All Chapters of Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Joshua juga melihat adegan itu.Dia langsung berdiri."Dasar pria bejat! Sierra belum pergi seminggu, berani sekali pria itu bermesraan dengan Michelle si wanita jalang itu! Sialan! Aku akan menghajarnya!""Joshua, aku sudah putus dengannya."Tiffany mengulurkan tangannya untuk menahan Joshua, agar Joshua tidak pergi menghampiri Simon.Joshua tidak akan bisa menang dari Simon."Bukannya kamu bilang kamu mau bawa aku jalan-jalan? Ayo jalan!"Karena larangan Tiffany, Joshua hanya bisa menahan api amarah dalam hatinya.Joshua tahu jelas betapa Tiffany mencintai Simon.Selama lima tahun terakhir, dia sudah sering melihat Tiffany merendahkan diri dan mengalah pada Simon."Kamu ...."Joshua ingin memarahi Tiffany tidak berguna.Namun, dia tidak memikirkan bahwa orang yang paling sedih jika menyaksikan kejadian ini adalah Tiffany.Saat Simon melepaskan Michelle dan duduk tegak sambil melihat ke arah Tiffany dan Joshua, Joshua mengangkat kaca helmnya.Kemudian, dia memelototi Simon.Setelah Ti
Read more

Bab 12

Tanpa lengan Simon yang menopang tubuhnya, kaki Tiffany melemas, sehingga dia hampir terjatuh di lantai.Baru saja dia berdiri dengan baik, dia melihat Joshua yang sama sekali bukan tandingan Simon. Dia langsung menerjang ke arah mereka dengan terhuyung-huyung dan menahan Simon dari menyerang Joshua.Simon menurunkan tatapannya dan menatap Tiffany dengan tatapan dingin sambil berseru dengan dingin, "Lepaskan!"Namun, Tiffany tidak menuruti ucapannya.Melihatnya melindungi Joshua, tatapan Simon menjadi makin dingin.Simon tidak lagi banyak bicara. Dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan menarik lengan Tiffany dengan kuat ke satu sisi.Saat dia mengangkat kepalanya dan menatap Joshua ....Angin menerpa.Dengan suara benturan keras, pintu kamar itu tertutup.Simon tidak menyadari keanehan apa pun dan melangkah menghampiri Joshua.Joshua menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya dan berdiri dengan ekspresi dingin. Dia malah melihat Tiffany yang dilempar ke satu sisi oleh Simon, lalu terj
Read more

Bab 13

Hannah seketika tercengang.Sejak kecil, dia selalu disayang dan dimanja. Dia tidak pernah mendengar kata-kata kasar, apalagi ditampar seperti ini."Tiffany, berani sekali kamu menamparku!"Hannah benar-benar murka. Dia pun mengangkat tangannya untuk membalas tamparan itu.Baru saja tangannya diangkat, tangannya langsung ditahan oleh Tiffany.Tiffany menatap Hannah dengan tatapan tajam, seakan-akan dia akan membunuh Hannah. "Hannah, kalau aku mendengar nama Sierra lagi dari mulutmu, aku akan merobek mulutmu!"Hannah langsung merasa ketakutan karena aura dingin yang dipancarkan Tiffany.Tanpa disadari, dia juga bergerak mundur.Sedangkan Tiffany tidak ingin berlamaan lagi di tempat ini.Caci maki Hannah terhadap Sierra dan kecuekan Simon membuat Tiffany sangat kecewa."Kak ...."Begitu Tiffany pergi, Hannah langsung mengeluh pada Simon."Plak!"Namun, Simon malah menampar Hannah dengan sangat kuat.Hannah terhuyung-huyung dan langsung jatuh terduduk di lantai.Dia menatap Simon dengan t
Read more

