Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Dewi Penyembuh Surgawi : Chapter 311 - Chapter 320

327 Chapters

Bab 112

Zhao Xueyan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah pelan namun terburu-buru. Wajahnya masih bersemu merah, bayangan kejadian tadi masih terpatri kuat di pikirannya—kontak tak terduga antara dirinya dan Kaisar Tian Ming. Ia menutup pintu perlahan, menyandarkan punggungnya di sana sambil menarik napas panjang."Aku harus fokus," gumamnya, mencoba mengusir kegaduhan hatinya.Setelah beberapa saat menenangkan diri, Zhao Xueyan mengalihkan perhatiannya pada hal yang lebih penting—Niuniu. Ia menatap gelang giok hijau yang melingkar di pergelangan tangannya, dan dengan satu kibasan ringan, seketika tubuhnya menghilang dari kamar penginapan.Dalam sekejap, Zhao Xueyan telah berada di dalam ruang dimensi miliknya.Udara di sana jauh berbeda, terasa segar dan penuh energi spiritual. Langit-langit tiruan di atasnya berwarna biru tenang dengan sinar matahari lembut yang tampak seperti sungguhan. Zhao Xueyan melangkah pelan di atas jalan setapak yang terbuat dari batu putih yang halus, di sekelil
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 313

Wu Liang tahu, bunga Lotus Merah Darah hanya mekar selama satu jam saat purnama. Jika dia gagal melewati makhluk ini, nyawa Niuniu bisa jadi tidak terselamatkan.“Aku harus segera mengambilnya sebelum bulan purnama selesai.” Mata Wu Liang menajam. Ia meraih kantung kecil di pinggangnya, mengeluarkan beberapa jarum berlapis energi spiritual, lalu melemparkannya ke titik lemah di sekitar leher ular. Salah satu kepala mengaum kesakitan, tubuh besar itu menggeliat liar hingga pepohonan yang tumbuh di sisi gunung hancur berantakan.Kesempatan itu tak disia-siakan. Wu Liang menjejakkan kakinya di salju, melesat cepat ke arah sisi tebing menuju tempat bunga itu mekar. Namun kepala keempat menghadangnya dan memuntahkan kabut hitam pekat, racun mematikan yang bisa membusukkan darah dalam hitungan menit.Wu Liang segera memutar tubuhnya, menghindar, lalu melemparkan tabung api spiritual yang dibuat Zhao Xueyan sebelumnya. Tabung itu meledak, menghasilkan nyala api biru yang mengusir kabut bera
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 314

Pagi itu, cahaya matahari yang lembut menyinari jalanan kota Kekaisaran Heifeng. Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming berjalan santai di antara keramaian pasar. Keduanya mengenakan pakaian rakyat biasa, dan Zhao Xueyan bahkan menyamar sebagai seorang pria dengan jubah longgar, rambut disanggul seperti pemuda biasa, serta topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya.“Pasar ini ramai, tapi hawa yang kurasakan tidak tenang,” gumam Zhao Xueyan lirih.Kaisar Tian Ming yang berjalan di sampingnya menyisir kerumunan dengan pandangan tajam. “Kau pikir mereka akan melakukan penculikan di siang hari seperti ini?”“Kalau berani menculik di malam hari, mereka juga bisa di siang hari. Apalagi saat orang-orang lengah,” balas Zhao Xueyan dengan nada tenang namun waspada.Tiba-tiba, pandangan mereka tertarik pada seorang pria berpakaian rakyat biasa yang berjalan cepat dan gelisah. Sesekali pria itu menoleh ke belakang, seolah memastikan dirinya tidak diikuti. Gerak-geriknya mencurigakan.“Itu dia?” bisik
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 315

