All Chapters of Jiwa Lain di Raga Istri yang Tersakiti: Chapter 11 - Chapter 20

54 Chapters

Rentetan peristiwa 5

Indah dan putrinya di antar oleh Zara sampai halaman rumah. Saat itu jam menunjukkan pukul 3 sore. Indi yang tertidur di dalam mobil di gendong oleh Sri, pembantu rumah tangga Indah lainnya. Di rumah mewah nan cukup besar peninggalan keluarga almarhum orang tua Indah mempekerjakan dua orang pembantu, satu orang tukang kebun dan satu orang sopir. Selama ini, masalah pengeluaran rumah tangga Dimas dan Indah menjadi tanggung jawab Indah. Hal itu dikarenakan Dimas mempunyai adik yang harus dibiayai baik untuk sekolah, kuliah dan biaya hidup mereka termasuk kebutuhan sang ibu mertua. “Ibu, tadi pak Dimas sempat telepon ke rumah menanyakan Ibu,” lapor Iis saat Indah telah berada di dalam kamar. “Ya, terima kasih Is, apa ada pesan dari bapak?” tanya Indah sembari duduk di tepi tempat tidurnya. “Nggak ada Bu,” jawab Iis pembantu berusia dua puluhtahun dan telah bekerja selama dua tahun. Indah menganggukkan kepala dan merebahkan tubuhnya, disaat Iis minta izin keluar dari kamar sang majik
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Rentetan Peristiwa 6

Indah menutupi wajahnya dan menangis sesenggukan sembari berkata-kata, seolah tidak percaya dengan pengakuan Angel yang telah di dengar. “Tidak ... Perempuan nakal itu pasti berbohong! Tidak mungkin mas Dimas akan berlaku hina seperti itu. Pasti perempuan nakal itu yang merayu suamiku, hikss...” Sri yang main masuk ke kamar Indah untuk membawakan makanan ke kamar, mundur perlahan dari kamar Indah. Pembantu rumah tangga yang membawa baki makanan itu kini berdiri persis pada dinding sebelah pintu masuk kamar Indah. ‘Kenapa Ibu Indah menangis? Apa pak Dimas ketahuan selingkuh ya?’ bisik hati Sri masih mendengar isak tangis Indah dan berdiri pada tempat yang sama. Lima menit kemudian, Indah yang telah melepaskan emosi dan rasa sedihnya dalam bentuk tangisan, meraih ponselnya dan menghubungi Rara, kala jam menunjukkan pukul sebelas siang. “Selamat siang Ibu, apa kabar? Maaf Buu, belum sempat balas pesan Ibu dini hari itu. Hmmm...,masalah foto itu, benar itu foto Angel, bagian accountin
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Rentetan Peristiwa 7

Dimas melangkah panjang menuju tempat Indah berdiri dengan tatapan tajam. Sementara itu, Indah menanti sang suami untuk melakukan pembelaan atas apa yang dituduh olehnya. “Kamu sama sekali nggak memberikan muka sama aku, dikantor! Begitu cara kamu berterima kasih sama aku yang udah menjalankan perusahaan itu?!” ungkap kekecewaan Dimas dengan menatap lekat wajah Indah yang berdiri menantang tatapannya. Dengan tersenyum miring Indah bertepuk tangan dan membalas ucapan Dimas serta menuduh suaminya dalam emosi yang sudah tak terbendung. “Hey! Bukannya situ yang nggak punya rasa terima kasih? Asal kamu tahu. Kamu di gaji besar diperusahaan itu. Jadi, sudah selayaknya kamu bekerja dengan baik! Bukannya malah selingkuh. Beritahu gundikmu. Kalau kamu bukan pemilik perusahaan itu!” “Apa? Selingkuh? Jangan fitnah dan mengada-ada kamu!” bantah Dimas menelan salivanya dengan mata menyala menatap lekat Indah atas tuduhan yang disangkalnya. “Fitnah...? Hahahahaha..., jangan belaga sok kaget s
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Telepon Dimas

