Ruang bawah tanah itu semakin mencekam, udara di dalamnya terasa berat, seolah setiap helaan napas Dewi ditarik kembali oleh kegelapan yang pekat. Ia memegang peti kecil di tangannya dengan erat, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu. Sosok wanita dengan mata merah yang menatapnya dari kejauhan tampak semakin jelas. Rambut wanita itu melayang-layang seperti asap hitam, dan bibirnya melengkung menjadi senyum yang mengancam. “Beraninya kau mengambil sesuatu yang bukan milikmu,” wanita itu berbisik, tetapi suaranya menggema di ruangan sempit itu, memenuhi setiap sudut seperti jeritan. Dewi menggenggam peti itu lebih erat, melangkah mundur perlahan. “Aku tidak ingin mencuri. Aku hanya ingin menghentikan penderitaan desa ini,” katanya dengan suara bergetar, tetapi matanya tetap menatap wanita itu dengan penuh tekad. Wanita itu melayang mendekat, jaraknya kini hanya beberapa meter dari Dewi. “Kau t
Terakhir Diperbarui : 2024-12-24 Baca selengkapnya