Bab 14

Pada saat itu, Tiffany melihat bayangan dirinya di mata pria itu.Dia pun memberanikan dirinya dan menghampiri para preman itu.Dia menendang beberapa orang itu, tetapi karena kakinya masih lemas, tendangannya tidak menyakitkan.Simon tertawa dengan sinis dan berkata, "Sungguh nggak berguna."Kemudian, dia mengangkat kakinya dan menginjak perut preman yang mencoba untuk melecehkan Tiffany.Dia langsung melumpuhkan preman itu.Pada saat itu, Tiffany bisa mendengar detak jantungnya yang sangat cepat dengan sangat jelas.Tiffany yang baru memasuki masa remaja pun memiliki sebuah rahasia.Rahasia ini berhubungan dengan Simon.Dulu, Simon memperlakukannya dengan sangat baik.Namun, segalanya berubah dengan kedatangan Michelle.Tiffany memejamkan matanya dengan kuat sambil menahan perasaan yang meluap dalam hatinya.Saat dia membuka matanya kembali, tatapannya terlihat tenang.Dia berpegangan pada dinding sambil berdiri dengan susah payah.Dia berjalan menghampiri pria mesum itu dengan terta
Read more

Bab 15

Tiffany bergantung pada tubuh Simon. Seiring dengan langkah kaki Simon, tubuhnya Tiffany berguncang.Perutnya pun bergejolak.Dia seketika mengernyit.Baru saja mereka tiba di samping ranjang."Wuek!"Tiffany merasa mual.Ekspresi Simon seketika berubah, langkahnya pun terhenti."Tiffany, berani ...."Sebelum Simon bisa mengancam Tiffany, Tiffany sudah langsung muntah di badannya Simon.Hasrat yang dirasakan pria ini langsung sirna.Tanpa ragu-ragu, Simon melemparkan Tiffany di atas ranjang, layaknya membuang sampah.Tiffany mengerang dengan tidak nyaman.Simon berdiri di samping ranjang dan melihat tubuhnya yang penuh akan muntahan, sedangkan Tiffany sangat bersih.Ekspresinya menjadi masam.Anggur merah sangat wangi, tetapi muntahannya sangat bau.Mencium bau yang menyengat ini, Simon juga merasa mual.Pada saat ini, Simon ingin mencekik Tiffany hingga Tiffany meninggal.Dia tidak tahan lagi.Dia pun berbalik dan melangkah ke kamar mandi.Setengah jam kemudian, Simon baru keluar dari
Read more

Bab 16

Wandi juga merasa sangat kecewa. Dia sangat mengagumi bakatnya Tiffany, juga sangat puas dengan hasil karya Tiffany kali ini. Dia pun berkata, "Tiffany, satu kegagalan itu nggak melambangkan apa pun."Namun, Wandi tidak memahami arti kompetisi kali ini bagi Tiffany.Tiffany hampir tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia bertanya dengan suara bergetar, "Pak Wandi, apakah karena karyaku kurang bagus?""Tentu saja bukan!"Wandi langsung membantah."Kalau begitu, apa alasannya?" tanya Tiffany.Karena fluktuasi emosinya terlalu besar, suara Tiffany menjadi tajam."Tiffany, ke depannya, kalau kamu memasuki lingkaran ini, kamu akan mengerti. Sering sekali, kita nggak bisa melawan kekuatan kapitalisme. Tapi, jangan menyerah, ya. Bapak menyukai karyamu. Dengan bakat desainmu, masa depanmu akan sangat cerah," kata Wandi.Tiffany berusaha untuk menahan air matanya. Saat dia mendengar kata kapitalisme, dia teringat akan adegan yang dia lihat tadi siang.Pada saat ini, kegelisahannya tadi seperti me
Read more

Bab 17

Tiffany merasa sangat marah karena Simon sehingga dia langsung berteriak.Demi Sierra, dia bisa melakukan apa pun tanpa memikirkan akibatnya.Sedangkan Simon, sebagai ayahnya Sierra, malah membuka jalan agar wanita yang dia cintai bisa menikah dengan Keluarga Frank.Ucapan yang santai itu membuat harapannya sirna.Jika Sierra tidak bisa dilahirkan kembali ke keluarga yang baik karena hal ini ...."Tiffany!"Ekspresi Simon benar-benar masam. Dia berseru dengan penuh amarah, "Untuk menikah dengan Keluarga Frank, kamu benar-benar bisa mengucapkan apa pun, ya?!""Sierra putrimu, tapi kamu malah terus-menerus mengutuknya, memangnya kamu layak menjadi seorang ibu?!"Tiffany juga berseru dengan sedih, "Aku nggak layak jadi ibu? Simon, orang yang nggak layak itu kamu! Kamu sama sekali nggak layak menjadi ayahnya Sierra! Sierra sudah meninggal! Sierra ... dia benar-benar sudah meninggal!"Air mata terus mengalir dari matanya.Meskipun hal itu sudah berlalu lebih dari sebulan, saat Tiffany memik
Read more

