Home / Romansa / Mantanku Kembali / Kabanata 41 - Kabanata 50

Lahat ng Kabanata ng Mantanku Kembali: Kabanata 41 - Kabanata 50

67 Kabanata

41

POV Livia Dia menatapku dengan tatapan campur aduk. “Apa kamu yakin ini yang terbaik?” tanyanya, dengan nada yang tampak khawatir. “Ini yang terbaik untukku, Adrian. Aku perlu melanjutkan hidupku,” jawabku, mencoba menegaskan keputusanku. Dia mengangguk pelan, tetapi aku bisa melihat kekecewaan di wajahnya. “Aku harap kamu tahu bahwa aku akan selalu mencintaimu,” katanya lagi, suaranya penuh dengan kesedihan. Setelah beberapa saat, aku berbalik dan berjalan keluar dari kantor. Setiap langkah terasa lebih ringan, tetapi hatiku tetap berat. Meskipun aku tahu bahwa aku telah mengambil keputusan yang tepat, ada rasa kehilangan yang sulit untuk diabaikan. Saat aku berjalan menuju halte bus, aku merasa campur aduk. Keputusan untuk resign adalah sesuatu yang kuinginkan, tetapi perpisahan dengan Adrian juga membawaku pada perasaan kehilangan yang mendalam. Sem
last updateHuling Na-update : 2025-02-13
Magbasa pa

42

POV Livia Aku menemukan tempat duduk di sudut dekat jendela, dan segera memesan kopi. Dengan secangkir kopi di tangan, aku duduk memandangi orang-orang di luar. Beberapa pasangan tampak bahagia, anak-anak bermain, dan semua itu membuatku teringat pada masa-masa yang lebih sederhana. Saat aku merenung, ponselku bergetar di meja. Aku melihat nama pengacaraku, dan jantungku berdegup lebih kencang. Dengan rasa cemas, aku menjawab panggilan itu. “Selamat sore, Livia. Ini Rina, pengacaramu,” katanya dengan nada serius. “Aku ingin memberitahumu tentang proses perceraianmu.” “Ya, bagaimana?” tanyaku, merasa gelisah. “Prosesnya berjalan agak alot. Adrian tidak mau menceraikanmu, dan bukti yang kamu berikan tidak cukup kuat untuk mendukung klaimmu,” jawabnya, suaranya penuh perhatian. Hatiku tercekat. “Apa maksudmu bukti ti
last updateHuling Na-update : 2025-02-14
Magbasa pa

43

POV Livia “Bu, aku tahu bahwa semua ini sulit. Tetapi aku sudah berusaha untuk berubah. Aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa menjadi orang yang lebih baik untuk Livia,” jawab Adrian, berusaha meyakinkan. Ibu menggelengkan kepala. “Livia, kamu harus mendengarkan ibumu. Kamu tidak bisa kembali ke hubungan yang penuh kebohongan dan rasa sakit. Apa kamu benar-benar yakin ini yang kamu inginkan?” tanyanya, penuh perhatian. Aku menatap Adrian yang berdiri di sampingku, wajahnya penuh harapan.  “Bu, aku sudah berpikir matang-matang tentang ini. Aku ingin memberi Adrian kesempatan kedua. Dia sudah berjanji untuk berubah,” jawabku, berusaha tegas. “Janji tidak cukup, Livia. Kamu harus melindungi dirimu sendiri. Aku tidak ingin kamu kembali ke situasi yang menyakitkan,” kata ibuku, suaranya masih penuh kekhawatiran. “B
last updateHuling Na-update : 2025-02-14
Magbasa pa

44

POV Adrian “Adrian, aku ingin yang terbaik untukmu. Aku ingin melihatmu bahagia, tetapi aku tidak percaya bahwa Livia adalah orang yang tepat untuk itu,” ibuku melanjutkan, suaranya mulai lembut tetapi tetap tegas. “Bu, aku benar-benar mencintainya. Kami ingin hidup berdua dan membangun kembali semuanya. Aku ingin memberinya kesempatan kedua, dan aku berharap kamu bisa mendukungku,” jawabku, merasakan ketegangan di dalam diri. Ibuku terdiam, tampak bingung. Dia tahu betapa kerasnya aku berjuang untuk mendapatkan kembali Livia, tetapi dia juga khawatir jika aku akan tersakiti lagi.  “Adrian, jika kamu memutuskan untuk melakukannya, aku tidak bisa menghentikanmu. Tapi ingat, jika ini tidak berhasil, aku tidak ingin melihatmu kembali dalam keadaan hancur,” katanya, suaranya penuh keprihatinan. “Terima kasih, Bu. Aku akan berusaha sebaik mungkin
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

45

POV Adrian Begitu kami selesai dengan ruang tamu, kami beralih ke dapur. Livia sangat bersemangat untuk menciptakan ruang memasak yang nyaman.  “Kita perlu menata semua peralatan dapur dengan rapi. Ini harus menjadi tempat yang menyenangkan untuk memasak,” katanya. Kami menghabiskan waktu untuk mengatur semua peralatan, bumbu, dan alat masak. Livia memiliki banyak ide kreatif untuk menyimpan barang-barang dengan cara yang efisien. Dia menggantungkan beberapa wadah di dinding untuk menyimpan rempah-rempah dan bahan makanan kecil.  “Ini tidak hanya praktis, tetapi juga terlihat menarik!” ujarnya dengan penuh semangat. Saat malam tiba, kami merasa puas dengan kemajuan yang telah kami buat. Kami duduk di sofa baru di ruang tamu, dikelilingi oleh barang-barang yang sudah kami atur.  “Ini sudah mulai terasa seperti rumah,”
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

