Home / Rumah Tangga / Kepincut Duda Berjanggut / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Kepincut Duda Berjanggut : Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

Bab 41

41*Grup SG* Andri : Aku masih gemas pengen nyentil orang itu. Wirya : Sabar, @Andri. Farisyasa : Dipandangi tajam sama Varo, dia sudah ngeri. Alvaro : Aku sampai istigfar terus dalam hati. Yoga : Sayang, tadi aku lagi meeting. Jadi nggak ketemu dia.Zulfi : Harusnya kalian tahan dulu dia. Biar kuslepet dikit.Haryono : Aku sempat lihat pas dia datang. Tapi dia pergi, aku endak tahu.Yanuar : Ngapain kamu harus tahu? Dia, kan, bukan apa-apanya kamu, @Yono.Haryono : Seendaknya, kenalan dulu. Habis itu, tak jiwit.Harry Adhitama : Kalian ngomongin siapa, sih? Farisyasa : Baron, mantan suaminya Lilakanti. Harry : Kenapa dengan dia? Farisyasa : Bentar, aku voice noted. Ngetiknya panjang banget. Semua orang di grup itu menunggu dongeng Farisyasa. Setelahnya, mereka mendengarkan penuturan pria berjanggut dengan serius. Ghael : Loh, dia ngelamar masuk lagi ke PCD? Farisyasa : Iya. Ganti orang, sesuai saran dari Zafran. Zafran : Itu diperbolehkan, Gaes. Yang penting bukan orang y
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 42

42Jalinan waktu terus berjalan. Minggu terlewati dengan kecepatan tinggi. tibalah hari istimewa buat Farisyasa dan Lilakanti. Kamis pagi, kediaman Damhuri dipenuhi banyak orang. Mereka tengah mendengarkan tausiah dari ustazah, yang sering menjadi pembicara saat kajian mingguan di masjid terdekat. Lilakanti duduk diapit Ibu dan tetehnya. Sedangkan Anita, Giska dan rekan-rekan sekantor Lilakanti, sibuk di dalam dua kamar. Mereka menyiapkan bingkisan untuk semua orang yang menghadiri acara tersebut. Lilakanti mendengarkan tausiah dengan serius. Dia ingin menjalankan nasihat sang ustazah, agar bisa mempertahankan rumah tangganya bersama Farisyasa.Menjelang jam 11, acara usai. Para tamu mendatangi pemilik rumah untuk bersalaman sekaligus menerima tas berisikan makanan, buah-buahan, dan sembako. "Teh, ditanyain Kak Leni. Mau dipakaikan inai jam berapa?" tanya Cyra sembari memandangi layar ponsel. "Malam, habis magrib," jawab Lilakanti. "Kalau sekarang, takutnya belum kering pas siram
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 43

43Jumat pagi. Puluhan mobil konvoi di jalan raya Kota Bandung. Kelompok pimpinan Harun berada di barisan depan. Sedangkan tim pimpinan Halim di belakang. Selain mobil-mobil mewah, belasan motor besar turut melaju membelah jalanan. Zafran yang memimpin rombongan, berulang kali bertukar posisi dengan Zein, yang melaju sambil membonceng Ubaid. Semua orang dalam konvoi itu, tergelak saat seunit motor besar yang tadinya melaju di belakang, melesat ke depan. Penumpangnya mengibarkan spanduk kecil bergambar hati, dengan deretan kalimat kocak. "Pasti itu kerjaannya Wirya," tutur Farisyasa yang mendampingi Andi di kursi depan mobilnya. "Makin kreatif dirut-ku," balas Andi seraya tersenyum. "Bukan kreatif lagi. Sudah lewat levelnya," imbuh Dharvan yang berada di kursi belakang bersama adiknya. "Bang W idolaku," seloroh Elmeira. "Jangan, Dek. Suami orang. Nanti beneran suka, bahaya," tukas Rumaisha. "Cuma ngefans, Bu. Paham aku. Nggak akan gimana-gimana," kilah Elmeira. "Banyak perempu
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 44

