Home / Rumah Tangga / Ketika Istriku Balik Melawan / Bab 22 Keluarga Sempurna

Share

Bab 22 Keluarga Sempurna

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2025-01-11 17:23:33

Sulastri yang mendengar suara keras Nina dari ruang makan segera bangkit dan berjalan cepat ke arah pintu. Matanya melebar saat melihat Nina berdiri di luar dengan wajah penuh air mata.

“Ada apa ini?” teriak Sulastri. Dia menghampiri Nina, sambil melirik Bima yang tampak kaku di ambang pintu.

Nina menatap Sulastri dengan mata merah banjir air mata. “Tante ... aku hamil. Anak ini ... anak Bima!” serunya dengan suara yang bergetar.

Sulastri membeku sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. “Apa? Apa maksudmu, Nina? Hamil? Anak Bima?”

“Ya, Tante,” kata Nina, suaranya semakin lantang. “Kalau Tante tidak percaya, tanyakan saja padanya!” Dia menunjuk Bima dengan tangan gemetar.

Sulastri menatap Bima, yang masih berdiri kaku. “Bima! Apa maksud semua ini? Apa yang Nina katakan benar?” tuntutnya.

“Ma, ini bukan waktu atau tempat untuk membahas ini,” kilah Bima.

“Jawab Mama, Bim!” desak Sulastri dengan mata melotot tajam.

“Tante, aku tidak akan berdiri di sini jika bukan kare
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 23 Buktikan Pada Mereka

    Di lantai dua, Maya berdiri membeku di balik pagar tangga. Dia menggenggam erat pegangan kayu, mencoba menahan tubuhnya agar tidak limbung. Setiap kata yang keluar dari mulut Sulastri menusuk hatinya seperti pisau."Anak ... penerus ... keluarga sempurna," Kata-kata itu bergema di pikiran Maya.Maya mengepalkan tangannya, kuku-kukunya hampir menancap ke kulit. Napasnya tersengal, bukan karena lelah. Melainkan karena rasa marah dan kecewa yang begitu besar.Dia mengintip dari celah tangga, melihat Sulastri meninggalkan Bima di sofa. Lalu pria itu hanya terduduk dengan kepala tertunduk. Maya berharap, setidaknya Bima akan membelanya. Tapi tidak. Bima membiarkan ibunya mendikte kehidupan mereka.Tanpa menunggu lebih lama, Maya berbalik masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan suara pelan agar tidak menarik perhatian siapa pun. Namun, begitu pintu terkunci, dia melepaskan semua perasaannya. Air mata mengalir deras di pipinya, dan dia terduduk di lantai. Tubuhnya gemetar menahan emosi."Mun

    Last Updated : 2025-01-12
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 24 Memberimu Kebahagiaan

    “Bima?!” Nina menjerit. Dia mengguncang tubuh Bima yang tergeletak di lantai ruang tamu. “Apa yang terjadi? Kenapa kamu tidur di sini?"Bima mengusap wajahnya, mencoba mengumpulkan kesadaran. Tanpa menjawab pertanyaan Nina, dia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Nina mengikutinya, menatap Bima yang tampak begitu rapuh.“Kamu kenapa?” tanya Nina dengan wajah cemas.Bima berhenti di depan wastafel, menggenggam erat gelas yang dia pegang. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya dengan nada ketus.Nina mendekat, menyentuh lengan Bima dengan lembut. “Aku mencemaskanmu. Aku takut sesuatu terjadi di rumah,”Bima menepis tangannya dengan kasar. “Cemas? Harusnya kamu sadar, kamulah yang menyebabkan rumah ini hancur!”Mendengar itu, Nina tersentak. Wajahnya berubah masam. "Jadi sekarang semua ini salahku? Bim, kamu yang selalu bilang kalau kamu tidak bahagia dengan Maya. Kamu yang mendekati aku. Jangan menyalahkan aku untuk pilihan yang kamu buat sendiri,"Bima menatap Nina de

    Last Updated : 2025-01-12
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 25 Selamanya

