/ Romansa / Kembalinya Sang Pangeran / 챕터 31 - 챕터 40

Kembalinya Sang Pangeran의 모든 챕터: 챕터 31 - 챕터 40

55 챕터

Bab 31. Selir dan Mata-mata.

Udara malam diselimuti angin dingin yang menggigit tengkuk. Sesekali Hui Fen mengusapnya lantas menoleh ke kiri dan kanan. Cemas kalau ada yang mencuri dengar, terutama Yuwen.Dari kejauhan, pertemuan kali ini memang lebih mirip perbincangan minum teh di gazebo dekat danau bagian belakang karesidenan. Sekilas, seharusnya tidak ada yang curiga.Chu Hua duduk di tengah gazebo. Jubah satin warna merah muda serta perhiasan yang mencolok menegaskan posisinya sebagai selir pertama. Selir lain mendengarkan tiap ucapannya dengan serius, mengakui kalau opini Chu Hua memang benar. “Keterlaluan! Aku yakin dia tahu aturannya! Melarikan diri jelas adalah satu penghinaan! Kekaisaran bisa menghukum kita semua!” tegas Chu Hua menatap tiap-tiap wajah.“Benar sekali. Bagaimana mungkin seorang istri sah bisa begitu tidak tahu aturan? Kalau dia tidak dihukum, apa kata dunia?” timpal Chun Dong Hua penuh semangat.“Kita harus meminta Yang Mulia segera ambil tindakan!” Dong Dai Lu diam sejenak. Matanya men
last update최신 업데이트 : 2025-04-06
더 보기

Bab 32. Memandikan Yuwen.

“Nyonya! Nyonya!”Jiali yang sedang duduk termenung mengamati pucuk-pucuk pohon di pelataran paviliun tersentak kaget. “Ada apa?” Melihat wajah Xiumei panik dan matanya merah menahan air mata, Jiali mendekati Xiumei. “Ada apa? Kamu menangis?”“Nyonya,” Xiumei menyeka air mata yang lolos. “Tuan Lao Fu ….”“Lao Fu? Ada apa dengan kepala pelayan itu? Bicaralah yang benar!”“Dia memintaku membantu Yang Mulia mandi,” jawab Xiumei yang akhirnya tidak bisa menahan air matanya.“A-apa?” Jiali bangkit lalu mencengkeram kedua bahu Xiumei. “Coba katakan lagi! Apa maksudnya? Jangan mengigau!”Xiumei mengangguk. “Selir, Selir Chu Hua menolak melakukannya dan Yang Mulia meminta Tuan Yu Yong mengatakan pada Tuan Lao Fu kalau hamba yang diminta membantu Yang Mulia mandi,” jelas Xiumei, “hamba … hamba tidak bisa menolak, tapi Nyonya, ini … ini ….”Jiali melepaskan cengkeramannya lalu tergesa berjalan menuju paviliun Yuwen.“Cih, seharusnya dia bisa mandi dan berpakaian sendiri! Aku tidak bisa membia
last update최신 업데이트 : 2025-04-07
더 보기

Bab 33. Sentuhan Pertama.

Jiali memejamkan mata, menahan napas sampai tiba-tiba dekapan di pinggangnya terasa melonggar. Ketika akhirnya terdengar riak air, ia tahu Yuwen telah keluar dari kolam. "Pergilah, aku sudah selesai." Jiali membuka mata, punggung Yuwen semakin menjauh. Jiali menggigit bibirnya gemas. Ada hal yang tidak ia mengerti. Mengapa rasanya seperti diabaikan? Tersaruk-saruk dengan pakaian basah, Jiali berusaha mengejar Yuwen. Suaminya itu tampak meraih jubahnya. "Tunggu!" cegat Jiali. Yuwen berbalik, dahinya mengerut. Bingung mengapa Jiali malah mengejarnya. "Pergilah." "Kau tidak bisa mengusirku begitu saja!" tegas Jiali. Dengan cermat Yuwen menatap Jiali dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pakaian merah muda yang Jiali kenakan tampak semakin transparan karena basah. Perasaan aneh itu kembali datang. Yuwen tidak mau hanyut di dalamnya. Yuwen melepaskan jubah lantas menyampirkannya di bahu Jiali. "Ganti pakaianmu." Jiali terdiam sesaat sebelum melepaskan jubah Yuwen lalu membuangnya.
last update최신 업데이트 : 2025-04-07
더 보기

Bab 34. Sumpah!

