Share

Bab 25

Author: Zeya
last update Last Updated: 2025-01-27 20:27:22

Vivian menatap Clay, lalu berpindah menatap suaminya. "Pria itu memang gila, bagaimana nasib cucuku, astaga."

"Kau benar, Vivi. Dia tidak mungkin berhenti hanya dengan meneror melalui panggilan, apa kau tahu itu?" tanya Theodore pada istrinya.

"Ya, aku tahu." Vivian menoleh ke arah Clay. "Apa kau tahu ke mana kira-kira dia pergi, Clay?"

"Tidak tahu, Bu. Yang dia katakan padaku hanyalah dia memiliki rencana, aku tidak tahu jika rencana itu adalah dia kabur secepat ini."

"Apa kau mengenal teman-temannya?" kali ini Theodore bertanya.

"Aku hanya mengenal sepupunya, Ruby, yang sedang berkencan dengan Gabriel." Jawab Clay.

Vivian menghela napas panjang, tangannya yang gemetar mencengkeram lengan Theodore. "Ruby, kau bilang? apa dia tinggal di kota ini?"

Clay mengangguk ragu. "Iya, Bu. Tapi aku tidak yakin Ruby tahu banyak soal rencana dia. Dia jarang sekali bicara tentang hal-hal serius."

Theodore melirik istrinya, sorot matanya penuh kekhawatiran. "Kalau begitu, kita harus bertemu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 26

    Suasana tenang kediaman Ganeston seketika berubah tegang, Santo celingukan mencari keberadaan Clay di dalam mansion tersebut."Keluar kau bajingan, aku sudah bilang akan menghabisimu! sekarang aku datang ke sini untuk melakukannya." Teriak Santo mengejutkan semua orang yang ada di sana.Saat itulah Clay muncul dari ruang makan, begitu sampai di samping orang tuanya rahang Clay ditangkap oleh tangan besar yang kapalan tanpa peringatan lebih dulu.Kepala Clay tersentak ke belakang, suara rintihan terdengar dari pria itu saat kepalan tinju milik Santo menghantam wajah Clay, dan membuat Vivian menjerit dan meminta suaminya untuk membantu putra mereka.Tubuh Clay terlempar ke belakang hingga menabrak vas bunga yang terbuat dar keramik, sementara Santo terus saja mengejarnya.Sebelum Theodore berhasil menahan tangan besar milik Santo, tinjuan pria itu sudah melayang lebih dulu ke wajah Clay untuk yang kedua kalinya."Ya tuhan, telepon polisi sekarang, Robia!" teriak Vivian pada pelayannya y

    Last Updated : 2025-01-28
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 27

    Luna baru saja selesai makan malam bersama teman barunya di Hopeful, hingga dia mendengar suara telepon berdering di lorong. Seseorang berteriak ke dalam rumah. "Telepon... Orlando!" Sambil berlari menuruni tangga, Luna sudah bisa menebak siapa orang yang melakukan panggilan malam-malam begini. Dia yakin jika itu Ruby, dia tidak sabar untuk mendengar kabar tentang ibunya. Kemarin, Luna sudah mengirimkan surat pos dan mungkin besok atau lusa surat itu akan sampai ke tempat ibunya. "Halo," sapa Luna. "Lun, apa kau sudah membaca koran hari ini?" tanya Ruby dari seberang telepon. "Belum, aku ada kelas hari ini. Aku tidak punya waktu luang untuk membaca koran, By." Terdengar suara Ruby yang menghela napas berat, "Kau harus membacanya, aku rasa kau mungkin penasaran." Tiba-tiba Luna di serang rasa panik. Pikirannya melayang pada sosok ibunya, dia takut jika yang ada di dalam koran itu adalah berita buruk tentang kondisi ibunya. "A-apakah ibuku..." "Ibumu baik-baik saja,

    Last Updated : 2025-01-30
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 28

