All Chapters of Rumah Kenangan: Pengintai di Bawah Tanah: Chapter 21 - Chapter 30

42 Chapters

Penangkapan

Kami pun menempuh perjalanan lagi, kali ini tujuan kami adalah rumah Inspektur Bobby, harapanku untuk membuktikan ini yang bisa mengungkap misteri penculikan dan pembunuhan yang lagi marak terjadi."Kalau seperti ini mungkin benar Ayah Zaydan memang ada hubungannya dengan pembunuhan itu," ucap Ralph lagi.Aku curiga tidak bisa menduga-menduga apapun, lagi pula setahuku memang Ayah Zaydan adalah seorang pemabuk, tapi apakah mungkin dia melakukan itu?Aku dan Ralph pun akhirnya pergi dari rumah itu, dan membiarkan Ralph menyimpan foto tersebut.Cukup melelahkan memang perjalanan kali ini, butuh waktu yang lama juga untuk mengungkap misteri ini. Hingga akhirnya sampai lah kami di rumah Inspektur BobbyRalph memarkirkan motor di depan halaman rumah Inspektur Bobby. Baru setelah itu Ralph memanggil Inspektur Bobby."Assalamu'alaikum, Om Bobby," ucap Ralph."Om Bobby, ini aku, Ralph dan Agas," panggil Ralph lagi karena belum ada sahutan dari dalam rumah."Mungkin lagi kerja kali, Ralph," sa
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Dia Mengincarku

Aku terbangun di tempat yang aneh. Ruangan ini terlihat seperti kamarku, tapi ada yang salah. Warna dinding terlihat pucat dan kelabu, seperti diambil dari dunia yang kehilangan semua kecerahan. Suasana sepi dan menekan membuat napasku sesak. Aku mulai sadar... ini bukan kamarku di dunia nyata. Dunia arwah!Di tengah-tengah suara gemuruh dunia ini, samar-samar kudengar suara percakapan dari lantai bawah. Suara itu seperti suara Om Dimas dan Farid, berbicara pelan tapi terpotong-potong. Rasa ingin tahuku memaksaku bergerak. Aku melangkah keluar kamar dan berjalan di sepanjang lorong rumah yang serasa lebih panjang dan gelap dari biasanya.Ketika sampai di atas tangga, aku berhenti sejenak dan menatap ke bawah, berusaha melihat asal suara. Ruang televisi di lantai bawah tampak suram, hanya disinari oleh cahaya redup dari jendela yang tertutup debu tebal. Tapi... ada sesuatu yang lebih mengerikan daripada kegelapan ruang itu.Di sana, duduk di sofa ruang televisi, tampak sosok dengan tub
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Asal-Usul

Dari balik pepohonan, aku mendengar suara langkah ringan mendekat. Sebelum aku sempat berlari lebih jauh, tiba-tiba aku melihat sosok seorang wanita paruh baya muncul dari antara dedaunan yang gelap. Wajahnya tenang, dengan senyuman samar yang anehnya terasa begitu akrab. Pakaian tradisional yang dikenakannya membuatnya tampak seperti berasal dari masa yang berbeda, seakan-akan dia bukan bagian dari tempat ini."Kamu Agas?" tanyanya dengan suara lembut. Jantungku berdegup kencang mendengar dia menyebut namaku."Maaf, kita... pernah bertemu?" tanyaku, bingung, sambil mencoba mengingat-ingat wajahnya.Dia tertawa kecil, menggeleng pelan. "Kamu tidak perlu tahu siapa aku sekarang. Ayo, ikut aku. Di pondokku, kamu akan lebih aman. Pria yang mengejarmu tidak akan berani mendekat ke sana."Meski hatiku masih ragu, ada sesuatu dalam caranya berbicara—suara lembutnya yang entah kenapa terasa menenangkan—yang membuatku ingin mengikutinya. Lagipula, aku memang tidak punya pilihan lain saat ini.
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Tersangka Baru

