Home / Fantasi / PENDEKAR PEWARIS SISTEM / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of PENDEKAR PEWARIS SISTEM: Chapter 61 - Chapter 70

140 Chapters

BAB 61

Bab 61: Jebakan KetakutanDedaunan yang basah berguguran perlahan, terinjak oleh langkah-langkah gesit yang memenuhi hutan sunyi. Kenta menggenggam pedangnya erat, napasnya berat namun teratur. Matanya tajam, mengikuti setiap gerakan makhluk mengerikan yang kini menjadi lawannya. Sementara itu, Asami bergerak dengan lincah di sekelilingnya, mengamati celah dan pola serangan Abyss, berusaha memberikan dukungan terbaiknya.Monster itu, dengan tubuh hitam kelam yang tampak seperti bayangan hidup, bergerak tanpa suara di antara pepohonan. Setiap langkahnya terasa seperti ilusi, seakan udara di sekitarnya bergetar, memberikan efek kabur yang sulit ditebak. Namun, Kenta dan Asami sudah mulai memahami sesuatu, Abyss memang cepat, tetapi ia tetap memiliki pola serangan yang bisa diprediksi.
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 62

Bab 62: Nafas di Ujung MautUdara
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 63

Bab 63 : Bayangan yang Mengintai Angin malam masih berhembus pelan, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Kenta berdiri diam di tempatnya, menatap kosong ke arah di mana Abyss baru saja menghilang. Asami, yang masih berusaha mengatur napasnya, menatapnya dengan raut wajah yang sulit dibaca. Suasana begitu sunyi hingga suara gesekan dedaunan pun terdengar jelas."Kenta..." suara Asami pelan, ragu-ragu.Kenta menoleh sedikit, menatapnya sekilas sebelum kembali menunduk, memandang tanah yang kini bercampur dengan darah dan jejak pertempuran mereka. Pikirannya masih berputar. Abyss... Makhluk itu bukan sekadar monster biasa. Bukan hanya soal kekuatan, bukan hanya soal keganasannya. Ia bisa berbicara, berpikir, bahkan memahami
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 64

Bab 64: Jejak di Sungai Langit masih berwarna abu-abu kebiruan ketika Kenta berjalan melintasi jalanan desa. Udara pagi yang dingin menusuk kulit, tetapi ia nyaris tidak merasakannya. Pikirannya dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan buruk tentang apa yang akan ia lihat di dekat sungai. Penjaga yang tadi membangunkannya berjalan di sampingnya dengan langkah tergesa-gesa. Beberapa penduduk desa yang sudah mulai beraktivitas pagi hari menoleh dengan raut penasaran, tetapi mereka tidak berani bertanya. Aura serius yang terpancar dari Kenta sudah cukup membuat mereka paham bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.Saat mereka tiba di tepi sungai, beberapa penjaga sudah berjaga di sekitar sebuah titik. Wajah mereka pucat, dan ada yang terlihat menahan rasa mual. Kenta melangkah maj
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

BAB 65

Bab 65: Di Balik KabutLangit mula
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

BAB 66

Bab 66: Perburuan DimulaiKabut tipis merayap di antara pepohonan, perlahan menyelimuti tanah di sekitar Kenta dan kelompoknya. Suhu udara turun drastis, membuat embusan napas mereka tampak seperti asap putih di kegelapan. Noctis telah menghilang. Namun, Kenta tahu makhluk itu masih ada di sekitar mereka.Setiap bulu di tubuhnya berdiri, instingnya berteriak bahwa bahaya mengintai dari segala arah. Asami berdiri tepat di sampingnya, matanya tak lepas dari kegelapan yang mengelilingi mereka. Hideo dan Renji, yang semula tampak percaya diri, kini menegang, tangan mereka erat menggenggam senjata masing-masing.“Jangan panik,” kata Kenta dengan suara rendah namun tegas. “Dia seda
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