    Luna melangkah menuju meja tempat semua koran dan majalah berada, dia menemukan artikel yang di sebut oleh Ruby tadi. Dia mulai membacanya, di sana tertera jelas bagaimana ayahnya datang ke mansion Ganeston dan membuat kehebohan. Meskipun dia belum pernah melihat ruang makan keluarga Ganeston, dia bisa membayangkan kemegahan dan reaksi seperti apa yang terjadi ketika melihat Santo Orlando menerobos masuk ke dalam kediaman mereka. Seketika wajah Clay terlintas di benak Luna, dia bisa membayangkan bagaimana wajah tampan pria itu di hantam dengan tinjuan oleh Santo. Rasa bersalah merayap dalam hatinya, dia kembali mengingat suara Clay saat pria itu memintanya untuk menerima uang, dan entah mengapa jika dia menerima uang tersebut Clay tidak mungkin mendapat serangan dari ayahnya. Dia juga tahu, jika kepergiannya saat ini berhasil menggagalkan rencana Santo untuk memeras keluarga Clay. Namun, efek sampingnya kini ayahnya melampiaskan kemarahannya pada Clay. Dengan begitu, maka Lun

    Last Updated : 2025-02-01
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 29

    Kedua orang itu sama-sama diam, dan hanya saling pandang satu sama lain. Ruby memainkan gagang cangkirnya, hingga suara Clay kembali memecah keheningan. "Apakah Luna mengatakan padamu... bahwa aku telah menawarkan untuk memberinya tunjangan finansial?" tanya Clay penasaran. "Dia bahkan mengatakan padaku, bahwa kau menawarkan uang untuk aborsi." Ruby mengamati Clay yang tetap diam dan melanjutkan ucapannya. "Apa kau mengira dia pergi untuk melakukan aborsi, Clay? apa sekarang hal itu mulai mengusik hati nuranimu?" Tanpa membantah Clay mengangguk, "Kau benar, kalau kau berpikir satu-satunya alasanku ingin bertemu dengan Luna adalah untuk menyingkirkan Orlando dari kehidupanku, kau salah." Clay memejamkan matanya, memijit pangkal hidung sebentar kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku sama sekali tidak bisa menyingkirkan Luna dari pikiranku." Ruby terus mengamati Clay sambil menyesap kopinya. Mata lelah dan rahang yang lebam keunguan yang di berikan oleh ayah Luna sama sekali tida

    Last Updated : 2025-02-03
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 30

    Ketegangan di rumah keluarga Ganeston semakin meningkat saat mereka tak kunjung mendapat kabar di mana Luna tinggal. Vivian berjalan mondar-mandir dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajah wanita tersebut. Clay sering melihat ibunya melemparkan tatapan terluka ke arahnya, hal itu terus menghantui Clay setiap hari, bahkan saat dia sedang berada di kampusnya. Konsentrasinya buyar dengan fakta bahwa Santo sudah di bebaskan setelah di penjara, selama dua puluh empat jam saja, sebab tidak ada tuntutan resmi yang keluarganya laporkan pada kepolisian. Melepaskan pria seperti Santo, mampu membuat kegelisahan di dalam pikiran keluarga Ganeston. Tidak hanya pada diri Clay, tapi juga kedua orang tuanya. Meski keluarganya merupakan hakim, namun mereka tidak bisa membuat Santo Orlando mendekam lama di dalam penjara. Clay yakin setelah pria itu keluar, maka dia akan lebih percaya diri daripada sebelumnya. "Ayah, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Clay menatap ayahnya

    Last Updated : 2025-02-05
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 31

    Sementara itu, di Hopeful Amelia sedang menembus ketidakadilan dalam hidupnya dengan mencuri parfum milik Luna yang tersimpan di lemari pakaiannya.Di lain tempat, kampus tempat Luna menimba ilmu juga terjadi ketidakadilan lain yanh di rasakan oleh wanita berparas cantik, dengan kaki jenjang yang sedang melangkah menuju mobil Corvette milik Clay Ganeston."Kau terlambat dua puluh menit, Clay!" bentak Venus Waylon sambil meletakan tangannya yang berkuku mengkilap di pintu mobil.Saat itulah Venus menyunggingkan senyum paling menawan miliknya, gigi putih dan rapi berkat uang yang ayahnya berikan pada dokter ternama untuk memenuhi ekspetasi wanita itu.Venus merupakan wanita cantik, dan juga seksi di saat yang bersamaan. Dia anggota kelompok elit mahasiswa yang biasa di sebut 'kelompok gadis-gadis kaya.'"Hari ini aku banyak kesibukan," jawab Clay, merasa jengkel dengan sikap Venus barusan.Dia selalu terpesona pada penampilan Venus, dari ujung kaki hingga ujung rambut. Clay membiarkan k

    Last Updated : 2025-02-08
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 32

