Venus mengamati sosok Clay, rahang yang kaku, ekspresi yang tegang, dan mulut sensual yang merengut. "Aku rasa, aku tidak mengenal Clay Ganeston yang ini," ujar Venus dengan nada suara lembut."Benar, kau memang tidak mengenalnya." Clay memelototkan matanya ke depan, mengelungkan bibir bawahnya ke bibir atas, menunggu suasana hatinya sedikit membaik."Kedengarannya kau sangat serius kali ini," kata Venus.Bukannya menjawab, Clay justru mengalihkan pandangannya ke arah lain enggan menatap wajah Venus yang tengah menatapnya dengan intens."Bisakah kau membicarakannya denganku?" tanya Venus, nada suaranya sangat rendah. Dia berharap itu bisa membujuk Clay, beberapa menit berlalu dan Clay masih saja diam. Venus terus menunggu, mencondongkan kepalanya ke depan sedikit sehingga rambut panjangnya jatuh seperti tirai sutra di pipinya.Akhirnya, Clay menoleh ke arah Venus sambil berpikir keras. Dia mengamati Venus, sosok wanita cantik, mempesona, cerdas, menggairahkan, bahkan sedikit licik.
Terakhir Diperbarui : 2025-03-01 Baca selengkapnya