Elvira yang telah mengingat rentetan peristiwa yang terjadi pada Indah, akhirnya bertekad untuk membalaskan rasa sakit wanita yang telah berganti raga dengannya. karena itu, ia dan Zara berupaya untuk melihat reaksi dan tindakan Dimas atas lolosnya Indah dari maut. Walaupun, sebenarnya hanya Elvira sendiri yang tahu semua kejadian di ruang ICU. Bahkan, Zara sahabat Indah pun, berpikir kalau Indah dalam jiwa Elvira terguncang hingga sebagian memori atad dirinya terlupakan. Sampai akhirnya, Dimas yang tak mengunjungi Indah menghubungi Zara sahabat Indah. Sekitar pukul satu siang ponsel Zara berdering ketika ia di rumah sakit. Indah dalam jiwa Elvira yang mendengar dering ponsel Zara memandang ke arah sahabatnya. Seketika Zara meletakkan jemari telunjuknya ke bibir dan berkata. “Ssstt..., Dimas telepon.” “Nyalakan speaker nya. Aku mau dengar,” pinta Indah. “Halo, Mas ....” “Zara, bagaimana perkembangan Indah? Dia masih koma, kan?” tanya Dimas seolah ingin memastikan kalau Indah da
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Tertangkap basah

Sementara itu, di pagi hari sekitar pukul tujuh, tampak seorang perempuan paruh baya berdandan menor keluar dari Taxi tepat di depan Apartemen tempat Angel tinggal. Wanita itu tampak menanyakan pada seorang satpam yang berjaga, nama wanita penghuni Apartemen tersebut.“Pagi Pak, saya mau tanya. Apa ada wanita yang wajahnya mirip dengan saya, bernama Angel tinggal di rumah susun ini?” tanyanya dengan logat daerah yang kental.Satpam yang mendengar ucapan wanita paruh baya dengan gincu merah menyala itu tersenyum geli dan menjawab, “Maaf Ibu. Ini namanya bukan rumah susun. Ini Apartemen namanya, Bu. Kalau Ibu belum bisa membedakan mana rumah susun dan Apartemen, cukup dari tulisan yang ada di bagian depan pintu masuknya aja.”“Maaf Pak, saya salah sebut. Padahal anak saya Angel itu sudah kasih tahu, kalau dia tinggal di Apartemen. Gimana Pak, ada yang namanya Angel tinggal di sini. Wajahnya persis seperti saya,” urai wanita paruh baya dengan celana jeans ketat dan baju bermotif bunga no
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Impian Rara tak terbukti?

Sekitar pukul satu siang ponsel Zara berdering ketika ia di rumah sakit. Indah dalam jiwa Elvira yang mendengar dering ponsel Zara memandang ke arah sahabatnya. Seketika Zara meletakkan jemari telunjuknya ke bibir dan berkata. “Ssstt..., Dimas telepon.”“Nyalakan speaker nya. Aku mau dengar,” pinta Indah.“Halo, Mas ....”“Zara, bagaimana perkembangan Indah? Dia masih koma, kan?” tanya Dimas seolah ingin memastikan kalau Indah dalam jiwa Elvira masih terbaring koma. Hingga membuat kedua wanita cantik yang kini saling menatap menganggukkan kepalanya.“Iya, dia masih koma. Aku masih jaga dia di sini,” jawab Zara tetap menatap Indah yang tampak antusias mendengar suara dari speaker ponsel Zara.“Uhm ... Zara, kira-kira apa aku bisa tinggalkan Indah dua sampai tiga hari ini? Aku ada rapat di luar kota. Kalau dia sudah sadar, tolong kabari aku,” pinta Dimas dalam sambungan telepon.“Ok! Nggak jadi masalah. Aku akan selalu jaga dia dan kalau Indah sudah bangun dari tidur panjangnya, aku kab
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

KERIBUTAN DI RUMAH DIMAS

Usai tiga hari Dimas izin keluar kota, lelaki tampan yang menikah tanpa izin dari istrinya, berencana akan membawa Angel yang telah dinikahi secara siri ke rumah orang tuanya. Mereka turun dari kereta api di stasiun gambir saat jam masih menunjukkan pukul enam pagi dengan membawa dua koper dan satu dus berisi oleh-oleh dari ibunda Angel.Mereka keluar dari area stasiun setelah melewati pemeriksaan tiket kereta. Angel yang sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta selalu memikirkan langkah selanjutnya, berjalan pelan dan menepi tepat di sebelah toko roti dekat pintu keluar stasiun kereta.“Mas ... Apa sebaiknya kita nggak usah ke rumah ibu kamu? Soalnya aku takut, Mas. Apalagi Mas ngomong kalau ibunya Mas Dimas dekat dengan Indah,” keluh Angel memasang muka cemas.“Hadapi aja dulu. Nanti aku yang akan kasih alasan ke ibu. Ayo cepat kita akan cari Taxi,” ajak Dimas meraih tangan Angel.Dengan menarik napas panjang, Angel mengikuti langkah Dimas keluar stasiun dan mencari Taxi untuk ke ruma
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Wajah Datar Indah

