Share

Bab 14

Penulis: Alisa Salim
Pada saat itu, Tiffany melihat bayangan dirinya di mata pria itu.

Dia pun memberanikan dirinya dan menghampiri para preman itu.

Dia menendang beberapa orang itu, tetapi karena kakinya masih lemas, tendangannya tidak menyakitkan.

Simon tertawa dengan sinis dan berkata, "Sungguh nggak berguna."

Kemudian, dia mengangkat kakinya dan menginjak perut preman yang mencoba untuk melecehkan Tiffany.

Dia langsung melumpuhkan preman itu.

Pada saat itu, Tiffany bisa mendengar detak jantungnya yang sangat cepat dengan sangat jelas.

Tiffany yang baru memasuki masa remaja pun memiliki sebuah rahasia.

Rahasia ini berhubungan dengan Simon.

Dulu, Simon memperlakukannya dengan sangat baik.

Namun, segalanya berubah dengan kedatangan Michelle.

Tiffany memejamkan matanya dengan kuat sambil menahan perasaan yang meluap dalam hatinya.

Saat dia membuka matanya kembali, tatapannya terlihat tenang.

Dia berpegangan pada dinding sambil berdiri dengan susah payah.

Dia berjalan menghampiri pria mesum itu dengan terta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 15

    Tiffany bergantung pada tubuh Simon. Seiring dengan langkah kaki Simon, tubuhnya Tiffany berguncang.Perutnya pun bergejolak.Dia seketika mengernyit.Baru saja mereka tiba di samping ranjang."Wuek!"Tiffany merasa mual.Ekspresi Simon seketika berubah, langkahnya pun terhenti."Tiffany, berani ...."Sebelum Simon bisa mengancam Tiffany, Tiffany sudah langsung muntah di badannya Simon.Hasrat yang dirasakan pria ini langsung sirna.Tanpa ragu-ragu, Simon melemparkan Tiffany di atas ranjang, layaknya membuang sampah.Tiffany mengerang dengan tidak nyaman.Simon berdiri di samping ranjang dan melihat tubuhnya yang penuh akan muntahan, sedangkan Tiffany sangat bersih.Ekspresinya menjadi masam.Anggur merah sangat wangi, tetapi muntahannya sangat bau.Mencium bau yang menyengat ini, Simon juga merasa mual.Pada saat ini, Simon ingin mencekik Tiffany hingga Tiffany meninggal.Dia tidak tahan lagi.Dia pun berbalik dan melangkah ke kamar mandi.Setengah jam kemudian, Simon baru keluar dari

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 16

    Wandi juga merasa sangat kecewa. Dia sangat mengagumi bakatnya Tiffany, juga sangat puas dengan hasil karya Tiffany kali ini. Dia pun berkata, "Tiffany, satu kegagalan itu nggak melambangkan apa pun."Namun, Wandi tidak memahami arti kompetisi kali ini bagi Tiffany.Tiffany hampir tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia bertanya dengan suara bergetar, "Pak Wandi, apakah karena karyaku kurang bagus?""Tentu saja bukan!"Wandi langsung membantah."Kalau begitu, apa alasannya?" tanya Tiffany.Karena fluktuasi emosinya terlalu besar, suara Tiffany menjadi tajam."Tiffany, ke depannya, kalau kamu memasuki lingkaran ini, kamu akan mengerti. Sering sekali, kita nggak bisa melawan kekuatan kapitalisme. Tapi, jangan menyerah, ya. Bapak menyukai karyamu. Dengan bakat desainmu, masa depanmu akan sangat cerah," kata Wandi.Tiffany berusaha untuk menahan air matanya. Saat dia mendengar kata kapitalisme, dia teringat akan adegan yang dia lihat tadi siang.Pada saat ini, kegelisahannya tadi seperti me

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 17

    Tiffany merasa sangat marah karena Simon sehingga dia langsung berteriak.Demi Sierra, dia bisa melakukan apa pun tanpa memikirkan akibatnya.Sedangkan Simon, sebagai ayahnya Sierra, malah membuka jalan agar wanita yang dia cintai bisa menikah dengan Keluarga Frank.Ucapan yang santai itu membuat harapannya sirna.Jika Sierra tidak bisa dilahirkan kembali ke keluarga yang baik karena hal ini ...."Tiffany!"Ekspresi Simon benar-benar masam. Dia berseru dengan penuh amarah, "Untuk menikah dengan Keluarga Frank, kamu benar-benar bisa mengucapkan apa pun, ya?!""Sierra putrimu, tapi kamu malah terus-menerus mengutuknya, memangnya kamu layak menjadi seorang ibu?!"Tiffany juga berseru dengan sedih, "Aku nggak layak jadi ibu? Simon, orang yang nggak layak itu kamu! Kamu sama sekali nggak layak menjadi ayahnya Sierra! Sierra sudah meninggal! Sierra ... dia benar-benar sudah meninggal!"Air mata terus mengalir dari matanya.Meskipun hal itu sudah berlalu lebih dari sebulan, saat Tiffany memik

