Home / Fantasi / PENDEKAR PEWARIS SISTEM / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of PENDEKAR PEWARIS SISTEM: Chapter 81 - Chapter 90

140 Chapters

BAB 81

BAB 81 – UJIAN BERTAHAP: KAWASAN PERTARUNGAN SEJATILangit pagi itu masih diselimuti kabut tipis saat para peserta Turnamen Seribu Besar berkumpul di tengah arena utama. Sebanyak 128 pendekar yang tersisa berdiri dalam barisan rapi, menanti pengumuman resmi tentang babak kedua. Di atas panggung utama, Tetua Besar Hakka, Nenek Cio, Liam, Jenderal Batu, serta beberapa petinggi sekte lainnya berdiri dengan sorot mata serius. Kenta, yang ditunjuk sebagai wasit utama, melangkah ke depan dan mengangkat tangan, membuat arena mendadak hening."Babak kedua ini bukan sekadar duel biasa!" suaranya menggema, "Kali ini, kalian akan memasuki Ujian Bertahap di Kawasan Pertarungan Sejati!"Bisikan mulai terdengar di antara para peserta. Beberapa dari mereka menatap sesama dengan ekspresi bingung, sementara yang lain tampak semakin bersemangat.Tetua Liam mengambil alih penjelasan. "Kalian akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing terdiri dari empat orang. Setiap kelompok akan dimasu
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 82

BAB 82 – TAKTIK MELAWAN SERPENT MAGMAUdara di Zona Gurun Berapi terasa semakin panas. Angin kering membawa debu merah yang menggulung di sekitar mereka, membuat napas terasa berat. Serpent Magma, makhluk raksasa dengan sisik membara seperti lava cair, mengeliat ganas di depan mereka. Matanya yang menyala merah menatap tajam ke arah Haru dan kelompoknya. Raizo mengusap darah di sudut bibirnya. Benturan sebelumnya memang keras, tapi bukan berarti dia sudah kalah.Haru, yang berdiri di depan, memperketat genggaman pedangnya. "Kita hanya punya satu kesempatan. Saat makhluk ini menyerang, celah di lehernya akan terbuka sesaat."Mei Lan mengangguk, tangannya sudah bersiap dengan teknik penyembuhan. "Aku akan tetap di belakang, kalau terjadi sesuatu, aku bisa segera bertindak."Raito mengamati gerakan makhluk itu dengan cermat. "Serpent Magma ini tidak hanya mengandalkan semburan api. Ekor dan tubuhnya juga senjata yang mematikan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kecepatan."Raizo mengelu
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 83

Pasir gurun masih terasa panas di bawah telapak kaki mereka. Udara di Zona Gurun Berapi seakan menekan dada setiap orang yang bernapas di dalamnya. Namun, bagi Haru dan kelompoknya, tekanan itu bukan hanya karena panas, tetapi juga karena pertarungan barusan. Serpent Magma kini tak bergerak lagi, tubuhnya yang raksasa terhampar di tanah seperti bukti nyata akan kemenangan mereka. Darah merah menyala mulai mendingin, perlahan mengeras menjadi kristal magma yang memancarkan cahaya samar.Mei Lan masih duduk di tanah, wajahnya pucat akibat banyaknya energi yang terkuras. Raizo berdiri dengan satu tangan bertumpu pada pedangnya, berusaha menenangkan napasnya yang masih berat. Haru menatap ke langit yang mulai menggelap. Mereka tak bisa diam di sini terlalu lama.“Berapa banyak energi yang tersisa?” tanya Haru, suaranya tetap tenang meski kelelahan jelas t
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 84

 BAB 84 – BAYANGAN DI BALIK HUTAN HITAM Udara di Zona Hutan Hitam terasa berat dan lembap. Tidak ada hembusan angin yang membawa kesejukan, hanya aroma tanah basah dan dedaunan busuk yang memenuhi udara. Pepohonan besar menjulang tinggi, ranting-rantingnya saling bertautan seperti sangkar alami yang mengurung siapapun yang masuk. Di tengah belantara ini, sekelompok peserta tengah bergerak dengan penuh kewaspadaan. “Berhenti.” Seorang pemuda berambut perak memberi isyarat dengan tangannya. Rei Kisaragi, jenius muda dari Sekolah Pedang Hujan Es, menajamkan tatapannya ke dalam kegelapan hutan. Tangannya masih menggenggam gagang pedang yang tergantung di pinggangnya, siap mencabutnya kapan saja. Dua orang lainnya berhenti di belakangnya. 
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 85

BAB 85 – CAHAYA DAN BAYANGAN DI ZONA HUTAN HITAMKabut tipis masih menggantung di antara pepohonan raksasa di Zona Hutan Hitam. Cahaya matahari sulit menembus dedaunan yang lebat, membuat suasana tetap kelam meski sudah siang. Namun, di tengah hutan yang mencekam ini, suara pertempuran terus bergema. Di suatu tempat di dalam hutan, sekelompok pemuda berlari melewati akar-akar besar yang menjalar di tanah, napas mereka terengah-engah.“Mereka masih mengejar?!” seru seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut kecokelatan yang diikat dua.Di belakangnya, seorang pemuda dengan pedang di punggungnya mengangguk cepat. “Mereka tidak akan berhenti begitu saja, Saeko!”Saeko menggigit bibirnya, lalu melirik ke belakang. Bayangan-bayangan berkelebat di antara pepohonan, mata merah bersinar dalam gelap. Mereka adalah sekelompok pemburu dari Sekte Taring Gelap, yang terkenal karena keahlian mereka dalam memburu lawan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 86

