Share

Bab 21

Author: Alisa Salim
Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia melirik sekilas ke arah Tiffany.

Melalui tatapan ini, dia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.

Dia sangat menyukai hasil desain Tiffany kali ini.

Baginya, Tiffany barulah orang yang menerima peringkat pertama.

"Karena hasil desain peserta yang menerima peringkat kedua dan peringkat ketiga dalam kompetisi ini juga sangat bagus, setelah para petinggi perusahaan berdiskusi, Scarlett Jewelry memutuskan untuk menerima dua peserta ini untuk magang di perusahaan kami. Semoga tiga peserta ini bisa terus bekerja keras untuk menghasilkan desain yang lebih banyak dan lebih baik lagi."

Begitu Jessie mengucapkan kata-kata ini, suasana di dalam aula menjadi rusuh.

Bisa bergabung dengan Scarlett Jewelry adalah impian setiap desainer perhiasan, tentu saja termasuk Tiffany.

Tiffany tidak bisa memercayai telinganya sendiri.

"Serius? Baguslah!"

Namun, suara teriakan Winnie dan ekspresi Michelle yang masam sudah cukup untuk membuktikan bahwa Tiffany tidak salah den
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 22

    Di sebuah restoran.Ivan menarikkan kursi untuk Tiffany."Terima kasih."Tiffany pun duduk sambil berterima kasih padanya.Dengar-dengar, Ivan beretika sangat baik dan merupakan seorang pria sejati. Ternyata rumor itu benar.Ivan juga duduk.Setelah memesan makanan, kedua orang ini tidak mengucapkan apa pun.Tiffany menunggu Ivan untuk memulai percakapan tentang hasil desainnya.Namun, Ivan malah hanya menatap Tiffany dalam diam.Tatapannya sangat lembut, tidak menyebalkan.Namun, Tiffany merasa agak tidak nyaman karena tatapan ini.Dia mengernyit sambil membalas tatapan itu.Ekspresinya agak dingin.Dia berpikir, 'Jangan-jangan pria ini lagi mempermainkanku, ya?''Jangan-jangan rumor itu salah dan dia sebenarnya adalah anak orang kaya yang hanya tahu main?'Saat Tiffany sedang diam-diam meragukan pria ini, Ivan bertanya dengan suaranya yang rendah dan menarik, "Kamu benar-benar nggak mengingatku?""Hah?"Tiffany seketika tercengang sambil menatap Ivan dengan tatapan kebingungan.Apa m

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 23

    Tiffany tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang tulang kering Simon dengan kuat.Simon yang sedang lengah pun tersentak karena rasa sakit ini, sehingga dia bergerak mundur selangkah.Tiffany mendorong Simon dengan kuat, sehingga Simon terduduk di atas kloset.Dengan kesempatan ini, dia membuka pintu kamar mandi dan berlari ke luar dengan cepat.Kemudian, Simon juga berjalan ke luar.Dia berdiri di depan pintu sambil memandang punggung Tiffany layaknya seorang pemburu yang sedang mengamati mangsanya. Dia ingin sekali menelan Tiffany utuh-utuh.Tidak jauh dari tempat itu, Michelle berdiri di belakang tanaman hijau.Kedua tangannya terkepal dengan erat.Baik lima tahun yang lalu maupun sekarang, semua orang pun tahu bahwa Simon mencintainya dan sangat pilih kasih padanya.Namun, Simon sama sekali tidak pernah menatapnya dengan tatapan seperti itu....Saat Tiffany kembali, pesanan mereka sudah memenuhi meja.Ivan belum makan, dia sedang menunggu Tiffany."Maaf, Tuan Ivan," kata Tiffany

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 24

    Gerakan Tiffany sangat cepat, sehingga Michelle tidak sempat bereaksi.Ekspresinya sontak berubah.Tanpa Simon di sekitar, ekspresi Michelle menjadi galak. Dia mengangkat tangannya dan hendak menampar Tiffany.Namun, Tiffany langsung menahan tangan Michelle dan melemparkannya dengan kuat, lalu berkata dengan nada dingin, "Michelle, kalau kamu punya waktu untuk mencari masalah denganku, sebaiknya kamu urus Simon dengan baik. Jangan biarkan dia datang menggangguku lagi!"Seusai berbicara, Tiffany langsung berbalik dan meninggalkan tempat ini....Setelah mengurus prosedur di rumah sakit, Tiffany berjalan ke arah lift.Saat dia berjalan melewati pos perawat, dua perawat sedang bergosip dengan suara rendah.Seorang perawat baru menyaksikan adegan antara Tiffany dengan Michelle. Dia kembali ke pos perawat dan mengeluh pada perawat lainnya. "Sudah kuduga! Mana mungkin ada orang sekejam ini? Rupanya mereka bersaing dalam hal percintaan."Perawat lainnya sedang merapikan barang, jadi dia hanya

