บททั้งหมดของ Kau Rebut Suamiku, KuNikahi Mantan Suamimu: บทที่ 41 - บทที่ 50

62

Satu Masalah Terselesaikan!

Tok.. tok.. tok.."Bu.. Pak.. ini Sarah. Ada yang mau Sarah bicarakan dengan Ibu dan Bapak," ucap Sarah sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar mertuanya.Sinta dan Aris yang mendengar ucapan Sarah, segera menoleh ke arah wanita cantik yang berdiri tidak jauh dari mereka.Tidak lama, Bu Susi keluar dari kamarnya."Ada apa, Sarah?" tanya nya."Bapak mana, Bu?" Bukannya menjawab, Sarah justru balik bertanya."Bapak lagi di belakang, katanya sumpek berada di dalam rumah karena ada tamu yang tidak di undang," jawab Bu Susi sengaja menaikan volume ucapannya."Ibu yang sabar ya. Sinta hanya sebentar kok di sini," jawab Sarah.Mendengar ucapan Sarah, Sinta langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampirinya."Maksud kamu apa, Sarah? Kamu mau mengusir aku?" tanyanya."Aku gak ngusir kok. Tapi kan emang belum saatnya kamu ada di sini. Jadi, aku harap kamu bisa mengerti.""Kamu cemburu ya karena Mas Aris jauh lebih sayang dan cinta sama aku daripada sama kamu?""Ini bukan tentang aku cemburu ata
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05
อ่านเพิ่มเติม

Cemburu? Sorry..

Sinta segera mengganti baju dengan semangat, sementara di ruang tengah, Sarah sudah menunggunya. "Aku yang akan mengantar kalian ke rumah, Azof," seru Aris saat Sinta telah kembali. "Baguslah, dengan begitu aku jadi gak perlu pesan taksi," ujar Sarah dengan dingin, kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Kami berangkat dulu ya, Bu!" pamitnya pada Bu Susi. "Kalian hati-hati di jalan ya!" sahut Bu Susi. Setelah berpamitan dengan mertuanya, wanita itu melenggang terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh Aris dan Sinta di belakangnya. Sesampainya di halaman rumah, Aris berinisiatif untuk membukakan pintu mobil tepat di sebelah kursi pengemudi. Saat Sinta hendak masuk ke dalamnya, Sarah langsung menyingkirkan tubuh Sinta dari sana. "Permisi!" serunya kemudian ia lah yang mengisi kursi tersebut. "Apa-apaan sih kamu, Sarah? Mas Aris kan bukain pintu itu untuk aku, bukan buat kamu!" ucap Sinta kesal. "Jadi ... cepat pindah gak?!" perintahnya. "Ekhemm ... mohon maaf sebelumny
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-07
อ่านเพิ่มเติม

Wanita Lugu Berubah Menjadi Kejam

Sarah semakin berani saja, Aris pun mencengkram rahang Sarah dengan kuat. "Bisa apa kamu, hah?!" bentak Aris. Sarah menjambak rambut Aris sekuat-kuatnya, saat cengkraman pria itu sudah melemah, Sarah pun membentur-benturkan kepala Aris ke mobil dengan membabi buta. Melihat perilaku Sarah, Sinta ingin membantu Aris untuk menyerang Sarah. Namun Sarah yang sudah membaca gerakan Sinta, segera meludahi wajah wanita itu berkali-kali. Hingga Sinta merasa jijik dan buru-buru mengusap wajahnya dengan tisu basah. Benturan-benturan pada kepala Aris, mengakibatkan kepalanya sedikit berdarah. Melihat Aris yang sedang merasa kesakitan, Sarah segera keluar dari mobil itu dan menghentikan taxi yang lewat. "Sialan! Berani-beraninya dia melakukan hal ini kepada kamu, Mas!" ucap Sinta. Ia segera pindah tempat duduk, mengambil kotak p3k dan mengobati luka Aris. "Aw.. pelan-pelan," lenguh Aris. "Iya, ini juga udah pelan kok!" "Aku bener-bener gak nyangka kalau dia akan berani berlaku sen
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-07
อ่านเพิ่มเติม