Gadis kecil itu mengangguk perlahan, meski masih tampak gugup. Zhao Xueyan menggandengnya dengan hati-hati, berjalan menyusuri jalanan kota menuju sebuah area kumuh yang tersembunyi di balik bangunan tua. Di sepanjang perjalanan, Zhao Xueyan menyelipkan sepotong roti hangat, sebutir permen, dan susu hangat ke tangan si gadis. Gadis itu menatap bingung, lalu tersenyum kecil dan memeluk makanan itu erat-erat.“Kau harus makan yang cukup, supaya kuat dan tidak gampang sakit,” ujar Zhao Xueyan dengan senyum tipis.Sesampainya di sebuah rumah reyot yang tampak seperti akan roboh kapan saja, Zhao Xueyan mengantar si gadis sampai ke depan pintu. Tak lama, pintu dibuka oleh seorang wanita tua yang langsung memeluk gadis itu sambil menangis haru. “Xiao Yu! Kau dari mana saja, Nak?” tanya wanita tua itu menangis haru. “Salam Bibi. Aku menemukan gadis kecil ini di sana.” Zhao Xueyan memberi salam singkat sambil menjelaskan. Zhao Xueyan kemudian berpamitan dengan tenang. Namun sebelum pergi
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 316

Setelah mereka selesai menikmati makanan hangat di kedai yang tenang itu, suasana menjadi sedikit hening. Hanya suara denting pelan cangkir dan aroma teh yang tersisa di antara mereka. Zhao Xueyan meletakkan cangkirnya perlahan, lalu mengalihkan pandangan ke arah Hei Long yang duduk bersandar dengan wajah lelah namun tetap tegar.“Aku ingin tahu,” ucap Zhao Xueyan akhirnya, “Penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh Kaisar Hei Zhang?”Hei Long menoleh padanya, matanya tampak suram. “Aku juga tidak terlalu mengerti,” jawabnya lirih. “Semuanya terlalu tertutup. Sejak Ayahanda jatuh sakit beberapa bulan lalu, hanya tabib istana tertentu yang boleh memeriksanya. Dan ... semua tabib itu berada di bawah kendali ibu tiriku.”Zhao Xueyan menyipitkan mata. “Jadi tak ada satu pun laporan medis yang jelas? Tak ada satu pun tabib yang kau percaya yang bisa kau kirim untuk memeriksanya secara langsung?”Hei Long menggeleng pelan. “Aku pernah mencoba mengutus orangku diam-diam. Tapi... dia tidak p
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 317

Malam itu begitu sunyi, langit di atas Kekaisaran Heifeng diselimuti awan kelabu yang berat, seolah menggambarkan suasana dalam istana yang penuh tekanan. Di lorong panjang istana, langkah-langkah tenang Putra Mahkota Hei Long menggema, menyusuri jalan menuju kediaman sang ayah, Kaisar Hei Zhang.Di depan pintu, beberapa prajurit berjaga dengan ekspresi dingin. Seragam mereka memang seragam istana, namun Hei Long tahu dengan pasti—mereka adalah orang-orang Selir Yu, mata dan telinga yang mengawasi setiap gerakannya. Tatapan mereka mencurigakan, namun tak satu pun berani menghentikan langkahnya.Hei Long berhenti sejenak, menatap mereka tanpa ekspresi. “Aku ingin menemui Ayahanda Kaisar.”Para prajurit saling pandang, lalu salah satunya mengangguk. “Silakan, Yang Mulia.”Tanpa berkata-kata lagi, Hei Long melangkah masuk ke dalam ruangan. Udara di dalamnya terasa dingin dan lembap. Aroma obat-obatan tradisional bercampur dengan wangi kayu cendana memenuhi udara. Di atas ranjang megah de
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 318

Pagi menjelang dengan sinar matahari yang mulai menghangatkan udara. Di koridor panjang istana Kekaisaran Heifeng, Putra Mahkota Hei Long berjalan dengan langkah tegas ditemani seorang pria muda berperawakan tenang, berjubah sederhana, dengan kumis tipis menghiasi wajahnya. Di tangannya, pria muda itu membawa sebuah kotak peralatan berbahan kayu gelap dengan ukiran halus. Bukan peralatan biasa—di dalamnya terdapat alat-alat khusus racikan Zhao Xueyan, yang kini digunakan oleh penyamarannya sebagai tabib muda.Setibanya di depan paviliun tempat Kaisar Hei Zhang dirawat, keduanya dihentikan oleh para prajurit bersenjata lengkap yang berjaga di pintu masuk. Wajah-wajah mereka tegas, namun jelas menyimpan kegugupan.“Yang Mulia Putra Mahkota,” salah satu dari mereka angkat bicara, “Maafkan kami, tapi pria ini ... dia tak dikenal. Kami tidak bisa membiarkannya masuk ke dalam kamar Kaisar.”Hei Long menghentikan langkahnya. Tatapannya langsung menusuk tajam ke arah si prajurit. “Dia datang
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 319

