หน้าหลัก / Fantasi / PENDEKAR PEWARIS SISTEM / บทที่ 51 - บทที่ 60

บททั้งหมดของ PENDEKAR PEWARIS SISTEM: บทที่ 51 - บทที่ 60

140

BAB 51

Bab 51: Di Ujung Pedang – Diplomasi di Medan Perang Langit yang kelabu masih menaungi ibu kota kekaisaran, tetapi suara dentingan senjata perlahan mulai mereda. Pasukan dari kedua belah pihak berdiri dengan waspada, menunggu langkah selanjutnya. Pertempuran yang baru saja berkecamuk dengan brutal kini hanya menyisakan ketegangan yang bisa dirasakan di udara.Di tengah medan perang yang masih dipenuhi mayat dan darah, Jenderal Marcus menatap ke arah Kenta, yang berdiri di seberang dengan napas terengah. Dekrit kekaisaran yang diperintahkan kepadanya masih tergenggam erat di tangannya.Hening. Setiap orang di medan perang tahu bahwa keputusan Marcus sekarang akan menentukan jalannya sejarah. Kenta mengangkat kepalanya, menatap mata Marcus dengan penuh ketegas
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

BAB 52

Bab 52: Keputusan yang Belum Usai Hening menyelimuti medan perang setelah perintah Jenderal Marcus untuk menahan Ryoji diumumkan. Pasukan Lembah Babi dan pasukan Kekaisaran saling menatap dengan waspada, masih belum benar-benar yakin apakah ini benar-benar akhir dari pertarungan.Namun, Marcus tetap berdiri tegap di antara dua kekuatan besar yang hampir saling membinasakan. Kenta, dengan napas masih berat setelah duel panjangnya, menatap langsung ke arah Marcus, mencoba menelaah keputusan yang baru saja dibuat."Kau yakin ini keputusan yang benar?" suara Kenta terdengar tegas namun penuh skeptisisme.Marcus menatap Kenta dengan sorot mata yang sulit dibaca. "Aku tidak akan bertindak gegabah tanpa bukti yang cukup. Aku akan membawa Ryoji ke istana dan memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada Kaisar selama ini tidak dimanipulasi."Dua prajurit kekaisaran menyeret Ryoji yang masih memberontak. Bangsawan itu berte
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

BAB 53

Bab 53: Persiapan di Lembah Babi Hembusan angin malam menggetarkan ranting-ranting pohon di sekitar camp yang didirikan di luar kota. Api unggun yang menyala dengan cahaya kuning-oranye memberikan kehangatan di udara yang semakin dingin. Para prajurit Lembah Babi duduk berkelompok, berbicara dengan suara rendah, sementara para pemimpin desa berkumpul di sekitar Kenta yang tengah merenung.Kenta duduk dengan punggung tegak, tatapannya kosong sejenak. Ia memikirkan apa yang baru saja terjadi, dan apa yang akan datang. Setelah keputusan untuk menghentikan pertempuran dan menarik pasukan, Kenta tahu bahwa masa depan mereka takkan sesederhana itu. Kekaisaran mungkin memberikan jeda sejenak, tapi tidak ada yang bisa memastikan berapa lama. Itu adalah waktu yang mereka butuhkan untuk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

BAB 54

Bab 54: Pembangunan Desa Level 3 dan Tantangan Musim Dingin Suasana pagi itu tenang. Matahari perlahan muncul di balik pegunungan, menerangi desa yang kini tampak lebih kokoh dan terorganisir daripada sebelumnya. Lembah Babi, yang sebelumnya hanya sebuah kawasan kecil yang tersembunyi di balik hutan dan perbukitan, kini berkembang pesat. Setiap sudut desa memperlihatkan tanda-tanda pembangunan yang mengesankan. Jalan-jalan yang lebih lebar, bangunan-bangunan yang lebih stabil, dan pertanian yang semakin terorganisir memberikan harapan bagi Kenta dan warganya.Kenta berjalan dengan langkah mantap melalui desa yang telah berkembang pesat. Pasukan Lembah Babi yang dulu hanya dikenal sebagai pasukan yang terlatih dalam pertempuran kini juga menjadi ahli dalam berbagai bidang. Bebe
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

BAB 55

Bab 55: Jejak Darah dan Keheningan yang Mencekam Sudah beberapa minggu berlalu sejak pembangunan desa Lembah Babi mencapai kemajuan besar. Seluruh penduduk semakin merasa nyaman dengan kehidupan yang lebih teratur dan terjamin, berkat hasil kerja keras mereka. Namun, kesejahteraan yang perlahan tumbuh itu mulai diganggu oleh kabar buruk yang datang dari luar. Desas-desus tentang pembunuhan yang terjadi di desa-desa sekitar mulai menyebar dengan cepat. Kabar tersebut mengusik ketenangan di Lembah Babi, membawa gelombang kecemasan yang mengalir perlahan di antara warga.Hari itu, suasana di desa terasa lebih sunyi dari biasanya. Kenta tengah berjalan di sepanjang jalan utama desa, matanya fokus pada laporan yang dibawa oleh Maya. Wajahnya serius, penuh pemikiran. Sesekali ia men
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