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 18

    Sambil mengucapkan kata-kata ini, matanya memerah, ekspresinya penuh rasa bersalah.Ekspresi Simon menjadi masam. Pada saat ini, dia sudah tidak memedulikan perasaan Michelle. Dia bertanya dengan suara rendah, "Apakah kamu melihat siapa yang menggendong Sierra?"Dia khawatir itu perdagangan anak.Sekarang, perdagangan anak sangat liar."Sierra digendong oleh seorang wanita paruh baya. Dia terlihat seperti seorang pengasuh, Sierra juga sangat bergantung padanya," jawab Michelle dengan tidak yakin.Simon bertanya lagi, "Mereka pergi ke arah mana?"Tanpa ragu-ragu, Michelle menunjuk ke satu arah sambil menjawab, "Sana."Simon langsung pergi mengejar.Tempat ini tidak ramai.Jika dia berlari dengan cepat, dia mungkin bisa mengejar mereka."Aduh."Baru saja Simon berlari beberapa langkah, dia mendengar suara Michelle berseru kesakitan dari belakang.Langkahnya langsung terhenti.Dia berbalik dan menatap Michelle yang berada di belakangnya. Dia baru menyadari bahwa Michelle terluka.Saat Mic

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 19

    Seusai berbicara, Simon menggendong Michelle sambil meninggalkan tempat ini.Tiffany langsung terjatuh di tempat.Dia berpegangan di mobil sambil menundukkan kepalanya dengan sedih dan membenamkan kepalanya di antara kedua lututnya.Awalnya, dia kembali lagi ke lokasi acara dengan secercah harapan dalam hatinya.Sierra sudah meninggal.Jadi, Simon tidak mungkin bisa melihat Sierra.Oleh karena itu, dia mungkin bisa memercayai ucapan Tiffany dan mengembalikan posisi peringkat pertama itu pada Tiffany.Namun, dari sikap Simon barusan, Tiffany tahu bahwa hasil malam ini tidak akan berubah lagi.Bagi orang kaya, uang dua miliar itu bukan apa-apa.Namun, bagi orang biasa, uang dua miliar tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat.Apa yang harus Tiffany lakukan?Setelah mengendalikan perasaannya untuk sangat lama, Tiffany baru naik ke lantai atas untuk berias....Di acara pemberian penghargaan.Pembawa acara menjelaskan jalur acara di atas panggung.Sedangkan Tiffany dan peserta lainnya men

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 20

    Aula ini menjadi gempar.Semua orang tahu bahwa Simon sudah menikah dan memiliki anak, dia juga tidak pernah macam-macam di luar.Ini pertama kalinya dia terlihat seakrab ini dengan seorang wanita di luar.Saat orang-orang di belakang panggung mengingat gaun yang dikenakan Michelle, mereka pun menebak-nebak bahwa Michelle mungkin adalah istrinya Simon."Kalau dilihat dari punggung Michelle dan Pak Simon, mereka terlihat sama persis dengan foto dari sebulan yang lalu, saat Pak Simon menyewa taman hiburan untuk merayakan ulang tahun putrinya."Ucapan ini mengingatkan Tiffany akan hari jenazah putrinya dikremasi.Tatapannya terhadap Simon pun menjadi makin dingin.Pada saat ini, si pembawa acara berkata lagi, "Selanjutnya, kami persilakan Pak Ivan Lexcar dari Grup Lexcar untuk memberikan penghargaan untuk Nona Tiffany Scott yang berada di peringkat kedua."Mendengar nama Ivan Lexcar, semua orang kembali rusuh.Keluarga Lexcar juga merupakan keluarga besar dengan sejarah ratusan tahun di K

