Semua Bab Rumah Kenangan: Pengintai di Bawah Tanah: Bab 11 - Bab 20

42 Bab

Hilang

Pagi itu, aku melihat Dave menatap ke arah luar jendela yang sedang hujan deras. Aku menghampirinya perlahan dari belakang. Ia sedang menatap rumah yang berada di seberang rumahnya."Rumah Karlina." Sahutku.Dave tersenyum kecil. "Yah, rumah gadis tercantik di kota."Aku tertawa kecil mendengar pujian hiperbola itu. "Aku boleh jujur gak, sama kamu?" tanyaku yang berdiri tepat di sampingnya melihat ke luar jendela.Dave melirik ke arahku."Aku juga suka sama Karlina, sih." Jawabku lirih."Ya, kamu kan udah pernah bilang waktu itu," jawab Dave singkat. Dia sepertinya kehabisan kata-kata."Tau. Cuma maksudnya, kalo emang kamu suka sama dia, gak apa. Dia lebih cocok sama kamu, kok, daripada aku." Aku memberikan semangat padanya serta menepuk pundaknya.Dave tertawa kecil. "Ya, tapi gimana, ya. Dia kan udah sama Farid. Aku gak bisa nikung dia. Farid gitu, lho.""Iya, sih." Kami berdua menghela napas dan melihat jendela yang menampilkan rintik hujan yang menderu.Tiba-tiba, seseorang menyam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Kemana Ralph?

Sudah seminggu Ralph tidak masuk sekolah. Anehnya, tak ada satu pun yang tahu keberadaannya. Teleponku tak pernah diangkat, pesan WhatsApp yang kukirim pun tak pernah berbalas, bahkan status online-nya tak pernah muncul. Aku mulai merasa khawatir, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain menunggu.Namun, setelah seminggu tanpa kabar, kekhawatiranku memuncak. Aku tak bisa lagi menunggu tanpa kejelasan. Hari itu, sebelum jam masuk sekolah, aku memutuskan untuk pergi ke kelas 10 IPA 4, yang mana itu adalah kelasnya Ralph.Seketika, aku melihat Karlina yang keluar dari pintu kelas, aku langsung merasa jantungku berdetak lebih cepat. Dia berdiri menghampiriku dan menatapku, rambutnya tergerai rapi, dan make up-nya membuatnya tampak lebih dewasa dari usianya. Ada sesuatu dalam cara dia melihatku mendekat yang membuatku sejenak kehilangan kata-kata.Sial, aku harus. Ini bukan saatnya salting, Ralph sedang menghilang. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan perasaanku. Setelah mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Dia yang Kucintai

“Dave itu baik banget. Hatinya itu tulus banget. Udah baik, ganteng lagi, idaman lah pokoknya.” Tutur Karlina memuji teman karibku.Mendengarnya aku tersenyum bangga. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan teman yang memiliki banyak sisi kebaikan.“Ya udah, Gas. Lo gak mau gabung sama yang lain gitu?” tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.Ah, rasanya sangat malas ketika Karlina bertanya hal itu. Keberadaanku di sini hanya karena terpaksa. Bergabung dengan yang lain? Apa yang bisa aku lakukan?“Enggak, Rin,” jawabku atas pertanyaan Karlina.Namun, secara tiba-tiba gadis itu menarik tanganku sambil berkata, “Udah, ayo ikut aja! Daripada lo cuma sendirian di sini!”Ah, aku tak kuasa menolak. Akhirnya hanya bisa mengikuti langkah gadis itu. Namun, di tengah perjalan aku melihat Zaydan yang datang dari arah lain. Matanya menyipit tajam saat melihat Karlina menarik tanganku. Aku kebetulan menoleh ke arahnya, di situlah aku mengumpat dalam hati.“Hei, kalian!” teriaknya memanggil kami berdu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

