Semua Bab Antara Cinta Dan Kesalahan: Bab 11 - Bab 20

31 Bab

Bab 11

Clay mengemudikan mobilnya dengan satu tangan, menambah kecepatan dan melewati jalanan yang mulai sepi. Luna bersandar, tanpa mengeluarkan suara setelah perdebatan tadi. Dia merasa kehilangan arah, Luna menatap pepohonan yang berlalu seiring dengan mobil yang terus bergerak. Mobil Clay melambat, berbelok, dan menyusuri jalanan tempat rumahnya berada."Apa menurutmu, orang tuamu masih ada di rumahku?" tanya Clay."Entahlah, orang gila seperti ayahku kemungkinan besar akan bertahan di sana.""Sepertinya mereka sudah pergi," ujar Clay, begitu menyadari mobil sedan di depan rumahnya sudah tidak ada."Kalau begitu, antarkan aku ke rumah saja," kata Luna, kemudian dia menambahkan sambil menatap ke luar jendela mobil. "Aku benar-benar minta maaf harus melibatkanmu."Clay berhenti ketika berada di lampu merah, dia duduk menunggu dengan pura-pura sabar. Saat Luna terus diam dan hanya menatap ke luar jendela, Clay terpaksa mengajukan pertanyaan, "Lewat mana arah rumahmu?"Di bawah cahaya lampu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 12

Keheningan kembali melanda, Clay merasa tidak bisa membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa pun."Apa aku bisa tetap memberimu uang?" tanya Clay, suaranya sangat rendah hampir seperti berbisik."Tidak, aku sungguh tidak menginginkan apa pun darimu, entah kau mau percaya atau tidak itu semua terserah padamu."Kali ini, Clay mempercayainya. Tekad Luna bukan hanya di bibir, tapi wanita itu benar-benar menerapkan ucapannya tanpa berniat untuk berubah pikiran."Seandainya... kau berubah pikiran, apa... kau mau menghubungiku?""Aku tidak akan berubah pikiran," Luna menggeser posisinya lebih jauh sampai Clay tidak bisa lagi menyentuhnya.Clay menatap Luna yang sudah membuka pintu mobil, "Semoga beruntung.""Iya, kau juga." Jawab Luna begitu turun dari mobilnya.Saat Luna hendak menutup pintu, Clay kembali memanggilnya. "Itu... apa marga keluargamu?""Orlando. Itu nama keluargaku, nama yang sangat biasa hingga mudah sekali terlupakan."Setelah mengatakan hal t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 13

Clay menarik napas panjang, dia menatap ke arah ayahnya dengan pandangan sayu. "Dia..." "Mungkin saja hati nuraninya bergerak, setelah dia menyalahkan putra kita." Potong Vivian cepat. "Ibu." Clay menghela napas sambil menatap ibunya. Betapa pucat wajah ibunya saat ini, setelah make up terlepas dari wajahnya. Perasaan Clay di selimuti rasa bersalah karena sudah mengecewakan hati ibunya, Clay beranjak mendekati kursi ibunya. Mengulurkan kedua tangan dan menggenggam tangan ibunya dengan lembut. "Ibu, aku tidak mungkin bisa menjadi pengacara, jika aku tidak bisa menginterogasi saksi dengan baik, iya kan?" tanya Clay dengan lembut. "Jika secara jujur aku bisa mengatakan bahwa bayi itu bukan anakku, aku sudah pasti mengatakannya padamu. Tapi... aku tidak bisa, aku memiliki alasan yang kuat bahwa bayi yang di kandung Luna memang anakku." Mata Vivian yang terkejut menyorotkan kekecewaan pada putranya, "Tapi, Clay. Kau tidak tahu apa-apa tentang wanita itu. Bagaimana kau bisa yakin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 14

