Semua Bab Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu: Bab 51 - Bab 60

62 Bab

Aris Mengajak Hubungan Suami-Istri

"Aku harus memikirkan cara bagaimana aku bisa menolak ajakan Mas Aris nanti malam!" batin nya. "Sekarang, aku pura-pura tidak tahu saja!" imbuhnya. Sarah melangkahkan kakinya mendekat ke arah ruang keluarga, "assalamualaikum.." ucapnya dengan senyuman manisnya. "Wa'alaikumussalam." Bu Susi dan Aris menyahut dengan kompak. "Sarah, kamu sudah pulang, Sayang!" jawab Aris dengan wajah yang sumringah. "Iya, Mas." "Kok gak kasih kabar? Kan aku bisa jemput kamu ke kantor." "Gak perlu, Mas. Aku bisa pulang sendiri kok." "Kamu pasti capek kan, Nak? Ibu sudah memasak makanan kesukaan kamu, sekarang kamu bersih-bersih dulu setelah itu makan ya!" ucap Bu Susi dengan hangat. "Iya, Bu, terimakasih. Maaf ya karena Sarah sibuk kerja, jadi Sarah jarang bantuin Ibu masak." "Ah gak papa, Sayang. Masak kan bukan perkara besar, hanya pekerjaan kecil yang menyenangkan." Sarah tersenyum, "kalau begitu, Sarah ke kamar dulu ya, Bu!" "Iya, Sarah." "Sayang, aku siapkan makanannya untuk kamu ya. Nan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Jaga Sikap Dan Jangan Seenaknya!

Sinta selalu menunggu Azof pulang. Setiap hari ia selalu menanyakan kepada Bi Lasmi, apakah Azof akan pulang atau tidak. Sekitar pukul sebelas siang, wanita itu terbangun dari tidurnya. Merasa gerah, ia memutuskan untuk langsung mandi di kamar mandi yang berada tidak jauh dari kamarnya. "Panas-panas begini enak kali ya kalo berenang? Apa aku berenang aja ya? Toh, Mas Azof juga belum pulang. Peduli apa dengan larangan Bi Lasmi?!" gumam Sinta saat ia sedang mencuci wajahnya. Sebenarnya sejak kemarin, Sinta sudah gatal ingin menceburkan dirinya dan berendam sepuasnya di dalam air kolam renang yang segar itu. Namun sayangnya Bi Lasmi melarangnya. Dengan alasan, Azof mengizinkan dia tinggal di sini tetapi tidak boleh menggunakan barang-barang yang ada di dalam rumah, tidak boleh memasuki area rumah (ruangan utama, hanya boleh di dapur saja), termasuk tidak boleh menggunakan kolam renangnya. Tetapi cuaca hari ini sangat terik, membuat Sinta tidak bisa menahan diri untuk tidak berenang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Hari Pernikahan Aris Dan Sinta

Hari ini adalah hari minggu, karena Sarah libur kerja, ia pun membantu Bu Susi beberes rumah dan memasak untuk makan siang. Saat mereka sedang sibuk memasak di dapur, Bu Susi yang merasa penasaran dengan kemajuan hubungan anak dan menantunya, akhirnya membuka obrolan mengenai hal itu. "Sarah.. Ibu denger dari Aris, katanya kamu sudah memaafkan dia. Apa itu benar, Nak?" tanya Bu Susi. Sarah hanya mengangguk dan tersenyum tipis saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari ibu mertuanya. "Apa kamu sudah benar-benar memaafkan Aris dengan tulus? Lalu, beneran siap menerima Sinta untuk menjadi madu kamu?" tanya Bu Susi lagi. Di satu sisi, mana mungkin Sarah mau berkata jujur kepada mertuanya? Sedangkan, di sisi lain ia juga tidak ingin membuat Bu Susi terlalu berharap dan membuat sang mertua kecewa pada akhirnya. "Aku memang sudah berusaha untuk memaafkan Mas Aris, Bu. Dan siap gak siap, aku juga akan tetap terima Sinta sebagai maduku. Aku akan menjalaninya apa adanya, biarkan semuany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Baru Menikah, Sudah Ribut?

