Semua Bab Pesona Sang Penguasa: Bab 131 - Bab 140

143 Bab

131. Melihat

"Aku tidak salah dengar kan?" tanya ayah Marjorie dengan mata melotot. "Kau ingin membiayai Bastian?" "Hanya pendidikannya saja," balas Anna dengan senyum tipis, sembari bermain dengan anak yang dimaksud. "Lagi pula, Alaric yang akan membayar semuanya. Bukan aku." Walau agak tidak sesuai jadwal, Anna dan Alaric pada akhirnya pergi mengunjungi Bastian. Hanya berselang dua hari sejak janji yang diucapkan sang calon perdana menteri, tapi mereka berhasil berkunjung di tengah kesibukan. "Kau sedang tidak sedang mabuk kan?" tanya sang ayah dengan kening berkerut. "Sama sekali tidak, tapi kalau ingin berterima kasih jangan padaku." Alaric menjelaskan, sebelum diminta. "Aku memang yang akan mengeluarkan uang, tapi ini ide Anna." "Lalu kau menerimanya begitu saja?" "Aku menerima ide itu karena istriku yang meminta. Lalu, ini juga bisa membuat suaraku yang sempat turun, kembali naik." "Al." Anna tentu saja akan menegur sang suami yang terlalu jujur. "Aku hanya mengatakan kenyata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-25
Baca selengkapnya

132. Bantuan Aneh

"Kau sudah melihat berita terbaru?""Yeah, katanya pasangan Crawford akan membiayai bocah malang yang ibunya menjadi korban pembunuhan itu.""Tapi apa kau tahu, mereka mengatakan itu ide dari istrinya Alaric Crawford.""Aku rasa dia merasa bersalah karena ibu anak itu meninggal. Maksudku, belum tentu dia pelakunya, tapi dia katanya baru kehilangan bayi kan? Mungkin naluri ibunya tersentuh.""Rasanya aku tidak percaya kalau orang sebaik itu adalah tersangka. Aku rasa mereka hanya kebetulan saja tersangkut kasus ini."Telinga Anna rasanya gatal sekali mendengar apa yang diucapkan oleh orang-orang di sekitarnya. Padahal, tadinya Anna hanya ingin keluar sebentar untuk berbelanja di minimarket, tapi malah dia mendengar semua orang membicarakannya dan Alaric."Aku rasa taktikmu berhasil, Nyonya," bisik Darcy yang selalu mengikuti ke mana-mana."Ini bukan taktik, Darcy." Anna melotot mendengar asistennya itu. "Aku murni melakukan ini, karena aku merasa kasihan pada Bastian.""Tentu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-26
Baca selengkapnya

133. Teman Semua Orang

"Jadi Bastian, maukah kau berbicara sedikit?" tanya seorang perempuan berwajah lembut, dengan suara yang sama lembutnya. Sayang sekali, Bastian malah menggeleng dengan keras. Dia bahkan membuang muka dan lebih memilih untuk memeluk boneka kelinci yang baru-baru ini menjadi mainan kesayangannya. "Bonekanya sangat menggemaskan, dari mana kau mendapatkannya?" Tidak berhasil saat bertanya secara langsung, perempuan paruh baya tadi memilih untuk bertanya hal lain lebih dulu. "Bibi," jawab Bastian tanpa ragu. "Hadiah." "Aku dengar baru-baru ini kau ulang tahu. Apa ini hadiah ulang tahunmu?" Bastian kali ini mengangguk dengan sangat antusias, dia bahkan tersenyum. Tentu saja ini hal yang bagus untuk semua orang. "Bibi yang mana yang memberimu ini?" Perempuan paruh baya tadi ingin menyentuh bonekanya, tapi si bocah langsung memeluknya dengan lebih erat lagi. "Aku tidak akan mengambil bonekamu." Perempuan yang sejak tadi bertanya, hanya bisa tertawa. "Apakah tidak boleh aku tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-26
Baca selengkapnya

