All Chapters of Jiwa Lain di Raga Istri yang Tersakiti: Chapter 41 - Chapter 50

54 Chapters

Ke Makam Indah

Satu minggu kemudian, Indah yang terus didesak Zara untuk mengungkap siapa dirinya, berusaha membesarkan hati untuk membuka semuanya. Walaupun, dalam hati kecilnya ia tak tega, jika Zara mengetahui kebenarannya. Terlebih Zara menunda bulan madu hanya karena ingin segera bertemu dengan Indah sahabat karibnya.Maka usai mengantar Indira ke sekolah, Indah berkata pada putrinya. “Sayang, maafkan Mama, karena hari ini kamu dijemput sama pak Ikhsan. Soalnya Mama sangat sibuk,” ujarnya saat mengantar Indira ke dalam kelas.“Ya, Mama...,” jawab Indira melambaikan tangannya.Setelah itu, mobil yang dikendarai oleh Indah keluar dari sekolah PAUD Indira menuju rumah ibundanya, Maharani. Selama dalam perjalanan, dirinya terus berusaha menata kata-kata setelah tiga bulan sejak peristiwa kecelakaan tragis yang menimpa dirinya.Hatinya begitu gamang saat mobil yang dikendarainya memasuki kompleks rumah ibundanya. Bahkan, ia kembali mengingat kejadian tiga bulan silam atas percekcokan antara ia dan s
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Surat Gugatan

Zara yang telah siuman berjalan gontai di gandeng oleh Maharani dan putrinya. Mereka mendekati makam berisi bunga mawar merah yang ditanam di kanan kiri makam. Mereka bersimpuh dan Zara memandang ke arah baru nisan. Sesaat kemudian, Zara memegang batu nisan bertulis nama Elvira dan menciumnya.“Indah..., ternyata lo hadir ke mimpi gue cuman mau kasih tau, makam lo dimana. Maafkan gue yang kagak bisa ikut lo waktu itu. Kalau saja waktu itu gue kagak sibuk, mungkin kejadian yang menimpa lo kagak terjadi. Indah..., maafkan gue," isak Zara terus menciumi batu nisan.Maharani yang tahu kalau Zara sangat terpukul mengelus punggungnya dan berkata pada Zara yang tampak terpukul.“Nak ... Semua yang terjadi atas kehendak Allah. Almarhumah orang baik. Bahkan saat memandikan jenazahnya saja, tubuh yang penuh luka, harum dan wangi sekali. Allah menyayangi dirinya. Semua orang yang memandikan ikut menangis bahagia karena bisa mencium harumnya surga."Mendengar cerita Maharani atas diri Indah, memb
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Keributan di Sekolah

Indah menceritakan semuanya ketika berada di dalam mobil. Ia tidak memerlukan waktu lama untuk menjelaskan pada Maharani perihal seluruh keluarga Indah. Kemudian ia memutuskan untuk menjemput Indira bersama Maharani.Sesampai di sekolah, Indah yang melihat mobil Ikhsan berada di tempat parkir langsung menghampirinya.“Pak Ikhsan, kenalkan ini Ibu Rani. Dia Ibu saya,”ucap Indah dibalas dengan anggukan Ikhsan dan menyalami Maharani, tanpa,memberikan komentar apa pun.“Pak, biar saya aja yang tunggu Indi. Sekarang Bapak ajak ibu saya pulang ke rumah. Tadi saya sudah minta Sri untuk siapkan satu kamar,” perintah Indah.“Baik Bu,” jawab Ikhsan tanpa bertanya perihal Maharani.“Ibu ikut sama pak Ikhsan. Nanti cari Sri atau Iis. Kalau Ibu mau masak juga boleh kok,” ujar Indah.“Iya, Ibu pulang dulu. Nanti kamu hati-hati bawa mobil. Sebenarnya Ibu trauma kalau liat kamu bawa mobil. Bismillah. Ingat! Jangan ngebut bawa mobilnya,” pinta Maharani cemas teringat tragedi waktu itu Saat sedang men
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bertengkar di Pengadilan