Di sisi lain, Sinta dan Aris merasa bahagia, tetapi juga kesal karena melihat Sarah datang bersama Azof. Apalagi saat melihat mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sama sembari bercanda. Hal itu sungguh membuat Aris merasa cemburu. Melihat raut wajah Aris yang tidak bahagia seperti yang seharusnya, membuat Sinta semakin merasa dongkol. "Mas, kamu kok dari tadi diem aja sih? Kenapa muka kamu kayak bt begitu? Kamu gak bahagia menikah sama aku?" cecar Sinta dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. "Bahagia lah, masa enggak," sahut Aris. "Kamu cemburu ya ngeliat istri pertama kamu itu datang dengan Mas Azof? Iya?!" omelnya. "Apaan sih, gak jelas banget kamu ini! Ayo kita pulang!" Aris menarik tangan Sinta dan mengajaknya untuk pulang. Karena jarak antara masjid dan rumah Aris tidak terlalu jauh, mereka pun hanya perlu berjalan kaki saja untuk sampai ke rumah. Aris masuk ke dalam kamarnya dan Sarah, yang kemudian di ikuti oleh Sinta. "Kamu ngapain masuk ke sini, Sinta?" tany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Sebenarnya Apa Rencana Sarah?

Mendapatkan penolakan dari Sinta, membuat Aris merasa kesal. "Gak Sarah, gak Sinta, semuanya sama-sama sulit banget kalo di ajak berhubungan! Punya istri dua dua-duanya gak bisa nyenengin hati suami!" batin Aris menggerutu. Sekarang Aris tidak bisa berbuat hal lain selain bersabar. Sembari ia juga harus memikirkan bagaimana cara ia berbicara kepada Sarah agar istri pertamanya itu mau mengalah dan mau memberikan kamarnya untuk Sinta. Meskipun sebenarnya ia merasa tidak yakin jika Sarah mau melepas kamarnya, namun ia akan tetap mencoba berbicara terlebih dahulu. ** Bu Susi dan Pak Bambang baru tiba di rumah, melihat suasana rumah yang sepi, membuat mereka mencari keberadaan anak dan menantu baru mereka. "Aris dan istri barunya kemana ya, Pak? Kok rumah sepi banget." "Mungkin mereka lagi istirahat Bu, sudah biarkan saja." "Masih siang bolong begini masa sih mereka mau-" "Sudah lah, Bu. Mereka kan sudah sah menjadi suami istri, jadi terserah mereka lah mau ngapain," ucap Pak Bam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Kesal Karena Terus-Terusan Disindir

Sesampainya di depan pintu rumah, Sarah menghela nafasnya saat ingin memasuki rumah tersebut.Ia tahu pasti akan banyak drama saat Sinta tinggal satu atap bersamanya, karena itu, ia harus siapkan mental dan memutar otaknya agar ia bisa menjalankan rencananya dengan elegan."Assalamualaikum.. Pak, Bu, Mas Aris.. aku pulang!" Sarah mengucapkan salam, ia pulang dengan membawa paperbag yang berisi hamburger."Wa'alaikumussalam, Nak! Sudah pulang ya, mau di buatkan minum apa?" tawar Bu Susi."Gak perlu, Bu. Nanti gampang Sarah bisa bikin minum sendiri kok," sahut Sarah.Sarah segera mencium punggung tangan bapak dan ibu mertuanya."Kamu bawa apa, Sarah?" tanya Pak Bambang."Oh ini, Sarah beli hamburger, Pak. Ini untuk Bapak dan ini untuk Ibu. Sarah sengaja beli nya varian yang berbeda karena kan selera Ibu dan Bapak beda," ucapnya."Makasih ya Sarah, kamu memang menantu yang perhatian dan pengertian!" puji Bu Susi."Iya, Bu. Sama-sama.""Kamu sering banget traktir Ibu dan Bapak, Sarah. Apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Sinta Ingin Membalas Sarah?

"Lihat Sarah, dia baru pulang kerja. Sekarang cepat bikinkan minuman untuk Sarah, sekalian untuk Ibu, Bapak dan Aris juga. Kalo kamu mau, buat juga untuk kamu." "Bu, jangan begitu dong," tegur Pak Bambang. "Kenapasih, Pak? Bikin minum doang kan hanya pekerjaan yang mudah, Sinta tentu gak merasa keberatan dong. Biasanya juga Sarah selalu bikin kan minuman untuk kita, gak apa-apa." "Iya, Pak, gak papa kok. Ibu dan Bapak mau di buatkan minuman apa?" tanya Sinta. "Saya mau teh pake perasan lemon, jangan terlalu manis, dan jangan terlalu asam. Jadi, rasa gula dan perasan air lemon nya harus seimbang ya!" pinta Bu Susi. "Iya, Bu." "Kalo Bapak kopi aja, jangan terlalu pait ya, Sinta." "Baik, Pak." "Sarah, cepat pesan kamu mau di buatkan minuman apa sama adik madumu itu?" "Jus mangga aja. Kamu juga mau jus mangga kan, Mas?" ucap Sarah sembari menoleh ke arah Aris. Sinta menatap Aris, memberikan isyarat agar suaminya itu tidak mengiyakan ucapan Sarah. "Iya sudah cepat buatkan jus ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