Setelah pintu tertutup dan para pelayan benar-benar meninggalkan ruangan, suasana di dalam kamar menjadi hening dan sunyi. Aroma obat herbal masih memenuhi udara, namun sekarang tidak ada lagi tatapan mengintai atau telinga yang mencuri dengar.Zhao Xueyan, yang kini menyamar sebagai tabib muda, segera melangkah mendekat ke sisi ranjang Kaisar Hei Zhang bersama dengan Putra Mahkota Hei Long. Jubah sederhana yang ia kenakan membuatnya tampak seperti tabib keliling, namun sorot matanya tetap tajam dan penuh percaya diri.Hei Long duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan sang ayah dengan lembut.“Ayahanda .…” ucapnya lirih, suaranya mengandung nada khawatir dan hormat.Kaisar Hei Zhang perlahan membuka matanya yang lemah. Pandangannya sempat buram sebelum akhirnya menangkap wajah putranya. Senyum kecil tercetak di wajah pucatnya, meski terlihat jelas bahwa napasnya terengah dan tubuhnya nyaris tak mampu bergerak.“Kau datang lagi, Long’er .…” bisiknya pelan, dengan suara serak dan lemah
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 320

Hei Long segera bertindak cepat sesuai instruksi Zhao Xueyan. Ia memanggil tangan kanannya, Nui, dan menyerahkan tiga pot tanaman yang terlihat biasa saja namun menyimpan bahaya mematikan bagi sang Kaisar. “Buang ini jauh-jauh. Pastikan tidak ada satu pun yang tersisa,” perintahnya tegas namun tetap menjaga nada agar tak memancing perhatian.Saat Nui mengangguk dan hendak berbalik membawa tanaman tersebut, langkah-langkah anggun namun penuh tekanan terdengar mendekat. Gaun panjang berhiaskan sulaman emas yang menyerupai pakaian permaisuri menyapu lantai saat Selir Yu muncul dengan senyuman yang dibuat-buat. Namun di balik senyum itu, matanya menyimpan kemarahan.“Oh? Mau dibawa ke mana tanaman-tanaman itu, Putra Mahkota?” tanya Selir Yu dengan suara lembut yang terdengar sopan di permukaan, namun terasa seperti ancaman tersembunyi.Hei Long menoleh dengan ekspresi netral, menyembunyikan amarah yang mendidih di dalam dadanya. Jika saja Zhao Xueyan tidak memberitahu dirinya untuk berti
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Bab 321

“Jangan sampai,” lanjut Selir Yu dengan nada manis namun penuh racun, “Kaisar malah kenapa-kenapa karena salah penanganan.”Sebelum Zhao Xueyan sempat bicara, Putra Mahkota Hei Long langsung menimpali dengan tegas, “Tak ada salahnya mencoba. Ayahanda bukan milik satu pihak. Selama masih ada harapan, aku akan mencarinya di mana pun.”Suara Hei Long tegas namun tetap sopan, memperlihatkan kedudukannya sebagai pewaris takhta yang berwibawa. Para pengawal di sekeliling mereka menunduk, mencoba tak terlibat.Selir Yu menatap lekat wajah Hei Long, lalu memindahkan pandangannya pada Zhao Xueyan. Untuk beberapa detik, seakan ada pertarungan tanpa suara antara dua orang wanita cerdas—yang satu menyamar, yang satu menyimpan racun dalam senyumannya.Akhirnya, Selir Yu berdecak kecil dan tersenyum tipis. “Baiklah, aku harap tabib muda ini benar-benar memiliki kemampuan. Karena jika tidak…” ia tidak melanjutkan, hanya memberikan tatapan tajam sebelum berbalik dan berjalan anggun keluar dari kamar
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more
PREV
1
...
282930313233
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status