Vivian menatap Clay, lalu berpindah menatap suaminya. "Pria itu memang gila, bagaimana nasib cucuku, astaga." "Kau benar, Vivi. Dia tidak mungkin berhenti hanya dengan meneror melalui panggilan, apa kau tahu itu?" tanya Theodore pada istrinya. "Ya, aku tahu." Vivian menoleh ke arah Clay. "Apa kau tahu ke mana kira-kira dia pergi, Clay?" "Tidak tahu, Bu. Yang dia katakan padaku hanyalah dia memiliki rencana, aku tidak tahu jika rencana itu adalah dia kabur secepat ini." "Apa kau mengenal teman-temannya?" kali ini Theodore bertanya. "Aku hanya mengenal sepupunya, Ruby, yang sedang berkencan dengan Gabriel." Jawab Clay.Vivian menghela napas panjang, tangannya yang gemetar mencengkeram lengan Theodore. "Ruby, kau bilang? apa dia tinggal di kota ini?"Clay mengangguk ragu. "Iya, Bu. Tapi aku tidak yakin Ruby tahu banyak soal rencana dia. Dia jarang sekali bicara tentang hal-hal serius."Theodore melirik istrinya, sorot matanya penuh kekhawatiran. "Kalau begitu, kita harus bertemu
Last Updated : 2025-01-27 Read more