44Tepat jam 7 malam, pasangan pengantin baru melangkah melintasi gerbang penuh bunga. Wajah semringah ditampilkan keduanya, yang meneruskan jalan menuju pelaminan. Berbeda dengan saat akad nikah tadi sore, resepsi malam itu diadakan dengan konsep semi terbuka. Hadirin terpesona ketika atap ruangan itu terbuka sedikit demi sedikit, hingga membentuk lingkaran. Empat lampu sorot yang diarahkan ke atas, menjadikan langit terlihat jelas dari bawah. Beruntung malam itu tidak turun hujan. Hingga pengelola resor BPAGK bisa memamerkan hal terbaru di ruang pertemuan yang mereka miliki. "Ruang terbuka begini, bagus sekali," puji Farisyasa sambil memandangi langit bertabur jutaan bintang. Sesaat setelah duduk di kursi pelaminan. "Ternyata ini kejutan yang dibilang Delany," balas Lilakanti sembari turut menengadah. "Wirya pernah ngomong ke aku beberapa bulan lalu. Resor ini lagi direnovasi. Tapi dia nggak bilang hasilnya begini." "Mungkin Bang W sengaja bikin kejutan." "Hu um." Farisyasa me
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 45 - Labi-labi, Laba-laba, Lumba-lumba

45Acara resepsi usai tepat jam 10 malam. Lilakanti berpegangan ke tangan suaminya saat menuruni pelaminan. Kemudian dia menggamit lengan kiri Nandini, yang ikut mengantarkannya ke kamar pengantin di lantai dua. Leni dan Anita mengekori langkah kedua bersaudara tersebut. Sesampainya di tempat tujuan, Nandini dan yang lainnya membantu Lilakanti melepaskan berbagai hiasan rambut. Lalu, Leni membersihkan wajah sang pengantin dari riasan tebal. Farisyasa dan para sahabatnya tetap berada di tempat resepsi. Mereka melanjutkan percakapan sembari menikmati hidangan yang disajikan tim katering. "Tahun depan, siapa yang berencana akan menikah?" tanya Alvaro sembari memegangi mikrofon. "Selain Jeffrey, Chairil dan Maudy, maksudku. Mereka sudah pasti melangsungkan pernikahan seusai lebaran," lanjutnya. "Aku, Bang," jawab Arman. "Aku juga," imbuh Adelard. "Aku, maksimal bulan Desember tahun depan, akan menikah," cakap Mark. "Berarti aku duluan," sela Satria. "Kamu kapan acaranya, Sat?" des
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 46

46Konvoi puluhan mobil dan motor keluar dari area resor BPAGK tepat jam 10 pagi. Iring-iringan itu dipimpin Zafran dan Zein yang menggunakan motor besar masing-masing. Zafran yang membonceng Halim, berulang kali berhenti untuk memastikan semua mobil tidak ada yang tertinggal di belakang. Setibanya di dekat pintu tol Pasteur, Zafran menghentikan motor dan mengalihkan kendaraan itu pada Halim. Kemudian Zafran jalan cepat menuju mobil Baskara yang akan diitumpannginya menuju Jakarta untuk menyusul Cyra dan anaknya, yang telah lebih dahulu berangkat bersama tim WO, kemarin malam. Farisyasa meminta Andi untuk mengikuti konvoi kendaraan yang menuju Jakarta. Sang sopir bingung dengan permintaan bosnya, karena Farisyasa tidak menginfokan hal itu sebelumnya. "Kita langsung ke Jakarta, Pak?" tanya Andi. "Ya. Biar bisa istirahat agak lama di hotel," jawab Farisyasa. "Kalau berangkat besok, badan pasti masih capek," lanjutnya. "Yah! Jasku nggak kebawa." "Di mana barangnya?""Kamarku." "N
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 47

47Jalinan waktu terus berjalan. Farisyasa dan Lilakanti telah kembali ke Bandung. Senin siang, mereka mengangkut barang-barang milik Lilakanti dan Azrina dari kediaman Damhuri, untuk dipindahkan ke rumah Farisyasa. Kendatipun berat harus melepas putri dan cucunya tinggal terpisah, tetapi Salma turut bahagia dengan pernikahan Lilakanti dan Farisyasa. Perempuan tua tersebut sangat berharap, jika pernikahan itu adalah yang terakhir buat Lilakanti dan Farisyasa. Salma juga berdoa agar keduanya hidup bahagia hingga maut memisahkan. "Enggak semuanya diangkut, Teh?" tanya Gumilang yang turut membantu memindahkan bawaan tetehnya ke mobil. "Enggak. Aku cuma bawa baju-baju dan barang yang penting aja. Sisanya biar di sini," terang Lilakanti. "Kamu kalau mau pindah ke kamarku, boleh," lanjutnya yang dibalas gelengan sang adik. "Aku juga jarang di rumah. Paling cuma numpang tidur, doang," jelas Gumilang. "Sudah dapat tempat utama, Gum?" tanya Farisyasa. "Ya, Mas. Aku ditempatkan di keluar
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 48