    Venus mengamati sosok Clay, rahang yang kaku, ekspresi yang tegang, dan mulut sensual yang merengut. "Aku rasa, aku tidak mengenal Clay Ganeston yang ini," ujar Venus dengan nada suara lembut."Benar, kau memang tidak mengenalnya." Clay memelototkan matanya ke depan, mengelungkan bibir bawahnya ke bibir atas, menunggu suasana hatinya sedikit membaik."Kedengarannya kau sangat serius kali ini," kata Venus.Bukannya menjawab, Clay justru mengalihkan pandangannya ke arah lain enggan menatap wajah Venus yang tengah menatapnya dengan intens."Bisakah kau membicarakannya denganku?" tanya Venus, nada suaranya sangat rendah. Dia berharap itu bisa membujuk Clay, beberapa menit berlalu dan Clay masih saja diam. Venus terus menunggu, mencondongkan kepalanya ke depan sedikit sehingga rambut panjangnya jatuh seperti tirai sutra di pipinya.Akhirnya, Clay menoleh ke arah Venus sambil berpikir keras. Dia mengamati Venus, sosok wanita cantik, mempesona, cerdas, menggairahkan, bahkan sedikit licik.

    Last Updated : 2025-03-01
  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 33

    Clay mengulurkan tangan ke saku belakang celananya. "Sudah dua kali dalam seminggu ini ada wanita yang membutuhkan sapu tanganku. Sini, biarkan aku membantumu membersihkannya." Clay menarik tangan Venus menjauh dari meja bar, pria itu mencari tempat di sudut yang kosong di samping kulkas, dan membawanya ke sana. Dengan menggunakan sapu tangannya, Clay mulai membersihkan noda dari minuman yang membuat pakaian Venus basah. Namun, ekspresi yang aneh terlihat di wajah Clay. Seketika gerakan tangan Clay terhenti, pria itu menatap mata Venus. Kemudian, Clay meremas sapu tangannya, gaun, dan payudara Venus lalu menekan tubuhnya ke arah tubuh Venus yang langsing dan tinggi semampai. Clay mendekatkan bibirnya lalu mencium bibir Venus dengan kekuatan yang membuat wanita itu terkejut. Clay kembali meremas payudara Venus, mengendalikan bibir wanita itu dan menekan tubuh Venus ke sudut antara dinding dan kulkas. Seketika Venus berpikir Clay sudah kehilangan akal sehatnya, Venus tidak men

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 42

    Luna termenung di kamarnya, percakapan dengan Mrs. Bonny masih terngiang-ngiang di kepalanya, selama ini dia sudah kabur dan terus mencoba menghindari Clay. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Luna bingung. Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Nama yang tertera di layar membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Luna menatap layar itu dengan perasaan campur aduk. Selama ini ia terus berusaha menjauh, tapi sekarang sepertinya Clay sendiri yang menghubunginya. Apakah ini pertanda ia tak bisa lagi menghindar? Dengan ragu, Luna menggeser layar dan mendekatkan ponsel ke telinganya. "Halo?" Suara di seberang terdengar rendah, tapi jelas. "Luna, kita perlu bicara. Aku ingin bertemu denganmu." Luna menelan ludah, hatinya berdebar. "Tentang apa?" "Aku janji, ini tidak akan lama. Temui aku di kafe dekat taman jam tujuh malam," ucap Clay, nadanya sedikit memohon. Luna terdiam. Ia bisa saja menolak, tapi ia juga tahu bahwa menghindar selamanya bukanlah solusi. Mrs. Bonny b

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 41

    "Pada siapa?"Ekspresi bingung membuat alis Luna berkerut. "Pada siapa?" ulangnya dengan suara ragu. Namun, Mrs. Bonny hanya duduk dengan sabar, menunggu Luna memberikan jawaban."Pada... padaku?" tanya Luna dengan suara kecil yang dipenuhi keraguan."Dan?"Luna menelan ludah. Kata-kata itu terasa berat untuk diucapkan. "Dan pada ayah dari bayiku.""Ada lagi yang lain?""Memangnya siapa lagi?"Hening. Suasana berubah sunyi untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Mrs. Bonny bersuara dengan nada pelan, "Bayimu?"Luna tersentak. "Bayiku?" Matanya melebar, seolah kata itu adalah sesuatu yang asing baginya. "Semua ini bukan salahku!""Tentu saja bukan," ujar Mrs. Bonny tenang. "Tapi aku pikir kau mungkin akan tetap memikirkan bayi itu. Mungkin karena kehadirannya membuatmu harus meninggalkan sekolah, atau setidaknya memperlambat langkahmu hingga kau bingung akan tujuan hidupmu."Luna menggeleng kuat. "Aku bukan orang seperti itu!"Mrs. Bonny hanya menghela napas. "Mungkin sekarang tidak, t

