Home / Romansa / Tawanan Cinta Sang Mafia / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tawanan Cinta Sang Mafia : Chapter 81 - Chapter 90

94 Chapters

Bab 81 - Serangan Organisasi Morelli

Suara tembakan menggema di lapangan latihan saat Emma kembali menarik pelatuk. Kali ini, pelurunya lebih dekat ke tengah target. Napasnya sedikit memburu, tetapi ada kilatan kepuasan di matanya.Lucas yang berdiri di sampingnya hanya mengangguk pelan. “Lebih baik,” komentarnya singkat, tapi itu sudah cukup untuk membuat Emma tersenyum tipis.Ia menurunkan pistolnya dan menoleh ke arah Lucas. “Aku ingin mencoba lagi.”Namun, sebelum Lucas bisa merespons, langkah kaki cepat terdengar mendekati mereka. Stefan muncul dengan ekspresi serius, langkahnya tegas seolah membawa kabar buruk.Lucas segera menangkap ketegangan di wajah bawahannya itu. “Apa yang terjadi?” tanyanya tajam.Stefan melirik sekilas ke arah Emma, lalu kembali menatap Lucas. “Kita punya masalah. Sebuah serangan terjadi di salah satu bisnis legal kita. Pelakunya meninggalkan pesan untukmu.”Lucas langsung mengernyit. Ia mengambil pistol dari tangan Emma dan meletakkan
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 82 - Langkah Balasan

Malam turun dengan perlahan, menyelimuti kota dalam bayangan kelam. Di dalam kediaman Lucas, suasana tetap hening meski di balik dinding-dinding kokoh itu, sebuah rencana sedang dirancang. Lucas duduk di depan meja panjang di ruang rapat pribadinya, dikelilingi oleh Stefan dan beberapa orang kepercayaannya.Peta besar terbentang di atas meja, menunjukkan wilayah-wilayah kekuasaan mereka dan daerah-daerah di mana Morelli beroperasi. Stefan mengetuk salah satu titik dengan jarinya. “Di sinilah mereka paling rentan. Salah satu jalur distribusi mereka melewati wilayah yang kita kendalikan.”Lucas mengamati peta itu dengan ekspresi datar, tetapi matanya menunjukkan betapa tajam pemikirannya saat ini. “Kita tidak akan menyerang secara langsung,” katanya. “Tapi kita bisa membuat mereka kehilangan keuntungan besar.”Gavin, salah satu anak buahnya yang paling loyal, mengangguk setuju. “Kalau kita berhasil menghentikan suplai mereka, bisnis mereka akan lumpuh dalam
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 83 - Serangan Balik

Malam di kota itu tak pernah benar-benar sepi, terutama bagi mereka yang hidup dalam bayang-bayang. Lampu jalan berkelip samar, menerangi jalanan yang dipenuhi oleh hiruk-pikuk kendaraan. Di sebuah gedung tinggi di pusat kota, beberapa pria bersenjata telah bersiap.Mereka adalah orang-orang Morelli, dikirim untuk melaksanakan perintah Ricardo: menyerang salah satu bisnis legal yang dimiliki oleh Lucas. Namun, apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa Lucas sudah memperkirakan langkah ini.Di lantai atas gedung yang menjadi target mereka, Lucas duduk di sebuah ruangan kecil bersama Stefan dan beberapa anak buah kepercayaannya. Dari jendela, ia bisa melihat pergerakan musuh.“Mereka datang,” ujar Stefan sambil mengamati layar laptop yang menampilkan rekaman CCTV. “Lima orang di pintu depan, tiga di sisi belakang.”Lucas menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Mereka pikir kita lengah.”Stefan menyeringai. “Mau kita beri kejutan?”Lucas m
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 84 - Ancaman yang Semakin Nyata

