Home / Rumah Tangga / Pernikahan Bayaran / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pernikahan Bayaran : Chapter 151 - Chapter 160

169 Chapters

📌 151 : Uang Lima Ratus Juta

Natasya menandatangani absensi dengan wajah super mendung saat selesai jaga malam. Rasanya tak mau pulang setelah Aca dengan sombong mengklaim rumah mertuanya akan segera jadi miliknya. Mama memang terlihat tak terganggu sama sekali karena ulah Aca, ia hanya mengkhawatirkan kesehatan mama.Vina menyikut Natasya ketika sama-sama menandatangani absensi, “Ada om-om nyariin lo tuh di lobi.”“Gak kenal om-om gue.” jawab Natasya dengan nada malas.“Dih, serius. Namanya om Yudistira. Buruan.”“Salah orang kali.”“Nat, liat dulu aja orangnya, kalo salah orang ya lo tinggal pergi. Buruan, kasian tahu om-omnya kayak sakit gitu, soalnya pake tongkat.”Natasya menatap Vina. Sedetik kemudian ia berlari, “Vin tolong beresin tas gue. Makasiiiih.”“Kambuh lagi dia.”Natasya memencet lift beberapa kali sangking paniknya. Ia baru ingat kalau om Yudistira adalah papa Alan. Ia juga baru ingat sudah buat janji sedari malam.Saat lift tak kunjung terbuka
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

📌 152 : Uang Penalti?

Natasya dan Abian keluar dari mobil saat mereka pulang dari jaga malam. Tak terlihat ada mobil lain, tapi ada tamu tak di undang yang tengah berdiri sombong di depan pintu.“Aduh ini mantan tuan rumah baru pulang.” Aca menggerakkan kakinya angkuh.“Aca? Ngapain kamu disini?” Abian tak bisa menahan diri bersikap lembut pada mantan kekasihnya.“Menurut kamu ngapain? Aku mau ambil rumah ini.”Abian tertawa, “Ambil rumah ini?”Aca melepaskan lipatan tangan dan mendekati Abian, “Bi, jangan lupa, kamu udah menandatangani surat alih aset itu sama aku.”“Tapi gak sama rumah ini!”“Ya sama rumah ini dong. Kamu gak baca baik-baik, ya? Aset yang dipindahin atas nama aku itu—semuanya, jadi aku harap kalian berkenan angkat kaki dari rumah ini, kecuali orang-orang yang kerja disini, karena aku gak mau repot cari pegawai baru.”Natasya melirik Abian yang terlihat akan melempar sesuatu. Ia menggenggam tangan suaminya, “Mas, tahan.”“Mana mungkin aku diem
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

📌 153 : Keputusan Mama

“Mas, om-om tadi itu—”“Apa? Kamu mau bilang kalo kamu mau menggugat cerai aku dan nikah sama om-om tadi? Nat, dia udah tua meskipun terlihat masih tampan dan sehat. Kamu gak kasian sama diri kamu sendiri atau—papa? Usianya bahkan lebih tua dari papa.”“Mas, dengerin dulu dong, om-om tadi itu—”“Kenapa kamu bilang rahasia kita sama Vina dan Irvan? Lengkap sama uang lima ratus juta itu lagi. Kamu berniat mau pinjem uang sama mereka agar bisa bayar uang penalti dan gugat cerai aku? Iya?”Natasya menggeleng, “Dengerin aku dulu dong, mas.”“Dengerin apa lagi? Nat, kesalahan aku sama kamu emang besar, banyak, soal Aca ‘kan? Setelah apa yang terjadi, aku gak mungkin balikkan lagi sama dia.”Natasya tertawa, “Jadi kalo Aca gak main gila sama papa kamu, ada tempat buat dia di hati kamu? Gitu?” ia menarik lengannya kasar dari cengkraman Abian, “Aku selalu jadi nomor dua di hati kamu. Kesalahan apapun yang dibuat sama Aca, selalu kamu maafkan.”“Apa bedanya
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