134. Teman Semua Orang (2)

"Kami akan menantikan teman yang dimaksud bocah itu." Polisi yang menangani kasus ini, tersenyum menatap pasangan di depannya. "Aku pasti akan mencari bedebah itu sampai ketemu dan mungkin bisa memotong lidahnya?" Alaric malah mengatakan hal yang tidak-tidak, bahkan sampai melotot. "Al." Sebagai istri yang baik, tentu saja Anna akan menegur sang suami. "Kau punya istri yang baik." Si polisi berdecak pelan. "Setidaknya dia tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam saja." "Terima kasih karena sudah memuji istriku, tapi dia tidak akan melirikmu hanya karena itu," balas Alaric dengan senyum lebar. "Asal kau tahu, aku melihatmu menatap istriku terus-terusan dan jika kasus ini selesai dengan baik, kau akan tahu akibatnya." Si polisi langsung terdiam dan tiba-tiba saja menjadi gugup. Siapa yang sangka kalau dia ketahuan seperti itu, bahkan diancam dan dipermalukan di depan umum. Bahkan ada polisi lain yang mendengar hal itu. "Kau tidak perlu seperti itu," gumam Anna terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-27
Baca selengkapnya

135. Teman Semua Orang (3)

"Bagaimana dia bisa tahu kalau ada pembunuh di rumahku?" ucap Elizabeth dengan mata melotot. "Mom, st." Anna menempelkan jari telunjuk di bibirnya. "Jangan terlalu keras, siapa tahu ada yang menguping di depan pintu. Atau mungkin ada yang memasang alat penyadap." "Oh, aku rasa aku harus memeriksa ruangan ini terlebih dulu." Caspian langsung bergerak, diikuti dengan Darcy. Semua orang yang sedang berada di dalam ruang baca itu menatap dua orang asisten sekaligus pengawal pribadi yang menggeledah ruangan dengan seksama. Mereka jelas saja akan merasa cemas, karena bisa saja mereka ketahuan. "Tidak ada penyadap atau kamera yang ditemukan." Untungnya Darcy menggeleng. "Ruangan ini juga dilapisi karpet, jadi seharusnya akan lebih kedap suara," lanjut Caspian menjelaskan. "Maaf harus menanyakan ini, tapi kalian berdua bisa dipercaya kan?" Tiba-tiba saja Astrid bertanya. "Mereka aman." Anna dengan tenangnya memberitahu. "Soalnya, Bastian mengatakan akan bertemu teman di rumah, p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-27
Baca selengkapnya

136. Membuangmu

"Pemeriksaan kesehatan?" tanya Fiona dengan sebelah alis yang terangkat. "Ya." Darcy mengangguk pelan. "Semua orang akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Ini untuk kebaikan bersama juga, apalagi ada kejadian yang tidak mengenakkan terjadi baru-baru ini." "Kejadian apa?" Seorang rekan pengawal perempuan yang lain bertanya. "Apa tentang kasus Marjorie itu? Tapi apa hubungannya?" "Marjorie ternyata penderita AIDS," jawab Darcy dengan tenang. "Jadi Tuan ingin kita semua memeriksakan diri, karena siapa tahu saja ada yang tidak sengaja tertular. Berhubung kita juga pernah memantau dia cukup lama, jadi siapa tahu kan?" "Tuan, Nyonya dan keluarga lainnya pun sudah memeriksakan diri," lanjut Darcy menatap satu per satu rekannya. "Aku dan Caspian juga sudah, jadi sekarang giliran kalian." Semua orang saling menatap dengan ekspresi beragam. Ada yang terlihat kaget dan ada juga yang terlihat cemas. Yang jelas mereka semua terlihat tidak nyaman dengan berita yang bar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-28
Baca selengkapnya

137. Basah

"Astaga Anna!" Yang empunya nama, memukul kepalanya sendiri. "Bagaimana kau bisa membayangkan hal mesum, setelah mendengar ucapan Alaric? Sadarlah, Anna." Sesungguhnya, Anna tadi mendengarkan ucapan Alaric tentang mandi bersama dengan sangat jelas. Dia hanya berpura-pura tidak mendengar karena merasa malu. "Tenang Anna," ucapnya menarik napas dan mengembuskan dengan pelan dan suara air mengalir yang menjadi latar belakang. "Kau harus tenang dan jalankan saja tugasmu sebagai seorang istri, setidaknya sampai kau muak." "Tapi, kenapa rasanya rokku basah ya?" tanya Anna dengan kening berkerut, sebelum akhirnya dia sedikit menunduk. Tanpa Anna sadari, air di bathtub rupanya sudah meluap. Padahal, rasanya dia hanya menyalakan air dengan aliran kecil saja. Siapa yang sangka kalau sekarang isi bathtub-nya sudah meluap sampai ke lantai. "Astaga, Anna." Yang empunya nama berteriak cukup keras. "Apa yang kau lakukan?" Tentu saja Anna segera mengulurkan tangan untuk mematikan kran air
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-28
Baca selengkapnya

