"Jangan senang dulu," ujar Bimo dengan nada mencemooh, suaranya berat namun penuh ejekan yang tajam.Cakra menghentikan langkah, sepeda ontel yang ia dorong berderit pelan sebelum akhirnya berhenti. Ia memandangi Bimo, yang kini berdiri menghadang jalannya bersama Anne. Ada kesombongan di tubuh tegap pria itu, terpancar dari dagunya yang terangkat tinggi dan senyum mengejek yang menghiasi wajahnya.“Menjual satu tanah bukan berarti kau sudah sukses,” lanjut Bimo, suaranya semakin tajam. "Kau tetap petani singkong miskin yang tidak berguna." Ucapannya menggantung di udara, seolah sengaja ingin menusuk harga diri Cakra.Tatapan Bimo kemudian beralih kepada Anne, gadis yang berdiri diam di samping Cakra. Anne membuang pandangannya ke arah lain, matanya menatap kosong ke kejauhan. Tapi bagi Bimo, sikap itu bukanlah sebuah penolakan—lebih seperti tantangan.“Saya sudah menyiapkan hadiah untuk hari ulang tahun Anda, Nona Anne,” katanya dengan nada penuh percaya diri.Tangannya menggenggam j
Last Updated : 2025-01-26 Read more