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 40

    Luna bertanya-tanya apakah ayahnya yang telah melakukan itu. Clay memelototkan mata, memerangkap Luna sehingga ia hanya bisa melihat wajah pria itu atau sweater berwarna tembaga yang ada di depan matanya. Luna memilih untuk menatap sweater pria itu. "Lupakan saja. Ayahmu mengancamku, dan ancaman itu bisa mengakhiri karierku di bidang hukum. Sesuatu harus dilakukan untuk menghentikannya. Aku mendapatkan ide untuk memberikan pembalasan pada ayahmu, seperti yang juga kau inginkan. Sekarang, bisakah kita membahas alternatif yang masuk akal?" Mata Luna terpejam ia tidak mampu berpikir cukup cepat. "Dengar, aku harus pergi sekarang, sungguh. Tapi, aku akan meneleponmu malam ini. Kita bisa membicarakannya saat itu." Sesuatu mengatakan kepada Clay untuk tidak mempercayai Luna sepenuhnya, tapi ia tidak bisa terus memerangkap Luna di sana untuk selamanya. Bisa saja, ia lakukan hal yang menyebabkan Luna tetap bertahan di sana untuk sementara waktu. Ia sadar bisa dengan mudah mencari tahu di

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 39

    Rambut hitam Luna bergerak ke kanan dan kiri, dia terus melangkah dengan cepat. Merasa kesal karena Luna tidak mau berhenti, Clay kembali menarik tangan wanita itu dan memaksa Luna berhenti. "Aku lelah bermain kejar-kejaran denganmu, kali ini bisakah kau berhenti?" tekan Clay. Luna menolehkan kepalanya dengan marah, dia berdiri di depan Clay sambil melotot. Terlihat Luna tidak bisa ke mana-mana lagi, selain mengikuti perintah Clay. Saat itulah, Clay melepas cengkeraman di lengan Luna setelah yakin bahwa wanita itu tidak akan melarikan diri lagi. "Aku menitipkan pesan pada sepupumu agar kau bisa menghubungiku, apa kau tidak menerima pesan itu?" tanya Clay. Tapi bukannya menjawab, Luna justru mengoceh tidak jelas. "Aku tidak percaya bisa bertemu denganmu secepat ini, aku pikir kampus ini cukup luas untuk kita berdua. Aku akan terus menghargaimu jika kau merahasiakan keberadaanku di kampus ini." "Baiklah, aku juga akan menghargai permintaanmu jika saja kau mau memberiku waktu

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 38

    Clay mengalihkan pandangan ke arah seberang jalan untuk membebaskan mata dan pikirannya dari delusi. Namun, semua itu tidak ada gunanya. Beberapa saat kemudian, dia kembali mendapati dirinya mengamati orang-orang yang berlalu lalang. Dia mencari wanita bersweter putih dengan rambut pirang yang tergerai di punggung. Sayangnya, wanita itu sudah pergi. Terdengar konyol memang, tapi Clay tidak bisa memikirkan hal lain kecuali Luna. Pada akhirnya, Clay mengikuti kata hati dengan menerobos kerumunan orang di depannya. Hingga sesaat kemudian, netra Clay menangkap sosok wanita yang memiliki postur tubuh sama persis seperti Luna, hanya saja warna rambutnya yang berbeda. Jika itu Luna, dia berpikir tidak mungkin Luna akan mewarnai rambutnya menjadi hitam. Clay memilih mengikuti langkah wanita itu dengan jarak yang aman, agar tidak terlalu mencurigakan. Saat wanita itu sampai ke jalan raya, dia terlihat ragu-ragu untuk menyeberang. Selang beberapa detik, ketika wanita itu mulai melangkah