Suasana mendadak hening, Clay tidak bisa menyangkal tuduhan ayahnya. Bahkan Luna sendiri sudah membenarkan hal itu."Ayah tidak bertanggung jawab atas tindakanku." Sahut Clay sarkas."Benar, aku memang tidak bertanggung jawab. Tapi, apa kau berpikir alasan seperti itu bisa di terima oleh pria seperti Santo Orlando? dia menginginkan ganti rugi atas hilangnya keperawanan putrinya, dia pasti tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan.""Apa, pria itu menyebutkan berapa jumlah uang yang dia inginkan pada Ayah?" tanya Clay, meski dia sendiri takut mendengar jawabannya."Tidak, cukup di lihat dari tingkahnya saja aku sudah bisa menebak jika di kepala pria itu tertulis nominal yang sangat besar. Dan, ada hal lain yang harus di pertimbangkan." Tatapan Theodore yang di berikan pada istrinya, mengatakan bahwa Vivian juga mengetahuinya."Aku sedang di dekati oleh anggota partai politik setempat, mereka menginginkan aku agar mencalonkan diri sebagai jaksa wilayah. Aku belum
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 15

Theodore menatap dalam mata Vivian yang berkilau oleh kepedihan, mata itu berbentuk oval dengan warna hazel yang hangat. Tanpa make up sekalipun wajah Vivian sudah sangat cantik menurut Theodore, make up yang hampir setiap hari melekat di wajah istrinya semakin memperindah wanita itu. Theodore Ganeston, di usianya yang menginjak lima puluh enam tahun masih dan selalu menyukai mata itu meski tanpa make up sekalipun. Perasaannya masih sama seperti saat usia mereka masih berkepala dua, dan istrinya sering menggunakan mata itu untuk merayunya ketika sedang merajuk. Theodore mengelus hangat tangan Vivian, dia tidak perlu menjawab. Dia tunduk pada penilaian istrinya, dan memberi penegasan cintanya pada Vivian dengan usapan lembut dari tangannya. Clay merasakan kuatnya cinta yang terpancar dari orang tuanya, cinta itu tak pernah luntur selalu terpancar selama yang bisa dia ingat. Apa yang sedang dia lihat di depannya, adalah hal yang selama ini Clay inginkan dari seorang wanita. Dia in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Bab 16

Butuh banyak kemampuan untuk mengelabui Santo Orlando, pria itu seakan memiliki indra keenam yang jarang di miliki seorang pemabuk handal. Membangkitkan intuisi mereka, membuat otak mereka yang awalnya berkabut berubah jernih dalam hitungan menit. Keesokan paginya, dengan hati-hati agar ayahnya tidak curiga Luna melakukan aktifitasnya seperti biasa, dia sadar jika sedikit saja ada perubahan itu bisa memancing kecurigaan ayahnya. Dia berdiri di depan wastafel dapur, sambil memakan buah jeruk yang masih asam. Tak berselang lama ayahnya muncul di ambang pintu, penampilannya sangat buruk jauh dari kata rapi. Luna mengabaikan kedatangan ayahnya, belakangan ini, dia mulai menyukai semua hal yang asam karena itu terasa lebih nikmat di banding makanan apa pun, tapi hal itu juga menjadi bahan ejekan oleh Santo. "Kau makan jeruk lagi, hah?" bentak Santo dari ambang pintu. "Untuk apa kau melakukannya? jika kau ingin menghisap sesuatu, maka hisap saja uang dari keluarga Ganeston dan kau akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Bab 17

Kata-kata yang Santo keluarkan membuat Luna merasa muak, dia sudah terlalu sering mendengar ayahnya menyuarakan hal seperti itu."Benar, Ayah. Kau sudah mengatakannya padaku ribuan kali," ujar Luna sinis, dia lalu menambahkan. "Tapi aku tidak membutuhkan uang darinya, aku sudah membuat rencana. Aku bisa melanjutkan hidupku tanpa uang darinya."Tatapan mengejek Santo lontarkan pada putrinya, "Rencana? rencana macam apa? jangan pernah berpikir untuk merepotkanku, apa lagi memintaku untuk membesarkan anak harammu itu di rumah ini, aku tidak mau membesarkan anaknya! kau tahu, aku tidak punya cukup uang untuk itu!""Jangan khawatir, aku tidak akan meminta apapun darimu." Jawab Luna dingin."Itu sudah jelas, karena kau akan menghubungi bajingan itu dan mengatakan padanya untuk memberikan uang lebih banyak." Santo mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajah Luna.Luna mengernyit, "Membayar pada siapa? sejak awal kau yang menginginkan uang itu bukan aku.""Jangan coba-coba mempermainkan aku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 18

