Semua Bab Ketika Istriku Balik Melawan : Bab 21 - Bab 30

86 Bab

Bab 21 Merayakan Pernikahan

Seminggu kemudian, rumah Bima dipenuhi dengan suara tawa dan obrolan. Meja makan dipenuhi hidangan mewah, dari makanan pembuka hingga dessert yang menggugah selera. Bima berdiri di dekat pintu masuk, menyambut keluarganya yang datang satu per satu. Maya ikut menyambut di sebelahnya."Akhirnya kalian mengadakan perayaan seperti ini. Sudah lama sekali tidak ada acara keluarga di rumahmu, Bim," komentar Sulastri saat masuk ke dalam rumah."Iya, Ma. Ini untuk merayakan enam tahun pernikahan kami," ujar Bima dengan nada bangga. Dia melirik Maya dan menggenggam erat tangan istrinya itu."Kau pasti sangat menghargai istrimu," komentar Harjono sambil menuangkan minuman ke gelasnya. Bima tersenyum tipis. "Tentu saja, Pa. Maya pantas mendapatkan yang terbaik,""Bagus kalau kau mulai sadar, Bima. Istrimu sudah sangat sabar selama ini," timpal Sulastri.Maya sedikit tersipu. Selama menikah dengan Bima, Sulastri tidak pernah memujinya secara terang-terangan seperti ini."Gaunmu cantik sekali, Kak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 22 Keluarga Sempurna

Sulastri yang mendengar suara keras Nina dari ruang makan segera bangkit dan berjalan cepat ke arah pintu. Matanya melebar saat melihat Nina berdiri di luar dengan wajah penuh air mata.“Ada apa ini?” teriak Sulastri. Dia menghampiri Nina, sambil melirik Bima yang tampak kaku di ambang pintu.Nina menatap Sulastri dengan mata merah banjir air mata. “Tante ... aku hamil. Anak ini ... anak Bima!” serunya dengan suara yang bergetar.Sulastri membeku sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. “Apa? Apa maksudmu, Nina? Hamil? Anak Bima?”“Ya, Tante,” kata Nina, suaranya semakin lantang. “Kalau Tante tidak percaya, tanyakan saja padanya!” Dia menunjuk Bima dengan tangan gemetar.Sulastri menatap Bima, yang masih berdiri kaku. “Bima! Apa maksud semua ini? Apa yang Nina katakan benar?” tuntutnya.“Ma, ini bukan waktu atau tempat untuk membahas ini,” kilah Bima.“Jawab Mama, Bim!” desak Sulastri dengan mata melotot tajam.“Tante, aku tidak akan berdiri di sini jika bukan kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Bab 23 Buktikan Pada Mereka

Di lantai dua, Maya berdiri membeku di balik pagar tangga. Dia menggenggam erat pegangan kayu, mencoba menahan tubuhnya agar tidak limbung. Setiap kata yang keluar dari mulut Sulastri menusuk hatinya seperti pisau."Anak ... penerus ... keluarga sempurna," Kata-kata itu bergema di pikiran Maya.Maya mengepalkan tangannya, kuku-kukunya hampir menancap ke kulit. Napasnya tersengal, bukan karena lelah. Melainkan karena rasa marah dan kecewa yang begitu besar.Dia mengintip dari celah tangga, melihat Sulastri meninggalkan Bima di sofa. Lalu pria itu hanya terduduk dengan kepala tertunduk. Maya berharap, setidaknya Bima akan membelanya. Tapi tidak. Bima membiarkan ibunya mendikte kehidupan mereka.Tanpa menunggu lebih lama, Maya berbalik masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan suara pelan agar tidak menarik perhatian siapa pun. Namun, begitu pintu terkunci, dia melepaskan semua perasaannya. Air mata mengalir deras di pipinya, dan dia terduduk di lantai. Tubuhnya gemetar menahan emosi."Mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 24 Memberimu Kebahagiaan