JANJIKAN PADAKU RUMAH DARI KENANGANMU

Pintu akhirnya dibuka. Aku melihat Dave yang masih memakai piyama berdiri di belakang pintu."Eh, Agas. Sendirian?""Oh, enggak ini aku bawa seorang teman." Aku menggeser tubuhku ke samping agar Karlina bisa melihat. Saat itu, aku melihat wajah Karlina yang terbujur bahagia."Ka-Karlina?" ucap Dave gugup.Seketika Karlina langsung berlari dan merangkulnya. "Dave!" teriaknya. Saat itu pula hatiku terasa hancur. Seperti ada serpihan beling yang menusuk hatiku. Aku menganga menatap peristiwa pelukan itu.Tetapi, aku berusaha tegar. Aku terus mengatakan dalam hatiku, Itu sahabatmu. Dia lebih berhak darimu. Sungguh sedikit menyesak, tapi aku berhasil menaklukan rasa iri dalam hatiku."Jir, kamu kemana aja Dev?" Karlina bertanya dengan begitu terharu."A-aku berhenti les, sih. Aku takut ketemu kamu. Soalnya kan, kamu udah punya pacar."Aku melihat Karlina dengan gesit menarik lengan Dave ke dalam rumahnya. Aku langsung mengikutinya.Aku bisa merasakan getaran cemas di udara, dan aku tahu bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Kabar Dari Orang Mati

Aku duduk di samping Dave di kamar tidurnya, suasana ruangan terasa hening. Hari sudah mulai sore, dan suasana mendung begitu kental di udara. Aku melihat Dave menatap kosong ke arah luar jendela, wajahnya terlihat penuh kekhawatiran dan ketidakpastian."Ini sudah seminggu, Gas," ucap Dave dengan suara yang rendah. "Papa belum juga pulang. Aku sudah mencoba meneleponnya berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Aku mulai pesimis apakah dia masih hidup atau tidak."Aku merasakan kegelisahan Dave, dan hatiku terasa pilu melihatnya seperti ini. "Moga ayahmu baik-baik saja, Dev." Aku berkata dengan bimbang. Terus terang aku bingung bagaimana memberikan harapan padanya.Dave mengangguk menyetujui pernyataanku, tapi tatapannya masih terasa penuh dengan kecemasan. Kami berdua merenung dalam keheningan, membiarkan ketidakpastian melayang di udara sore hari ini.Tiba-tiba, suara dentungan piano terdengar oleh telingaku. Suaranya melayang-layang di udara malam, melintasi dinding dan pintu kamar Dav
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Premonisi

Malam itu, setelah seharian penuh pikiran dan perasaan campur aduk, aku akhirnya memutuskan untuk tidur lebih awal. Di kamarku yang sempit dan sederhana, aku berbaring di atas kasur, mencoba memejamkan mata. Tapi rasa gelisah tentang Ralph masih menghantuiku. Pikiran tentangnya dan kejadian-kejadian aneh yang akhir-akhir ini muncul di hadapanku terus menghantui. Aku menghela napas dalam-dalam, berharap tidur bisa membawa ketenangan.Aku terbangun. Aku mendapati diriku berada di ruangan aneh lagi. Kali ini aku berada di ruangan yang memiliki banyak manekin dan robot animatronik hewan-hewan yang mati. Suasana begitu hening.Aku bangkit di antara tumpukan kayu, namun aku melihat diriku yang tampak transparan. Lucid dream lagi? Pikirku. Ini adalah yang kedua kalinya aku mengalami lucid dream. Bahkan, kejadian sebelumnya aku mendapati diriku di situasi mengerikan, kecuali jika memang...."Ciko...." terdengar suara yang sedikit familiar di telingaku.Aku menoleh ke arah datangnya suara pang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Dia Kembali

Keesokan harinya, aku telah sampai di sekolah. Aku berjalan santai melewati koridor sekolah yang lumayan sepi. Namun, saat aku hendak masuk ke dalam kelasku, dengan samar aku mendengar kakak kelasku tengah bercerita tentang seseorang."Morgan gak masuk katanya hari ini," ujar teman sekelas Morgan.Aku langsung teringat akan mimpiku tadi malam. Mungkinkah hal itu ada hubungannya dengan Morgan yang tidak masuk sekolah hari ini?"Kenapa? Apa dia sakit?" tanya teman Morgan lainnya."Katanya sih, dia hilang," jawab teman Morgan yang memberi kabar tadi."Hilang? Kok bisa?" tanya teman Morgan lainnya sambil menampilkan ekpresi terkejutnya."Entahlah, aku hanya mendapatkan kabar itu saja," ujar teman Morgan yang memulai cerita tadi.Mendengar itu aku langsung menangkap jika memang kejadian tadi malam adalah hal nyata. Aku terus mendengarkan mereka bercerita hingga obrolan mereka sudah tidak terdengar lagi saat mereka hilang dari pandanganku, mereka naik ke atas melewati anak tangga.Aku kemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Inspektur Bobby