    Sulastri tiba di rumah Bima dengan wajah marah dan penuh emosi. Dia langsung membuka pintu tanpa mengetuk, lalu masuk ke ruang tamu. Bima yang sedang duduk di sofa dengan kepala menunduk, segera berdiri saat mendengar keributan itu."Bima! Apa maksudnya ini?" seru Sulastri dengan nada tinggi. "Maya pergi dari rumah? Kamu membiarkan istrimu pergi begitu saja?!"Bima menghela napas panjang. “Kami bertengkar ... semuanya berantakan," jawabnya, sedikit terbata."Tentu saja semuanya berantakan! Kamu pikir istri mana yang tidak marah kalau suaminya menghamili wanita lain?!" Sulastri menatapnya tajam. "Maya itu istri yang baik dan tidak pernah menyusahkan. Kamu yang menghancurkan semuanya, Bima,""Ma, aku sudah berusaha memperbaiki semuanya. Aku bahkan membelikan Maya kalung berlian, mencoba untuk lebih perhatian ... tapi dia tetap memilih pergi," Bima mencoba membela diri, meski suaranya terdengar lemah. “Berlian?” Mata Sulastri melebar. "Tapi sejujurnya, aku tidak heran dia pergi. Wanita

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 26 Tahu Sesuatu

    Setelah sesi penuh gairah itu, Nina terbaring di sofa ruangan Bima dengan rambut yang berantakan dan senyuman puas. Sementara itu, Bima berdiri di dekat jendela, memunggunginya. Pria itu tampak gelisah.Nina menatap Bima sambil memainkan ujung rambutnya. "Kamu kelihatan tegang, Bima. Padahal, barusan kamu kelihatan sangat ... santai,"Bima tidak langsung menjawab. Dia menghela napas panjang, menatap keluar jendela. “Ini semua tidak benar,” Nina mendengus, lalu duduk sambil merapikan pakaiannya yang masih berantakan. “Kalau kamu benar-benar ingin memperbaiki pernikahanmu, kamu tidak akan bermain denganku. Tapi apa yang terjadi? Kamu tahu hanya aku yang bisa memuaskanmu, Bima,”Bima berbalik, menatap Nina dengan ekspresi muak. “Kamu selalu punya cara untuk menggodaku,”Nina tersenyum tipis, lalu berdiri dan melangkah mendekatinya. Kemudian dia melingkarkan lengannya di leher Bima.“Jujurlah pada dirimu sendiri, kamu tidak bisa melepaskan aku," bisik Nina, lalu menjilat leher Bima.Bima

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 27 Memberikan Keturunan

    Maya sedang duduk di sofa kecil di kamar hotelnya ketika ponselnya berdering. Melihat nama Hana di layar, dia segera menjawab panggilan itu."Halo, Han," sapanya dengan nada tenang."Maya! Kamu di mana sekarang?" Suara Hana terdengar kesal. "Tadi Bima datang ke kafe, marah-marah, nanya soal kamu. Kamu dimana, sih?"Maya terdiam sejenak, merasa bersalah. "Maaf, Han. Aku di Hotel Grand Vista, kamar 1204. Kalau kamu mau datang, aku jelaskan semuanya,"Tanpa banyak bicara lagi, Hana menutup telepon.***Sekitar setengah jam kemudian, Hana tiba di kamar Maya. Begitu pintu terbuka, dia langsung masuk dan menatap Maya dengan tangan bersilang di dada."Kamu pikir ini lucu, May?" omel Hana. "Pergi tanpa bilang apa-apa dan sekarang aku yang harus menghadapi suami kamu yang ngamuk-ngamuk di kafe?"“Maaf, Han,” Maya menundukkan kepalanya. “Aku memang tidak ingin merepotkanmu. Lagipula, aku butuh waktu sendirian,”Hana menghela napas panjang dan duduk di sofa di depan Maya. “Harusnya kamu tetap ka

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 28 Tidak Akan Bercerai

    Saat Sulastri datang ke rumah Bima sore harinya, Bima sudah ada di rumah. Pria itu duduk murung sambil memainkan gelas di tangan. Bahkan tak menoleh ketika Sulastri masuk dengan cepat ke dalam rumah tanpa permisi.“Bim, Mama mau bicara sama kamu,” ucap Sulastri tegas.Bima menghela napas. “Ada apa lagi, Ma?”"Ini soal Maya," Sulastri langsung masuk ke topik utama. "Mama rasa sudah waktunya kamu berhenti mempertahankan pernikahan yang tidak ada gunanya ini,"Bima menatap ibunya dengan alis berkerut. “Apa maksud Mama? Maya tetap istriku!”Sulastri menyilangkan tangan, ekspresi wajahnya dingin. "Istri, tapi apa gunanya jika dia tidak bisa memberikan keturunan untukmu? Kamu tahu keluarga kita b