Perjalanan menuju kantor polisi terasa seperti sebuah misi penting yang tak boleh gagal. Sesekali aku menoleh ke belakang, memastikan tak ada sosok asing yang membuntuti. Aku dan Ralph hanya bisa saling mempercayakan punggung satu sama lain, berharap bisa sampai di sana tanpa ada rintangan tambahan.Sesampainya di kantor polisi, udara di sekitar terasa sedikit lebih ringan, namun ketegangan masih menggantung di antara aku dan Ralph. Kantor polisi itu sepi, hanya ada beberapa petugas yang berjaga di meja depan. Aku melihat ke kanan dan ke kiri, berharap menemukan wajah yang sudah kami kenal.Tiba-tiba, dari lorong, Inspektur Bobby muncul dengan langkah santai, mengenakan seragam lengkap dan raut wajah serius yang khas. Dia tampak terkejut melihat kami berdiri di depan ruang kerjanya."Agas? Ralph? Apa yang kalian lakukan di sini malam-malam?" tanyanya dengan nada penuh tanya, sambil berjalan mendekat. Suaranya berat dan mengintimidasi, seperti biasa.Aku hendak membuka mulut untuk menj
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Sejarah Keluarga

Aku tiba di rumah dan merasakan suasana yang lebih sunyi dari biasanya."Ibu!" Aku berteriak.Tak ada jawaban, hanya keheningan yang terasa aneh menyelimutiku. Seisi rumah seakan menyimpan rahasia yang tertahan di dalam dinding-dindingnya.Aku menghela napas, lalu memutuskan untuk naik ke loteng, tempat aku mendapatkan kekuatanku.Aku melangkah menuju salah satu kotak di sudut, perlahan membukanya, dan mataku segera menangkap benda yang kucari—pluit ayah. Aku meraihnya dan menggenggamnya di tangan. Pluit itu terasa dingin, tapi juga membawa rasa hangat dari kenangan masa lalu."Ayahku dibunuh olehnya, bukan bunuh diri."Aku menggenggam pluit itu erat-erat. Aku menarik napas dalam-dalam, berharap bisa mengungkap kebenaran.Saat itu, adalah momen aku untuk berani. Mumpung orang itu sedang tidak ada. Aku akan memasuki ruangan itu.Aku memeriksa setiap sudut ruangan, mencoba mengingat di mana Om Dimas mungkin menyembunyikan kunci ruangannya. Pikiranku berpacu, mengaitkan setiap kenangan k
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

DEFINISI MANUSIA LEBIH KEJAM DARIPADA IBLIS

Tanpa berpikir panjang, aku keluar dari ruangan perlahan, memastikan tidak ada suara yang mencurigakan. Setelah pintu tertutup kembali, aku menarik napas dalam-dalam, merasa sedikit lega."Jadi lo udah tahu semuanya?"Aku membeku di tempat, perlahan memutar kepala ke arah suara itu. Farid berdiri bersandar di tembok, kedua lengannya menyilang, matanya menatapku tajam. Ekspresinya sulit ditebak, tapi ada sesuatu dalam pandangan itu yang membuat bulu kudukku meremang."O-oh, Farid," suaraku hampir bergetar, berusaha mencari alasan dalam kepanikan. "Aku... aku cuma..."Dia menyeringai tipis, seakan sudah tahu persis apa yang kulakukan di dalam ruangan Om Dimas."Sesuai dugaan gue. Lu tuh cuma parasit yang bakal ganggu kehidupan Om Dimas dan gue." Ia melangkah perlahan menuju diriku. Tatapannya begitu mengintimidasi.Keringat melanda tubuhku. Aku melangkah mundur perlahan dengan penuh rasa takut. "Tapi, lu udah tau kan, siapa Om Dimas yang ada di rumah kita?"Sekejap, Farid menyambar lehe
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Sebuah Informasi

Akhirnya kami tiba di kantor polisi. Aku sangat lega melihat pada akhirnya ini akan berakhir.Sayangnya, aku dan Ralph melihat sesuatu yang tak kami duga. Mobil-mobil polisi berjajar di depan kantor, lampu birunya berputar tajam menerangi langit malam. Ambulans terparkir di samping gedung, petugas medis hilir mudik, dan kerumunan petugas kepolisian tampak sibuk, beberapa di antaranya bercakap serius dengan wajah tegang.Aku dan Ralph bertukar pandang, terheran-heran."Ada apa ini?" Ralph bertanya, suaranya bergetar tipis di tengah kekacauan di sekeliling kami.Aku menggeleng, sama sekali tak tahu apa yang sedang terjadi. Langkah kami cepat menuju pintu masuk, namun sebelum kami bisa masuk lebih jauh, seorang petugas polisi dengan cepat menghampiri dan menghentikan kami. "Maaf, ini area terbatas untuk sementara," katanya, wajahnya tampak cemas."Kami harus ketemu Inspektur Bobby! Ini soal kasus penting!" aku berkeras, menunjukkan setumpuk foto bukti yang kami bawa.Polisi itu menundukk
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Remnant