Tiga hari kemudian, rumah sakit tempat Indah dirawat telah mengkonfirmasi pada Zara, kalau Indah sudah dapat pulang ke rumah usai hasil MRI atas dirinya dinyatakan baik. Maka, pagi ini sekitar jam 10 pagi, Zara pun mengurus administrasi Indah. Usai kembali ke ruang perawatan Indah, ponsel Zara berdering dan terlihat pada bagian depan layar ponsel, Dimas menghubungi Zara.“Pagi Zara. Maaf, sepertinya besok aku baru balik ke Jakarta. Gimana kondisi Indah? Dia masih koma, kan?” tanya Dimas dalam harap-harap cemas.“Pagi Mas ... Maaf, aku juga lupa mengabari kondisi Indah. Selepas kamu keluar kota, Indah terbangun dari tidur panjangnya,” ujar Zara.“Apa?!” Dimas terkejut mendengar berita tersebut.Zara yang mendengar pekik suara Dimas, tersenyum samar dan menggerutu dalam hatinya, ‘Dasar lelaki sialan! Dengar istri siuman dari koma kok, nggak syukur malah kayak orang dengar kematian aja. Lihat aja pembalasan dari Indah. Lelaki laknat!’“Iya udah sadar dan melahirkan bayi laki-laki secara
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

AMNESIA...?

Pada malam hari, kala Zara dan Dinda telah kembali kerumah mereka. Indah dalam jiwa Elvira membuka semua lemari yang ada di kamar Indah dan bermonolog pada dirinya sendiri.“Indah, ternyata kamu sangat kaya. Kamu memiliki dua lemari pakaian yang terisi dengan pakaian bermerek. Belum lagi sepatu, tas, arloji bermerek berjajar rapi di kamarmu. Di tambah perhiasan dalam kotak ini. Indah, kamu meninggalkan begitu banyak kemewahan. Pasti yang terberat, kamu meninggalkan kedua anakmu. Tapi, aku berjanji akan menjaganya dan memberikan semua yang jadi hak nya. Tidak akan aku biarkan mereka berbuat jahat pada kedua anakmu. Itu janjiku," ungkap Elvira dalam raga Indah parau. di depan cermin ia menghapus air matanya, kala teringat diri Indah. Ia memegang wajah cantiknya dan berbisik lirih, ‘Bagaimana mungkin wanita secantik dan kaya raya sepertimu diselingkuhi oleh lelaki yang sudah kau angkat derajatnya? Dimas memang lelaki bodoh! Diberikan berlian malah mencari batu koral.’Elvira dalam raga
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Dimas Minta Uang

Keesokan paginya, seperti biasa Indira sarapan bersama Indah dan Dimas dalam satu meja makan. Usai sarapan, Indira yang sangat bangga pada Indah saat diantar ke sekolah pun berkata, “Mama hali ini antal sekolah lagi, ya. Kemalen Indi celita di antal Mama sama teman-teman.”“Iya sayang. Mama akan antar Indi ke sekolah setiap hari. Asalkan Indi nggak boleh nakal dan harus belajar yang rajin. Sudah bisa baca kan?” tanya Indah tersenyum ke arah anak perempuan berusia empat tahun tersebut.“Mama pasti lupa. Indi kan udah bica baca waktu umul tiga taun, ya Paa...,” ujarnya memandang ke arah Dimas untuk mendapat dukungan dan Dimas mengangukkan kepala dan tersenyum ke arah putrinya.Elvira dalam raga Indah yang belum tahu perkembangan Indira selama ini, menutupi ucapannya dengan berujar, “Mama nggak lupa kok. Tapi kok, Indi nggak bisa baca buku cerita sendiri? Harusnya, Indi baca sendiri. Supaya ngerti jalan ceritanya.”“Hehehehehehe..., iya Maa, mulai nanti Indi yang baca sendili,” tawa keci
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status