Semua Bab Lembah Kaisar Takdir : Bab 11 - Bab 20

40 Bab

Bab 11: Ujian Kedua

Ketika Liu Feng melangkah ke arena berikutnya, suasana seketika berubah. Dinding batu yang semula dingin dan tenang kini tampak berdenyut, seolah memiliki kehidupan sendiri. Udara terasa berat dengan energi yang tidak kasat mata, membuat setiap tarikan napasnya terasa seperti perjuangan.Di hadapannya, berdiri sebuah patung raksasa yang menggambarkan sosok prajurit kuno. Patung itu memegang pedang yang panjangnya hampir tiga kali tinggi Liu Feng, dan matanya yang terbuat dari batu permata merah menyala seperti bara api. Rasanya seperti patung itu bisa hidup kapan saja, dan itu membuat Liu Feng merasakan tekanan yang luar biasa.Namun, ia tidak mundur. Ia tahu bahwa ini adalah bagian dari ujian kedua yang harus dilaluinya. Sambil mengatur napas, ia berjalan mendekati altar yang terletak di depan patung tersebut. Di atas altar itu, ada sebuah gulungan tua yang memancarkan cahaya lembut. Tapi saat Liu Feng mengulurkan tangannya untuk mengambil gulungan itu, suara keras bergema di seluruh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 12: Misi Pertama Liu Feng

Lorong itu panjang dan gelap, hanya diterangi oleh kilatan cahaya aneh yang berasal dari dinding-dinding batu. Udara di dalam lorong terasa tebal, seperti menyimpan rahasia yang telah terkubur selama ribuan tahun. Liu Feng melangkah dengan hati-hati, tangannya menggenggam erat gagang pedang kecil yang ia bawa. Suara langkah kakinya bergema, menciptakan kesan bahwa ia tidak sendirian di sana.Langkahnya terhenti saat ia melihat ukiran-ukiran misterius di dinding. Ukiran itu menggambarkan pertempuran besar antara manusia dan makhluk yang tidak dikenalnya—makhluk bertubuh besar dengan sayap dan mata yang memancarkan cahaya merah. Di tengah ukiran itu, terlihat sosok seorang lelaki yang memegang pedang bercahaya, tampak memimpin perlawanan.“Ini seperti gambaran legenda yang pernah diceritakan Shen Tao,” gumam Liu Feng, mencoba menganalisis apa yang ia lihat. Tapi sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari arah belakangnya.Liu Feng berbalik dengan cepat, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 13: Ujian Jalan Pedang

Liu Feng memandang ke depan, di mana sebuah gerbang batu besar berdiri kokoh di tengah jalan menuju gunung. Di atas gerbang itu, ukiran simbol pedang bercahaya keemasan seakan memanggil para calon murid untuk menghadapi ujian yang akan mengubah hidup mereka. Sebuah suara menggema di sekitar, suara Shen Tao, yang telah memandu Liu Feng sejak hari pertama di lembah ini. "Gerbang ini bukan sekadar pintu masuk. Ini adalah awal dari Jalan Pedang Bintang Teratai," kata Shen Tao, berdiri dengan sikap tenang di samping Liu Feng. "Di baliknya, setiap murid akan diuji bukan hanya dalam keterampilan pedang, tetapi juga dalam kemurnian hati dan tekad mereka." Liu Feng menarik napas panjang. Di sekitar gerbang, beberapa murid lain menunggu giliran mereka, wajah-wajah tegang menghiasi setiap sudut. Beberapa tampak berdoa, sementara yang lain hanya menatap kosong ke arah gerbang seolah mencoba memahami apa yang menanti di baliknya. "Jangan anggap remeh ujian ini," Shen Tao melanjutkan. "Banyak ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 14: Jejak Bayangan