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 29 Perubahan Maya

    Di kamar hotel tempat Maya menginap, Hana duduk di sofa sambil menyeruput teh hangat. Maya berdiri di depan cermin, masih mengenakan pakaian kerja yang sederhana. Wajahnya tampak lelah, tapi raut mukanya bahagia.“May, kenapa kamu tidak mencoba ubah penampilan?” celetuk Hana. “Katamu, kamu ingin memulai hidup baru,”Maya menoleh, mengerutkan dahi. "Maksudmu? Penampilan aku kenapa? Aku rasa ini sudah cukup," Dia mematut diri di depan cermin.Hana tersenyum kecil sambil menggeleng. “Kalau kamu ingin meninggalkan masa lalumu, kamu juga harus meninggalkan gayamu yang lama,”Maya terlihat ragu. “Haruskah?”“Aku tidak bilang kamu harus dandan berlebihan atau pakai baju super mew

    Last Updated : 2025-01-14
  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 30 Hak untuk Bicara

    Reza melangkah maju, mencoba mengendalikan situasi. “Ini bukan tempat untuk membuat keributan. Jika Anda ingin berbicara dengan salah satu karyawan kami, Anda harus melakukannya dengan cara yang sopan,” Suara Reza menggelegar tegas.Bima menatap Reza dengan mata tajam. "Sopan? Aku suami Maya! Aku punya hak untuk bicara dengannya sekarang juga!"Maya akhirnya memberanikan diri untuk muncul dari balik tubuh Reza. "Apa yang kamu lakukan di sini, Bima?"Bima terlihat sedikit terkejut melihat penampilan baru Maya. Penampilan Maya yang kini berbeda—dengan pakaian elegan, rambut tertata rapi, dan aura percaya diri membuatnya terdiam sejenak. Namun, amarahnya tak mereda. Dia menunjuk Maya dengan penuh emosi.“Jadi sekarang kamu bekerja di sini? tanya Bima

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 112 Diam Saja

    “Saya ingin bertemu dengan Ibu Maya Anindita. Tolong sampaikan bahwa ini terkait dengan Pak Bima,” Arman menyebutkan nama dan tujuannya.Resepsionis itu mengangguk, lalu menghubungi seseorang melalui telepon internal. Tak lama, seorang asisten menghampiri Arman. Dan mempersilakannya masuk ke ruangan Maya.Ketika pintu terbuka, Arman melihat Maya yang sedang duduk di balik meja. Mengenakan blus putih dan blazer krem, tampak anggun seperti biasa.Maya mendongak, sedikit terkejut melihat kedatangan Arman. “Arman? Ada apa?”Arman melangkah masuk dan menutup pintu sebelum duduk di kursi di hadapan Maya. Dia menatap wanita itu dengan serius, lalu meletakkan map di atas meja.“Aku datang atas permintaan Bima,” kata Arman tanpa basa-basi.Maya menghela napas, menyandarkan punggungnya ke kursi. “Bima… bagaimana keadaannya?”“Dia sudah lebih baik. Tapi dia masih dalam pemulihan,” jawab Arman. “Dan salah satu hal pertama yang dia ingin selesaikan adalah soal rumah ini,”Maya mengerutkan kening.

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 111 Tak Punya Hak

    Siang itu, ketika Bima sedang beristirahat di ruang keluarga, bel rumah berbunyi. Nina yang kebetulan sedang di ruang tamu segera bangkit dan membuka pintu. "Arman!" seru Nina, matanya melebar. “Bima pasti senang melihatmu datang. Ayo masuk!”Arman mengangguk. "Aku dengar dia sudah pulang,"Nina mempersilakan Arman masuk. Dan pria itu segera melangkah ke dalam ruang keluarga. Begitu melihat Bima yang duduk bersandar di sofa dengan wajah masih pucat, sorot matanya langsung berubah serius.“Akhirnya kau pulang juga,” tukas Arman, tersenyum lega.Bima tersenyum tipis, mencoba duduk lebih tegak. "Aku belum sepenuhnya pulih, tapi setidaknya aku sudah di rumah,"Arman mendekat dan duduk di kursi di dekat Bima. “Jangan khawatir, semuanya masih aman," ucapnya. “Kau tidak perlu mencemaskan kantor,”Bima mengangguk, tetapi ada kegelisahan di matanya. "Aku perlu bicara denganmu nanti, soal keuangan dan … hal lainnya," ucapnya, lebih pelan dari sebelumnya.Arman menangkap nada serius dalam suara