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 21

    Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia melirik sekilas ke arah Tiffany.Melalui tatapan ini, dia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.Dia sangat menyukai hasil desain Tiffany kali ini.Baginya, Tiffany barulah orang yang menerima peringkat pertama."Karena hasil desain peserta yang menerima peringkat kedua dan peringkat ketiga dalam kompetisi ini juga sangat bagus, setelah para petinggi perusahaan berdiskusi, Scarlett Jewelry memutuskan untuk menerima dua peserta ini untuk magang di perusahaan kami. Semoga tiga peserta ini bisa terus bekerja keras untuk menghasilkan desain yang lebih banyak dan lebih baik lagi."Begitu Jessie mengucapkan kata-kata ini, suasana di dalam aula menjadi rusuh.Bisa bergabung dengan Scarlett Jewelry adalah impian setiap desainer perhiasan, tentu saja termasuk Tiffany.Tiffany tidak bisa memercayai telinganya sendiri."Serius? Baguslah!"Namun, suara teriakan Winnie dan ekspresi Michelle yang masam sudah cukup untuk membuktikan bahwa Tiffany tidak salah den

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 22

    Di sebuah restoran.Ivan menarikkan kursi untuk Tiffany."Terima kasih."Tiffany pun duduk sambil berterima kasih padanya.Dengar-dengar, Ivan beretika sangat baik dan merupakan seorang pria sejati. Ternyata rumor itu benar.Ivan juga duduk.Setelah memesan makanan, kedua orang ini tidak mengucapkan apa pun.Tiffany menunggu Ivan untuk memulai percakapan tentang hasil desainnya.Namun, Ivan malah hanya menatap Tiffany dalam diam.Tatapannya sangat lembut, tidak menyebalkan.Namun, Tiffany merasa agak tidak nyaman karena tatapan ini.Dia mengernyit sambil membalas tatapan itu.Ekspresinya agak dingin.Dia berpikir, 'Jangan-jangan pria ini lagi mempermainkanku, ya?''Jangan-jangan rumor itu salah dan dia sebenarnya adalah anak orang kaya yang hanya tahu main?'Saat Tiffany sedang diam-diam meragukan pria ini, Ivan bertanya dengan suaranya yang rendah dan menarik, "Kamu benar-benar nggak mengingatku?""Hah?"Tiffany seketika tercengang sambil menatap Ivan dengan tatapan kebingungan.Apa m

Bab terbaru

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 50

    Simon langsung mengernyit.Artinya, mulai sekarang, dia tidak bisa menyebut nama Sierra lagi di hadapan Isabella.Dia menoleh dan menatap Tiffany yang berada di sampingnya.Tiffany jelas-jelas membuang napas dengan lega.Tatapan Simon pun menggelap.Dia berpikir, 'Sampai kapan dia mau menyembunyikan Sierra?'"Kalau kamu memelototi Tiffany lagi, aku akan mencungkil matamu!"Saat Isabella berjalan keluar, dia melihat Simon yang sedang menatap Tiffany dengan tatapan dingin.Dia langsung naik darah.Dia pun mengangkat tangannya dan memukul punggung Simon dengan kuat."Ahh ...."Simon seketika merasa kesakitan."Kualat!" seru Isabella, tetapi tatapannya penuh akan kekhawatiran.Dia sudah melupakan bahwa dia baru menghukum Simon.Simon pun terdiam....Tiffany memasak beberapa makanan yang disukai Isabella. Isabella merasa sangat senang dan menambah nasi setengah mangkuk.Setelah makan, Isabella membawa Tiffany ke taman bunga dengannya.Tiba-tiba, cuacanya berubah.Hujan tiba-tiba turun deng

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 49

    Mendengar Simon menyebut nama Sierra, tubuh Tiffany seketika menjadi kaku.Karena Tiffany tidak menjawabnya, Simon memberinya peringatan dengan suara rendah, "Tiffany, jangan menggila lagi."Tiffany tahu bahwa Simon sedang memberinya peringatan, agar dia tidak mengatakan bahwa Sierra sudah meninggal.Tatapan Tiffany menggelap. Dia sama sekali tidak berniat untuk mengungkit tentang Sierra lagi di hadapan Simon.Dia hanya mengkhawatirkan Isabella.Sebelum Isabella mengalami koma, dia sangat menyayangi Sierra. Sekarang, setelah dia bangun dengan susahnya, bisakah dia menerima kenyataan bahwa Sierra sudah meninggal?Tiffany tidak berani bertaruh.Dia membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu, tetapi pada saat ini, terdengar suara seorang wanita tua dari arah tangga."Apa yang sedang kalian bicarakan? Mau jemput siapa untuk makan denganku?" tanya Isabella.Tiffany seketika merasa panik.Dia menahan kesedihan dalam hatinya dan memaksakan seulas senyuman sambil berjalan maju. "Nenek, nggak .