Setelah keluar dari gerbang ujian, Liu Feng merasakan aura yang tidak biasa di udara. Langit di atas Lembah Kaisar Takdir tampak gelap meskipun matahari bersinar di kejauhan. Shen Tao, yang biasanya penuh ketenangan, kini berdiri dengan sorot mata yang tajam, seolah-olah ia merasakan ancaman yang tidak terlihat. "Guru," Liu Feng memulai, mencoba memahami situasi, "apakah ada yang salah?" Shen Tao tidak langsung menjawab. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya ke hutan yang mengelilingi gerbang. "Sesuatu telah masuk ke lembah," katanya perlahan. "Sesuatu yang tidak seharusnya berada di sini." Liu Feng mengikuti arah pandangan gurunya, tetapi tidak melihat apa pun kecuali pepohonan yang bergoyang pelan. "Apa itu, Guru?" Shen Tao menggeleng. "Belum jelas. Tapi energi ini... rasanya seperti sesuatu yang gelap dan berbahaya." Sebelum mereka bisa membahas lebih lanjut, suara langkah kaki terdengar mendekat. Salah satu murid senior dari Lembah Kaisar Takdir, Yu Wei, muncul dengan napas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 15: Rahasia di Balik Bayangan

Malam menjelang dengan cepat, meninggalkan Lembah Kaisar Takdir dalam keheningan yang penuh kewaspadaan. Setelah insiden dengan pria bertudung hitam, suasana di lembah berubah tegang. Para murid yang biasanya sibuk berlatih kini bergerak dengan lebih hati-hati, seolah-olah bayangan di sekitar mereka bisa menjadi musuh kapan saja.Liu Feng duduk di ruang meditasi kecil di dekat tebing, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, suara pertempuran sebelumnya terus terngiang di kepalanya. Ia memikirkan makhluk-makhluk bayangan itu, kekuatan gelap yang digunakan, dan terutama, pria bertudung yang seolah-olah tahu lebih banyak tentang dirinya daripada yang ia tahu sendiri.Tiba-tiba, Shen Tao masuk ke ruangan. Wajahnya serius, tetapi ada ketenangan yang biasanya menjadi ciri khasnya. "Liu Feng," katanya, memecah keheningan, "aku tahu pikiranmu penuh dengan pertanyaan. Ini waktunya kau mendapatkan beberapa jawaban."Liu Feng menatap gurunya dengan penuh perhatian. "Siapa pria itu, Guru? Apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 16: Tanda-Tanda Pengkhianatan

Hari-hari berlalu setelah serangan bayangan, tetapi ketegangan di Lembah Kaisar Takdir belum juga mereda. Shen Tao telah meningkatkan keamanan, dan para murid kini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk berpatroli di sekitar lembah. Liu Feng, meski masih lelah setelah pertempuran terakhir, tak pernah berhenti melatih dirinya. Ia tahu bahwa ancaman Penghancur Bayangan belum berakhir. Di sela-sela latihan, Liu Feng mulai memperhatikan hal-hal yang tampak tidak biasa di sekitarnya. Beberapa murid yang sebelumnya bersemangat kini terlihat gelisah. Mereka sering menghindari kontak mata dan berbicara dengan suara pelan ketika Shen Tao tidak ada. Awalnya, Liu Feng mengabaikan ini, mengira bahwa mereka mungkin masih trauma setelah serangan bayangan. Namun, intuisi di dalam dirinya mengatakan ada sesuatu yang lebih dari itu. Pada suatu malam, Liu Feng sedang berlatih teknik pernapasan di tepi danau kecil di dalam lembah. Suasana sunyi, hanya suara gemericik air yang terdengar. Tiba-tib
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 17: Persiapan Sebelum Badai

Fajar menyingsing di Lembah Kaisar Takdir, tapi ketenangan yang biasa menyertai pagi itu telah digantikan oleh rasa cemas. Liu Feng berdiri di pelataran utama, memandang ke arah lembah yang tampak seperti sedang menunggu sesuatu yang tak terelakkan. Setelah peristiwa malam sebelumnya, ia tahu bahwa setiap saat, musuh bisa menyerang. Di aula utama, Shen Tao telah mengumpulkan semua murid. Wajah sang guru penuh dengan ketegasan, tetapi ada kilatan kekhawatiran di matanya. "Kalian semua tahu situasi kita saat ini," katanya. "Pengkhianat telah berada di antara kita, dan musuh tidak akan menunggu lama sebelum melancarkan serangan berikutnya." Para murid bergumam, beberapa di antara mereka tampak ketakutan. Liu Feng berdiri di antara kerumunan, mendengarkan dengan serius. "Mulai hari ini, lembah akan berada dalam status siaga penuh," lanjut Shen Tao. "Patroli akan diperkuat, dan setiap orang harus siap menghadapi situasi darurat. Liu Feng, Mei Lin, kalian berdua akan ikut denganku untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 18: Rahasia yang Tersingkap