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 25

    Michelle jelas-jelas sudah tahu bahwa Sierra sudah meninggal.Namun, dia malah terus-menerus mengungkit tentang Sierra di hadapan Tiffany.Tiffany bahkan yakin bahwa Michelle sengaja menghubunginya!Michelle pasti sengaja memilih untuk merayakan kemenangan Aurora di hari pemakaman Sierra.Dia hanya ingin memamerkan pada Tiffany bahwa Simon sangat menyayangi Aurora, tetapi tidak menyayangi Sierra.Saat Sierra masih hidup, Michelle memanfaatkan rasa sayang Simon terhadap Michelle dan putrinya untuk membuat Sierra sedih. Sekarang, setelah Sierra meninggal pun mereka masih tidak mau melepaskan Sierra.Mereka masih terus menindas dan mempermalukan Sierra seperti ini!Michelle, dasar wanita kejam!"Tiffany, apakah kamu mendengar ucapanku?" tanya Michelle dengan lembut.Namun, Tiffany merasa sangat muak.Dia tersenyum dengan sinis sambil menjawab, "Baiklah."Seusai berbicara, dia langsung mengakhiri panggilan ini.Sebelum berdiri, Tiffany mencium pipi Sierra."Sierra, Ibu nggak akan membuatmu

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 26

    Simon memperkuat pegangannya, sehingga Tiffany merasa kesakitan dan tangannya menjadi lemas.Michelle langsung berbalik dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Simon. Dia memegang pipinya yang membengkak sambil menatap Tiffany dan berkata dengan sedih, "Tiffany, Sierra putrimu. Kenapa kamu terus-menerus mengutuk anak itu? Apakah karena dia nggak bisa membantumu merebut kasih sayangnya Simon, ya?""Michelle, kalau kamu menyebut nama Sierra lagi, percayalah, aku akan mencabik-cabik mulutmu!" seru Tiffany dengan sangat dingin sambil memelototi Michelle dengan tatapan ganas.Sierra sudah meninggal, tetapi Michelle masih saja tidak melepaskannya dan masih terus mengatai Sierra."Kamu menindas ibuku, kamu bibi jahat! Kamu sama saja dengan Sierra, hanya bisa menindas aku dan ibuku!"Mendengar suara dari luar, Aurora yang mengenakan gaun tuan putri yang cantik berlari keluar dari dalam dan menerjang ke sisi Tiffany.Dia menarik tangan Tiffany dan menggigitnya dengan sangat kuat.Tiffany menar

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 27

    Di antara suara teriakan Michelle, Tiffany langsung menarik kain itu dengan sekuat tenaga."Prang!"Kue-kue dan minuman di atas meja seketika terjatuh ke lantai dan berserak ke mana-mana."Tiffany, hentikan!" teriak Simon dengan tegas untuk menghentikan Tiffany.Hentikan?Tiffany tersenyum dengan sinis.Hari ini, dia datang untuk menghancurkan apa yang ingin Michelle dan Aurora pamerkan padanya.Saat Simon masih berteriak dengan penuh amarah, Tiffany beraksi lagi. Kali ini, dia mengacaukan hadiah yang tersusun dengan rapi.Semuanya menjadi berantakan, seperti sampah."Huwaaa!"Melihat Tiffany menghancurkan pesta perayaan yang direncanakan oleh ayah dan ibunya, Aurora menangis dengan makin keras.Padahal, dia ingin memamerkan hal-hal ini pada teman-teman TK-nya.Sekarang, semuanya sudah hancur."Tiffany, kamu benar-benar keterlaluan!"Mata Michelle memerah. Dia berdiri dengan murka dan berlari menghampiri Tiffany.Saat Tiffany berjalan ke menara sampanye, Michelle menarik tangannya dan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 28