Sepulang sekolah, Aku dan Ralph menjalankan agenda kami. Kami sudah menyusun beberapa rencana untuk kami lakukan hari ini."Kita mulai dari mana ini?" tanyaku pada Ralph."Gue juga bingung." Ralph terkekeh.Ralph seperti memikirkan langkah apa yang harus diambil, terlihat saat jari Ralph menggosok dagunya sendiri. Ia sedang berusaha memikirkan sesuatu."Gue bingung, Gas. Gimana kalau kita ajak Inspektur Bobby aja? Yang gue tau dia juga sedang mencari tahu tentang misteri ini," kata Ralph."Lo yakin?" tanyaku ragu."Yakin, nanti lo ceritain semua petunjuk yang udah lo dapetin sama dia, terus lo cerita juga kemampuan supranatural lo itu, dia itu seorang detektif. Mungkin saja dia bisa bantu kita di sana, setidaknya ada orang dewasa juga lah yang menemani," jelas Ralph.Aku tersenyum meledek Ralph, jariku menunjuk kearahnya dengan mata menyipit. "Lo takut, ya?" tudingku seraya tertawa."Njir, enggalah. Malah gue antusias banget ini, gue cuma khawatir aja kalo datang ke sana nggak ada ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Pencarian

Aku kembali terjebak dalam mimpi yang aneh—sebuah lucid dream yang entah kenapa terasa begitu nyata. Kali ini, aku berada di sebuah rumah sederhana, di ruang tamu yang hangat. Seorang pasangan suami istri sedang duduk di sofa bersama anak mereka, menonton televisi. Tawa anak kecil itu menggema di ruangan, menciptakan suasana damai yang terasa begitu kontras dengan rasa gelisah yang menghantam dadaku.Tiba-tiba, suasana itu berubah drastis. Pintu depan rumah mereka digedor dengan kasar. Dua sosok berhoodie gelap dan bertopeng beruang menerobos masuk. Tanpa peringatan, mereka menyerang keluarga itu dengan brutal. Jeritan dan ketakutan menghiasi ruangan, sementara aku hanya bisa berdiri terpaku, tak bisa bergerak. Mimpi ini... mimpi ini terasa terlalu nyata. Aku mencoba berlari untuk menolong, tapi kakiku seperti tertanam di lantai.Kemudian, semua itu menghilang begitu saja.Sebelum aku bisa sepenuhnya memahami situasinya, sesuatu menyerangku dari belakang. Sesosok hantu pria melayang c
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Lokasi Pembunuhan

"Sudahlah, lebih baik kita kesana saja, untuk mencari buktinya, memikirkan di sini saja juga tidak akan mendapatkan apapun," ucap Ralph.Aku mengangguk, sepertinya memang apa yang dikatakan oleh Ralph ada benarnya. Aku juga belum mengetahui arti dari mimpiku sendiri."Ya udah, gue siap-siap dulu, lo tunggu di luar aja, gue mau ganti baju, kost-an ini aman kok, nggak ada hantunya," ujar Ralph mencoba menakutiku.Aku sengaja memainkan alisku sebelah, lalu menatap dia dengan penuh keseriusan, dan berkata, " Lo yakin?" tanya ku dengan wajah cemas."Gak usah nakutin gue, gue tau lo bokis." Aku langsung tertawa melihat wajah datarnya itu namun pastinya dia kesal padaku.Aku menunggu Ralph di luar kamar kostnya, lima menit kemudian dia keluar dengan penampilan sedikit rapi dari yang tadi. Rupanya tidak butuh waktu yang lama untuk Ralph bersiap diri."Yuk, Gas. Gue udah siap," ucap Ralph. Lalu dia naik ke atas motornya, aku pun mengangguk dan duduk di jok belakang motor Ralph."Iya, gue juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status