Angin dingin menyapu wajah Liu Feng saat ia berdiri membeku di tempatnya, memandang tanda tangan yang tertera di sudut kertas itu. Jantungnya berdetak kencang, dan pikirannya berkecamuk. Tidak mungkin ini benar, pikirnya, tetapi kenyataan di hadapannya tidak bisa diabaikan. Tanda tangan itu jelas milik Shen Tao. Seketika, berbagai pikiran menyerbu benaknya. Apakah ini hanya jebakan yang dirancang untuk memecah belah mereka? Ataukah ada rahasia yang selama ini disembunyikan oleh gurunya? Ia ingin menolak kebenaran yang terlihat jelas, tetapi nalurinya mengatakan bahwa ia harus mencari jawaban. Liu Feng menyembunyikan kertas itu di balik jubahnya dan kembali ke garis pertahanan. Di sana, pertempuran masih berlangsung sengit. "Kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi!" teriak salah satu murid, wajahnya dipenuhi keringat dan darah. Liu Feng mengambil alih komando. "Kita mundur ke posisi kedua! Fokus pada formasi pertahanan dan lindungi yang terluka!" Dengan perintahnya, kelompok kec
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 19: Bayangan Kebenaran

Liu Feng berdiri terpaku di tempatnya, menatap ke arah di mana Shen Tao menghilang. Kata-kata terakhir gurunya menggema di benaknya. Apa yang dimaksud Shen Tao? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini? Mei Lin, yang berdiri di sampingnya, tampak sama bingungnya. "Kita tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja," bisiknya, suaranya dipenuhi kegelisahan. Liu Feng mengangguk. "Aku tahu, tapi ini bukan saatnya bertindak tanpa rencana. Kita perlu mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi." Mereka kembali ke ruangan mereka masing-masing, tetapi tidur tidak menjadi pilihan. Liu Feng menghabiskan malam dengan mencoba menyusun potongan-potongan misteri ini. Ia tahu bahwa tindakannya harus tepat. Jika ia salah langkah, bukan hanya dirinya yang terancam, tetapi seluruh lembah. Keesokan paginya, suasana di lembah tampak lebih tegang dari biasanya. Para murid berbicara dengan nada pelan, saling berbisik tentang apa yang mungkin terjadi. Liu Feng merasa bahwa sesuatu sedang berubah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 20: Serangan yang Membakar Lembah

Ledakan besar itu mengguncang lembah hingga ke dasarnya. Asap mengepul dari reruntuhan aula utama, menutupi pandangan semua orang. Liu Feng terbatuk keras saat ia berusaha berdiri, tubuhnya terasa berat oleh puing-puing yang menghujaninya. “Liu Feng, kau baik-baik saja?” Suara Mei Lin terdengar, diikuti oleh bayangannya yang berlari mendekat. Ia membantu Liu Feng berdiri sambil memegangi lengannya yang sedikit berdarah. “Aku baik-baik saja. Tapi apa yang barusan terjadi?” Liu Feng bertanya sambil memandang ke sekeliling. Shen Tao, yang sebelumnya berdiri di depan aula, sekarang berada di sisi lain ruangan, dikelilingi oleh aura spiritualnya yang melindunginya dari dampak ledakan. Wajahnya terlihat tegang, seperti seseorang yang sudah mengetahui bahwa malapetaka ini akan datang. “Kalian semua, tetaplah bersama! Jangan berpencar!” Shen Tao berteriak, mencoba mengembalikan kendali di tengah kepanikan. Namun, sebelum ada yang sempat menanggapi, sosok-sosok berjubah hitam muncul dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status