BAB 86 – BAYANGAN YANG MENGINTAIHutan Hitam semakin berbahaya. Darah bercipratan di tanah, beberapa mayat monster penjaga tergeletak di antara akar-akar besar, tetapi masih banyak yang tersisa. Kael, Aya, Saeko, Alric, dan Dragan kini bertarung bersama, setidaknya untuk sementara, melawan ancaman yang lebih besar. Dragan mengayunkan tinjunya dengan kekuatan luar biasa, menghantam dada salah satu Penjaga Hitam.“DUARR!!” Makhluk itu terdorong ke belakang, namun tidak jatuh. Tubuhnya yang dilapisi semacam baja alami membuatnya nyaris tidak terluka.“Tsk! Keras sekali tubuhnya!” geram Dragan. Di sisi lain, Aya menghunus dua panah lagi dan menarik busurnya. Mata peraknya memancarkan cahaya redup saat dia menggunakan teknik khususnya.“Fleche Perak : Lima Nafas Pembunuh.” Lima panah meluncur ke udara dalam pola spiral, masing-masing mengenai sambungan tubuh makhluk itu, di antara celah armor alami
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 87

BAB 87 – PERTARUNGAN DI ZONA GUNUNG BATUZona Gunung Batu adalah salah satu wilayah paling berbahaya di turnamen ini. Berbeda dengan Hutan Hitam yang dipenuhi kabut dan makhluk kegelapan, Gunung Batu adalah tempat yang kering, terjal, dan penuh jurang tajam. Angin kencang bertiup sepanjang hari, membawa butiran debu yang bisa menyakiti mata. Di antara pilar-pilar batu yang menjulang tinggi, sekelompok peserta tengah menghadapi tantangan berat.“HATI-HATI!!”Seorang pemuda dengan rambut merah menyala melompat ke belakang tepat sebelum sebuah batu besar menghantam tempatnya berdiri. "BOOM!!" Debu mengepul, menutupi pandangan sejenak.Pemuda itu, Rhegar Flint, menggeram sambil menyeka keringat dari dahinya. “Mereka makin agresif!”Di seberangnya, beberapa lawan dengan pakaian abu-abu berdiri tegak. Sekte Batu Langit. Kelompok ini terkenal dengan teknik pertahanan mereka yang luar biasa. Mereka bis
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 88

BAB 88 – GELOMBANG BARU DI TURNAMEN SERIBU BESAR Zona Gunung Batu masih bergema dengan suara pertempuran. Angin kencang menerbangkan debu dan pasir, menambah kesan brutal di tempat ini. Beberapa kelompok masih bertarung, sementara yang lain memilih untuk mundur dan mengatur strategi. Di balik pilar batu yang menjulang tinggi, seorang pemuda berambut hitam pendek dengan mata tajam duduk bersila. Pakaian abu-abunya sedikit terkoyak akibat pertempuran sebelumnya, tapi tatapan matanya tetap tajam, penuh perhitungan.Dialah Renjiro Kurogane, pendekar pedang dari Sekte Matahari Hitam. Di sampingnya, seorang gadis bertubuh kecil dengan rambut pirang bergelombang sedang bersandar di dinding batu. Dia tampak kelelahan, tapi tetap waspada. Gadis itu adalah Elise Vermillion, pengguna teknik aliran angin dari Sekte Seribu Daun."Berapa banyak kelompok yang tersisa di sekitar sini?" tanya Elise, suaranya sedikit serak.Renj
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

BAB 89

BAB 89 – MISTERI DI DANAU TANPA DASARZona Danau Tanpa Dasar. Di tengah kabut yang menggantung rendah, permukaan air danau yang luas tampak begitu tenang, seolah tak pernah terusik. Namun, semua peserta yang ada di zona ini tahu betapa berbahayanya tempat ini. Danau ini bukan hanya sekadar danau biasa. Banyak yang percaya bahwa airnya terhubung dengan dimensi lain, tempat di mana makhluk-makhluk tak dikenal bersembunyi. Tak sedikit peserta yang menghilang begitu saja setelah menyentuh permukaannya.Di tepi danau, sebuah kelompok kecil sedang berkumpul. Lima orang berdiri mengitari api unggun kecil, mencoba menghangatkan tubuh mereka di tengah hawa dingin yang menyelimuti daerah ini. Seorang pemuda berambut biru gelap dengan mata tajam mengamati permukaan air dengan penuh kewaspadaan. Di punggungnya tergantung tombak panjang dengan ukiran naga di gagangnya. Namanya Lucian Vale, murid dari Sekte Lautan Timur.Di sampingnya, seorang gadis den
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

BAB 90

BAB 90 – BAYANGAN DI DASAR DANAUMeskipun pertempuran telah berakhir, suasana di sekitar danau tetap menegang. Air yang sebelumnya bergelombang kini kembali tenang, seolah tak pernah ada sesuatu yang keluar dari dalamnya.Lucian Vale berdiri di tepi danau, matanya menatap permukaan air dengan penuh kewaspadaan. Sesuatu masih mengintai di dalam sana."Aku tidak suka ini," gumam Selene Ardent sambil mengusap belati di jari-jarinya. "Makhluk tadi terlalu kuat untuk sekadar penjaga biasa."Varian Solis, yang sejak tadi diam sambil mengamati aliran energi di udara, mengangguk setuju. "Dan yang lebih aneh… setelah mati, tubuhnya langsung hancur. Seolah-olah dia bukan berasal dari dunia ini.""Mungkin benar begitu," Iris Nocturne berbisik.Kelima orang itu saling berpandangan. Apakah mungkin ada sesuatu di dasar danau yang lebih besar dari makhluk tadi?Gaius Bronn menghela napas berat. "Kalau kalian semua mau berdiri di sini da
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status