Azof Malas Melihat Sinta

Sarah telah sampai di rumah Azof lebih dulu. Saat itu, kebetulan sekali sang pemilik rumah sedang bersantai di taman depan sembari menikmati secangkir kopinya. "Sarah!" panggil Azof saat melihat wanita itu yang baru saja turun dari taksi. Mendengar namanya dipanggil, Sarah langsung menoleh, ia melemparkan senyuman kepada Azof. Saat bosnya melambaikan tangan dan memanggilnya untuk mendekat, ia pun segera berjalan cepat menghampiri pria tampan itu. "Kamu datang sendiri?" tanya Azof yang kemudian dijawab anggukan kepala oleh Sarah. "Silahkan duduk! Kamu mau minum apa?" tawar Azof. "Gak perlu repot-repot, Pak. Saya tidak haus," jawab Sarah sembari mendaratkan tubuhnya tepad di sebelah Azof. "Bukannya kamu mau ke sini sama Sinta? Kok kamu dateng sendirian? Terus ... kenapa muka kamu kelihatan berbeda? Apa ada masalah?" cecar Azof merasa khawatir. Sarah tidak mungkin menceritakan semuanya kepada Azof, karena ia tidak mau jika sang bos berubah pikiran dan tidak jadi mengizinkan Si
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-08
อ่านเพิ่มเติม

Sinta Shock

"Mas.. kok aku di tinggal di luar sih? Katanya kamu mau mengizinkan aku untuk tinggal di sini untuk sementara waktu?!" teriak Sinta sembari mengetuk-ngetuk pintu rumah tersebut. Azof tidak mau mengurusi wanita itu, ia pun berjalan menghampiri asisten rumah tangga nya. "Bi, di luar ada Sinta. Tolong bawa dia ke kamar belakang, biarkan dia tinggal di sana sementara," perintahnya. "Baik Tuan." Bi Lasmi pun segera membukakan pintu, "ayo ikut saya, Bu!" ujarnya kepada Sinta. "Kamu panggil saya apa? Bu?" tanya Sinta sembari menatap Bi Lasmi dengan tajam. "Panggil saya, Nyonya!" tegasnya. "Maaf Bu, tapi kan anda sudah bukan istri Tuan Azof lagi. Jadi saya menghormati anda dengan memanggil anda Bu Sinta." "Saya memang sudah bukan istri Mas Azof lagi, tapi cepat atau lambat. Saya pasti akan menjadi istrinya kembali, kamu paham?!" Bu Lasmi hanya mengangguk saja, ia tidak mau meladeni celotehan Sinta yang tidak penting. "Sekarang bawakan semua barang-barang saya!" perintah wanita itu.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-10
อ่านเพิ่มเติม

Menumpang Tapi Tidak Tahu Diri!

Di kantor, Sarah menghampiri meja teman-temannya. Melihat Sarah datang, mereka tersenyum lebar. "Gimana dengan berita yang sekarang beredar? Kamu pasti puas kan?" ucap Linda. "Sekarang pelakor dan suami kamu viral dan banyak dihujat netizen Indonesia. Apa itu udah sedikit membantu membalas rasa sakit hati kamu, Sarah?" tanya Monika. "Sebelumnya makasih banyak karena kalian udah membela aku begini. Aku juga tau niat kalian mem-viralkan mereka itu dengan tujuan memberi mereka pelajaran. Tapi ...." "Tapi apa, Sarah? Apa mereka semakin berbuat tidak baik ke kamu?" tanya Linda khawatir. Sarah menggelengkan kepalanya pelan, "tapi karena hal itu, Sinta sempat depresi. Dia sampai nekat mau mengakhiri hidupnya dan sekarang dia keguguran," jelas Sarah. "Oh ya? Bagus dong kalau begitu! Kenapa dia gak mati beneran aja? Lagian, siapa sih yang mau peduli sama pelakor gak punya hati seperti dia itu?!" ujar Monika gemas. "Aku tau dia salah, tapi kalau kita membalas semua perbuatannya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
อ่านเพิ่มเติม

Sebenarnya Apa Yang Ingin Mas Aris Bicarakan?

"Berani kamu mengancam saya?!" teriak Sinta. "Kenapa saya gak berani? Posisi kita sekarang itu sama. Sama-sama menumpang tinggal di rumah Tuan Azof, cuma beda nya saya bekerja di sini dan saya tahu diri. Sementara Ibu? Ibu hanya maunya enak-enakan aja udah gitu ngelunjak lagi! Ngeselin banget deh! Ibu harusnya sadar dong, Bu. Sekarang itu Ibu udah bukan majikan saya lagi. Jadi, Ibu gak berhak mengatur-atur saya! Lepas!" teriak Bi Lasmi sembari melepaskan tangan Sinta yang masih menggenggam tangannya, dengan kasar. Setelah sudah puas beradu mulut dengan Sinta, Bi Lasmi pun menahan gelak tawanya. Baru kali ini ia bisa memarahi mantan majikannya dan melihat Sinta hanya bisa diam saja, tidak bisa berkutik apapun. "Ingat, jangan bersikap seenaknya di sini. Jangan mengambil apapun atau berlaku sebagai bos, di setiap sudut rumah ada cctv. Kalo Ibu tidak bisa di atur dan membuat Tuan marah, siap-siap saja di usir dari sini!" ucap Bi Lasmi memperingati Sinta, sebelum ia pergi. "Enak saja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
อ่านเพิ่มเติม

Ingin Adu Akting?