“Apa Jiali kembali ke paviliunnya?”Yu Yong diam sejenak sebelum akhirnya bersuara. “Hamba belum memeriksa, tapi sepertinya begitu, Yang Mulia.”“Minta Xiumei membawakannya teh herbal.”"Baik.” Ada jeda sebentar sebelum Yu Yong melanjutkan. “Hamba mendengar banyak saudagar dirampok ketika mereka melintasi pegunungan. Sebagian dari mereka melaporkan kejadian ke kantor bupati.”“Apa Lu Nan sudah melaporkan kejadian ini ke istana?”“Hamba belum mendapatkan informasi tentang itu.”"Jangan gegabah. Wilayah istana hanya sampai dinding perbatasan. Para saudagar itu pun seharusnya tahu kita tidak bertanggung jawab atas keselamatan mereka di luar tembok perbatasan.""Baik Yang Mulia.""Aku akan mengirimkan surat pada Kaisar Sun Hua. Bandit-bandit di wilayah mereka mulai meresahkan. Tetap pasang matamu di sekitar Bupati Lu Nan. Aku mendengar kalau anak menantunya adalah saudagar yang sering bepergian ke Zijian.""Baik Yang Mulia.""Soal bubuk racun itu, kita harus mencari tahu darimana Chu Hua
last update최신 업데이트 : 2025-04-08
더 보기

Bab 35. Ketidakadilan.

"Makanlah. Buka mulutmu,” bujuk Yuwen untuk yang ke seribu kali.Respon Jiali tetap sama. Pelan ia mendorong balik sendok yang disodorkan Yuwen. "Aku tidak lapar.”Yuwen meletakkan mangkuk di baki. “Xiumei mengatakan kalau kau belum makan apa-apa.”Jiali tidak bisa berkelit. Pelan ia mengusap perutnya. Ya, memang Jiali belum makan dan sangat kelaparan, tetapi apa yang terjadi padanya membuat seluruh nafsu makan Jiali lenyap.“Kau mau makan yang lain?” tanya Yuwen lagi.Jiali menggeleng. “Tidak, aku ingin tidur saja.”“Aku akan minta Xiumei membawakanmu makanan yang lain.”Jiali menyentuh punggung tangan Yuwen. “Tidak perlu, sungguh.”“Kalau begitu, aku akan meminta semua orang di karesidenan untuk tidak makan sampai kau makan.” Melihat ekspresi Jiali yang melotot seperti biasanya membuat Yuwen lega. “Bagaimana? Sudah mau makan?”Terpaksa Jiali mengangguk. “Iya. Aku makan.”“Baguslah. Xiumei akan membantumu. Aku pergi.”Jiali mengangguk. “Iya.""Aku akan meminta Yu Yong berjaga di pavi
last update최신 업데이트 : 2025-04-08
더 보기

36. Rencana Yuwen.

Kereta melaju cepat, Jiali semakin panik. Berkali ia menarik-narik jeruji besi. Berharap tiba-tiba diberi mukjizat bisa mematahkan besi tersebut. Namun, nihil. Tentu Jiali tidak mungkin punya kuasa semacam itu.Yuwen menyentuh jemari Jiali. "Aku akan baik-baik saja. Pergilah. Kembali ke rumah.”Jiali menggeleng-gelengkan kepala. Air matanya jatuh tanpa jeda, tangannya gemetar, mencengkeram jeruji seakan dunia akan runtuh jika ia melepaskannya. "Tidak! Aku tidak akan kembali tanpamu!" Dalam pikirannya, bayangan hidup tanpa Yuwen adalah mimpi buruk yang tak sanggup dihadapi.Pandangan Yuwen beralih menatap Yu Yong yang berjalan cepat menyeimbangi langkah Jiali. Yuwen mengerti akan sikap Yu Yong yang hanya bisa diam tanpa sanggup menghentikan Jiali. Yu Yong tahu tidak dibenarkan seorang pelayan menyentuh wanita milik majikannya."Pergilah, Jiali. Aku akan segera pulang," ujar Yuwen setengah berteriak karena kereta semakin berjalan kencang. Jaraknya dengan Jiali semakin tidak terukur.Lan
last update최신 업데이트 : 2025-04-09
더 보기

Bab 37. Janji Perlindungan.

"Silakan duduk," kata Qiongshing lembut.Jiali menurut dengan keraguan yang memeluknya. Ini adalah kali pertama ia bicara secara pribadi berdua saja dengan ibu mertuanya. Jiali yakin pasti banyak kabar yang terdengar jauh ke istana dan baru kali ini Jiali memikirkan citra akan dirinya.Qiongshing menatap Jiali cukup lama, matanya lembut mengamati setiap detail anak menantu perempuan satu-satunya. Namun, ketika tatapannya jatuh pada rambut Jiali yang kini hanya tersisa sebahu, raut wajah Qiongshing berubah. “Rambutmu ….” Qiongshing tidak mau melanjutkan kalimatnya. Jiali menundukkan kepala, menyentuh ujung rambutnya dengan canggung. "Ini … tidak penting, Yang Mulia,” timpalnya bohong. Siapa yang mau Jiali tipu? Jelas tidak ada. Jiali tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.Qiongshing menghela napas pelan. "Tentu saja penting. Seorang wanita kehilangan rambutnya bukan hal kecil.”Jiali terdiam.Qiongshing meraih tangan Jiali, pelan memeriksa telapak tangan. Ada luka yang masih baru. “M
last update최신 업데이트 : 2025-04-09
더 보기

Bab 38. Gertakan Awal.

