kabarnya dan tanya kapan bisa kembali kerja.""Katanya apa?" aku mendadak kepo."Katanya gak tahu. Nunggu bener-bener sehat dulu. Hari Minggu nanti, Robi mau ke sana." "Mau apa? Jangan!" Robi mengernyit."Kenapa jangan?""Namanya orang lagi sakit, butuh istirahat. Kamu gak usah ke sana. Nanti saja kalau Sr
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

13. Harus Tanggung Jawab

Mau menghindar rasanya sudah tidak mungkin. Semua sudah terjadi dan aku harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah aku perbuat. Bukan salah Sri, tapi salahku. Termasuk terus membohongi Mayang dengan berbagai alasan. Apakah setelah ini, rumah tangga ku akan berakhir? Tentu saja aku tidak ingin hal itu terjadi. Sampai titik da-rah penghabisan, aku akan tetap mempertahankan pernikahan ini. "Lu mau ke mana? " tanya Heru saat aku memasukkan ponsel ke dalam saku celana bahan. Aku juga sudah mematikan laptop, padahal baru jam empat sore. Mama yang membuatku jadi begini. "Mau pulang lebih cepat. Udah bilang bos.""Kenapa? Apa ada yang sakit?" aku mengangguk. "Ya, rasanya sebentar lagi, aku akan sakit jiwa." Setelah mengatakan hal itu, aku pun segera berlalu dari ruangan kerjaku. Namun, aku tiba-tiba ingat satu hal yang ingin aku tanyakan pada Heru. "Jadi, lu udah nikah siri sama cewek itu?" tanyaku berbisik. Heru mengangguk. "Lu pake gak?" tanyaku lagi. Heru menggelengkan kepala. "Gue
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기

14. Kamu Hamil'kan?

Pov Sri"Kamu pasti hamil, makanya kamu sakit-sakitan," cecar ibuku yang terus saja mendesakku untuk test pack. Aku menggelengkan kepala. "Percaya Sri, Bu. Sri gak hamil. Ibu gak bisa maksa orang untuk nikahi Sri. Apalagi suami orang. Cukup Ibu yang merusak rumah tangga orang lain, sehingga karma Tuhan terus menghantui kita sampai saat ini. Sri gak mau, Bu. Biar ini jadi ----""Kamu malah menyalahkan Ibu? Ibu itu terpaksa. Nenek kamu miskin dan kami gak punya apa-apa. Gak ada anak bujangan yang mau sama orang miskin seperti Ibu. Untuk itu Ibu terpaksa. Satu-satunya cara agar Ibu gak tersesat jadi wanita malam adalah dengan menjadi simpanan suami or ----""Sudahlah, Bu, kita jangan berdebat terus. Dokter bilang, saya cuma maag dan tadi sudah dapat obat. Jadi cukup istirahat saja. Sri mau tidur ya, Bu, ini sudah malam." Padahal masih jam tujuh, tetapi aku gak mau terus-menerus berdebat dengan ibu. Lambung ini belum lagi pulih dan tubuhku juga masih lemas. Aku tidak hamil, tetapi ibu ga
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기

15. Harus Cari Ke mana?

Asih cemas setelah kepergian Sri. Ibu mana yang tidak khawatir, saat putrinya pergi dari rumah? apalagi sering membawa beban masalah yang berat. Asih jelas sangat cemas, takut Sri berlaku macam-macam di luar sana. Lalu Wanita senja itu memberanikan diri lagi datang ke ibukota sendiri. Semua dia lakukan demi mencari sang buah hati yang pergi meninggalkannya dalam keadaan yang kurang sehat. "Ibu harus ke mana lagi nyari kamu Sri?" gumam Asih, dia sangat mengkhawatirkan keadaan Sang Putri. "Pokoknya aku harus cari kemana pun."Akhirnya asih memutuskan untuk mencari Sri. Langkah kakinya membawa ia mendatangi semua tempat teman-teman Sri, mereka para pekerja rumah tangga di Jakarta. Sudah mendatangi beberapa tempat, tapi sama sekali tidak ada yang mengetahui di mana keberadaan anak gadisnya itu."Rina, kamu bener-bener nggak tahu keberadaan Sri di mana?” Asih bertanya kepada seorang gadis bernama Rina, karena terakhir kali ia tahu sering menghubungi Rina. Rina menggelengkan kepalanya.
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기

16. Bulan Madu

David diam saja saat sang adik memberikan bogem mentahnya. Meskipun jujur saja ia merasa kesakitan, kepalanya juga sedikit berputar akibat pukulan yang sangat keras diterimanya. Ia tidak akan membalas pukulan dari Robi. Eva berjalan cepat menghampiri David. “Kamu nggak apa-apa?”David tidak menjawab, ia terdiam mencoba mendapatkan kesadarannya kembali. Tentu saja dirinya tidak baik-baik saja, apa lagi kakinya terantuk kursi, pukulan keras yang diberikan Robi membuat kepalanya benar-benar sakit dan ia terjatuh terjerembab. “Kamu ngapain sih Robi?! Lihat tuh Kakak kamu! Tahan, kalian gak boleh saling mencelakai!" kata Eva cemas. Robi terlihat acuh, menurutnya David memang pantas mendapatkan pukulan seperti itu. Bahkan menurutnya itu masih kurang. “Dia memang pantas digituin. Anak Mama ini umurnya tua, tapi kelakuannya bocah labil!" Robi pun pergi dengan perasaan marah mengendarai vespa maticnya. Lalu Eva melarikan David ke rumah sakit. Lukanya diobati, tidak ada hal yang parah terjad
last update최신 업데이트 : 2025-03-15
더 보기