Bila kita meninggal, tubuh akan kehilangan massa tubuh sebesar 0,02 kilogram. Bagian yang hilang itu kita sebut sebagai "Remnant."-Dr. Duncan MacDougall, 1907________________________________________________________________________________Aku dan Ralph sampai di rumah Dave. Untunglah Ralph yang belum kehilangan tenaganya masih setia mengantarku.Aku melihat Dave sedang mojok di luar rumah, sedangkan ini sudah pukul sepuluh malam."Agas? Ralph?" tanya Dave.Aku tersenyum lelah, berjalan mendekati Dave yang menatap kami dengan heran."Iya, ini kita," jawab Ralph, mencoba menggodanya. "Elo berdua pacaran tengah malem gini. Mentang-mentang bokap lo kagak ada.""Eh, Dave sendirian, coek. Jangan suudzon dulu." Karlina menyeletup.Dave terbelalak mendengar pernyataan Ralph. "Eh, itu gak kayak kelihatannya, cuy. Lo.... Uh....""Apa?" Celetup Ralph.Aku tidak tahu apakah mereka bercanda atau tidak, yang jelas aku tidak punya waktu untuk ini. "Udah, udah, ah. Gue lagi butuh bantuan lo pada."
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

PERGI KE LUBANG KELINCI

JANGAN MENGALIHKAN PANDANGAN! ATAU MEREKA AKAN MENGIKUTIMU!_______________________________________________________________Satu-satu, kami melompat ke dalam kegelapan yang menyelimuti ruang bawah tanah, tanpa mengetahui apa yang menunggu di dalamnya. Perlahan-lahan, aku merasakan udara yang lembap dan dingin menyelimuti kulit, seperti menyambut kedatangan dengan sambutan gelap yang tidak ramah."Tempat apa ini?" aku melihat ke sekeliling, seperti sebuah gudang terbengkalai.Aku melihat lemari-lemari kabinet berserakan dan meja-meja yang tidak tertata rapi. Ruangan ini tampaknya tidak pernah terurus. Aroma yang terasa di udara adalah campuran antara bau tanah basah dan kebusukan yang menyengat. Rasanya seperti berada di dalam lorong-lorong gelap yang tak berujung.Yang menyeramkannya lagi adalah, terdapat banyak manekin yang berantakan, tidak pada posisi yang sesuai. Wajah-wajah mereka menor dengan lipstik dan bedak putih di pipi."Serem banget, anjir," ujar Karlina yang memperhatikan
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Terjebak

Aku memasuki sebuah lorong yang gelap dan menyeramkan. Dave dan Karlina mengikuti dari belakang dengan Dave yang menggenggam lengan si doi.Dinding-dinding lorong ini terlihat seperti bermuram durja, ditambah dengan sinar remang-remang yang menyelimuti setiap sudut ruangan. Di bagian bawah terdapat banyak ventilasi udara. Aku bisa mencium Aroma tanah lembap dan jamur menyengat di udara.Perlahan-lahan, kami melangkah maju. Tidak ada yang berbicara, namun ekspresi wajah kami mencerminkan kombinasi antara keteguhan hati dan kecemasan yang dalam.Kami terkejut ketika animatronik muncul dengan tiba-tiba dari ventilasi bawah, seperti sosok mengerikan yang terlahir dari kegelapan itu sendiri. Perangkat yang terbuat dari logam lentur itu meluncur keluar dengan gerakan yang cepat, menarik kaki Dave dengan kekuatan yang menakutkan.Mendadak, sebuah monster mekanik lentur meluncur keluar dari lubang ventilasi bawah dengan gerakan yang gesit. Ia meraih kaki Dave dengan cengkeramannya yang kuat.
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status