Dua minggu kemudian, saat sidang perceraian yang dihadiri oleh Indah bersama pengacaranya dan Dimas serta dua orang saksi dari pihak Indah berlangsung, tampak Sean berada di luar ruang sidang duduk menunggu Indah keluar dari ruang sidang. Sebenarnya, Indah sendiri juga tidak mengetahui kehadiran Sean ke pengadilan negeri tersebut.Dua jam kemudian, sidang sesi pertama gugatan cerai selesai, seluruh peserta keluar dari ruang sidang tak terkecuali Indah. Namun, Dimas yang akan melakukan sidang lanjutan mediasi seminggu lagi, mencari kesempatan untuk mendekati Indah dengan melangkah panjang dan memanggil wanita yang kian bertambah cantik.“Indah!” panggil Dimas.Tanpa menoleh, Indah menghentikan langkahnya seraya berkata pada sang pengacara yang berada di sebelahnya, “Terima kasih Pak Jaya, sudah mendampingi saya di sidang pertama ini. Berarti untuk sidang selanjutnya bisa saya mangkir ya?”“Benar Indah. Untuk sidang selanjutnya biar Om yang jadi kuasa hukum untuk hadir. Lalu, untuk sida
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Diculik!

Dua hari sebelum persidangan perceraian sesi mediasi, Dimas yang telah patah arang atas penolakan Indah untuk rujuk, dengan sengaja menjalankan rencana kedua. Ia yang telah memikirkan dengan masak membuat skenario penjemputan putrinya sendiri ke Sekolah, sesuai dengan apa yang di pikirkannya semalam.“Pagi Bu, saya papanya Indira. Mau jemput putri saya. Barusan saya dapat kabar kalau istri saya pingsan dan masuk ICU,” ucap Dimas berbohong pada seorang guru di kelas Indira.“Ya Allah, padahal tadi pagi Ibu Indah tampak baik-baik saja. Sakit apa kata dokternya Pak?” tanya wali kelas Indira.“Hemm, istri saya jatuh di kamar mandi Bu. Tolong doanya. Tadi saya diminta sama dokter yang menangani istri saya untuk panggil semua anggota keluarga, karena kondisi Indah kritis.“Baik Pak, ditunggu. Saya akan siapkan tas putri Bapak dan alat makannya,” jawab wali kelas Indira yang selama ini sama sekali tidak mendengar desas desus masalah dalam keluarga Indah.Tak lama kemudian, Indira dipertemuka
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

CCTV Sekolah Indira

Indah langsung mencari putrinya ke rumah Mardiah, ibunda Dimas. Namun, saat ke rumah tersebut Mardiah telah menjual rumahnya. Jalan satu-satunya Indah membuka blokir telepon Dimas dengan tujuan ia bisa menghubunginya. Namun, saat ia menghubungi Dimas, lelaki itu tidak menjawab panggilannya. Setelah itu, Indah mencoba untuk mengirimkan pesan.[Pesan keluar Indah : Dimana kamu?]Namun, pesan itu hanya dibaca saja dan tak dijawabnya, hingga membuat emosi Indah tersulut dan mengancam Dimas dengan kata-kata kasar. Dimana kekasaran yang dimiliki Indah saat ini adalah milik dari jiwa asli Elvira. Sebab selama ini, Indah bukanlah karakter yang mudah berkata kasar. Maka, dalam keadaan murka Indah mengirimkan pesannya kembali.[Pesan Indah : Jangan panggil gue Indah! Kalau kagak bisa buat lo masuk penjara. Pokoknya kalau sampai terjadi sesuatu sama Indira, tamat hidup lo. BAJING-AN!]Dalam kekacauan hati dan pikirannya, Indah menghubungi Sean, karena ia tidak ingin mengganggu Zara yang tengah
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Titik Terang

Sekitar pukul 4 sore, Indah dan Sean sampai di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) khusus wanita. Mereka menemui kepala LAPAS dan berbicara mengenai masalah yang terjadi dalam keluarga Indah. Kemudian, seorang sipir mengantarkan Indah dan Sean ke sebuah ruangan pertemuan yang biasa digunakan narapidana dan keluarganya.“Silakan ditunggu, nanti akan saya bawa ibu Angel ke ruangan ini,” ujar seorang sipir.“Pak, boleh saya minta tolong?” tanya Indah pada sipir yang akan memanggil Angel.“Minta tolong apa ya Bu?” tanya sipir tersebut menghentikan langkahnya untuk ke sel tahanan.“Begini Pak, kalau Angel sampai tanya siapa yang akan bertemu dengannya, katakan saja, keluarganya yang bernama Dina. Soalnya, dia pasti akan menolak kalau tahu saya yang akan bertemu dengannya,” pinta Indah.Lelaki besar tinggi bagian sipir dengan pakaian seragamnya yang paham atas hal yang dimaksud Indah, menganggukkan kepala dan berucap. “Baik Bu. Saya paham. Permisi...”“Terima kasih Pak,” jawab Indah.Sementara,
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Rumah Kosong, Senyap