17. Kabar Kehamilan

Mayang mengurai pelukan saat ponselnya berdering."Aku angkat dulu ya, Mas?" David mengangguk. Mayang meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas samping ranjang."Halo, Ma.""Kamu di mana? Jadi nginep di hotel malam ini?""Jadi, Ma. Besok baru Mayang pulang ya. Honeymoon masih kurang sebenarnya, tapi lusa Mayang udah harus masuk kerja. Dapat cuti dua hari saja. Hari ini dan besok.""Oh, oke, selamat bersenang-senang ya, Nak. Suami kamu itu rindu berat sama kamu. Jangan sampai kamu lupakan kewajiban sebagai istri ya.""Siap, Ma, ini lagi ditunaikan he he he ..." Mayang menatap suaminya sambil tersenyum. Test pack garis dua itu masih di tangan David. Mayang sangat tahu bahwa saat ini suaminya sangat senang karena ia hamil.Setelah menutup panggilan dari mamanya, Mayang menonaktifkan ponselnya. Jangan sampai urusan kantor atau yang lainnya menganggu bulan madunya. Ini masih jam lima sore. Mereka baru satu ronde dan masih ada satu ronde atau dua ronde lagi sampai nanti malam atau samp
last update최신 업데이트 : 2025-03-15
더 보기

18. Robi yang Galau

"Ya ampun, terus gimana pembantu lu? Kok bisa? I-itu kenapa malah lu praktekin ke pembantu lo? Kan kata gue buat referensi. Gimana jadinya, tuh?" cecar Heru masih dengan napas terengah-engah karena kaget. "Makanya ini kepala gue pusing. Mayang hamil dan bisa saja pembantu gue hamil juga. Masa gue langsung jadi ayah dua anak? Gue mumet nih, Her!" David meremas rambutnya dengan kasar. "Tunggu, bukannya waktu itu lu bilang, pembantu lu istri orang udah tua?""Tua dari gue dua tahun doang. Umurnya tiga puluh satu tahun dan ternyata janda ting ting, pernah nikah, pas selesai akad, lakinya meninggal. Nah, berarti dia masih virg!n dan yaah.... ""Apa? Jadi dalam seminggu, lu dapat peraw4n dua orang?!"Plak! "Aww!" David memukul kepala Heru karena sudah berteriak, padahal mereka masih dalam mode kerja. Satu ruangan menoleh, lalu mereka menggelengkan kepala. "Kurang keras suara lo! Udah, jangan bikin gue tambah mumet!" David berusaha fokus pada pekerjaan, meskipun tidak bisa. "Lu minta sa
last update최신 업데이트 : 2025-03-15
더 보기

19. Mayang Senang, Sri Pergi

"Hari ini kita ke rumah mama ya, pasti Mama senang banget dengar kabar ini." David mengajak Mayang untuk memberitahu sang Ibu mengenai kehamilan Mayang. Mayang tentu saja menyambut dengan antusias. "Ayo aku setuju, yang kita siap-siap dulu sebelum berangkat ke rumah mama."Keduanya kemudian segera bersiap untuk segera berangkat ke rumah Eva. Perjalanan memakan waktu yang cukup singkat, keadaan jalanan di ibukota cukup sepi hari ini. Sepertinya banyak yang memilih untuk menghabiskan waktu libur di rumah saja.Setelah tiba di sana Mayang disambut dengan hangat oleh kedua orang tua David, hari libur ini menyebabkan semua anggota keluarga berkumpul. Kemudian David mengajak mereka semua untuk berbicara di ruang keluarga."Hari ini aku datang kemari sama Mayang, karena mau ngasih kabar gembira buat semuanya.""Wah, kabar gembira apa tuh? Mama jadi penasaran. "Eva bertanya antusias. Pertanyaan itu juga diikuti tatapan penasaran dari sang suami dan juga Robi. "David mau ngasih tahu, kalau M
last update최신 업데이트 : 2025-03-16
더 보기

20. Pingsan

"Siapa di sana? Loh, tadi kayak ada suara di ruangan ini, tapi gak orang ternyata." Matang menghela napas. Merasa bod0h karena sudah mau saja ikut mencari suaminya ke gudang stok makanan. Untuk apa? "Makasih, Mbak, mungkin Mbak salah lihat orang." Mayang segera keluar dari area khusus karyawan tersebut. Tentu saja dengan tatapan terheran-heran dari karyawan resto lainnya. "Sayang, kamu dari mana?" tanya David yang berdiri menyambut istrinya. "Aku yang harusnya tanya, kamu dari mana? Kamu buang air kecil atau buang puing bangunan ke Kalimantan?" Mayang merajuk. Mata wanita itu berkaca-kaca karena menahan tangis. "Maafin aku, Sayang. Aku gak kasih tahu kamu. Aku beli ini tadi. Lebih tepatnya nyari ini." Mayang menatap bunga setangkai mawar di depannya. "Ish, kamu ngagetin aku aja! Aku benar-benar cemas kamu kenapa-napa, David!" Mayang memeluk suaminya setelah mendapatkan setangkai bunga mawar merah. Kedua orang tua David pun ikut bernapas lega. Mereka takut anak dan menantu berteng
last update최신 업데이트 : 2025-03-16
더 보기
이전
123456
...
8
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status