Rasanya Jiali ingin kembali ke paviliun Qiongshing. Pikirnya Qiongshing pasti mau bercerita lebih banyak tentang mendiang sang ibu. Namun, malam semakin larut, perjalanan menuju Hangzi bukan hal mudah, rombongan istana pasti sangat kelelahan.Langkah Jiali tiba-tiba terhenti. “Ah, Yuwen,” cicit Jiali ketika sadar kalau ia belum memastikan kondisi Yuwen. Jiali berbalik hendak pergi menuju paviliun Yuwen, tetapi langkahnya terhenti saat melihat sosok yang berdiri di ujung lorong.Sun Li Wei.Jiali langsung menegakkan tubuh. Nalurinya memberitahu bahwa pertemuan ini bukan kebetulan. Cahaya lentera menerangi wajah Sun Li Wei, menampilkan senyum anggun milik putri raja.Sun Li Wei mendekat. “Putri Han Jiali.” Sun Li Wei membuka percakapan dengan nada lembut, “sungguh beruntung kita bisa bertemu di tempat yang begitu tenang seperti ini.”Jiali membalas dengan anggukan disertai senyuman kecil. “Ya.”“Aku mendengar banyak tentangmu.” Li Wei menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki sebel
last update최신 업데이트 : 2025-04-10
더 보기

Bab 39. Jamuan Yang Menarik.

“Yang Mulia, Pangeran Mahkota hampir tiba. Apa kita perlu menunda jamuan makan pagi sampai pangeran tiba di karesidenan? Apa kita perlu mengulur waktu sebentar saja?”Pertanyaan Yu Yong membuat Yuwen menghentikan langkah. Ia berdiri membelakangi jendela besar yang tirainya telah disibakkan. Angin musim semi masuk perlahan, membawa wangi dedaunan basah setelah hujan semalam. Ia mengangkat tangannya, menyibak rambut hitam panjangnya yang dibiarkan tergerai ke depan dada. Sentuhan halus jari-jarinya pada helaian rambut itu tampak lembut. Rambut hitam legam, lurus, mengilat karena minyak pinus berkualitas yang selalu digunakan para pelayan untuk merawatnya setiap pagi. Bagi kebanyakan orang, itu hanya helai rambut, tetapi bagi Yuwen dan semua lelaki terhormat di istana, rambut adalah lebih dari sekadar hiasan tubuh.Rambut adalah simbol. Kehormatan. Akar dari tradisi dan warisan leluhur.Sejak kecil, para bangsawan diajarkan bahwa tubuh, termasuk rambut, adalah pemberian orangtua, kare
last update최신 업데이트 : 2025-04-10
더 보기

Bab 40. Malam Pertama.

“Semuanya hampir siap, apa ada yang Nyonya butuhkan lagi?” Tidak mendapatkan jawaban, Xiumei mendekati Jiali yang diam terduduk sedari tadi. Xiumei hendak menepuk pundak Jiali. Namun, urung karena Jiali tampak fokus menatap helai rambut di telapak tangannya.Apa yang terjadi pagi tadi di aula utama jelas mengguncang seluruh karesidenan. Rambut panjang bagi seorang lelaki adalah simbol maskulin, kehormatan dan kedudukan status sosial. Apa yang dilakukan Yuwen jelas sangat penting. Bahkan kaisar Tao tidak bisa berkata-kata.“Nyonya.” Sentuhan lembut Xiumei di pundak membuat Jiali hampir melonjak. “Maaf membuat kaget. Xiumei sudah selesai. Sebentar lagi Tuan Yuwen pasti datang, sebaiknya Xiumei keluar.”“Ya, baiklah. Kamu boleh keluar.”“Baik.”Setelah Xiumei meninggalkannya sendiri, Jiali bangkit lantas mendekati kotak perhiasannya. Ia menaruh helai rambut Yuwen dengan sangat hati-hati di antara cincin-cincin gioknya.“Apa yang sudah kamu lakukan Yuwen?” cicit Jiali.Suara derak pintu m
last update최신 업데이트 : 2025-04-11
더 보기
이전
123456
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status