All Chapters of Perjalanan Waktu Sang Raja Properti: Chapter 11 - Chapter 14

14 Chapters

Bayangan Arabella

“Mana menantumu si petani singkong itu?!” Bimo berdiri di depan pintu rumah keluarga Van der Meer dengan muka tegang. Rahang pria itu mengeras. Kerutan di antara kedua alisnya begitu dalam. Ia sedang menatap Pieter dengan tajam.Pieter dan Asih saling tatap. Keduanya bingung melihat Bimo yang terbakar emosi. Tidak kunjung dipersilakan, Bimo yang tidak sabaran menerobos sambil berteriak memanggil Cakra dengan sebutan petani singkongCakra sedang berada di kamar berdua bersama Anne. Keduanya duduk di lantai dengan selembar kertas putih berada di antara mereka.Sekembalinya dari rumah Paimin, Anne menggambar desain toko untuk Tuan Benjamins. Sesuai kepribadian pria itu, Anne membuat desain yang sederhana dengan pilar-pilar kayu besar yang menggambarkan kekuasaan Tuan Benjamins.Sketsa bagian depan toko sudah selesai ia buat. Hanya perlu diberi warna agar terlihat lebih hidup. Cakra dengan sabar memperhatikan Anne menggambar garis demi garis. Sesekali ia mengoreksi jika gadis itu salah m
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Apa Anne Adalah Arabella?

Cakra masih betah memandangi wajah Anne yang tertidur lelap bak bayi di pelukan ibu. Mukanya bersinar. Kulit kuning langsatnya begitu kontras dengan rambut kecoklatan Anne. Ia mencari-cari kesamaan Anne dengan istrinya di tahun 2024. Apa mungkin Arabella juga berpindah dimensi sepertinya?Cakra tidak mungkin salah. Sebelum Hendi menarik pelatuk pistol semi otomatis, ia sempat mendengar dengan jelas kata-kata Arabella.“Bella tidak bisa bahasa Belanda,” gumamnya dalam hati. Ia sempat ragu pada dirinya sendiri tetapi kemudian menggeleng pelan. Tidak, ia yakin Bella berpesan begitu sebelum ia meregang nyawa.Cakra memiringkan kepala. Memperhatikan setiap lekukan pada wajah Anne. Alis tebal berwarna kecoklatan. Bibir penuh yang selalu berkata ketus. Mata bulat besar dengan bulu mata lentik yang begitu sempurna. Hanya suara dan sinar mata Anne yang serupa dengan Arabella; selebihnya, semuanya berbeda.Pesan Bella kembali terngiang di telinga Cakra. Apa hanya sebuah kebetulan? Cakra menat
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Merayakan Keberhasilan Cakra

"Jangan senang dulu," ujar Bimo dengan nada mencemooh, suaranya berat namun penuh ejekan yang tajam.Cakra menghentikan langkah, sepeda ontel yang ia dorong berderit pelan sebelum akhirnya berhenti. Ia memandangi Bimo, yang kini berdiri menghadang jalannya bersama Anne. Ada kesombongan di tubuh tegap pria itu, terpancar dari dagunya yang terangkat tinggi dan senyum mengejek yang menghiasi wajahnya.“Menjual satu tanah bukan berarti kau sudah sukses,” lanjut Bimo, suaranya semakin tajam. "Kau tetap petani singkong miskin yang tidak berguna." Ucapannya menggantung di udara, seolah sengaja ingin menusuk harga diri Cakra.Tatapan Bimo kemudian beralih kepada Anne, gadis yang berdiri diam di samping Cakra. Anne membuang pandangannya ke arah lain, matanya menatap kosong ke kejauhan. Tapi bagi Bimo, sikap itu bukanlah sebuah penolakan—lebih seperti tantangan.“Saya sudah menyiapkan hadiah untuk hari ulang tahun Anda, Nona Anne,” katanya dengan nada penuh percaya diri.Tangannya menggenggam j
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Apa Kau Tahu Cara Untuk Kembali?

"Jawaban apa yang kau harapkan, hah?" suara Frans meninggi, membelah keheningan ruangan. Tangannya dengan kasar mendorong tutup rak kaca, hingga menutup rak pajangan jam tangan dengan bunyi yang cukup keras. Dentumannya membuat Cakra sedikit terlonjak, meski ia berusaha untuk tetap tenang."Kau menutup paksa tokoku hanya untuk menanyakan hal bodoh ini, hah? Kau pikir aku paranormal? Cenayang?" gerutu Frans, nada bicaranya penuh kesal, seperti seseorang yang sudah terlalu sering diinterogasi tanpa hasil. Wajahnya merah, urat di lehernya terlihat menegang.Frans meraih sebuah kotak tua dari laci meja kasir dengan gerakan tergesa. Kotak itu usang, warnanya sudah pudar dimakan waktu, namun ia memegangnya seolah itu adalah barang berharga. Dengan cekatan, ia membuka tutupnya dan mengeluarkan sebuah pipa cerutu dari dalamnya. Jemarinya yang kasar mulai mengisi pipa itu dengan tembakau, gerakannya terlatih, seperti ritual yang telah ia lakukan ratusan kali.Saat api kecil dari korek menyentu
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status