📌 154 : Meledek Aca

Tiga hari kemudian...Di pagi yang tenang, saat Natasya masih harus berakting menjadi istri yang baik untuk Abian didepan mama, padahal saat berdua mereka hanya saling diam, pintu utama rumah di buka dengan kasar. Natasya, mama dan Abian yang sedang sarapan terpaksa ke depan rumah bersama para asisten rumah tangga.“Non, non Aca gak bisa masuk gitu aja.” cegah pak satpam dibantu dua supir rumah.Aca menatap mereka penuh intimidasi, “Mulai hari ini, saya adalah majikan kalian. Berani kalian melarang saya masuk pada rumah saya sendiri?”Semua pekerja rumah saling tatap.“Bukan begitu, tante Mira?” tanya Aca dengan senyuman menyebalkannya.Mama tersenyum, “Silakan masuk dan duduk, Aca.”Aca manggut-manggut, “Sekarang tante bisa sebut nama aku dengan baik?”“Bukannya harusnya begitu?”“Bagus kalo tante tahu caranya bersikap.” Aca melirik para pekerja, “Tolong bawa semua koper saya, sisanya ada di mobil. Bawa koper ke kamar utama.”Tidak
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

📌 155 : Meminta Tolong Arsya

Natasya berlari mendekati Aca yang mengaduh kesakitan dan jongkok memegangi perutnya, “Ca, gue bantu. Kita ke rumah sakit sekarang.”Aca melirik Natasya.“Gue gak akan macem-macem. Gue udah di sumpah untuk tetap bantu orang picik kayak lo! Ayo bangun.”Karena tak tahan dengan sakit yang menjalari perutnya, Aca menurut. Ia masuk ke dalam mobil yang Abian siapkan.Di dalam mobil, Natasya terus memperhatikan wajah Aca, “Sabar ya, sebentar lagi kita sampe.”Aca tak menjawab apapun. Ia terlalu malu untuk bicara.Begitu sampai depan UGD, Natasya membuka pintu mobil, “Sus, tolong kursi roda!”Perawat berlari membawakan kursi roda.Natasya dan Abian membantu Aca duduk di kursi roda.“Sus, keluar darah dari vagina. Pasien sedang hamil muda.” Natasya memberi penjelasan singkat.“Baik, mbak, saya akan langsung bawa ke ponek.”Seperginya Aca, Natasya melirik Abian, “Kamu mau tunggu disini? Aku harus ke rumah sakit.”“Kamu pikir cuma k
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

📌 156 : Jujur pada Mama

Pov AbianAbian tidak fokus melakukan apapun setelah Arsya memintanya mengiklaskan Natasya untuk bercerai darinya. Ia terus diam di ruangan, enggan makan dan bergabung saat dokter Farhan melakukan syukuran ulang tahun di ruang piket.Ceklek.Kepala Abian mendongak, “Ma?”Mama tersenyum, “Bi, mama bawa kabar baik.”“Kabar apa, ma?”Mama duduk di sofa, “Si perempuan ular itu keguguran.”Abian tersenyum kecil.Mama menatap Abian yang tidak memberikan respon apapun, “Kamu—kok kayak gak seneng sih, Bi?”“Seneng, ma, dengan gitu dia—gak bisa terus angkuh kayak kemarin. Tapi Aca bukan urusan kita lagi, ma. Mama mantap bercerai dari papa ‘kan?”“Iya dong, Bi. Gugatan mama udah masuk kok ke pengadilan. Jadwal sidang pertama juga udah ada.”Abian manggut-manggut, “Aku ikut seneng, ma, kalo prosesnya secepat itu.”“Kamu—kenapa? Apa ada masalah sama—Natasya?” selidik mama.Abian menunduk. Ia menekan sudut matanya.“Bi?”
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

📌 157 : Menerima Konsekuensi

“Ma...” Abian menggeleng. Ia tidak akan pernah sanggup kehilangan Natasya. Tujuannya bicara pada mama, justru ia ingin minta tolong agar mama mempertahankan Natasya.“Kenapa?”Natasya melirik Abian.“Ma, Natasya udah putus dari Alan. Dia pura-pura cacat dan cuma manfaatin Natasya selama ini.” Mama tak menjawab.Abian menggenggam tangan mama, “Ma, aku mohon untuk mempertahankan Natasya jadi menantu mama. Aku—aku gak bisa, ma.”Mama melirik Natasya, “Bener kamu udah putus dari Alan?”Natasya mengangguk.“Kamu masih mau mempertahankan pernikahan dengan Abian, Nat?”Natasya malah melirik Abian.Abian beralih menggenggam tangan Natasya, “Nat, tolong kasih aku kesempatan lagi. Aku gak mungkin balikkan lagi sama Aca. Dia udah pernah hamil adik aku sendiri, dan itu gak diperbolehkan sama agama.”“Oh, jadi karena itu? Andaikata hubungan Aca sama papa kamu gak sejauh itu—kamu masih akan menerima Aca setelah semua kejahatannya selama ini
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