    Dia berusaha untuk meronta, tetapi dia sama sekali tidak bisa melepaskan dirinya dari orang-orang ini.Dia pun melihat potongan besi itu menghantam ke tangannya.Pada masa kritis ini ....Pintu ruangan dibuka dari luar.Tiga wanita itu tidak menyangka bahwa akan ada orang yang datang, mereka jelas-jelas tercengang sejenak.Tiffany langsung menarik kembali tangannya sendiri.Pada saat ini, wanita yang memimpin itu juga bereaksi. Tanpa ragu-ragu, dia langsung menghantamkan potongan besi itu ke bawah.Potongan besi itu menghantam lantai dan mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.Saat Willy, kepala kepolisian di tempat ini, melihat situasi di dalam dengan jelas, ekspresinya berubah, dia pun berteriak, "Kalian lagi ngapain?!"Sebelum dia bisa memasuki ruangan, seseorang langsung melangkah memasuki ruangan terlebih dahulu.Dia langsung menghampiri keempat orang di dalam ruangan. Pria yang paling terpelajar dan terhormat ini kehilangan ketenangannya.Dengan ekspresi gelap, dia mengangkat

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 29

    Ekspresi Simon yang awalnya dingin menjadi lebih lembut.Dia menunduk dan menatap Tiffany.Pada saat ini, Tiffany tidak lagi sekasar dan seliar biasanya, melainkan menjadi sangat lembut.Seperti sedang bertingkah imut, dia terus menggosokkan keningnya di telapak tangan Simon yang kering.Namun, dia tidak sengaja menggosok bagian pipinya yang terluka."Ahh ...."Tiffany merasa kesakitan, sehingga dia menciut ke belakang.Simon menyalakan lampu di kepala ranjang.Kamar ini langsung menjadi terang.Simon pun melihat pipi Tiffany yang merah dan bengkak.Melihat bekas tamparan yang jelas di pipinya, tatapan Simon menjadi dingin.Simon berdiri dan berjalan ke luar.Sambil mencari obat pereda demam di kotak obat di bawah meja, dia menghubungi Vincent."Ada apa, Pak Simon?" tanya Vincent."Coba cari tahu dengan jelas siapa yang menyentuh Tiffany di ruang tahanan itu. Cari orang untuk awasi mereka dengan baik di sana dan balaskan apa yang mereka lakukan berkali lipat," kata Simon dengan suara y

Latest chapter

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 50

    Simon langsung mengernyit.Artinya, mulai sekarang, dia tidak bisa menyebut nama Sierra lagi di hadapan Isabella.Dia menoleh dan menatap Tiffany yang berada di sampingnya.Tiffany jelas-jelas membuang napas dengan lega.Tatapan Simon pun menggelap.Dia berpikir, 'Sampai kapan dia mau menyembunyikan Sierra?'"Kalau kamu memelototi Tiffany lagi, aku akan mencungkil matamu!"Saat Isabella berjalan keluar, dia melihat Simon yang sedang menatap Tiffany dengan tatapan dingin.Dia langsung naik darah.Dia pun mengangkat tangannya dan memukul punggung Simon dengan kuat."Ahh ...."Simon seketika merasa kesakitan."Kualat!" seru Isabella, tetapi tatapannya penuh akan kekhawatiran.Dia sudah melupakan bahwa dia baru menghukum Simon.Simon pun terdiam....Tiffany memasak beberapa makanan yang disukai Isabella. Isabella merasa sangat senang dan menambah nasi setengah mangkuk.Setelah makan, Isabella membawa Tiffany ke taman bunga dengannya.Tiba-tiba, cuacanya berubah.Hujan tiba-tiba turun deng

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 49

    Mendengar Simon menyebut nama Sierra, tubuh Tiffany seketika menjadi kaku.Karena Tiffany tidak menjawabnya, Simon memberinya peringatan dengan suara rendah, "Tiffany, jangan menggila lagi."Tiffany tahu bahwa Simon sedang memberinya peringatan, agar dia tidak mengatakan bahwa Sierra sudah meninggal.Tatapan Tiffany menggelap. Dia sama sekali tidak berniat untuk mengungkit tentang Sierra lagi di hadapan Simon.Dia hanya mengkhawatirkan Isabella.Sebelum Isabella mengalami koma, dia sangat menyayangi Sierra. Sekarang, setelah dia bangun dengan susahnya, bisakah dia menerima kenyataan bahwa Sierra sudah meninggal?Tiffany tidak berani bertaruh.Dia membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu, tetapi pada saat ini, terdengar suara seorang wanita tua dari arah tangga."Apa yang sedang kalian bicarakan? Mau jemput siapa untuk makan denganku?" tanya Isabella.Tiffany seketika merasa panik.Dia menahan kesedihan dalam hatinya dan memaksakan seulas senyuman sambil berjalan maju. "Nenek, nggak .