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 48

    Tiffany tidak mengalihkan topik pembicaraan ini hanya karena amarah Simon, melainkan berkata lagi, "Aku mau bilang, kalau ada kamera pemantau di kolam renang rumahnya Michelle, apakah kebenaran hari itu juga akan seperti hari ini?""Tiffany!"Emosi Simon bergejolak, sehingga kekuatannya jelas-jelas meningkat.Suasana lembut antara kedua orang ini seketika menghilang."Ahh!"Tiffany tidak bisa menahan diri dari berseru kesakitan.Simon baru mengurangi kekuatannya, tetapi dia jelas-jelas marah.Dia berdiri dan menatap Tiffany yang berada di sofa dengan tatapan dominan. "Tiffany, hari ini, kamu memang nggak mendorong Rora, tapi nggak berarti Sierra nggak mendorong Rora," katanya dengan dingin.Seusai berbicara, Simon langsung pergi.Tiffany baru bangkit dari sofa secara perlahan, lalu mengenakan pakaiannya. Tatapannya sangat dingin.Awalnya, dia mengira bahwa setelah kejadian hari ini, meskipun Simon tidak memercayainya, hati Simon mungkin akan goyah.Namun, dia ternyata sudah terlalu mer

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 47

    Simon merangkul pinggang Tiffany yang ramping dengan tangannya yang besar, sehingga tubuh mereka bertempelan.Dia membuka mulutnya dan menggigit bibir Tiffany dengan kuat, seakan-akan dia sedang menghukum Tiffany.Napasnya sangat panas. Saat ujung jarinya mengelus bagian pinggang Tiffany yang paling sensitif, dia merasakan Tiffany bergetar dalam pelukannya. Dia pun bertanya dengan suara serak, "Kamu sengaja mau menyiksaku, ya?"Tiffany diselimuti oleh hormon maskulin yang kuat. Kedua tangannya diletakkan di dada Simon dengan lemah, untuk menjaga jarak antara tubuh mereka. "Nggak," jawabnya.Dia menarik tangan yang menyentuh pinggangnya sambil meronta untuk melepaskan diri dari pria ini.Namun, begitu dia bergerak, dia langsung ditarik untuk duduk oleh Simon.Kali ini, dia langsung duduk di perut bagian bawah pria ini.Tiffany menyadari bahwa telinganya sangat panas, entah karena napas pria ini atau karena alasan lainnya."Nggak?"Tatapan Simon menggelap. Dia melihat telinga Tiffany yan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 46

    Bagaimanapun, Hannah adalah cucunya Isabella.Isabella juga tidak lagi mengulur masalah ini, dia masih ada urusan lainnya, jadi dia berkata dengan nada dingin, "Keluar."Wanda langsung memapah Hannah dan meninggalkan kuil leluhur.Setelah pintu ruangan ditutup dari luar, Isabella menatap Simon sambil berkata, "Simon, berlututlah!"Simon langsung berlutut."Kamu sudah berjanji padaku kalau kamu akan menjaga Tiffany dengan baik. Apakah ini caranya?" kata Isabella.Simon bukan hanya tidak menjaga Tiffany dengan baik, tetapi juga bersekongkol dengan Michelle untuk menindas Tiffany.Dasar orang-orang kejam!Simon lebih kejam!"Nyonya ...."Harry yang disuruh untuk pergi mengambil cambuk ingin membujuk Isabella.Namun, dia langsung terdiam karena melihat tatapan Isabella. Dengan ekspresi dingin, Isabella berkata dengan suara rendah, "Nggak ada yang bisa membelanya."Tiffany tahu bahwa ucapan Isabella ditujukan pada dirinya.Isabella takut Tiffany tidak tega melihat Simon menderita dan memint