BAB 56

Bab 56: Di Balik Bayang-Bayang KegelapanAngin malam berembus dingin ketika Kenta berdiri di atas menara pengawas desa, memandang jauh ke arah cakrawala yang diselimuti kegelapan. Di kejauhan, ia tahu bahwa desa-desa yang pernah makmur kini hanya menyisakan kehancuran dan mayat-mayat yang ditinggalkan tanpa jawaban. Pembunuhan-pembunuhan misterius itu sudah berlangsung cukup lama, dan tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan berhenti. Meskipun Lembah Babi telah berkembang pesat, kesejahteraan di dalam tembok desa itu hanya menjadi pengecualian di tengah kehancuran yang melanda wilayah sekitarnya.Ia mengepalkan tangannya. Tidak bisa terus diam dan hanya menunggu jawaban datang. Ia harus mencari sendiri.“Mau pergi sendirian?”Suara Asami memecah kesunyian. Kenta menoleh dan melihat wanita itu bersandar pada pilar kayu di belakangnya, mengenakan jubah hitam yang menyatu dengan bayangan.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

BAB 57

Bab 57 : Penelusuran dan Kebenaran yang TersembunyiKenta dan Asami melanjutkan perjalanan mereka melintasi desa-desa yang telah menjadi korban pembantaian misterius. Jejak-jejak kehancuran semakin jelas terlihat di setiap sudut, mayat-mayat yang kehilangan darah tanpa tanda-tanda perlawanan yang berarti. Warga yang tersisa bersembunyi dalam ketakutan, bisik-bisik mereka memenuhi udara dengan cerita mengerikan tentang sosok bayangan yang bergerak di malam hari.Saat malam semakin larut, Kenta dan Asami beristirahat di sebuah pondok kosong di pinggiran desa. Asami, yang biasanya selalu menjaga ketenangannya, tampak gelisah. Tatapannya sesekali mengarah ke Kenta, bibirnya seakan ingin berbicara tetapi ia menahan diri.Maya muncul dalam bentuk holografiknya di hadapan Kenta. "Kenta, aku telah menganalisis pola pembantaian ini dan menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan," katanya dengan nada serius.Kenta menatapnya tajam. "Apa itu, Maya?"Maya menampilkan serangkaian data di udara, memper
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

BAB 58

Malam itu, angin berembus dengan lirih di antara reruntuhan desa yang telah lama ditinggalkan. Asami dan Kenta bersembunyi di balik puing-puing rumah yang telah lapuk, mata mereka menelusuri kegelapan yang menyelimuti hutan di seberang desa. Jejak-jejak pembantaian masih tampak jelas di tanah: bercak darah mengering, sisa-sisa daging yang berserakan, dan tulang-belulang yang tampaknya telah dikoyak tanpa belas kasihan. Bau anyir masih tercium samar, bercampur dengan aroma tanah basah.Asami menggenggam gagang tantō-nya dengan erat. Napasnya pelan, tapi Kenta bisa merasakan ketegangan di tubuhnya. “Aku tidak suka tempat ini…” bisiknya, matanya tetap terpaku pada kegelapan.Kenta menoleh padanya sejenak sebelum kembali fokus mengamati sekeliling. “Aku juga. Tapi kita butuh jawaban.”Mereka telah mengikuti jejak selama beberapa hari, berpindah dari satu desa ke desa lain, mengumpulkan informasi dari sisa-sisa perkampungan yang telah dihancurkan oleh makhluk buas itu. Dari apa yang mereka
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

BAB 59

Bab 59: Gadis BodohMalam semakin larut, menyisakan bayangan kelam yang menggantung di antara pepohonan mati. Kenta berdiri tegap, napasnya sedikit memburu setelah pertarungan sengit yang sudah berlangsung cukup lama. Lawannya, makhluk buas dengan tubuh yang tampak seperti hasil perpaduan antara manusia dan kegelapan itu, tersenyum samar dengan seringai mengerikan.Makhluk itu tidak berbicara. Tidak ada suara selain desir angin malam dan detak jantung Kenta yang bergemuruh di telinganya. Setiap gerakan monster itu seperti bayangan, cepat, liar, dan tidak terduga. Namun, Kenta dan Asami mulai memahami pola serangannya sedikit demi sedikit.“Asami, mundur ke kanan!” seru Kenta sembari menangkis serangan cakaran yang nyaris mengenai wajahnya.Asami dengan cekatan bergerak sesuai instruksi. Dalam hitungan detik, ia berputar ke samping dan melemparkan belatinya, mengincar celah kecil di antara tulang-tulang hitam yang mencuat dari tubuh monster itu. Ctak! Belatinya berhasil menggores bahu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

BAB 60

Bab 60 : Taruhan BerbahayaMalam yang gelap semakin terasa pekat seiring dengan napas berat yang berhembus dari Kenta. Tangannya menggenggam erat pedang, merasakan dinginnya baja di telapak tangannya. Di hadapannya, Abyss berdiri dengan seringai lebar, cengkeramannya masih erat di leher Asami. Gadis itu terbatuk pelan, tetapi sorot matanya tetap teguh.Darah Kenta berdesir penuh kemarahan. Selama pertarungan tadi, ia dan Asami sempat membaca pola serangan monster itu. Mereka hampir bisa menemukan celah untuk mengalahkannya, namun kini keadaan berbalik. Dengan Asami sebagai sandera, Kenta kehilangan keseimbangan. Abyss mengetahui ini dan memanfaatkannya dengan licik.“Bagaimana rasanya?” suara Abyss terdengar berat dan tajam, seolah-olah ia menikmati penderitaan Kenta. “Kau yang begitu kuat, begitu percaya diri, kini dibuat tak berdaya hanya karena satu gadis kecil.”Kenta menggeram, matanya menatap tajam. Ia tahu bahwa setiap tindakan yang gegabah bisa membahayakan Asami. Abyss bukan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
14
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status