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 48

    Tiffany tidak mengalihkan topik pembicaraan ini hanya karena amarah Simon, melainkan berkata lagi, "Aku mau bilang, kalau ada kamera pemantau di kolam renang rumahnya Michelle, apakah kebenaran hari itu juga akan seperti hari ini?""Tiffany!"Emosi Simon bergejolak, sehingga kekuatannya jelas-jelas meningkat.Suasana lembut antara kedua orang ini seketika menghilang."Ahh!"Tiffany tidak bisa menahan diri dari berseru kesakitan.Simon baru mengurangi kekuatannya, tetapi dia jelas-jelas marah.Dia berdiri dan menatap Tiffany yang berada di sofa dengan tatapan dominan. "Tiffany, hari ini, kamu memang nggak mendorong Rora, tapi nggak berarti Sierra nggak mendorong Rora," katanya dengan dingin.Seusai berbicara, Simon langsung pergi.Tiffany baru bangkit dari sofa secara perlahan, lalu mengenakan pakaiannya. Tatapannya sangat dingin.Awalnya, dia mengira bahwa setelah kejadian hari ini, meskipun Simon tidak memercayainya, hati Simon mungkin akan goyah.Namun, dia ternyata sudah terlalu mer

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 47

    Simon merangkul pinggang Tiffany yang ramping dengan tangannya yang besar, sehingga tubuh mereka bertempelan.Dia membuka mulutnya dan menggigit bibir Tiffany dengan kuat, seakan-akan dia sedang menghukum Tiffany.Napasnya sangat panas. Saat ujung jarinya mengelus bagian pinggang Tiffany yang paling sensitif, dia merasakan Tiffany bergetar dalam pelukannya. Dia pun bertanya dengan suara serak, "Kamu sengaja mau menyiksaku, ya?"Tiffany diselimuti oleh hormon maskulin yang kuat. Kedua tangannya diletakkan di dada Simon dengan lemah, untuk menjaga jarak antara tubuh mereka. "Nggak," jawabnya.Dia menarik tangan yang menyentuh pinggangnya sambil meronta untuk melepaskan diri dari pria ini.Namun, begitu dia bergerak, dia langsung ditarik untuk duduk oleh Simon.Kali ini, dia langsung duduk di perut bagian bawah pria ini.Tiffany menyadari bahwa telinganya sangat panas, entah karena napas pria ini atau karena alasan lainnya."Nggak?"Tatapan Simon menggelap. Dia melihat telinga Tiffany yan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 46

    Bagaimanapun, Hannah adalah cucunya Isabella.Isabella juga tidak lagi mengulur masalah ini, dia masih ada urusan lainnya, jadi dia berkata dengan nada dingin, "Keluar."Wanda langsung memapah Hannah dan meninggalkan kuil leluhur.Setelah pintu ruangan ditutup dari luar, Isabella menatap Simon sambil berkata, "Simon, berlututlah!"Simon langsung berlutut."Kamu sudah berjanji padaku kalau kamu akan menjaga Tiffany dengan baik. Apakah ini caranya?" kata Isabella.Simon bukan hanya tidak menjaga Tiffany dengan baik, tetapi juga bersekongkol dengan Michelle untuk menindas Tiffany.Dasar orang-orang kejam!Simon lebih kejam!"Nyonya ...."Harry yang disuruh untuk pergi mengambil cambuk ingin membujuk Isabella.Namun, dia langsung terdiam karena melihat tatapan Isabella. Dengan ekspresi dingin, Isabella berkata dengan suara rendah, "Nggak ada yang bisa membelanya."Tiffany tahu bahwa ucapan Isabella ditujukan pada dirinya.Isabella takut Tiffany tidak tega melihat Simon menderita dan memint