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 110 Mengancam Raka

    “Sayang … !” Nina berseru dengan suara gemetar yang dibuat-buat. “Akhirnya kamu sadar! Aku begitu khawatir … ”Tanpa memberi kesempatan bagi Bima untuk bereaksi, Nina langsung duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangannya erat. Mata wanita itu berkaca-kaca, menatap suaminya.“Aku setiap hari berdoa untuk kesembuhanmu,” lanjutnya. “Aku tidak tahu harus bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu … ”Bima menatap Nina dengan tatapan kosong. Wajahnya masih pucat, tapi sorot matanya jelas-jelas penuh dengan kelelahan. Dia tidak langsung membalas genggaman Nina, membiarkan begitu saja tanpa benar-benar merespons.Nina mengusap lengan Bima lembut. “Aku rindu sekali … ” bisiknya. “Kamu tidak tahu betapa aku tersiksa selama ini. Aku selalu ada di rumah sakit untukmu … ”Bima masih diam. Ada sesuatu di dalam hatinya yang menolak kata-kata Nina. Ingatan samar saat dia koma perlahan kembali. Tentang suara Maya yang selalu ada di sampingnya, bukan Nina.“Mana Abi?” tanya Bima tiba-tiba.Nina terkesi

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 109 Kehilangan Segalanya

    Bima duduk bersandar di tempat tidur, tubuhnya masih lemah setelah sekian lama koma. Sudah beberapa hari sejak dia siuman, tetapi ada sesuatu yang berbeda. Maya tidak datang lagi.Awalnya dia berharap Maya hanya terlambat atau sedang sibuk dengan sesuatu. Namun, Maya tetap tidak muncul. Tidak ada sosok lembut yang duduk di samping ranjangnya, tidak ada senyuman hangat yang menyambut saat dia membuka mata."Maya tidak akan datang lagi, Bima," ucap Sulastri lembut. Seakan tahu kegelisahan Bima.Bima menegang. Hatinya seakan ditikam sesuatu yang tajam dan menyakitkan. “Oh iya?” sahut Bima dengan suara parau.Sulastri menarik napas panjang. “Dia sudah memilih jalan hidupnya. Dia akan menikah dengan Reza,"Bima terdiam. Matanya menatap lurus ke arah ibunya. Tetapi pikiran Bima melayang jauh. Ada sesuatu yang mencengkeram dadanya begitu erat, membuatnya sulit bernapas."Aku tidak percaya," Bima menggeleng pelan, suaranya bergetar. "Maya tidak akan meninggalkanku begitu saja … Tidak setelah

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 108 Tidak Tahu Diri

    Nina membuka pintu rumah dengan kasar. Dia masih dipenuhi amarah setelah apa yang terjadi di rumah sakit. Dadanya naik turun, emosinya masih menggelegak. Maya mengambil tempatnya. Bahkan Bima yang baru sadar pun menyebut nama Maya lebih dulu.Saat Nina melangkah masuk, suasana rumah tampak sunyi. Lampu-lampu temaram, menyorot ruangan dengan cahaya lembut. Namun begitu dia masuk lebih dalam, Nina langsung mendapati seseorang sudah menunggunya di sofa.Femil duduk dengan santai, salah satu kakinya bertumpu di atas meja. Sebatang rokok terselip di jari, asapnya melayang tipis di udara. Matanya menatap Nina dengan senyum licik."Akhirnya pulang juga," tukas Femil.Nina menggeram, melempar tasnya ke atas meja. Dia berjalan mendekat dengan wajah yang masih penuh kemarahan."Aku muak dengan semuanya!" pekik Nina. "Bima sadar, tapi yang pertama dia panggil adalah Maya! Dan semua orang berpihak padanya!"Femil menyeringai, lalu berdiri perlahan. Menghampiri Nina dengan langkah santai. "Bukanka