Bab 18

Sambil mengucapkan kata-kata ini, matanya memerah, ekspresinya penuh rasa bersalah.Ekspresi Simon menjadi masam. Pada saat ini, dia sudah tidak memedulikan perasaan Michelle. Dia bertanya dengan suara rendah, "Apakah kamu melihat siapa yang menggendong Sierra?"Dia khawatir itu perdagangan anak.Sekarang, perdagangan anak sangat liar."Sierra digendong oleh seorang wanita paruh baya. Dia terlihat seperti seorang pengasuh, Sierra juga sangat bergantung padanya," jawab Michelle dengan tidak yakin.Simon bertanya lagi, "Mereka pergi ke arah mana?"Tanpa ragu-ragu, Michelle menunjuk ke satu arah sambil menjawab, "Sana."Simon langsung pergi mengejar.Tempat ini tidak ramai.Jika dia berlari dengan cepat, dia mungkin bisa mengejar mereka."Aduh."Baru saja Simon berlari beberapa langkah, dia mendengar suara Michelle berseru kesakitan dari belakang.Langkahnya langsung terhenti.Dia berbalik dan menatap Michelle yang berada di belakangnya. Dia baru menyadari bahwa Michelle terluka.Saat Mic
Read more

Bab 19

Seusai berbicara, Simon menggendong Michelle sambil meninggalkan tempat ini.Tiffany langsung terjatuh di tempat.Dia berpegangan di mobil sambil menundukkan kepalanya dengan sedih dan membenamkan kepalanya di antara kedua lututnya.Awalnya, dia kembali lagi ke lokasi acara dengan secercah harapan dalam hatinya.Sierra sudah meninggal.Jadi, Simon tidak mungkin bisa melihat Sierra.Oleh karena itu, dia mungkin bisa memercayai ucapan Tiffany dan mengembalikan posisi peringkat pertama itu pada Tiffany.Namun, dari sikap Simon barusan, Tiffany tahu bahwa hasil malam ini tidak akan berubah lagi.Bagi orang kaya, uang dua miliar itu bukan apa-apa.Namun, bagi orang biasa, uang dua miliar tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat.Apa yang harus Tiffany lakukan?Setelah mengendalikan perasaannya untuk sangat lama, Tiffany baru naik ke lantai atas untuk berias....Di acara pemberian penghargaan.Pembawa acara menjelaskan jalur acara di atas panggung.Sedangkan Tiffany dan peserta lainnya men
Read more

Bab 20

Aula ini menjadi gempar.Semua orang tahu bahwa Simon sudah menikah dan memiliki anak, dia juga tidak pernah macam-macam di luar.Ini pertama kalinya dia terlihat seakrab ini dengan seorang wanita di luar.Saat orang-orang di belakang panggung mengingat gaun yang dikenakan Michelle, mereka pun menebak-nebak bahwa Michelle mungkin adalah istrinya Simon."Kalau dilihat dari punggung Michelle dan Pak Simon, mereka terlihat sama persis dengan foto dari sebulan yang lalu, saat Pak Simon menyewa taman hiburan untuk merayakan ulang tahun putrinya."Ucapan ini mengingatkan Tiffany akan hari jenazah putrinya dikremasi.Tatapannya terhadap Simon pun menjadi makin dingin.Pada saat ini, si pembawa acara berkata lagi, "Selanjutnya, kami persilakan Pak Ivan Lexcar dari Grup Lexcar untuk memberikan penghargaan untuk Nona Tiffany Scott yang berada di peringkat kedua."Mendengar nama Ivan Lexcar, semua orang kembali rusuh.Keluarga Lexcar juga merupakan keluarga besar dengan sejarah ratusan tahun di K
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status