“Bima?!” Nina menjerit. Dia mengguncang tubuh Bima yang tergeletak di lantai ruang tamu. “Apa yang terjadi? Kenapa kamu tidur di sini?"Bima mengusap wajahnya, mencoba mengumpulkan kesadaran. Tanpa menjawab pertanyaan Nina, dia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Nina mengikutinya, menatap Bima yang tampak begitu rapuh.“Kamu kenapa?” tanya Nina dengan wajah cemas.Bima berhenti di depan wastafel, menggenggam erat gelas yang dia pegang. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya dengan nada ketus.Nina mendekat, menyentuh lengan Bima dengan lembut. “Aku mencemaskanmu. Aku takut sesuatu terjadi di rumah,”Bima menepis tangannya dengan kasar. “Cemas? Harusnya kamu sadar, kamulah yang menyebabkan rumah ini hancur!”Mendengar itu, Nina tersentak. Wajahnya berubah masam. "Jadi sekarang semua ini salahku? Bim, kamu yang selalu bilang kalau kamu tidak bahagia dengan Maya. Kamu yang mendekati aku. Jangan menyalahkan aku untuk pilihan yang kamu buat sendiri,"Bima menatap Nina de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab 25 Selamanya

Sulastri tiba di rumah Bima dengan wajah marah dan penuh emosi. Dia langsung membuka pintu tanpa mengetuk, lalu masuk ke ruang tamu. Bima yang sedang duduk di sofa dengan kepala menunduk, segera berdiri saat mendengar keributan itu."Bima! Apa maksudnya ini?" seru Sulastri dengan nada tinggi. "Maya pergi dari rumah? Kamu membiarkan istrimu pergi begitu saja?!"Bima menghela napas panjang. “Kami bertengkar ... semuanya berantakan," jawabnya, sedikit terbata."Tentu saja semuanya berantakan! Kamu pikir istri mana yang tidak marah kalau suaminya menghamili wanita lain?!" Sulastri menatapnya tajam. "Maya itu istri yang baik dan tidak pernah menyusahkan. Kamu yang menghancurkan semuanya, Bima,""Ma, aku sudah berusaha memperbaiki semuanya. Aku bahkan membelikan Maya kalung berlian, mencoba untuk lebih perhatian ... tapi dia tetap memilih pergi," Bima mencoba membela diri, meski suaranya terdengar lemah. “Berlian?” Mata Sulastri melebar. "Tapi sejujurnya, aku tidak heran dia pergi. Wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 26 Tahu Sesuatu

Setelah sesi penuh gairah itu, Nina terbaring di sofa ruangan Bima dengan rambut yang berantakan dan senyuman puas. Sementara itu, Bima berdiri di dekat jendela, memunggunginya. Pria itu tampak gelisah.Nina menatap Bima sambil memainkan ujung rambutnya. "Kamu kelihatan tegang, Bima. Padahal, barusan kamu kelihatan sangat ... santai,"Bima tidak langsung menjawab. Dia menghela napas panjang, menatap keluar jendela. “Ini semua tidak benar,” Nina mendengus, lalu duduk sambil merapikan pakaiannya yang masih berantakan. “Kalau kamu benar-benar ingin memperbaiki pernikahanmu, kamu tidak akan bermain denganku. Tapi apa yang terjadi? Kamu tahu hanya aku yang bisa memuaskanmu, Bima,”Bima berbalik, menatap Nina dengan ekspresi muak. “Kamu selalu punya cara untuk menggodaku,”Nina tersenyum tipis, lalu berdiri dan melangkah mendekatinya. Kemudian dia melingkarkan lengannya di leher Bima.“Jujurlah pada dirimu sendiri, kamu tidak bisa melepaskan aku," bisik Nina, lalu menjilat leher Bima.Bima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 27 Memberikan Keturunan