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 107 Air Mata Mengalir

    Maya berdiri di sudut ruangan, meremas kedua tangan. Seolah ingin menenangkan gejolak perasaannya sendiri. Sejak beberapa hari terakhir, dia nyaris tidak pernah meninggalkan rumah sakit. Hatinya terus dipenuhi kekhawatiran akan kondisi Bima. Namun kini, melihat perubahan yang terjadi, dadanya terasa sedikit lebih ringan.Matanya menatap sosok Bima yang masih terbaring di tempat tidur. Wajah Bima memang masih pucat, tapi napasnya jauh lebih stabil. Dan elektrokardiograf menunjukkan tanda-tanda yang lebih baik. Itu sudah cukup bagi Maya. Itu lebih dari cukup.Maya melangkah lebih dekat, berdiri di sisi ranjang Bima. Dia menatap wajah pria itu, mengingat bagaimana kondisinya saat pertama kali masuk rumah sakit. Saat itu, dia tidak tahu apakah Bima akan bertahan.Reza yang berdiri tak jauh darinya, memperhatikan ekspresi Maya. “Syukurlah, dia sudah membaik,” kata Reza lembut, tanpa nada cemburu.Maya menoleh. Dia mengangguk pelan. "Dia menyelamatkanku. Aku tidak mungkin bisa tenang kalau

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 106 Secara Bertahap

    Semua orang yang ada di dalam ruangan menatap Bima dengan ekspresi tak percaya. Sulastri menutup mulut dengan tangan, matanya berkaca-kaca. Dia bersyukur putranya akhirnya menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Tetapi di saat yang sama, dia tidak bisa mengabaikan nama yang baru saja disebut Bima.Reza hanya bisa berdiri diam di tempat. Rahangnya mengatup rapat. Hatinya terasa sesak, meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk tetap berpikiran jernih. Dia mempercayai Maya, tetapi mendengar nama tunangannya disebut dalam kondisi seperti ini membuat perasaan Reza campur aduk.Maya sendiri tampak terpaku di tempat. Wajahnya mendadak pucat, tangannya gemetar. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa."APA?" Semua mata langsung tertuju pada Nina. Dia melangkah maju, tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih."Apa yang barusan dia katakan?" ulangnya. "Kenapa dia menyebut nama wanita ini?"Tidak ada yang menjawab. Hanya suara elektrokardiograf yang terus berbunyi di latar bel

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 105 Fluktuasi

    Mereka berdua menoleh. Sulastri berdiri dengan ekspresi penuh amarah, sementara Reza berdiri tak jauh di belakangnya. Wanita tua itu menggenggam pergelangan tangan Nina yang hendak dia gunakan untuk menampar wajah Maya.Nina merasakan rahangnya mengeras. Dia merasa dikhianati. Semua orang tampak membela Maya. Dengan cepat dia menepis tangan Sulastri yang menahan tangannya.“Jangan seperti ini,” tegur Sulastri, geram. "Rumah sakit bukan tempatmu untuk melampiaskan amarah. Apa kamu lupa Bima sedang koma?”Nina mendengus tajam. Matanya berkilat penuh kemarahan. Dia berbalik menatap ibu mertuanya dengan ekspresi tidak percaya. "Aku istrinya! Aku berhak marah!” pekiknya. “Tapi sekarang Ibu malah yang membela Maya? Sejak kapan Ibu berpihak pada wanita ini?!" Dia menunjuk Maya dengan murka."Aku tidak membela siapa pun,” sambar Sulastri. Sama-sama emosi. “Maya ada di sini karena dia merasa berutang budi pada Bima. Dia mendonorkan darahnya saat keluarga belum ada yang datang. Apakah itu salah

  • Ketika Istriku Balik Melawan    Bab 104 Utang Nyawa

    Sulastri menggeleng pelan. “Aku yang salah. Aku tidak lihat jalan,”Alih-alih menanggapi, Reza mengambil kantong makanan yang tadi dia letakkan. “Maya belum makan sejak tadi. Saya membawakan ini untuknya,” katanya lalu mengangkat kantong itu.Sulastri memandang pria itu lebih lama. Seolah mencoba membaca hatinya. Ada sesuatu yang tulus dalam cara Reza berbicara, yang membuat Sulastri tak bergeming.Sulastri mengamati pria itu yang masih berdiri di sana, memegang kantong makanan untuk Maya. Wajah Reza tenang, tidak menunjukkan kemarahan seperti yang dia harapkan dari seorang pria yang seharusnya merasa tersaingi."Kenapa kamu diam saja saat Maya menunggui Bima?" tanya Sulastri tiba-tiba.Reza sedikit mengernyit. “Apa maksud Ibu?”"Kamu calon suami Maya, tapi justru membiarkan dia menjaga pria lain selama berhari-hari. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah menarik Maya pulang sejak lama," ujar Sulastri. Tatapannya tajam menelusuri wajah pria itu, mencari reaksi.Namun Reza tetap tenang.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status