138. Berhenti Berharap

Anna membuka matanya dengan perlahan dan merasakan rasa sesak. Bukan sesak karena tidak bisa bernapas, tapi sesak karena ada yang mengurung dirinya. Lebih tepatnya, karena ada seseorang yang memeluknya dan orang itu adalah Alaric. "Dasar mesum gila," bisik Anna sepelan mungkin. "Bagaimana mungkin kau bisa tergoda hanya dengan bisikan dan tubuh atletisnya." Pikiran Anna secara refleks berkelana pada malam panas yang dia lalui kemarin. Berawal dari kamar mandi, tapi malah berakhir di ranjang. Bahkan mereka sempat saling mencumbu di atas wastafel, sebelum berpindah ke kamar karena lantai yang licin. "Aku mungkin akan selalu teringat hal mesum itu setiap kali masuk ke dalam kamar mandi," gumam Anna disertai dengan geraman kesal. "Apa kau ingin buang air?" Suara yang tiba-tiba saja terdengar di telinga dan embusan napas yang terasa di tengkuk, membuat Anna bergidik. Belum lagi ditambah dengan remasan pelan sang suami di tempat yang ... sangat tepat. "Al." Anna nyaris saja mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-29
Baca selengkapnya

139. Gagal Move On

"Kenapa Tuan tidak memberitahuku kalau Marjorie terkena penyakit menular yang mematikan?" Fiona mencoba untuk tidak mendesis marah saat menelepon. "Oh, benarkah?" Orang yang ditelepon malah balas bertanya. "Ini hal baru dan aku rasa kau bisa menggunakan alasan itu sebagai salah satu penyebab kematian bukan?" "Tuan Fritz, tolong jangan berlagak menjadi orang bodoh," ucap Fiona dengan lebih berani. "Hasil autopsinya sudah keluar dan itu jelas tidak mencantumkan penyakit." "Ya lalu kau mau apa?" tanya Fritz terdengar kesal. "Untuk apa kau malah memberitahukan berita itu padaku? Aku tidak ada hubungannya." "Kau ada hubungannya, karena kau yang memintaku untuk membunuh dia." Fiona nyaris saja memekik. "Tapi itu tidak ada hubungannya dengan penyakit menular bukan?" Tentu saja Fritz akan menjadi bingung dan itu membuat Fiona ikut bingung. Yang dikatakan Fritz itu sebenarnya sangat benar, tapi pria tua itu tidak tahu masalah yang Fiona alami. Lagi pula, Fiona tidak mungkin menceri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-29
Baca selengkapnya

140. Sibuk

"Darcy, apakah hasil pemeriksaannya sudah keluar?" Fiona bertanya dengan senyum yang sangat cerah. "Belum." Sayangnya, Darcy harus menggeleng. "Karena ada terlalu banyak orang yang diperiksa, maka hasilnya agak terlambat. Maklumlah, para dokter harus bekerja keras agar datanya tidak tertukar." "Oh, tentu saja." Fiona mengangguk pelan. "Anggota kita memang banyak." "Karena itulah aku merasa lelah." Kini Darcy malah mengeluh. "Apalagi aku harus mengurusi Nyonya dan urusan rumah tangga di rumah ini." "Mungkin kau perlu mengambil cuti?" ucap Fiona dengan nada tanya. "Kau bisa sedikit bersantai bukan?" "Bisa, tapi tidak pada waktu sekarang." Darcy kembali menggeleng. "Pemilihan hanya tinggal menghitung hari, jadi kita semua tidak boleh bersantai. Termasuk juga kau." Tentu saja Fiona hanya bisa mengangguk, walau dia sama sekali tidak senang. Padahal dia sedang risau, tapi sekarang harus mengurusi banyak hal. Kini dia jadi sedikit menyesal karena harus menjadi agen ganda. ***
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status