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 37

    Kali kejadiannya sangat cepat, sehingga Clay tidak bisa melihat apa-apa. Clay keluar dari mobil setelah pulang dari restoran, tanpa melihat ke depan tiba-tiba muncul bayangan besar dari belakang bangunan megah di depannya. Lengan Clay di tarik dengan kasar, lalu di lempar ke samping mobilnya di susul tinjuan keras yang menghantam perutnya. Tidak meninggalkan bekas, tapi cukup untuk membuatnya kesulitan bernapas. Tubuh Clay jatuh tersungkur ke tanah dalam posisi berlutut. Di sela-sela rasa sakit yang dia alami, Clay mendengar suara serak di depannya. "Itu dari Orlando. Dia kabur ke negara seberang." Setelah melempar surat ke arah Clay, orang itu pergi begitu saja dan menghilang di kegelapan malam. *** Keesokan harinya, Ruby langsung menghubungi Luna. Dia tidak sabar untuk memberitahu sepupunya itu tentang kejadian semalam di pesta. Begitu sambungan telepon terhubung, Ruby langsung berkata dengan napas sedikit terengah. "Lun, kau harus tahu. Aku bertemu dengannya di pesta s

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 36

    Venus diam sejenak, dia bisa melihat betapa frustasinya Clay saat ini. Namun, dia sendiri merasa marah karena pria itu mengambil kesimpulan sepintas hingga membuatnya terjebak dalam masalah. "Kau membuatnya hamil karena bertengkar denganku, apa kau sadar sikapmu itu sangat menyakitiku, Clay?" "Aku tahu, aku sudah menebak kau akan bersikap seperti ini. Aku memang pantas mendapatkannya. Seluruh situasi yang menyedihkan ini adalah kesalahan yang fatal. Ayah wanita itu sangat gila, dia bahkan melakukan segala cara untuk meraih keuntungan." Clay menggenggam tangan Venus semakin erat. "Percayalah padaku, baik aku mau pun wanita itu. Kami tidak mau berurusan dengan satu sama lain, tapi ada, katakanlah mungkin ada situasi mendesak yang harus membuatku memintanya menikah denganku." Mendengar itu, Venus tertawa sinis. "Oh, dia pasti akan sangat senang karena mendapatkan mu. Di dunia ini siapa yang tidak ingin memilikimu? hampir semua wanita ingin memilikimu, Clay." Clay menghela napas panj

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 35

    Jari-jari tangan Venus yang lentik serta memiliki kuku yang indah dan terawat sehingga tampak mengkilat, ketika wanita itu memainkan gelasnya, keanggunan Venus ketika bersandar di kursi, dengan satu lengan yang di letakan di kursi yang dia duduki. Venus seperti berlian murni sepuluh karat, wanita itu memang di takdirkan berada di tempat seperti ini di kelilingi kemewahan dan kekayaan. Berbeda dengan Luna Orlando, jika Clay membawa Luna ke tempat seperti ini, wanita itu pasti akan terlihat seperti mute plastik yang di tempatkan di kotak emas. Namun, Venus... dia memiliki aura yang tidak bisa Clay tampik. Wanita itu selalu menjunjung tinggi harga diri dan martabatnya, hal itulah yang membuat Clay mengaguminya. "Malam ini, kau sangat cantik, Venus." Puji Clay, tapi terdapat kesan menyakitkan dari cara bicara Clay. "Terima kasih, tapi malam ini pujian itu tidak berarti karena kau mengatakannya dengan nada seperti itu, belum lagi tatapan matamu yang aneh, lain halnya kalau kau meng

  • Antara Cinta Dan Kesalahan   Bab 34

    "Bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Clay. Hening. Ruby tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dia mengamati Clay lebih seksama dan saat itulah dia menyadari kantung mata yang menghitam di bawah kelopak mata pria itu. "Masih sama seperti sebelumnya." Jawab Ruby setelah bungkam beberapa saat. Tatapan Clay kembali mengarah pada Venus, lalu kembali lagi pada Ruby. "Aku belum pernah mendapat telepon darinya, apa kau sudah menyampaikan pesanku padanya?" "Ya, aku sudah mengatakannya." "Bisakah... kau memintanya untuk menghubungiku segera mungkin?" "Dia tidak tertarik, aku sudah membujuknya." Jawab Ruby jujur. Hingga tiba-tiba, seseorang di belakang Ruby tanpa sengaja mendorong gadis itu hingga bergeser lebih dekat ke arah Clay. Tidak ingin membuang kesempatan, Clay menggunakan kesempatan itu untuk mendesak Ruby, "Katakan padanya, jika ada masalah serius. Aku harus bicara dengannya." Namun, pada saat itu Venus kembali ke sisi Clay, menggandeng lengan pria itu dengan mesra. Kuku Ve

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status