Maya sedang duduk di sofa kecil di kamar hotelnya ketika ponselnya berdering. Melihat nama Hana di layar, dia segera menjawab panggilan itu."Halo, Han," sapanya dengan nada tenang."Maya! Kamu di mana sekarang?" Suara Hana terdengar kesal. "Tadi Bima datang ke kafe, marah-marah, nanya soal kamu. Kamu dimana, sih?"Maya terdiam sejenak, merasa bersalah. "Maaf, Han. Aku di Hotel Grand Vista, kamar 1204. Kalau kamu mau datang, aku jelaskan semuanya,"Tanpa banyak bicara lagi, Hana menutup telepon.***Sekitar setengah jam kemudian, Hana tiba di kamar Maya. Begitu pintu terbuka, dia langsung masuk dan menatap Maya dengan tangan bersilang di dada."Kamu pikir ini lucu, May?" omel Hana. "Pergi tanpa bilang apa-apa dan sekarang aku yang harus menghadapi suami kamu yang ngamuk-ngamuk di kafe?"“Maaf, Han,” Maya menundukkan kepalanya. “Aku memang tidak ingin merepotkanmu. Lagipula, aku butuh waktu sendirian,”Hana menghela napas panjang dan duduk di sofa di depan Maya. “Harusnya kamu tetap ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 28 Tidak Akan Bercerai

Saat Sulastri datang ke rumah Bima sore harinya, Bima sudah ada di rumah. Pria itu duduk murung sambil memainkan gelas di tangan. Bahkan tak menoleh ketika Sulastri masuk dengan cepat ke dalam rumah tanpa permisi.“Bim, Mama mau bicara sama kamu,” ucap Sulastri tegas.Bima menghela napas. “Ada apa lagi, Ma?”"Ini soal Maya," Sulastri langsung masuk ke topik utama. "Mama rasa sudah waktunya kamu berhenti mempertahankan pernikahan yang tidak ada gunanya ini,"Bima menatap ibunya dengan alis berkerut. “Apa maksud Mama? Maya tetap istriku!”Sulastri menyilangkan tangan, ekspresi wajahnya dingin. "Istri, tapi apa gunanya jika dia tidak bisa memberikan keturunan untukmu? Kamu tahu keluarga kita b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 29 Perubahan Maya

Di kamar hotel tempat Maya menginap, Hana duduk di sofa sambil menyeruput teh hangat. Maya berdiri di depan cermin, masih mengenakan pakaian kerja yang sederhana. Wajahnya tampak lelah, tapi raut mukanya bahagia.“May, kenapa kamu tidak mencoba ubah penampilan?” celetuk Hana. “Katamu, kamu ingin memulai hidup baru,”Maya menoleh, mengerutkan dahi. "Maksudmu? Penampilan aku kenapa? Aku rasa ini sudah cukup," Dia mematut diri di depan cermin.Hana tersenyum kecil sambil menggeleng. “Kalau kamu ingin meninggalkan masa lalumu, kamu juga harus meninggalkan gayamu yang lama,”Maya terlihat ragu. “Haruskah?”“Aku tidak bilang kamu harus dandan berlebihan atau pakai baju super mew
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Bab 30 Hak untuk Bicara

Reza melangkah maju, mencoba mengendalikan situasi. “Ini bukan tempat untuk membuat keributan. Jika Anda ingin berbicara dengan salah satu karyawan kami, Anda harus melakukannya dengan cara yang sopan,” Suara Reza menggelegar tegas.Bima menatap Reza dengan mata tajam. "Sopan? Aku suami Maya! Aku punya hak untuk bicara dengannya sekarang juga!"Maya akhirnya memberanikan diri untuk muncul dari balik tubuh Reza. "Apa yang kamu lakukan di sini, Bima?"Bima terlihat sedikit terkejut melihat penampilan baru Maya. Penampilan Maya yang kini berbeda—dengan pakaian elegan, rambut tertata rapi, dan aura percaya diri membuatnya terdiam sejenak. Namun, amarahnya tak mereda. Dia menunjuk Maya dengan penuh emosi.“Jadi sekarang kamu bekerja di sini? tanya Bima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status