Dari sudut toko di tepi jalan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, Luna mengamati kepergian ayahnya dari rumah. Setelah memastikan ayahnya cukup jauh, Luna bergegas menghubungi sepupunya Ruby Grant dan kembali ke rumah untuk berkemas.Sepertinya halnya Luna, Ruby juga merupakan seorang mahasiswi tahun pertama di universitas Atalia, bedanya hanya Ruby memiliki keluarga yang harmonis dan mampu mendukung serta melindunginya. Sedangkan Luna, sebaliknya dia harus berjuang sendiri untuk memenuhi segala kebutuhannya.Rumah Ruby sangat berbeda dengan rumah Luna, saat mereka beranjak remaja rumah Ruby sering menjadi tempat pelariannya dari kekejaman Santo. Kedua gadis itu sudah bersahabat sejak masih kecil, mereka tidak pernah menyimpan rahasia satu sama lain.Satu jam kemudian, akhirnya Luna bisa bernapas lega karena telah berhasil meninggalkan rumahnya dengan menaiki mobil berwarna pink milik Ruby."Jadi, bagaimana situasinya saat ini?" tanya Ruby dari balik kacamata hitam yang dia kenakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 19

Ruby mendecakan lidah, dia menatap jalanan yang sudah di padati kendaraan. "Luna, kau jangan pernah berubah pikiran. Hanya ini kesempatan untukmu bisa lari dari rumah itu.""Aku tahu, tapi bagian inilah yang paling tidak aku sukai. Membuat ibuku berpikir bahwa aku kabur ke luar kota, dia pasti akan khawatir setengah mati.""Mungkin selama beberapa waktu dia akan khawatir, tapi surat darimu akan meyakinkannya bahwa kau baik-baik saja dan itu bisa mencegah ayahmu untuk datang ke universitas. Tidak mungkin ayahmu akan curiga, bahwa kau masih berada di kota ini. Lalu, begitu bayimu lahir, kau bisa menemui ibumu lagi." Ujar Ruby menenangkan.Luna menatap sepupunya dengan sorot mata memohon, "Bisakah aku minta tolong padamu, By?""Apa?" Ruby melirik Luna dengan ekor matanya."Kau akan menelponku dan mengecek keberadaan ibuku bahwa dia baik-baik saja, aku mohon."Seulas senyum tulus muncul di bibir Ruby, "Aku sudah mengatakan padamu, bahwa aku akan melakukannya. Kau tenang saja, dan ingat...
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 20

Saat mereka semua mengikuti Evelyn, gadis itu mengatakan pada Luna dan Ruby. "Seperti yang aku katakan tadi, Charlie adalah maskot kami di sini. Kami hanya mengetahui tentangnya sedikit, dia gadis yang sedikit tertutup. Lalu, Mrs. Bonny dia yang mengelola tempat ini. Setelah kita bicara dengannya, aku akan membantumu untuk menyesuaikan diri di sini." "Oh, terima kasih banyak, Evelyn." Sahut Luna. Evelyn mengangguk singkat, "Apa kalian sudah makan siang?" "Belum," jawab Ruby singkat. Apa pun dugaan Ruby sebelumnya mengenai tempat ini, tidak ada satu pun yang cocok. Keempat gadis yang tadi dia temui, semua menunjukkan keramahan dan ketulusan yang lebih besar dari yang dia harapkan. Mereka semua terlihat bahagia, ceria, dan ringan tangan. Saat mengikuti Evelyn yang sedang hamil besar, mereka menyusuri lorong mengarah pada bagian belakang bangunan tersebut, Ruby merasa semakin tenang meninggalkan Luna di penampungan khusus wanita hamil tanpa suami. Mereka semua masuk ke ruanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status