Pagi itu, kediaman Lucas tampak tenang seperti biasanya, tetapi ketegangan yang tersembunyi masih terasa di udara. Setelah serangan gagal dari kelompok Morelli, semua orang tahu bahwa ini hanya awal dari konflik yang lebih besar. Lucas duduk di ruang kerjanya, membaca laporan terbaru dari Stefan mengenai pergerakan Ricardo dan organisasi lain yang mulai mencurigai niatnya untuk menarik diri dari dunia lama. Ia tahu, semakin ia berusaha menjaga jarak dari cara-cara lama, semakin banyak musuh yang menganggapnya sebagai ancaman. Pintu ruangannya diketuk sebelum terbuka. Stefan masuk dengan ekspresi serius. "Kita punya masalah baru." Lucas mengangkat alis. "Seberapa besar?" Stefan meletakkan sebuah map di atas meja. "Ricardo tidak hanya diam setelah kegagalannya tadi malam. Dia mulai menghubungi organisasi lain untuk menyatukan kekuatan melawan kita. Jika mereka berhasil, maka kita akan berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar Morelli." Lucas membaca laporan i
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 85 - Pergerakan dalam Bayangan

Malam itu, suasana di ruang kerja Lucas terasa lebih berat dari biasanya. Lampu temaram hanya menerangi sebagian ruangan, menciptakan bayangan di setiap sudut. Tumpukan dokumen memenuhi meja kayu besar di hadapannya, tetapi perhatian Lucas sepenuhnya tertuju pada percakapan yang sedang berlangsung. Di hadapannya, beberapa anak buah kepercayaannya berdiri dalam diam, menunggu perintah berikutnya. Stefan berada di sisi kanan Lucas, ekspresinya tegang saat ia menyerahkan sebuah berkas laporan terbaru. Lucas mengambil dokumen itu tanpa berkata-kata, membukanya dengan tenang, lalu membaca isinya. Namun, semakin jauh ia membaca, semakin tajam tatapannya. Rahangnya mengeras. Stefan akhirnya membuka suara. “Seperti yang sudah kita duga, Morelli dan Vasquez semakin berani. Mereka mengadakan pertemuan tertutup tadi malam. Dari informasi yang kita dapat, mereka mulai mempertimbangkan untuk bertindak langsung.” Lucas menyipitkan matanya, jari-jarinya mengetuk meja dengan irama pelan namun men
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 86 - Amarah yang Tak Terbendung

Dunia seakan melambat saat suara tembakan bergema di luar kastil. Emma menatap keluar jendela dengan mata membelalak, napasnya tertahan melihat beberapa pria bersenjata yang mulai menyerbu area luar.Pelayan yang tadi bersamanya langsung menarik tangannya. “Nona, kita harus pergi! Ini berbahaya!”Emma tersentak dari keterkejutannya dan mengangguk cepat. Mereka berdua bergegas melewati koridor kastil yang panjang, tetapi baru beberapa langkah, suara ledakan kecil terdengar dari luar, mengguncang dinding-dinding kastil.Panik mulai menjalari tubuh Emma. “Lucas! Aku harus menemui Lucas!”“Tuan Lucas pasti sudah bergerak!” Pelayan itu mencoba menenangkannya, tetapi suara alarm yang mulai meraung di seluruh kastil membuat situasi semakin mencekam.Para penjaga segera bergerak, mengambil posisi untuk mempertahankan kastil dari serangan mendadak ini. Emma bisa melihat beberapa orang berlari menuju titik pertahanan, dan di tengah kekacauan itu, ia merasakan ketakutan yang luar biasa.Namun, s
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 87 - Amarah yang Belum Reda

Suasana di dalam kastil terasa tegang. Para penjaga masih berjaga di berbagai sudut, memastikan tidak ada lagi penyusup yang berkeliaran. Stefan telah memerintahkan pembersihan menyeluruh, tetapi atmosfer tetap dipenuhi ketegangan.Di dalam salah satu kamar di sayap barat, Emma terbaring di tempat tidur dengan perban yang melingkari bahunya. Dokter pribadi keluarga Aldrin baru saja selesai membersihkan dan menutup lukanya.Meskipun bukan luka yang fatal, rasa nyeri masih terasa setiap kali Emma bergerak. Namun, yang lebih mengganggunya bukanlah rasa sakit itu sendiri—melainkan ekspresi Lucas.Ia berdiri di sudut ruangan, diam, dengan ekspresi yang gelap dan penuh kemarahan yang tertahan.“Lucas…” Emma memanggil pelan.Lucas tidak segera menjawab. Ia hanya menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba memastikan bahwa Emma benar-benar masih di sana, masih bernapas, masih hidup.Butuh beberapa saat sebelum ia akhirnya mendekat. Ia duduk d
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 88 - Harga Sebuah Penghianatan