📌 158 : Dukungan Vina

Pulang jaga malam, Natasya lanjut menjenguk Vina yang pingsan saat berjaga malam, sehingga ia tidak bisa pulang bersama Abian. Ia tak menawarinya untuk ikut karena takut Abian menolak.Di gezebo belakang rumah Vina, Natasya duduk termenung setelah mendengar dari mama sahabatnya, kalau Vina sedang memandikan adik. Ia memilih menepi disini, karena takut dihujani pertanyaan soal cucu dari orang tua sahabatnya.“Nat!” Vina berjalan melenggang sendiri dengan wajah ceria.“Mana ada lo demam, mukanya cerah begini.”“Yeeee.” Vina duduk disebelah Natasya, “Kok disini sih? Di dalem aja yuk.”“Gak ah, males, nyokap bokap lo nanti pasti nanyain cucu.”Vina tersenyum tidak enak.“Makan apa sih lo, sampe muntaber dan demam gitu. Kemaren lo ceria aja perasaan.”“Apaan muntaber demam, orang gue bohong.” Vina terkikik geli, “Gue pura-pura bilang gitu karena si adek jatoh dari box bayi. Kalo gue bilang alesannya itu, lo tahu orang-orang akan ngomong apa? Kan ad
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

📌 160 : Memaafkan

Sore setelah menenangkan diri di ruangan Abian, Natasya memutuskan untuk pulang. Abian ada operasi sehingga hanya pulang sendiri.Di teras rumah, mama yang baru sampai dari kantor, melirik menantu kontraknya yang berjalan lemas.“Nat?”Natasya menatap mama, “Ma?”“Kamu sakit?”Natasya menggeleng.Mama menuntun Natasya, “Yuk kita duduk.”Di sofa, Natasya menggenggam tangan mama, “Mama—maafin aku ‘kan?”“Soal apa?”“Pernikahan kontrak aku sama mas Abian.”Mama tak menjawab.“Maaf ya, ma. Mas Abian ketakutan banget waktu mama bilang gak mau operasi kalo kita gak nikah. Aku juga waktu itu lagi butuh uang.”“Nat, mama kecewa sama kalian. Tapi setelah dipikir lagi, kalian gak sepenuhnya salah. Mama berusaha paham kalo kamu dan Abian hanya ingin membahagiakan mama dan papamu. Sekarang, semua terserah kalian. Harapan mama tentu sama kayak Abian, kamu mau melanjutkan pernikahan ini. Tapi kalo kamu gak yakin sama Abian, mama gak masalah sama sekali kalo kalian berpisah. Mama akan me
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

📌 159 : Tidak Terbiasa

Natasya menatap langit-langit kamar yang polos. Ia terus melirik ke samping ranjang tempat biasanya Abian duduk sambil membaca buku atau mengerjakan tugasnya. Ia juga melirik sofa. “Dia gak akan ada lah, Sya. Orang dia di kamar sebelah.” Natasya merengut. Ia menarik selimutnya dan menangis, “Kenapa sih hidup gue selalu diliputi masalah? Kali-kali diliputi uang kek, biar seneng. Mama bilang gak ya sama papa soal pernikahan kontrak ini? Hubungan mereka ‘kan deket banget. Tapi papa gak ngehubungin gue buat nanyain.” “Kita bikin skenario, lo tetap lanjutkan pernikahan ini. Lo minta maaf sama mama dan papa dan memulai semuanya dari nol. Lo janji dan harus bisa meyakinkan mereka yang udah—di bohongin dua kali sama gue dan mas Abian. Tapi—apa semuanya akan tetep sama kayak kemarin?” “Kalo lo menggugat cerai, apa lo siap untuk—bener-bener kehilangan semua limpahan kasih sayang mas Abian dan mama, Sya? Perhatian mereka, pengertian mereka ke elo dan papa.” Natasya cemberut, “Apa gue bila
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
121314151617
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status