46

POV Adrian Livia tertawa kecil. “Aku akan mencoba. Tapi aku juga berencana untuk membuat beberapa perubahan di sini. Mungkin kita bisa mendekorasi kamar tidur setelah kamu pulang.” Aku mengangguk, merasa bersemangat dengan ide itu. “Itu terdengar hebat. Kita bisa memilih tema yang kita suka bersama.” Dengan perasaan campur aduk, aku meninggalkan rumah yang baru saja kami bangun bersama. Perjalanan menuju kantor terasa lebih lama dari biasanya. Dalam pikiranku, aku terus memikirkan semua hal yang ingin aku lakukan di rumah bersama Livia. Bayang-bayang momen-momen indah yang kami habiskan di sana membuatku ingin segera kembali.   Setibanya di kantor, suasana langsung terasa berbeda. Di luar, harapan dan kebahagiaan yang kami bangun di rumah baru bertolak belakang dengan kesibukan dan tekanan pekerjaan. Karyawan lain tampak sibuk dengan tugas masing-masing, dan
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

47

POV Adrian Setelah mencuci tangan, aku membantu Livia menyelesaikan masakan. Kami berbicara tentang hari-hari kami, tentang semua hal kecil yang kami kerjakan selama aku pergi. Rasanya seperti kami sudah lama tidak bertemu, padahal baru beberapa jam yang lalu. Saat makan malam, kami berbagi tawa dan cerita. Setiap suapan terasa lebih nikmat karena kami melakukannya bersama. Rumah yang kami bangun terasa semakin hidup dengan kehadiran kami.  “Terima kasih telah membuatkan makan malam yang luar biasa,” kataku setelah menyelesaikan makan. “Aku merasa sangat beruntung bisa berbagi ini denganmu.” Livia tersenyum, matanya berbinar. “Aku juga merasa beruntung. Meskipun kamu harus pergi ke kantor, aku tahu kita masih bisa saling mendukung.” Setelah makan, kami berdua membersihkan meja dan mencuci piring. Aku melihat ke sekeliling dan merasakan betapa bera
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

48

POV Adrian Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui pikiranku. Aku ingat saat aku membuat keputusan yang salah, saat aku membiarkan egoku menguasai diriku. Sekarang, setiap kali melihat Livia, aku selalu teringat akan kesalahanku dan betapa beruntungnya aku masih bisa memiliki dia di sisiku. “Tidak akan aku sia-siakan kesempatan kedua ini,” pikirku, tekad menguat dalam hati. Aku berjanji untuk menjadi lebih baik, untuk tidak hanya mencintainya tetapi juga menghargai setiap momen yang kami miliki bersama. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Malam itu, saat Livia terlelap, aku menyaksikan suasana rumah kami. Setiap sudutnya mengingatkanku akan perjalanan yang telah kami lalui. Dari ruang tamu yang baru saja kami tata hingga dapur tempat kami memasak bersama, semuanya dipenuhi dengan kenangan indah. Aku merasa betapa hidupnya rumah ini menjadi berkat kehad
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa

49

POV Adrian "Ini luar biasa," ujar Livia sambil menikmati pemandangan di depan kami. "Aku suka saat-saat seperti ini." Aku tersenyum, merasa bahagia melihatnya menikmati momen itu.  "Aku juga. Ini adalah bagian dari kehidupan yang ingin aku jalani bersamamu." Kami duduk berhadapan, menikmati sarapan dengan penuh kehangatan. Setiap suapan terasa lebih nikmat karena kami berbagi momen ini bersama. Aku memperhatikan Livia, rambutnya yang basah mengkilap terkena sinar matahari, dan senyumnya yang cerah membuatku merasa seolah kami adalah satu-satunya orang di dunia ini. "Adrian," Livia memanggilku, membuatku menatapnya. "Aku ingin kita membuat lebih banyak kenangan seperti ini." "Aku setuju," kataku, meraih tangannya. "Setiap hari adalah kesempatan baru untuk kita berdua." Setelah sarapan, kami membersihkan meja dan menikmati sisa waktu pagi deng
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa

50

POV Livia Setelah Adrian pergi, rumah kami terasa sepi dan hampa. Meskipun baru beberapa hari, rasa kesepian ini sudah menyelinap ke dalam hati.  Pagi menjelang, dan aku baru saja terbangun dari tidur yang tidak nyenyak. Suara detakan jam dinding mengingatkanku bahwa hari baru telah dimulai, tetapi semangatku masih tertinggal di malam sebelumnya.  Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk. Saat aku melihat bayanganku di cermin, aku menyadari betapa lelah dan cemasnya aku. Rasa khawatir akan Adrian dan ketidakpastian yang menyelimuti pikiranku membuatku merasa tidak tenang. Tiba-tiba, suara ketukan keras terdengar dari pintu rumah. Awalnya, aku mengira itu hanya imajinasiku, tetapi ketukan itu semakin menjadi. Dengan cepat, aku bergegas menuju pintu, berharap bisa mengusir rasa sepi yang melanda. Saat aku membuka pintu, aku terk
last updateHuling Na-update : 2025-02-18
Magbasa pa
PREV
1234567
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status