Ruangan itu gelap dan dingin, hanya diterangi oleh satu lampu gantung yang menggantung rendah di langit-langit, memberikan cahaya redup yang membuat bayangan panjang di dinding. Bau debu bercampur darah masih terasa di udara, dan suara napas berat memenuhi keheningan.Di tengah ruangan, dua pria yang terikat pada kursi dengan tangan ke belakang tampak gemetar. Morelli dan Vasquez, dua pemimpin organisasi yang berani mengkhianati Lucas, kini tidak lebih dari bayangan diri mereka yang dulu.Lucas berdiri di depan mereka, mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang digulung hingga siku. Matanya dingin, penuh ketegasan. Ia tidak langsung berbicara, membiarkan ketegangan menggantung di udara, membiarkan ketakutan menyusup ke dalam tulang kedua pria itu.Stefan berdiri di sudut ruangan, mengamati dengan ekspresi santai, tetapi matanya penuh kewaspadaan. Beberapa anak buah Lucas berjaga di sekitar, memastikan tidak ada celah bagi Morelli dan Vasquez untuk melarikan diri.Akhirnya, Lucas menar
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 89 - Sisa-Sisa Pengkhianatan

Malam telah larut ketika Lucas duduk di ruang kerjanya, menatap peta besar yang terbentang di atas meja. Wilayah kekuasaan yang sebelumnya dikuasai Morelli dan Vasquez kini sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Namun, meskipun kedua orang itu telah ditangkap dan dihabisi, Lucas tahu bahwa masalah tidak berhenti di situ. Stefan berdiri di sampingnya, melaporkan perkembangan terbaru. "Beberapa anggota bawahan Morelli dan Vasquez masih bertahan. Mereka kehilangan pemimpin, tetapi tidak kehilangan ambisi." Lucas menghela napas. "Aku sudah menduga ini. Mereka tidak akan menyerah begitu saja." "Tepat," Stefan mengangguk. "Ada laporan bahwa sebagian dari mereka mencoba membentuk kelompok baru. Mereka masih belum cukup kuat untuk menantang kita secara langsung, tetapi jika dibiarkan, mereka bisa menjadi ancaman dalam beberapa bulan ke depan." Lucas menatap peta di hadapannya. "Siapa pemimpin mereka sekarang?" Stefan
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 90 - Langkah Baru

Pagi menjelang dengan tenang di kediaman Lucas. Sinar matahari keemasan menyelinap melalui celah-celah jendela besar, menerangi ruangan dengan kehangatan yang lembut. Suara burung di kejauhan terdengar samar, berpadu dengan desiran angin yang berembus perlahan.Emma membuka matanya perlahan. Rasanya tubuhnya lebih ringan, meski masih ada sedikit nyeri di lengannya yang belum sepenuhnya pulih. Saat ia menggerakkan kepalanya, matanya langsung menemukan sosok Lucas yang masih duduk di sampingnya, menatapnya dengan ekspresi lembut."Kau tidak tidur?" suara Emma serak karena baru bangun.Lucas menggeleng pelan. "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja."Emma tersenyum kecil. Ia tahu Lucas masih merasa cemas, tetapi ia juga tahu pria itu tidak akan mengatakannya secara langsung. Jadi, ia hanya meraih tangan Lucas dan menggenggamnya erat. "Aku sudah lebih baik. Kau tidak perlu terus mengkhawatirkanku."Lucas menghela napas, lalu akhirnya i
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status