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 45

    Isabella tidak langsung mengusir Michelle, tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya malah seperti tamparan di wajah Michelle, membuat Michelle merasa sangat dipermalukan.Hari ini, harga diri yang didapatkan Wanda dan Hannah untuk Michelle di Keluarga Frank pun menghilang.Michelle menatap Simon, tetapi Simon tidak mengucapkan apa pun.Michelle tahu bahwa Isabella adalah keluarga terdekat Simon. Lima tahun yang lalu, Simon tidak memberi Michelle status yang jelas karena Isabella, begitu pula dengan sekarang.Michelle menatap Wanda.Ekspresi Wanda dingin, dia bahkan tidak melihat ke arah Michelle.Michelle mengepalkan tangannya erat-erat sambil berdiri secara perlahan. Dia sudah tidak bisa mengendalikan senyuman di wajahnya. "Nyonya Isabella, maaf sudah mengganggu," katanya dengan terpaksa."Biar aku antarkan kamu dan Rora pulang," kata Simon sambil ikut berdiri."Berhenti," seru Isabella dengan tegas.Kemudian, dia langsung batuk-batuk.Ekspresi Simon sontak berubah. Dia melangkah ke si

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 44

    Isabella jelas-jelas tercengang sejenak.Saat dia menoleh dan menatap Tiffany, dia tidak bisa menahan rasa senang dalam hatinya.Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, gadis ini akhirnya tidak lagi menahan semua ketidakadilan yang dia derita, melainkan sudah bisa mengadu.Bagus sekali.Saat Isabella mengangkat kepalanya, kesenangan di tatapannya seketika berubah. Tatapannya yang tajam menyapu ke arah Michelle.Michelle memang sudah takut pada Isabella. Melihat Tiffany sengaja menaruh perhatian Isabella pada dirinya, Michelle merasa sangat benci, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun.Dia hanya bisa diam-diam menarik ujung baju Simon sambil memanggil pria ini dengan suara rendah. "Simon."Dia ingin meminta bantuan Simon.Namun, dia tidak mendapat reaksi apa pun dari pria ini.Dia diam-diam mengangkat kepalanya dan melihat tatapan Simon yang dingin.Michelle seketika merasa ketakutan.Dia langsung menurunkan tatapannya, pikirannya juga melayang-layang.Saat dia mengangkat kepalan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 43

    Isabella mengambil ponsel Tiffany dan melihatnya sejenak. Ekspresinya sontak menggelap. Dia langsung berseru dengan penuh amarah, "Cepat berlutut!"Mendengar bahwa Tiffany memiliki barang bukti, Hannah menundukkan kepalanya dengan ketakutan. Dia pun berencana untuk mengakui kesalahannya. Namun, melihat Isabella tiba-tiba marah besar, matanya pun berkilau.Dia sudah menduga bahwa Tiffany tidak mungkin memiliki barang bukti.Saat Aurora pergi mencari Tiffany, Hannah berdiri di seberang danau dan menyaksikan adegan itu dengan sangat jelas.Selain Tiffany dan Aurora, hanya ada dia di tempat itu.Asalkan dia bersikeras, Tiffany tidak akan bisa membela diri.Bukti?Dia hampir memercayai omong kosong wanita itu.Sambil memikirkan hal ini, Hannah langsung menegakkan tubuhnya dan mengangkat kepalanya.Melihat Tiffany yang masih berani berdiri di sampingnya, dia langsung berseru dengan ekspresi dingin, "Tiffany, kamu nggak dengar Nenek menyuruhmu untuk berlutut? Cepat berlutut!"Sambil menegur T

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 42

    Tiffany menggeleng.Saat dia melihat Isabella, matanya memerah."Nenek, kapan Nenek bangun? Kenapa Nenek pulang sendiri? Apakah Nenek baik-baik saja?" tanya Tiffany."Nggak apa-apa, Nenek sangat kuat!" jawab Isabella.Isabella menarik tangan Tiffany dan menepuk-nepuk tangan Tiffany....Di kamar Simon di lantai tiga.Aurora menangis hingga dia ketiduran.Sedangkan Michelle menyeka air matanya dengan sedih di satu sisi.Pada saat ini, seorang pembantu mengetuk pintu kamar dan berkata, "Tuan Simon, Nyonya Isabella menyuruh Tuan dan Nona Michelle untuk turun ke lantai bawah."Mendengar pembantu itu menyebut "Nyonya Isabella", Simon langsung berdiri dan bertanya, "Nenek sudah pulang?"Dia tampak terkejut. Dia pun menurunkan Aurora dan turun ke lantai bawah.Sedangkan Michelle menunjukkan reaksi yang berbeda.Mendengar bahwa Isabella sudah pulang, dia merasa seakan-akan dia disiram dengan air dingin.Dia berpikir, 'Kenapa si tua bangka itu pulang?''Bukannya dia nggak sadarkan diri, ya?''K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status