BAB 67

Bab 67: Keserakahan yang MengakarKabut masih menggantung pekat di udara, menelan bayangan pohon-pohon mati di sekitar mereka. Hawa dingin semakin merasuk ke dalam tulang, bukan hanya karena suhu malam, tapi karena kehadiran Noctis yang masih mengintai mereka dari kegelapan.Kenta berdiri dengan pedang masih terangkat, tubuhnya menegang dalam kewaspadaan penuh. Asami berada di belakangnya, napasnya sedikit terengah-engah setelah insiden sebelumnya. Hideo dan Renji tetap siaga, meski ketegangan terlihat jelas di wajah mereka.Hanya suara angin yang terdengar. Sampai akhirnya, suara Maya menggema di telinga Kenta."Kenta, aku sudah menganalisisnya." Suara Maya terdengar jernih melalui sistem
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

BAB 68

Bab 68: Kejatuhan NoctisKabut malam masih menyelimuti hutan mati, membuat udara semakin pekat dan mencekik. Kenta berdiri dengan napas memburu, kedua tangannya erat menggenggam pedang yang sudah penuh bercak darah gelap. Tubuhnya terasa berat bukan hanya karena kelelahan, tetapi juga tekanan yang menyesakkan dadanya. Di hadapannya, Noctis masih berdiri tegak meskipun tubuhnya kini dipenuhi luka yang menganga. Darah hitam terus menetes dari luka-luka itu, tetapi raut wajahnya tetap menampilkan seringai tipis."Aku harus mengakuinya..." Suara Noctis terdengar parau, tetapi masih penuh dengan keangkuhan. "Kau lebih kuat dari yang kuduga, Kenta."Kenta tidak menjawab. Tatapannya tetap tajam, penuh kewaspadaan. Ia tahu ini belum berakhir. Noctis mengangkat tangannya yang bergetar, mengusap darah dari sudut bibirnya."Tapi kau tahu... kemenangan yang kau pikir sudah kau genggam..." Ia terkekeh pelan. "...hanyalah ilusi belaka."Tiba-tiba, tekanan besar muncul di sekitar mereka. Angin berpu
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 69

Bab 69 – Kepulangan dan Awal BaruKenta berdiri di puncak bukit kecil, memandang desa di kejauhan yang kini mulai terlihat di balik pepohonan. Cahaya obor dan lentera menerangi jalan-jalan utama, memberi kesan hangat di tengah dinginnya angin malam. Setelah perjalanan panjang dan pertarungan yang menguras tenaga, akhirnya mereka kembali.Di belakangnya, Asami berjalan dengan langkah ringan, sesekali melirik Kenta yang tampak diam sejak tadi. Sementara itu, Renji dan Hideo mengikuti dari belakang dengan ekspresi bercampur aduk, lega karena selamat, tetapi canggung karena mereka tak tahu bagaimana mereka akan diterima di desa ini.Ketika mereka semakin dekat dengan gerbang desa, beberapa penjaga yang berjaga di pos depan segera menyadari kedatangan mereka. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan bekas luka di pipi, melangkah maju dengan sorot mata terkejut."Kenta?!" serunya.Sorak-sorai kecil mulai terdengar dari para penjaga lainnya. Salah satu dari mereka segera be
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 70

BAB 70. Kelahiran Sekte Lembah BabiFajar menyingsing di cakrawala, menyelimuti tanah luas yang kini mulai diubah menjadi arena besar. Desa yang dulu terpencil ini telah berkembang begitu pesat hingga tak lagi pantas disebut desa.Hari ini, sejarah akan berubah. Kenta berdiri di atas bukit kecil, menatap hamparan lahan luas yang tengah dipersiapkan. Dulu, tempat ini hanya dataran kosong, tetapi dalam beberapa bulan terakhir, pembangunan besar-besaran telah dilakukan. Arena utama, tribun penonton, serta lima paviliun megah kini berdiri di berbagai penjuru wilayah. Di belakangnya, kelima tetua sekte berdiri dalam satu barisan.- Kakek Hakka, pria tua dengan janggut putih panjang, akan membimbing Paviliun Naga Langit, paviliun strategi dan kepemimpinan.- Nenek Cio, sosok bijak yang selama ini menangani masalah kesehatan dan peradaban, akan menaungi Paviliun Phoenix Merah, yang berfokus pada penyembuhan dan alkimia.- Rengga, sang petarung tak terkalahkan yang selalu berada di garis depa
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status