Aris yang egois, merasa ingin memiliki Sarah dan Sinta sekaligus. Dengan begitu, ia berpikir bahwa hidupnya pasti akan terasa semakin indah dan bahagia. "Aku masih menganggur, aku memang harus bisa berusaha untuk mendapatkan maaf dan hati Sarah lagi. Dengan begitu, dia pasti bisa membantu aku untuk bangkit dari kesusahan ini." "Aku jelas gak mau rugi berpisah dengan dia dan kemudian hidup menjadi seperti sampah. Aku harus tetap hidup bersama Sarah sekarang dan selamanya. Semoga saja, Sarah mau membuka hatinya untuk memaafkan aku, menerima Sinta dan mau akur dengan madunya. Kapan lagi, aku punya istri dua?!" ujarnya sembari tersenyum senang. ** Setelah selesai mandi, Sarah menemui Aris kembali. Pria itu masih menunggunya di ruang keluarga. "Sudah selesai, Sayang?" tanya Aris sembari melemparkan senyuman manisnya menyambut kedatangan Sarah. Entah mengapa, sekarang di matanya Sarah selalu terlihat sangat cantik dan menarik. Meskipun istrinya itu hanya mengenakan daster modern
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

Sinta Tidak Seperti Sarah

"Padahal aku dan Sinta sudah mengkhianati dia, tapi Sarah justru masih memikirkan nasib Sinta? Ya ampun Sarah... Hati kamu itu terbuat dari apa sih? Sudah aku duga, sebenarnya Sarah itu memiliki hati yang lembut dan tidak tegaan. Aku hanya perlu merendah dan memperlakukannya dengan lembut, dia pasti mau menurut," gumam Aris dalam hati. "Tapi, Sayang.. aku gak mau peduli lagi sama perempuan itu. Yang aku pedulikan sekarang hanya perasaan kamu. Aku gak mau menyakiti kamu lagi." Aris terus berakting dengan baik, ia terus meyakinkan Sarah agar istrinya itu tidak merasa ragu dan mau percaya kepadanya lagi. "Mas, mau bagaimanapun juga, Sinta itu kan pernah menjadi sahabat aku. Jadi, mana mungkin aku tega kamu membuangnya begitu saja? Ingat, kamu sudah merenggut kehormatannya, jadi aku mohon, kamu harus tetap menikahi dia ya! Aku rela kok berbagi suami dengan sahabatku sendiri. Yang terpenting adalah kamu bisa adil kepada kami," sahut Sarah. "Kamu yakin?" tanya Aris memastikan. Sarah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-16
อ่านเพิ่มเติม

Berniat Untuk Menghamili Sarah

Aris mendekati ibunya, ia tahu jika ia belum bisa menjadi anak yang membanggakan. Justru sebaliknya, ia malah membuat orang tuanya merasa malu. "Bu.. maafin aku ya, karena sudah bikin masalah dan membuat Ibu juga bapak malu," ucap Aris. "Yasudah lah, Ris. Percuma kamu menyesal sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Ibu juga sudah menjadi bahan gibah para tetangga, kamu tau? Tadi waktu Ibu belanja di tukang sayur, mereka semua bisik-bisik dan menyindir Ibu. Di mata mereka, Ibu adalah Ibu yang gagal mendidik kamu!" ujar Bu Susi. Aris langsung meraih kedua tangan ibunya, menangis memohon maaf. "Tolong maafkan aku, Bu. Karena tanpa maaf dan ridho Ibu, aku gak akan bisa menjalani hidup aku dengan mudah." "Maka nya kamu itu jangan banyak tingkah dong, Ris. Hidup lagi enak-enaknya malah kamu hancurkan hanya demi memenuhi nafsu kamu." "Iya, Bu. Aku janji, aku gak akan mengulangi nya lagi. Sekali lagi, tolong maafkan aku." Aris terus memohon sembari menangis. Sudah beberapa hari ini di dia
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1234567
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status