48Farisyasa tiba di rumah saat senja telah menggelap. Dia terkejut melihat seunit mobil sedan merah terparkir di depan pagar. Seusai menghentikan kendaraannya di depan garasi, Farisyasa mematikan mesin. Dia membuka sabuk pengaman, lalu menyambar tas kerja dari kursi kiri. Tidak berselang lama Farisyasa telah berada di ruang tamu. Dia menyalami Sandra yang datang bersama Shireen. Lalu Farisyasa berpindah duduk ke sebelah kanan istrinya, yang langsung menyalaminya dengan takzim. "Sudah lama, San?" tanya Farisyasa berbasa-basi. "Lumayan, Mas. Sekitar tiga puluh menit," jawab Sandra. "Kami ke sini untuk mengantarkan kado dari keluarga, untuk hadiah pernikahan kalian," lanjutnya. "Maaf. Resepsi kemarin kalian tidak diundang, karena memang hanya untuk orang-orang terdekat." "Enggak apa-apa. Kami paham." "Jika ada waktu, Sabtu malam, kami akan mengadakan jamuan makan. Ini khusus buat teman-teman Ayah dan Ibu beserta keluarganya. Semoga kalian bisa hadir." "Nanti kusampaikan ke orang
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 49

49Hari berganti. Pagi itu, Lilakanti mengantarkan Azrina ke sekolahnya, sekaligus menemui kepala sekolah, untuk meminta izin tidak sekolah hingga akhir tahun ajaran nanti. Sesuai dengan hasil kesepakatan bersama Farisyasa, Azrina akan kembali bersekolah di tempat itu sepulangnya mereka dari Kanada. Sebab usianya yang baru 6 tahun bulan Agustus nanti, kemungkinan Azrina akan terlalu dini untuk masuk SD. Kendatipun sedikit berat, tetapi akhirnya kepala sekolah mengizinkan Azrina untuk cuti. Setelahnya, Lilakanti berpamitan untuk berangkat ke kantor. Sedangkan saat pulang nanti Azrina akan dijemput Damhuri. Sekian menit terlewati, Lilakanti telah berada di motornya yang dipacu dengan santai. Dia tidak mau mengebut agar bisa menikmati suasana jalanan, yang akan dikenangnya nanti. Setibanya di kantor, Lilakanti dipanggil resepsionis yang menjelaskan bila dirinya ditunggu di ruang rapat. Perempuan berbaju biru bergegas memasuki lift dan menekan angka 3. Lilakanti bertanya-tanya dalam
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 50

50 Hari-hari terakhir berada di Bandung, digunakan Farisyasa dan Lilakanti untuk lebih mendekatkan diri ke keluarga. Tidak hanya pada keluarga inti, tetapi mereka juga mendatangi para Paman dan Bibi untuk bersilaturahmi. Sekaligus berpamitan. Awal malam itu, mereka mendatangi rumah orang tua Harun yang tidak terlalu jauh dari kediaman Damhuri. Harun yang tengah dinas sebagai pengawas pasukan penjaga keamanan area Bandung, turut hadir bersama istrinya. Selain Farisyasa dan Lilakanti, Damhuri dan yang lainnya ikut hadir. Hingga suasana rumah itu terlihat ramai dan penuh gelak tawa. "Sayang, kita tugasnya nggak barengan, Kang," tutur Harun. "Kamu kapan berangkat ke Kanada?" tanya Farisyasa. "Tahun depan. Antara Agustus dan September. Nunggu bayi agak gedean dan bisa dibawa perjalanan jauh." "Berarti masih ada Arudra di sana." "Mas Arudra, tugas berapa tahun?" "Dua." "Alhamdulillah. Aku ada teman sesama orang Sunda." "Bilal juga ada, kan. Sama istrinya." "Oh, jadi Bilal yang b
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status