1-0

"Kenapa?" tanya Aris. "Mas, kayaknya lebih pekat punya kamu. Gimana kalo kita tukeran? Soalnya aku pengen punya kamu!" ucap Sarah dengan nada bicara yang manja. "Masa sih? Emangnya Sinta bikinnya gak sama?" tanya Aris. Sinta menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar suaminya itu tidak mau menukar gelasnya dengan gelas milik Sarah. "Sama aja kok, Mas," jawab Sinta. "Gak ada yang beda, jadi kamu gak perlu menukar minuman kamu dengan minuman Mas Aris, Sarah!" sambungnya Sinta. "Tuh, kata Sinta, minuman kita sama. Dia pasti bikinnya barengan sekalian, mana mungkin bikin satu persatu?" "Tapi tetep aja, Mas. Jus punya kamu pasti rasanya lebih enak, karena Sinta bikinnya penuh cinta. Kita tukeran ya! Masa sih soal minuman aja kamu gak mau ngalah sama aku? Katanya, kamu sayang sama aku?" cecar Sarah. Ia sengaja membuat madunya cemburu dan kepanasan. "Udahlah, Ris. Kalo memang jusnya sama aja, apa salahnya kamu menuruti permintaan Sarah? Kan rasanya juga gak akan berbeda, yang pent
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Sinta Ingin Bertukar Kamar Denganku?

Bu Susi dan Pak Bambang geleng-geleng kepala melihat ulah Sinta yang baru setengah hari resmi menjadi menantu mereka."Lihat tuh, Ris! Istri baru kamu, belum genap sehari tinggal di rumah ini, sdah bikin masalah aja dengan Sarah!" ujar Bu Susi."Lagian Ibu sih, ngapain coba banding-bandingkan Sinta dengan Sarah terus? Jadi Sinta merasa iri dan kesel deh sama Sarah. Coba aja kalo sikap Ibu itu adil kepada mereka berdua, Sinta pasti gak ada kepikiran buat ngisengin Sarah, Bu," sahut Aris."Kamu ini, istri gak benar masih aja di bela! Lagian kan Ibu itu cuma ngasih tau Sinta dan bicara apa adanya. Emang dianya aja yang punya hati busuk, iri dan dengki terhadap Sarah!""Benar kata Aris, Bu. Sebaiknya Ibu juga harus bisa menjaga perasaan Sinta, jangan selalu memojokkan dia dan membanding-bandingkan nya dengan Sarah. Bagaimanapun Sinta juga kan menantu Ibu, mereka berdua sama-sama istri sah nya Aris, jadi Ibu harus menyayangi mereka dan jangan membandingkan satu sama lain. Dengan begitu, me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Aris Sudah Benar-Benar Mencintai Sarah?!

"Kamar ini adalah milikku, hak aku, aku yang lebih dulu menempatinya. Jadi aku gak akan mau memberikannya kepada Sinta. Ingat janji kamu ke aku, bahwa kamu akan bersikap adil kepada aku dan istri barumu itu!" lanjutnya. Mendengar semua ucapan Sarah, Aris manggut-manggut. Pria itu mengelus-elus tangan Sarah, menenangkan nya supaya Sarah tidak marah. "Iya-iya, aku gak akan memaksa kamu kok. Kalau memang kamu gak mau kasih kamar ini buat Sinta, yaudah gak papa. Nanti biar aku bicara sama dia. Aku gak mau kalo kamu sampe mikir bahwa aku gak sayang sama kamu karena aku lebih mementingkan keinginan dia daripada menjaga perasaan kamu," ujar Aris sembari tersenyum. "Bagus deh kalau begitu," ucap Sarah. "Yaudah gih sekarang kamu temuin Sinta, bilang ke dia kalo aku gak mau menuruti keinginannya!" "Gampang lah, bisa nanti. Lagian kamu gak kangen sama aku, apa?" "Bukan nya gak kangen, Mas. Cuma kalo kamu di sini terus dan ngebiarin Sinta sendirian di kamar, kan aku jadi gak enak s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status