Usai membaca pesan singkat Dimas, mereka langsung berdiskusi. “Indah, kalau sampai Dimas keluar dari tempat yang dikatakan sopir tadi. Apa Indira juga dibawa sama dia? Kira-kira apa reaksi Indira saat bertemu kamu di taman?”“Maksud kamu?” tanya Indah yang tak mengerti jalan pemikiran Sean.“Indah, menurut aku. Sangat tidak mungkin Dimas bawa Indira ke taman setelah lebih dari enam jam di ajak bersama dirinya. Pasti anak itu menangis terus dan dia akan teriak kalau bertemu kamu. Sedangkan di taman kota banyak orang,” ujar Sean memberikan argumentasinya.“Ya Allah, sekarang aku harus gimana? Berarti putriku ditinggak di rumah kosong itu?!” seru Indah dengan wajah tegang.“Indah, tenang. Tolong tenang. Biar kita bisa berpikir,” pinta Sean.“Sean, gimana putriku? Dia takut kegelapan. Sekarang dia pasti sendirian di rumah kosong itu,” tangis Indah kala membayangkan kejadian yang menimpa putrinya.Sean yang mendengar tangis Indah memacu otaknya untuk memikirkan langkah jitu bagi masalah ya
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Dobrak Pintu

Sekitar 20 menit kemudian, pihak kepolisian terdekat sampai ke rumah tersebut. Lalu, seorang warga yang tahu pemilik dari rumah tersebut, telah menghubungi pemilik rumah kosong yang disewa oleh sahabat Angel.Maka, pemilik rumah yang bernama Retno, membuka pintu pagar tersebut didampingi oleh polisi, RT dan Indah yang pikiran dan perasaannya kacau balau. Apalagi ketika ia memanggil putrinya, tidak dijawaban sama sekali.Dalam hati Indah terus berdoa atas seorang anak perempuan yang dititipkan oleh almarhum Indah padanya.‘Ya Allah, kasihanilah Indira. Hamba ingin merawat anak perempuan itu hingga dewasa. Berikan hamba waktu untuk menebus kesalahan hamba dengan merawat anak malang itu. Izinkan ya Allah ... Amiin’Ceklek!“Indira....!” teriak Indah memanggil putrinya dalam ruangan gelap gulita.Cetek!Lampu ruang tamu pada rumah tersebut terang. Lalu, mereka merangsek masuk ke ruangan lain seraya memanggil nama Indira. “Indira...! Indira...! Mama kamu ada di sini sayang...,” panggil po
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

KARMA

Sementara itu, Sean yang memegang ponsel Indah terus berkomunikasi lewat pesan singkat dengan Dimas. Ia juga berkomunikasi dengan Indah. Sean sangat bahagia mendengar, saat Indira berada di rumah kosong tersebut.Namun, saat mendengar kondisi anak perempuan berusia 5 tahun diikat tangan, kaki dan disumpal mulutnya dengan handuk kecil, membuat emosi Sean memuncak.Sean pun, menghubungi Indah untuk memastikan kondisi kesehatan Indira.“Indah, tolong secepatnya Indira bawa ke rumah sakit. Minta juga bagian tumbuh kembang anak dan psikologi untuk mendampinginya.”“Iya Sean, kami sedang menuju ke rumah sakit. Tolong kamu berhati-hati menghadapi lelaki jahat itu. Barusan, polisi juga sudah berkoordinasi menuju lokasi tempat pertemuan. Jadi, tolong buat lelaki itu menunggu. Beritahu saja dia, kalau kamu terjebak macet.”“Ya Indah, kamu tenang aja. Aku lelaki yang bisa jaga diriku. Saat ini aku sangat emosi atas tindakan Dimas. Lelaki itu sama sekali tidak berpikir atas dampak putrinya. Akan
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status