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 45

    Isabella tidak langsung mengusir Michelle, tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya malah seperti tamparan di wajah Michelle, membuat Michelle merasa sangat dipermalukan.Hari ini, harga diri yang didapatkan Wanda dan Hannah untuk Michelle di Keluarga Frank pun menghilang.Michelle menatap Simon, tetapi Simon tidak mengucapkan apa pun.Michelle tahu bahwa Isabella adalah keluarga terdekat Simon. Lima tahun yang lalu, Simon tidak memberi Michelle status yang jelas karena Isabella, begitu pula dengan sekarang.Michelle menatap Wanda.Ekspresi Wanda dingin, dia bahkan tidak melihat ke arah Michelle.Michelle mengepalkan tangannya erat-erat sambil berdiri secara perlahan. Dia sudah tidak bisa mengendalikan senyuman di wajahnya. "Nyonya Isabella, maaf sudah mengganggu," katanya dengan terpaksa."Biar aku antarkan kamu dan Rora pulang," kata Simon sambil ikut berdiri."Berhenti," seru Isabella dengan tegas.Kemudian, dia langsung batuk-batuk.Ekspresi Simon sontak berubah. Dia melangkah ke si

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 44

    Isabella jelas-jelas tercengang sejenak.Saat dia menoleh dan menatap Tiffany, dia tidak bisa menahan rasa senang dalam hatinya.Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, gadis ini akhirnya tidak lagi menahan semua ketidakadilan yang dia derita, melainkan sudah bisa mengadu.Bagus sekali.Saat Isabella mengangkat kepalanya, kesenangan di tatapannya seketika berubah. Tatapannya yang tajam menyapu ke arah Michelle.Michelle memang sudah takut pada Isabella. Melihat Tiffany sengaja menaruh perhatian Isabella pada dirinya, Michelle merasa sangat benci, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun.Dia hanya bisa diam-diam menarik ujung baju Simon sambil memanggil pria ini dengan suara rendah. "Simon."Dia ingin meminta bantuan Simon.Namun, dia tidak mendapat reaksi apa pun dari pria ini.Dia diam-diam mengangkat kepalanya dan melihat tatapan Simon yang dingin.Michelle seketika merasa ketakutan.Dia langsung menurunkan tatapannya, pikirannya juga melayang-layang.Saat dia mengangkat kepalan

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 43

    Isabella mengambil ponsel Tiffany dan melihatnya sejenak. Ekspresinya sontak menggelap. Dia langsung berseru dengan penuh amarah, "Cepat berlutut!"Mendengar bahwa Tiffany memiliki barang bukti, Hannah menundukkan kepalanya dengan ketakutan. Dia pun berencana untuk mengakui kesalahannya. Namun, melihat Isabella tiba-tiba marah besar, matanya pun berkilau.Dia sudah menduga bahwa Tiffany tidak mungkin memiliki barang bukti.Saat Aurora pergi mencari Tiffany, Hannah berdiri di seberang danau dan menyaksikan adegan itu dengan sangat jelas.Selain Tiffany dan Aurora, hanya ada dia di tempat itu.Asalkan dia bersikeras, Tiffany tidak akan bisa membela diri.Bukti?Dia hampir memercayai omong kosong wanita itu.Sambil memikirkan hal ini, Hannah langsung menegakkan tubuhnya dan mengangkat kepalanya.Melihat Tiffany yang masih berani berdiri di sampingnya, dia langsung berseru dengan ekspresi dingin, "Tiffany, kamu nggak dengar Nenek menyuruhmu untuk berlutut? Cepat berlutut!"Sambil menegur T

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 42

    Tiffany menggeleng.Saat dia melihat Isabella, matanya memerah."Nenek, kapan Nenek bangun? Kenapa Nenek pulang sendiri? Apakah Nenek baik-baik saja?" tanya Tiffany."Nggak apa-apa, Nenek sangat kuat!" jawab Isabella.Isabella menarik tangan Tiffany dan menepuk-nepuk tangan Tiffany....Di kamar Simon di lantai tiga.Aurora menangis hingga dia ketiduran.Sedangkan Michelle menyeka air matanya dengan sedih di satu sisi.Pada saat ini, seorang pembantu mengetuk pintu kamar dan berkata, "Tuan Simon, Nyonya Isabella menyuruh Tuan dan Nona Michelle untuk turun ke lantai bawah."Mendengar pembantu itu menyebut "Nyonya Isabella", Simon langsung berdiri dan bertanya, "Nenek sudah pulang?"Dia tampak terkejut. Dia pun menurunkan Aurora dan turun ke lantai bawah.Sedangkan Michelle menunjukkan reaksi yang berbeda.Mendengar bahwa Isabella sudah pulang, dia merasa seakan-akan dia disiram dengan air dingin.Dia berpikir, 'Kenapa si tua bangka itu pulang?''Bukannya dia nggak sadarkan diri, ya?''K

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status